Anggota Kelompok
12
Pemeriksaan Motorik dan Refleks
34 Pemeriksaan Sensibiltas
Ukuran Otot, Kekuatan Otot ,dan Tonus Otot serta 4 macam sensasi somatik, yaitu suhu,
Refleks Fisiologis dan Patologis nyeri, sikap, dan tekan
Pemeriksaan
Kesadaran
Kekuatan Otot
0
0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total
5 1 1 : Terdapat sedikit gerakan otot, namun tidak didapatkan
pada persendian
gerakan
4 2
diberikan
5 : Tak ada kelumpuhan (normal)
3
Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Pemeriksaan Pemeriksaan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Gerak +
Presentations.
I hope and I believe that this Template will
+ Gerak + +
your Time, Money and Reputation.
Tonus Normotonus Normotonus Tonus Normotonus Hipotonus
Tonus Fasik Tonus Postural
Trofi Eutrofi Eutrofi Trofi Eutrofi Hipotrofi
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Refleks Fisiologis Normal Normal Refleks Fisiologis
Presentations. Normal Menurun
I hope and I believe that this Template will
your Time, Money and Reputation.
Refleks Patologis - - Refleks Patologis - -
Klonus - - Klonus - -
Pemeriksaan Penunjang
01 Darah
• Leukosit normal/sedikit meningkat
• Serum antibodi akut dan konvalesens
• Peningkatan titer IgG 4x lipat atau titerIgM (+) pada
stadium akut
02 LCS
• 20-300 sel, predominant limfosit (lymphocytic
pleocytosis), glukosa normal, protein normal /sedikit
meningkat
03 Kultur Virus
Diagnosis pasti poliomeilitis ditegakkan berdasarkan isolasi
virus dari feses, faring, urin, ataupun cairan serebrospinal
(jarang). Isolasi virus, dilakukan dengan sampel tinja
terutama dalam waktu 2 minggu setelah kelumpuhan.
Pengeluaran virus terjadi secara intermiten sehingga sampai
diambil dua kali dengan selang waktu 24 jam. Sampel dari
faring dan cairan serebro spinalis kemungkinan positifnya
sedikit.
DIAGNOSIS KLINIS
Poliomyelitis
DIAGNOSIS TOPIS : CORNU ANTERIOR MEDULA SPINALIS
DIAGNOSIS ETIOLOGI : VIRUS POLIO
DIAGNOSIS BANDING
Terapi suportif:
1) Pasien harus dirawat di rumah sakit untuk sampai fase akut terlewati
2) Pemberian antipiretik dikarenakan dalam kasus pasien mengalami demam
3) Istirahat total untuk mencegah perluasan kelumpuhan selama fase akut
4) Bila fase akut telah terlewati dapat dilakukan fisioterapi pasif dan aktif untuk meminimalisir
kontraktur otot dan ankilosis sendi serta agar fungsi otot dapat dipertahanka senormal
mungkin
Pencegahan
5) Imunisasi polio
6) Kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan penularan poliomielitis
Terima kasih
Mohon bimbingannya, Dokter