Anda di halaman 1dari 267

PEMBAHASAN

TO 5 101-150
101
Tn. Fauzan, 34 tahun, datang dengan keluhan skrotum
dan kaki kiri membengkak. Selain itu, didapatkan juga urin
berwarna putih susu. Pengobatan yang tepat diberikan
adalah…
A. DEC 6mg/kgBB selama 12 hari dan Ivermectrin
150ug/kgBB selama 12hari
B. DEC 6mg/kgBB dosis tunggal dan Ivermectrin
150ug/kgBB selama 12hari
C. DEC 6mg/kgBB selama 12 hari dan Ivermectin
150ug/kgBB dosis tunggal
D. DEC 6mg/kgBB dosis tunggal dan Ivermectrin
150ug/kgBB dosis tunggal
E. DEC 6mg/kgBB dosis tunggal
101. C. DEC 6mg/kgBB selama 12 hari
dan Ivermectin 150ug/kgBB dosis tunggal

Keywords
• Tn. Fauzan, 34 tahun, skrotum dan kaki kiri membengkak.
• Urine berwarna putih susu.
• Diagnosis: filariasis

• Pengobatan yang tepat diberikan adalah …


Filariasis Limfatik
• Gejala dan tanda
• Demam
• Limfadenopati inguinal/ aksila
• Nyeri testis dan atau inguinal
• Eksfoliasi kulit
• Pembengkakan tungkai atau genital
• Kiluria (BAK susu)
Diagnosis
• Deteksi mikrofilaria dari
darah tepi pukul 22.00-
02.00
• USG  obstruksi
saluran limfatik
Terapi
• Obat yang saat ini digunakan untuk
pengobatan massal berdasarkan
kesepakatan global di bawah arahan
WHO adalah Dietilkarbamazin (DEC)
ditambah Albendazol diberikan dalam
dosis tunggal sekali setahun dan
diulang sekali setiap tahun selama lima
tahun di daerah endemis filariasis.
• DEC dapat dikombinasikan juga
dengan ivermectin

http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/treatment.html
http://emedicine.medscape.com/article/217776-medication#2
Dosis DEC-Ivermectin
• DEC adalah obat pilihan
untuk filariasis. Obat ini
membunuh mikrofilaria, akan
tetapi efeknya pada filaria
dewasa masih dipertanyakan.
• Albendazol sebagai
antihelmintes spektrum luas
dipakai untuk membunuh
mikrofilaria dan filaria dewasa.
• Ivermectin juga merupakan
mikro- dan makrofilarisida.
Dosis: 150 mcg/kgBB.

file:///C:/Users/HP/Downloads/buletin-filariasis.pdf
http://emedicine.medscape.com/article/217776-medicatio
n#2
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. DEC 6mg/kgBB selama


12hari dan Ivermectin
150ug/kgBB dosis tunggal
102
Tn. Mattalatta, 45 tahun, datang ke praktik dokter umum
untuk kontrol penyakit DM yang telah dideritanya selama
3 bulan. Pasien datang dengan membawa hasil
pemeriksaan laboratorium terakhir berupa GDP 221
mg/dL, GD2PP 440 mg/dL, dan kolesterol total 250
mg/dL. Pasien telah mendapatkan terapi metformin 3 ×
500 mg, dan juga edukasi mengenai gaya hidup & pola
makan (diet) DM. Apa terapi lanjutan yang paling tepat
diberikan pada pasien ini?
A. Tambahkan Sulfonilurea atau Insulin Basal
B. Naikkan dosis Metformin menjadi 2 x 850 mg
C. Tambahkan Sulfonilurea dan DPP 4 inhibitor
D. Tambahkan Sulfonilurea dan Alfa-glukosidase Inhibitor
E. Tambahkan Alfa-glukosidase Inhibitor 3 x 50 mg
102. A. Tambahkan Sulfonilurea atau Insulin
Basal
Keywords
• Tn. Mattalatta, 45 tahun, kontrol DM, sejak 3 bulan lalu.
• Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir: GDP 221 mg/dL,
GD2PP 440 mg/dL, dan kolesterol total 250 mg/dL 
insufisiensi insulin relatif basal dan post-prandial
• Pasien telah mendapatkan terapi metformin 3 × 500 mg,
dan juga edukasi mengenai gaya hidup & pola makan
(diet) DM.
• DM tipe 2 dengan GD tidak terkontrol

• Apa yang selanjutnya mesti dilakukan untuk


menegakkan diagnosis?
Obat Hipoglikemik Oral
Alur Pengelolaan DM Tipe 2
Pilihan Lain
• A. Tambahkan Sulfonilurea  pengontrol GD post -
prandial; atau Insulin Basal  pengontrol GD puasa
• B. Naikkan dosis Metformin menjadi 2 x 850 mg 
meningkatkan sensitivitas insulin, diperkirakan tidak
cukup mengontrol GD
• C. Tambahkan Sulfonilurea dan DPP 4 inhibitor 
keduanya cenderung hanya mengontrol GD post prandial
• D. Tambahkan Sulfonil urea dan Glukosidase Alfa Inhibitor
 keduanya cenderung hanya mengontrol GD post
prandial
• E. Tambahkan Glukosidase Alfa Inhibitor 3 x 50 mg 
cenderung hanya mengontrol GD post prandial
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Tambahkan Sulfonilurea
atau Insulin Basal
103
Ny. Athirah, 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan lengan kiri atasnya terasa membengkak. Dua
tahun yang lalu pasien pernah menjalani mastektomi
radikal payudara kiri atas indikasi kanker payudara. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda kekambuhan
tumor payudara tersebut. Apakah kemungkinan kelainan
yang dialami pasien ini sekarang?
A. Inflamasi kronik
B. Limfangioma
C. Limfedema
D. Tromboflebitis
E. Vena varikosa
103. C. Limfedema
Keywords
• Ny. Athirah, 40 tahun, lengan kiri atasnya terasa
membengkak.
• Dua tahun yang lalu menjalani mastektomi radikal
payudara kiri atas indikasi kanker payudara.
• Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda
kekambuhan tumor payudara tersebut.

• Apakah kemungkinan kelainan yg diderita pasien ini


sekarang?
Limfedema dan Keganasan
• Pembengkakan jaringan ikat akibat obstruksi aliran
limfa.
• Keganasan dapat mengakibatkan limfedema. Obstruksi
dapat terjadi akibat metastasis kanker atau akibat diseksi
radikal nodus limfa.
• Sistem limfa sebenarnya dapat beregenerasi dengan
baik, tapi adanya fibrosis atau jaringan parut dapat
menyebabkan terbentuknya limfedema.
• Area yang paling sering terkena adalah aksila, akibat dari
mastektomi dan diseksi radikal dari kanker payudara.
Pilihan Lain
• A. Inflamasi kronik  tanda-tanda inflamasi
• B. Limfangioma  biasanya muncul pada anak-anak,
tidak ada faktor predisposisi, abnormalitas muncul pada
beberapa tempat
• D. Tromboflebitis  thrombus pada vena (biasanya
disertai tanda inflamasi)
• E. Vena varikosa  varises, pelebaran pembuluh vena
superficialis.
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Limfedema
104
An. Arung Palakka, 7 tahun, datang diantar ibunya
dengan keluhan diare dan berat badan tidak naik.
Pemeriksaan fisik anak tampak lemah. Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan organisme berinti satu, letak di
sentral, dan terdapat eritrosit. Apa penyebab kasus pada
anak tersebut?
A. Ancylostoma duodenale
B. Entamoeba histolytica
C. Ancylostoma braziliens
D. Necator americanus
E. Sarcoptes scabei
104. B. Entamoeba histolytica
Keywords
• An. Arung Palakka, 7 tahun, keluhan diare dan berat
badan tidak naik. Lemah.
• Pada pemeriksaan penunjang ditemukan organisme
berinti satu, letak di sentral, dan terdapat eritrosit.

• Apa penyebab kasus pada anak tersebut?


Pilihan Lain
• A. Ancylostoma duodenale
• C. Ancylostoma braziliens
• D. Necator americanus
• E. Sarcoptes scabei
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Entamoeba histolytica
105
An. Luca, 5 tahun, datang dengan keluhan lemas. Pasien
juga mengeluh sering mimisan dan tidak bisa berdiri
karena nyeri di lutut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 7.9 g/dL, leukosit 78.000/µL, dan
trombosit 45.000/µL. Sel blast positif dan terdapat
gambaran auer rod. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
A. Leukemia limfositik akut
B. Leukemia limfositik kronik
C. Leukemia mieloid akut
D. Leukemia myeloid kronis
E. Leukemia limfoblas akut
105. C. Leukimia myeloid akut
Keywords
• An. Luca, 5 tahun, keluhan lemas. Pasien juga mengeluh
sering mimisan dan tidak bisa berdiri karena nyeri di
lutut.
• PF: konjungtiva anemis.
• Laboratorium: Hb 7.9 g/dL, leukosit 78.000/µL, dan
trombosit 45.000/µL. Sel blast 26% dan terdapat
gambaran auer rod.

• Apakah diagnosis pada kasus diatas?


Analisis
• Anemia, trombositopenia, dan leukositosis adalah trias
leukemia.
• Pemeriksaan bone marrow dapat membedakan kedua
pilihan tersebut, namun tidak ada di pilihan
• Dari epidemiologi usia, lebih mengarah pada leukemia
akut. Oleh karena itu, dilakukan hapus darah tepi
untuk melihat blast.
• Diagnosis: blast >20% (Harrison) / 30% (PPM IPD
FKUI) di bone marrow / blood
http://www.medical-labs.net/aml-cml-all-cll-comparision-188
7/
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Leukimia myeloid akut


106
Ny. Eka, 30 tahun, datang dengan benjolan di leher,
berdebar-debar, gemetaran, dan gangguan menstruasi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital dalam batas
normal, benjolan di leher permukaan rata, kenyal, tidak
ada nyeri tekan, bruit (+). Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan fT4 25.78 dan TSHs 0.001. Terapi yang
tepat diberikan pada pasien adalah…
A. Injeksi antibiotic
B. Injeksi etanol
C. Tiroidektomi total
D. PTU
E. Tiroidektomi parsial
106. D. PTU
Keywords
• Ny. Eka, 30 tahun, benjolan di leher, berdebar-debar,
gemetaran, dan gangguan menstruasi.
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas normal,
benjolan di leher permukaan rata, kenyal, tidak ada
nyeri tekan, bruits (+).
• Laboratorium menunjukkan FT4 25.78 dan TSHs 0.001.

• Terapi yang tepat diberikan pada pasien adalah …


Terapi hipertiroid
• Obat-obatan anti tiroid : PTU dan metimazole. PTU memiliki
efek samping kerusakan hati lebih tinggi dibanding metimazole.
PTU umum apabila penggunaan metimazole tidak dapat
ditoleransi dan juga pada ibu hamil trimester pertama.
• Radioaktif iodine : I131, menyebabkan pengecilan kelenjar
tiroid
• Beta blocker : untuk menurunkan tekanan darah dan
mencegah palpitasi. Propranolol adalah obat pilihan untuk
melawan aksi perifer hormon tiroid. Propranolol
menghambat reseptor beta-adrenergik dan mencegah
konversi T4 menjadi T3
• TIROIDEKTOMI : dilakukan apabila gagal dengan
medikamentosa
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. PTU
107
Nn. Indah, 19 tahun, dibawa ke IGD RS karena
penurunan kesadaran. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD 110/70 mmHg, laju nafas 32 kali/menit, denyut nadi
120 kali/menit, dan suhu 38°C. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan GDS 360 mg/dL dan keton urin (+3). Obat
apa yang digunakan untuk menurunkan gula darah pada
pasien tersebut?
A. Sulfonilurea
B. Metformin
C. Acarbose
D. Insulin
E. Glimepiride
107. D. Insulin
Keywords
• Nn. Indah, 19 tahun, penurunan kesadaran.
• Pemeriksaan fisik: TD 110/70 mmHg, laju nafas 32
kali/menit, denyut nadi 120 kali/menit, dan suhu 38 °C.
• Laboratorium: GDS 360 mg/dL dan keton urin (+3).

• Obat apa yang digunakan untuk menurunkan gula darah


pada pasien tersebut?
Konsensus DM 2011
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Insulin
108
Ny. Virna, 27 tahun, datang dengan keluhan tidak
sadarkan diri sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya, pasien
sering mengalami demam, sulit tidur sejak 1 tahun lalu,
dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tidak sadar, TD 80/60, denyut nadi 100
kali/menit, laju nafas 22 kali/menit, dan suhu 40.1 °C.
Terdapat benjolan pada leher depan berbatas tegas.
Tatalaksana awal yang diberikan segera adalah…
A. Rehidrasi
B. Antibiotik
C. Anti-tiroid
D. Adrenalin IV
E. Antipiretik
108. A. Rehidrasi
Keywords
• Ny. Virna, 27 tahun, tidak sadarkan diri sejak 2 hari yang
lalu.
• Sebelumnya, pasien sering mengalami demam, sulit
tidur sejak 1 tahun lalu, dan penurunan berat badan.
• Pemeriksaan fisik didapatkan tidak sadar, TD 80/60,
denyut nadi 100 kali/menit, laju nafas 22 kali/menit,
dan suhu 40.1 °C. Terdapat benjolan pada leher depan
berbatas tegas.

• Tatalaksana awal yang diberikan adalah …


Badai tiroid (krisis tiroid)
• Komplikasi hipertiroidisme, terjadi pada pasien yang
tidak mendapat terapi adekuat. Biasanya dipicu oleh
pembedahan, infeksi, atau trauma.
• Badai tiroid dapat didiagnosis segera secara klinis
karena pemeriksaan lab membutuhkan waktu.
• Gejala badai tiroid (thyroid storm)  hipermetabolik:
demam tinggi, takikardi, mual dan muntah, gemetar,
agitasi, dan psikosis/delirium, bahkan terjadi
penurunan kesadaran dengan hipotensi.
• Terapi: penanganan suportif, seperti penanganan syok
diutamakan terlebih dahulu, termasuk oksigenasi dan
rehidrasi. Kemudian pemberian antitiroid, PTU.
Medscape, keyword: thyroid storm
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Rehidrasi
109
Tn. Azhary, 60 tahun, datang dengan penurunan
kesadaran, terpasang kateter foley sejak seminggu yang
lalu karena kesulitan BAK. Pemeriksaan fisik
menunjukkan TD 70/40 mmHg, tidak respons terhadap
terapi cairan, denyut nadi 110 kali/menit, laju nafas 24
kali/menit, dan suhu 38,5 °C. Pemeriksaan lain dalam
batas normal. Diagnosis yang tepat pada pasien di atas
adalah …
A. SIRS
B. Sepsis
C. Sepsis berat
D. Syok septik
E. Disfungsi multiorgan
109. D. Syok septik
Keywords
• Tn. Azhary, 60 tahun, penurunan kesadaran,
terpasang kateter foley sejak seminggu yang lalu
karena kesulitan BAK.
• PF: TD 70/40 mmHg (tidak respons terhadap terapi
cairan), denyut nadi 110 kali/menit, laju nafas 24
kali/menit, dan suhu 38,5 °C. Pemeriksaan lain
dalam batas normal.

• Diagnosis yang tepat pada pasien diatas adalah …


Sepsis
• SIRS (≥2 kriteria berikut)
• Temperature >38.5ºC or <35ºC
• Heart rate >90 beats/min
• Respiratory rate >20 breaths/min or PaCO2 <32 mmHg
• WBC >12,000 cells/mm3, <4000 cells/mm3, or >10 percent
immature (band) forms
• Sepsis: SIRS + bukti infeksi (kultur atau hasil lab)
• Syok Sepsis: Syok + Sepsis
• MOD (Multi Organ Damage): terdapat bukti kegagalan
beberapa organ

http://emedicine.medscape.com/article/234587-overview
Management

R. Sinto, K.C. Lie. June 2015 Crit Care Med 2013;41:580-637


Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Syok septik
110
Tn. Faisal, 21 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan
demam sejak 8 hari yang lalu. Demam dirasakan semakin
hari semakin meningkat, panas membaik ketika pagi hari
dan meningkat ketika sore atau malam hari, namun sejak
2 hari ini keluhan demam dirasakan terus-menerus.
Pemeriksaan fisik menunjukkan TD 120/80 mmHg, denyut
nadi 70 kali/menit, laju nafas 18 kali/menit, dan suhu 38
°C, didapatkan lidah kotor dengan tepi hiperemis, dan
terdapat nyeri tekan ileosekal. Pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis pada pasien di atas adalah ...
A. Tes widal
B. Kultur tinja
C. IgG dengue
110. A. Tes widal
Keywords
• Tn. Faisal, 21 tahun, demam sejak 8 hari yang lalu.
• Demam dirasakan semakin hari semakin meningkat, panas
membaik ketika pagi hari dan meningkat ketika sore atau
malam hari, namun sejak 2 hari ini keluhan demam
dirasakan terus-menerus.
• PF: TD 120/80 mmHg, denyut nadi 70 kali/menit, laju nafas
18 kali/menit, dan suhu 38 °C, didapatkan lidah kotor
dengan tepi hiperemis, dan terdapat nyeri tekan ileosekal.

• Pemeriksaan penunjang?
Demam Tifoid
• 96% kasus demam tifoid disebabkan S.typhii, sisanya
disebabkan oleh S.paratyphi.
• Kuman masuk melalui makanan/minuman, setelah
melewati lambung kuman mencapai ileum hingga
mencapai plaque Peyeri.
Anamnesis
• Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu
tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua
demam terus-menerus tinggi
• Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi,
anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi,
muntah, perut kembung
• Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan
kesadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan Fisis
• Gejala klinis bervariasi dari yang ringan hingga berat
dengan komplikasi
• Kesadaran menurun, delirium, sebagain besar anak
mempunyai lidah tifoid yaitu kotor di bagian tengah dan
hiperemis di bagian pinggir
• Meteorismus
• Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
• DPL : anemia (umumnya karena supresi sumsum tulang,
defisiensi Fe, atau perdarahan usus), leukopenia, dan
trombositopenia
• Serologi
- Widal : kenaikan titer S.typhi titer 1:200 atau kenaikan 4x
titer fase akut ke fase konvalesens (biasanya dilakukan pada
minggu-2)
- Kadar IgM (tubex) dan IgG (typhi dot)
• Biakan salmonella : biakan darah terutama pada minggu 1-2
dari perjalanan penyakit
• Foto abdomen apabila diduga terjadi komplikasi
intraintestinal seperti perforasi usus (bayangan
radiolusen/udara bebas di daerah hepar)
http://idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf
Tatalaksana Tifoid
• Antibiotik pada ANAK
- Kloramfenikol (DOC) : 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV dibagi
dalam 4 dosis selama 10-14 hari
- Amoksisilin 100mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari
- Kotrimoksasol 6mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari
- Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, intravena atau intramuskular;
sekali sehari, selama 5 hari
- Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10
hari

- Steroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan


kesadaran. Deksametason 1-3mg/KgBB/hari intravena dibagi 3
dosis hingga kesadaran membaik

- Antibiotik pada DEWASA : floroquinolon (ciprofloxacin)


Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Tes widal
111
Ny. Irma, 24 tahun, datang dengan keluhan kemerahan
berbatas tegas pada punggung tangan dan sela-sela jari
tangan, terutama setelah mencuci. Pada pemeriksaan
fisik lesi teraba hangat dan tidak didapatkan nyeri tangan.
Reaksi apa yang mendasari terjadinya keluhan tersebut?
A. Reaksi hipersensitivitas tipe I
B. Reaksi hipersensitivitas tipe II
C. Reaksi hipersensitivitas tipe III
D. Reaksi hipersensitivitas tipe IV
E. Reaksi hipersensitivitas tipe I dan II
111. D. Reaksi hipersensitivitas tipe IV

Keywords
• Ny. Irma, 24 tahun, keluhan kemerahan
berbatas tegas pada punggung tangan dan
sela2 jari tangan, terutama setelah mencuci.
• Pemeriksaan fisik lesi teraba hangat dan tidak
didapatkan nyeri tangan.
Dermatitis kontak

• Reaksi apa yg mendasari terjadinya keluhan


tersebut?
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Reaksi hipersensitivitas tipe


IV
112
Ny. Mekar, 30 tahun, mengeluh lesu, lemas, dan urin
berwarna hitam, seperti teh, sejak 2 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
sklera subikterik, dan splenomegali. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 7.3 g/dL, retikulosit 3%, sferosit
(+), dan coombs test (+). Apakah diagnosis pada kasus
pasien diatas?
A. Anemia pernisiosa
B. Anemia defisiensi besi
C. Anemia aplastik
D. Anemia hemolitik
E. Anemia asam folat
112. D. Anemia hemolitik
Keywords
• Ny. Mekar, 30 tahun, lesu, lemas, dan urin
berwarna hitam, seperti teh, sejak 2 minggu
yang lalu.
• Pemeriksaan fisik: konjungtiva anemis, sclera
subikterik, dan splenomegali.
• Laboratorium: Hb 7.3 g/dL, retikulosit 3%,
sferosit (+), dan coombs test (+).

• Apakah diagnosis pada kasus pasien diatas?


• Anemia hemolitik adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan
memendeknya usia sel darah merah. Biasanya terdapat kelainan
intrakorpuskular atau ekstrakorpuskular sehingga rentang hidup eritrosit
menjadi terbatas

• Intrakorpuskular
• Gangguan membran eritrosit (membranopati)
• Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): defisiensi G6PD
• Gangguan hemoglobin : thalasemia
• Ekstrakorpuskular
• Autoimun
• Makroangiopatik
• Terjadi peningkatan bilirubin serum

Referensi : D.S.Gillent ,A.J.Bellingham ;Haemolytlc Anemias ,in.


Clinical Haematology ,Edited by ; Christopher
A.Ludlam ,ELBS ,with Churchill Livingstone ,LowPriced Edition
Tanda dan Gejala Anemia Hemolitik Autoimun
• Lemas , mual, nyeri ulu hati
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, hepatosplenomegali

Hasil lab :
1. Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat:
bilirubin, urobilinogen, sterkobilinogen feses meningkat
2. Retikulositosis
3. Morfologi anemia ini pada umumnya ialah normokromik
normositer dan juga terdapat peningkatan retikulosit
4. Tes Coombs positif.
Pilihan Lain
• A. Anemia pernisiosa  defisiensi B12, anemia
makrositik, ikterik (-)
• B. Anemia defisiensi besi  anemia mikrositik hipokrom,
ikterik (-)
• C. Anemia aplastic  ketiga jalur berkurang (anemia,
leukopenia, trombositopenia)
• E. Anemia asam folat  anemia makrositik, ikterik (-)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Anemia hemolitik
113
An. Hasan, 10 tahun, datang dengan keluhan lesu dan
pucat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital dalam
batas normal, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, dan
hepatosplenomegali (-). Pada pemeriksaan darah tepi
didapatkan sel pensil dan sel target. Pemeriksaan
penunjang berikutnya yang tepat dilakukan untuk
menunjang diagnosis adalah…
A. SI, TIBC, Ferritin
B. Coombs test
C. Hb elektroforesis
D. Kadar B12
E. Kadar asam folat
113. A. SI, TIBC, Ferritin
Keywords
• An. Hasan, 10 tahun, lesu dan pucat.
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, konjungtiva anemis, sklera anikterik,
dan hepatosplenomegali (-).
• Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan sel
pensil dan sel target.

• Pemeriksaan penunjang?
Anemia
• Pendekatan awal dalam hal pucat/anemia adalah
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium yang cukup bermanfaat adalah
nilai morfologi eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC) serta
hitung retikulosit
• Hal-hal lain yang biasanya diperhatikan dalam pemeriksaan
eritrosit:
• Ukuran: normositik, mikrositik, makrositik
• Derajat hemoglobinisasi (berdasarkan warna): normokrom, hipokrom
• Bentuk
• Indikatornya:
• MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter  μm3)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
• MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah dengan volume
tertentu (g/dl)
• RDW: koefisien variasi volume sel darah merah.
Ukuran
• Anemia mikrositik : defisiensi Fe, thalassemia, penyakit
kronik (gangguan utilisasi Fe), anemia hemolitik.
• Anemia normositik : perdarahan akut, anemia penyakit
kronik, anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik : defisiensi folat, defisiensi B12
Beberapa kelainan morfologi eritrosit
• Thalassemia: sel target, berinti, basophilic stipping dan
leukosit imatur
• Defisiensi G6PD: bite cells
• Anemia defisiensi besi: sel pensil
• Leukemia: leukositosis abnormal dan sel blast
Pendekatan Berdasarkan Penyakit
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom,
Serum Iron ↓, Feritin↓, TIBC ↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
• Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat
sel target dan anisopoikilositosis(bentuk sel bermacam-macam
karena lisis), Bilirubin indirek ↑. Ikterik, splenomegali. Biasanya
karena thalassemia. Pemeriksaan tambahan : elektroforesis Hb.
• Anemia karena keganasan (Leukemia) : Pansitopenia, leukosit
meningkat namun abnormal. Blast +, hepatomegali. Pemeriksaan
tambahan : Bone Marrow Puncture (BMP). Tx : kemoterapi.
• Anemia aplastik : Pansitopenia. Tidak ada organomegali.
Pemeriksaan tambahan : BMP – gambaran hipoplastik.
• Anemia penyakit kronis (infeksi kronis) : Karena gangguan utilisasi
besi. Anemia mikrositik hipokrom
• Anemia karena penyakit ginjal kronis (CKD): anemia normositik
normokrom karena gangguan produksi eritropoietin
• Anemia perdarahan : Normositik normokrom.
• Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada post-op
gastrointestinal), asam folat, liver disease
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. SI, TIBC, Ferritin


114
An. Ali, 7 tahun, dibawa ibunya dengan keluhan rewel dan
lesu. Ibu pasien juga mengaku berat badan pasien tidak
naik. Pemeriksaan fisik menunjukkan gizi kurang.
Ditemukan telur cacing dengan morfologi dinding telur 3
lapis, dan berisi ovum. Organisme penyebab kondisi
pasien diatas adalah…
A. Necator americanus
B. Ancylostoma duodenale
C. Ascaris lumbricoides
D. Taenia saginata
E. Taenia solium
114. C. Ascaris lumbricoides
Keywords
• An. Ali, 7 tahun, rewel dan lesu. Berat badan pasien
tidak naik.
• Pemeriksaan fisik: gizi kurang, konjungtiva anemis,
dan perut tampak membuncit.
• Pada pemeriksaan tinja: telur cacing berukuran 40 x 60
mikrometer dengan dinding telur 3 lapis, dan berisi
ovum.

• Organisme penyebab kondisi pasien?


Nematoda/ Hookworm
Ascaris N.americanus/ A. Trichuris
lumbricoides duodenale trichiuria
Living site Small intestine Small intestine Large intestine
Diagnostic Egg Egg Unembryonated
egg
Infective Egg Larva filariform/ L3 Embryonated egg
Route Ingested Penetrate the skin Ingested
Treatment Albendazole Albendazole Albendazole
Mebendazole Mebendazole Mebendazole
Ivermectin Pirantel Pamoat Ivermectin
Gambaran Klinis Khas Cacing
Lain
• Taeniasis : nausea (mual), badan lemah, berat badan
menurun, nafsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi
(sukar buang air besar),diare. Proglotid, riwayat makan
daging sapi
• Ascaris  Muntah dan BAB cacing
• Enterobius  pruritus nokturna, autoinfeksi
• Trichuris  prolaps rektum

http://emedicine.medscape.com/article/
228392-overview
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Ascaris lumbricoides
115
Tn. Ridwan Kamil, 52 tahun, datang dengan keluhan penurunan berat
badan sejak 3 bulan lalu. Keluhan disertai peningkatan nafsu makan
dan BAK malam 5 kali/hari. Urin banyak namun tidak nyeri dan tidak
keruh. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sela paha dan
kesemutan pada kedua tungkai. Pasien merupakan seorang perokok.
Pemeriksaan fisik menunjukkan IMT 29.7 kg/m2, TD 160/90 mmHg,
tanda vital lain dalam batas normal. Pulsasi a. dorsalis pedis dan a.
tibialis posterior teraba lemah. Pemeriksaan GDS 220 mg/dl. Pasien
sebelumnya belum pernah minum obat antidiabetik. Tatalaksana
yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah…
A. Insulin
B. Sulfoniluria
C. Biguanid
D. Akarbosa
E. DPP-4 inhibitor
115. C. Biguanid
Keywords
• Tn. Ridwan Kamil, 52 tahun, penurunan berat badan sejak 3
bulan lalu. Keluhan disertai peningkatan nafsu makan dan
BAK malam 5 kali/hari. Urin banyak namun tidak nyeri dan
tidak keruh. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sela paha
dan kesemutan pada kedua tungkai. Pasien merupakan
seorang perokok.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan IMT 29.7 kg/m2, TD 160/90
mmHg, tanda vital lain dalam batas normal. Pulsasi a. dorsalis
pedis dan a. tibialis posterior teraba lemah. Pemeriksaan GDS
220 mg/dl.

• Tatalaksana yang paling tepat?


Biguanid (Metformin)
Obat Hipoglikemik Oral
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Biguanid
116
Ny. Putri, 35 tahun, datang dengan keluhan benjolan di leher. Pasien
juga mengeluh demam, nyeri tenggorokan, dan sulit menelan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, denyut nadi 120
kali/menit, laju nafas 22 kali/menit, dan suhu 38.5 °C, didapatkan
struma difus pada leher yang nyeri jika ditekan, dan pembesaran
kelenjar limfa submandibular. Diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut adalah…
A. Tiroiditis hasimoto
B. Tiroiditis akut
C. Struma nodusa toksik
D. Graves disease
E. Tumor tiroid suspek ganas
116. B. Tiroiditis akut
Keywords
• Ny. Putri, 35 tahun, benjolan di leher. Demam, nyeri
tenggorokan, dan sulit menelan.
• Pemeriksaan fisik: TD 110/80 mmHg, denyut nadi 120
kali/menit, laju nafas 22 kali/menit, dan suhu 38.5 °C,
didapatkan struma difus pada leher yang nyeri jika
ditekan, dan pembesaran kelenjar limfa
submandibular.

• Diagnosis?
Penyakit Tiroid: Klasifikasi
• Pembesaran tiroid (goiter) • Klinis Hipertiroidisme
• Defisiensi yodium (struma difusa • Penyakit Graves
nontoksik/goiter endemik) • Struma nodular nontoksik
• Bisa berkembang menjadi struma yang menjadi toksik
nodular nontoksik • Adenoma toksik
• Goiter sporadik (jarang) • Lain-lain (mis. tiroiditis
destruktif, hormon tiroid
ekstratiroidal, tumor hipofisis)
• Klinis hipotiroidisme
• Defisiensi yodium yang lebih berat
• Tiroiditis Hashimoto, tiroiditis • Neoplasma
subakut (awal hipertiroid namun • Pada pemeriksaan dapat
berkembang menjadi hipotiroid ditemukan massa terfiksir,
• Iatrogenik cepat membesar
• Lain-lain (mis. obat, kongenital,
hipopituitarisme, kelainan Tiroiditis subakut: dapat ditemukan
hipotalamus) keluhan demam, nyeri pada kelenjar
Pilihan Lain
• A. Tiroiditis hasimoto: tidak ada tanda infeksi, penyakit
autoimun
• C. Struma nodusa toksik: gejala hipertiroid, nodul, tidak ada
tanda inflamasi
• D. Graves disease: gejala hipertiroid, difus, tidak ada tanda
inflamasi
• E. Tumor tiroid suspek ganas: permukaan tidak rata, sesak,
serak, atau sulit menelan, dan kronik.
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Tiroiditis akut
117
An. Naufal, 6 tahun, datang dengan keluhan luka pada kaki yang
berdarah tidak berhenti sejak 2 jam yang lalu. Kakak pasien
meninggal akibat perdarahan hebat yang tidak berhenti ketika sedang
disunat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6.2 g/dL, leukosit
8.600/µL, trombosit 260.000/µL, BT normal, CT normal, PT normal
APTT memanjang. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah …
A. ITP
B. Leukemia akut
C. Thalasemia
D. Hemofilia
E. SLE
117. D. Hemofilia
Keywords
• An. Naufal, 6 tahun, luka pada kaki yang berdarah tidak
berhenti sejak 2 jam yang lalu. Kakak pasien meninggal
akibat perdarahan hebat yang tidak berhenti ketika
sedang disunat.  Ada riwayat keluarga (X-Linked)
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas normal.
• Laboratorium: Hb 6.2 g/dL, leukosit 8.600/µL, trombosit
260.000/µL, BT normal, CT 20 normal, PT normal APTT
memanjang.  kelainan faktor pembekuan

• Diagnosis?
Hemostasis & Kaskade Koagulasi
• Hemostasis primer: dari
perdarahan sampai terbentuk
thrombocyte primary plug.
Defek pada proses ini
menyebabkan penyakit Von
Willebrand dengan perdarahan
lama (prolonged bleeding)
• Hemostasis sekunder: dari
thrombocyte primary plug
hingga terbentuk cross-linking
fibrin. Defek pada proses ini
menyebabkan penyakit
Hemofilia dengan perdarahan
tertunda (delayed bleeding).
Hemofilia
• Patogenesis: terjadi akibat defek pada Aktifitas Perdaraha
Klinis
secondary hemostasis akibat FVIII/FIX n
defisiensi FVIII atau FIX Trauma
Ringan 5-25%
• X-linked resesif; hanya pada laki-laki berat
• Klasifikasi Trauma
Sedang 1-5%
ringan
• Hemofilia A: ↓ FVIII (1:10.000)
Berat <1% Spontan
• Hemofilia B: ↓ FIX (1:30.000-
50.000)
Dasar diagnosis
• Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding, epistaksis, hematuria
• PF:
• Neonatus: perdarahan umbilikus
• Anak: hemarthrosis
• TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
• PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑, ↓FVIII/FIX, inhibitor
FVIII/FIX
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
Pilihan Lain
• A. ITP: trombositopenia
• B. Leukemia akut: trombositopenia
• C. Thalasemia: Anemia hemolitik
• E. SLE: disertai 4 kriteria dari MD SOAP BRAIN
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Hemofilia
118
Ny. Indira, 35 tahun, datang dengan keluhan lemas, dada berdebar-
debar, keringat berlebih, dan terkadang gemetar. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, ditemukan struma
difusa di leher. Hasil yang diharapkan pada pemeriksaan penunjang
adalah…
A. TSH normal fT4 Menurun
B. TSH menurun fT4 meningkat
C. TSH meningkat fT4 menurun
D. TSH menurun fT4 normal
E. TSH meningkat fT4 normal
118. B. TSH menurun FT4 meningkat

Keywords
• Ny. Indira, 35 tahun, lemas, dada berdebar,
keringat berlebih, dan terkadang gemetar.
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, ditemukan struma difusa di leher.

• Hasil yang diharapkan pada pemeriksaan


penunjang?
Penyakit Graves atau struma difusa toksik
Penderita penyakit Graves dapat
menunjukkan gejala:
• Rasa cemas, lekas marah, rasa
lelah, kehilangan berat badan
• Penonjolan bola mata
(eksoftalmus)
• Kondisi ini sering pada wanita,
terutama yang berusia antara 20
dan 40 tahun.
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. TSH menurun FT4 meningkat


119
Tn. Ibrahim, 49 tahun, datang dengan keluhan BAK berwarna gelap
disertai demam menggigil dan nyeri kepala. Riwayat bepergian ke
Raja Ampat. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya anemia dan
splenomegali. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
pasien ini?
A. Urin rutin
B. Apus darah tebal dan tipis
C. Kultur darah
D. ANA
E. Foto toraks
119. B. Apus darah tebal dan tipis
Keywords
• Tn. Ibrahim, 49 tahun, BAK berwarna gelap
disertai demam menggigil dan nyeri kepala.
Riwayat bepergian ke Raja Ampat.
• Pemeriksaan fisik: anemia dan splenomegali.

• Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan?


Gejala dan tanda
• Trias malaria (demam, menggigil, dan berkeringat)
• Pemeriksaan dengan mikroskop sediaan darah tebal dan
tipis  infeksi plasmodium
• Etiologi malaria dapat diidentifikasi dari pola demam dan
apusan darah tepi

Medscape
Identifikasi etiologi malaria melalui pola
demam
• Malaria dengan pola demam selang tiga
hari (tiap 72 jam)  malariae (kuartana)

• Malaria dengan pola demam selang dua


hari (tiap 48 jam)  vivax/ovale (tertiana)

• Malaria dengan pola demam tidak teratur


 falciparum
Pilihan Lain
• A. Urin rutin: ISK
• C. Kultur darah: Infeksi non-spesifik
• D. ANA: Autoimun
• E. Foto thoraks: infeksi paru
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Apus darah tebal dan tipis


120
By. Adam, 10 hari, dibawa oleh ibunya datang ke puskesmas dengan
keluhan mulut mencucu sejak 1 hari yang lalu sehingga tidak bisa
menyusu. Keluhan disertai demam tinggi. Diketahui bayi lahir cukup
bulan dan ditolong oleh dukun. Selama hamil ibu tidak pernah
memeriksakan kandungannya ke puskesmas. Imunisasi apa yang
dapat mencegah penyakit tersebut?
A. Polio
B. TT
C. Hepatitis
D. Meningitis
E. MMR
120. B. TT
Keywords
• By. Adam, 10 hari, mulut mecucu sejak 1 hari yg lalu
sehingga tidak bisa menyusu. Demam tinggi. Diketahui
bayi lahir cukup bulan dan ditolong oleh dukun.
• Selama hamil ibu tidak pernah memeriksakan
kandungannya ke puskesmas.

• Imunisasi apa yang dapat mencegah penyakit tersebut?


Tetanus Neonatorum
• Berhubungan dengan aspek Tatalaksana:
persalinan, pelayanan neonatal • Pertahankan patensi jalan
dan perawatan tali pusat yang nafas dan pasang akses IV
tidak higienis
• Diazepam IV 10 mg/kg/hari
dalam 24 jam (dikurangi
• Manifestasi klinis:
bertahap)
• Bayi sadar, spasme otot
• Mulut mencucu
• Human tetanus imunoglobulin
• Trismus malas minum 500 U IM
• Perut Papan • Tetanus Toxoid 5000 IU IM
• Epistotonus • Antibiotik Lini I: Metronidazole
• Tali pusat kotor dan bau
30 mg/kg/hari, setiap 6 jam,
• Ekstremitas Spastik
selama 7-10 hari
• Komplikasi yang ditakutkan, spasme
otot diafragma • Lini II: penisilin prokain

Sumber: Pedoman Pelayanan Medis IDAI


Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. TT
121
Tn. Fatih, 47 tahun, datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin. Pasien memiliki riwayat DM dan hipertensi sejak 5
tahun yang lalu. Saat ini pasien tidak memiliki keluhan. Pemeriksaan
fisik menunjukkan BB 90kg, TB 169cm, lingkar perut 109 cm,
Tekanan Darah 140/90 mmHg, GDS 230 mg/dl, Trigliserid 170 mg/dL,
dan HDL 30 mg/dL. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
A. Obesitas
B. Dislipidemia
C. Hiperlipidemia
D. Sindrom cushing
E. Sindrom metabolik
121. E. Sindrom metabolik
Keywords
• Tn. Fatih, 47 tahun, riwayat DM dan hipertensi sejak 5
tahun yang lalu. Saat ini pasien tidak memiliki keluhan.
• Pemeriksaan fisik: BB 90kg, TB 169cm, lingkar perut
109 cm, Tekanan Darah 140/90 mmHg, GDS 230 mg/dl,
Trigliserid 170 mg/dL, dan HDL 30 mg/dL.

• Diagnosis yang tepat?


Sindroma Metabolik
• Diagnosis ditegakkan jika terdapat minimal 3 dari 5
kriteria berikut ini (menurut NHLBI dan AHA),
• Obesitas sentral (lingkar pinggang: laki-laki > 90 cm dan
perempuan > 80 cm)
• GDP > 100 mg/dl
• TD > 130/80 mmHg
• TG > 150 mg/dL
• HDL: laki-laki < 40 mg/dL dan perempuan < 50 mg/dL
• Patogenesis sindrom metabolic sangat dipengaruhi oleh
resistensi insulin.
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Sindrom metabolik
122
An. Lukman, 5 tahun 9 bulan, datang dibawa oleh ibunya ke dokter
dengan keluhan badan terlalu gemuk. Badan pasien juga banyak
ditumbuhi bulu. Pasien adalah penderita asma dengan pengobatan
kortikosteroid oral jangka lama yang tidak dikontrol oleh dokter. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, denyut nadi 100
kali/menit, laju nafas 18 kali/menit, suhu afebris, dan moon face (+).
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien diatas adalah…
A. Sindrom Turner
B. Sindrom Noonan
C. Sindrom Cushing
D. Sindrom Nefritik
E. Sindrom Nefrotik
122. C. Sindrom cushing
Keywords
• An. Lukman, 5 tahun 9 bulan, badan terlalu gemuk.
Badan pasien juga banyak ditumbuhi bulu. Pasien
adalah penderita asma dengan pengobatan
kortikosteroid oral jangka lama yang tidak dikontrol
oleh dokter.
• Pemeriksaan fisik: TD 130/80 mmHg, denyut nadi 100
kali/menit, laju nafas 18 kali/menit, suhu afebris, dan
moon face (+).

• Diagnosis?
Hiperkortisol
• Hiperkortisol: keadaan dimana kortisol dalam darah
terlalu tinggi
• Cushing syndrome: hiperkortisolism oleh sebab apapun.
• Sentral : adenoma pituitari
• Perifer : adrenal hiperseksresi kortisol, ektopik ACTH, konsumsi
prednison/dexamethasone berlebihan
• Cushing disease: hyperkortisolism sentral (adenoma
pituitari)
Pemeriksaan
• Pemeriksaan low-dose dexamethasone suppression test:
1 mg dexametason pada jam 11 malam, esok
harinya diperiksa lagi kadar kortisol plasma.
Pada keadaan normal kadar ini menurun
• Supresi (+): bukan cushing sindrom
• Supresi (-): cushing sindrom (+)

• High-dose dexamethasone suppression test (untuk tahu


di sentral/perifer): 8mg dexametason
• Supresi (+): sentral (cushing disease)
• Supresi (-): perifer (ektopik ACTH, primary adrenal tumor)

Sumber: emedicine/medscape
Pilihan Lain
• A. Sindrom turner: 45,XO
• B. Sindrom noonan: turner pada laki-laki
• D. Sindrom nefritik: hematuria, hipertensi, azotemia,
edema
• E. Sindrom nefrotik: edema anasarka, proteinuria,
hipoalbuminemia, hierkolesterolemia
Sindrom Turner
Dengan demikian, jawabannya
adalah

C. Sindrom cushing
123
An. Logo, 23 bulan, dibawa oleh ibunya karena lemas dan demam.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak kurus, rambut
seperti jagung, baggy pants, dan perut buncit. Apa kondisi yang tepat
untuk menggambarkan anak tersebut?
A. Gizi kurang
B. KEP marasmus
C. KEP marasmus kwasiorkor
D. Gizi baik
E. KEP Kwhasiorkor
123. C. KEP Marasmus Kwasiorkor
Keywords
• An. Logo, 23 bulan, lemas dan demam.
• Pemeriksaan fisik: tampak kurus, rambut
seperti jagung, baggy pants, dan perut buncit.

• Apa kondisi yang tepat untuk menggambarkan


anak tersebut?
Gizi Buruk – Diagnosis
• Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema
2. Antropometri
a. Anak usia <5 tahun (WHO): z-score BB/TB < -3,00 SD
b. Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%
• Klasifikasi
• Kwashiorkor: edema pada kedua punggung kaki, perut buncit, rambut
kemerahan dan mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng,
pengurusan otot, crazy pavement dermatosis
• Marasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga gambang,
baggy pants, kulit paha berkeriput
• Tipe Campuran

• Perhatikan: edema punggung kaki bilateral; sedangkan ascites dapat


saja merupakan organomegali.
Gizi Buruk – Klasifikasi
• Kwashiorkor: • Marasmus:
• Penampilan wajah seperti orang tua,
• Perubahan mental sampai
terlihat sangat kurus
apatis • Perubahan mental, cengeng
• Anemia • Kulit kering, dingin dan mengendor,
• Perubahan warna dan tekstur keriput
rambut, mudah dicabut/rontok • Lemak subkutan menghilang
hingga turgor kulit berkurang
• Gangguan sistem
• Otot atrofi sehingga kontur tulang
gastrointestinal
terlihat jelas
• Pembesaran hati (dermatosis) • Kadang-kadang terdapat bradikardia
• Atrofi otot • Tekanan darah lebih rendah
• Edema simetris pada kedua dibandigkan anak sehat yang sebaya
punggung kaki, dapat sampai
seluruh tubuh • Tipe Campuran
Kwashiorkor vs Marasmus
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. KEP Marasmus Kwasiorkor


124
Ny. Kartini, 50 tahun, mempunyai riwayat stroke iskemik. Pasien
diberikan obat rutin untuk mencegah serangan ulang. Pemeriksaan
laboratorium yang dapat menggambarkan kelainan adalah…
A. aPTT
B. PT
C. TT
D. BT
E. Hitung platelet
124. D. BT
Keywords
• Ny. Kartini, 50 tahun, mempunyai riwayat stroke
iskemik. Pasien diberikan obat rutin untuk
mencegah serangan ulang  Anti agregasi
platelet diberikan sebagai profilaksis sekunder
pada stroke iskemik  Antiplatelet mempunya ES
perdarahan. Jumlah trombosit tidak berpengaruh.

• Pemeriksaan yang dapat menggambarkan


kelainan adalah…
Cara kerja antiplatelet
Aspirin : menghambat TXA2  mengganggu fungsi trombosit
http://www.medscape.org/viewarticle/727063_2
Patogenesis Perdarahan
• Gangguan fungsi trombosit (misal: karena penggunaan
anti-platelet)  BT memanjang
• Gangguan faktor pembekuan  PT, aPTT memanjang
• Gangguan pembuluh darah
Gangguan platelet
Gangguan Faktor Koagulasi dan Vaskular
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. BT
125
Tn. La Mase, 35 tahun, datang dengan keluhan badan menjadi
kuning. Keluhan disertai dengan demam dan mata berwarna merah.
Pasien bekerja sebagai petani. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD
120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, laju nafas 18 kali/menit,
suhu 37.6 °C, perdarahan subkonjungtiva, dan nyeri tekan otot
gastrocnemius (+). Tidak ada keluhan lain pada pasien. Pengobatan
yang paling tepat pada pasien tersebut adalah…
A. Amoxicillin
B. Ciprofloksasin
C. Metronidaxol
D. Doksisiklin
E. Cotrimoxazol
125. D. Doksisiklin
Keywords
• Tn. La Mase, 35 tahun, badan menjadi kuning. Keluhan
disertai dengan demam dan mata berwarna merah.
Pasien beprofesi sebagai petani.
• Pemeriksaan fisik: TD 120/80 mmHg, denyut nadi 80
kali/menit, laju nafas 18 kali/menit, suhu 37.6 °C,
perdarahan subkonjungtiva, dan nyeri otot
gastrocnemius (+).

• Pengobatan yang paling tepat?


Leptospirosis
• Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Leptospira.

Sumber: Harrison
Manifestasi Klinis
• Manifestasi klinis dari leptospirosis adalah:
• Sakit kepala
• Demam
• Ikterik
• Rigors
• Nyeri otot (betis)
• Mual dan muntah
• Diare
• Batuk
• Faringitis
• Konjungtivitis
• Nonpruritic skin rash

Sumber: Medscape
• Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakkan leptospirosis:
• Kultur darah (dalam 7-14 hari setelah terpajan)
• Microscopic Agglutination Testing (MAT)

Sumber: Medscape
Tata Laksana Leptospirosis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Doksisiklin
126
Tn. Ariel, 22 tahun mengalami luka bakar pada seluruh lengan kanan
dan kirinya dan dada, terdapat bula dengan jaringan berwarna
kemerahan, disertai dengan nyeri yang hebat. Bagaimana deskripsi
luka bakar pada pasien ini?
A. Luka bakar derajat I dengan luas 18%
B. Luka bakar derajat II dengan luas 18%
C. Luka bakar derajat II dengan luas 27%
D. Luka bakar derajat III dengan luas 27%
E. Luka bakar derajat III dengan luas 36%
126. C. Luka bakar derajat II dengan luas 27%
Keywords
• Laki-laki, 22 tahun
• Luka bakar lengan kanan dan kiri, dada
• Bula dengan warna kemerahan, nyeri hebat

• Berapa derajat luka bakarnya?


Rule of Nine
• Seluruh dada depan= 9
• Seluruh lengan kanan= 9 (4,5
depan + 4,5 belakang)
• Seluruh lengan kiri= 9 (4,5
depan + 4,5 belakang)
• Total luas luka bakar= 27
Derajat luka bakar
• Derajat I  hanya eritema, nyeri (+)
• Derajat IIA  merah (pucat dengan penekanan), bula (+)
dasar merah, nyeri (+)
• Derajat IIB  merah, tidak pucat dengan penekanan, bula
(+) dasar pecah, nyeri (-)
• Derajat III  putih/hitam, bula (-), nyeri (-)
• Berdasarkan pembahasan diatas, luas dan derajat luka
bakar pasien adalah

C. Luka bakar derajat II dengan luas


27%
127
An. Fatih, 3 tahun mengeluh ada koreng berwarna kuning
madu di daerah mulut sejak 1 minggu yang lalu. Status
dermatologis tampak krusta. Organisme penyebab yang
paling dapat ditemukan adalah...
A. Streptococcus beta hemolyticus
B. Streptococcus epidermidis
C. Ancylostoma braziliense
D. Microsporum
E. Mycobacterium
127. A. Streptococcus beta hemolyticus
Keywords
• Anak, 3 tahun
• koreng berwarna kuning madu di daerah mulut sejak 1
minggu yang lalu
• tampak krusta

• Diagnosis: impetigo krustosa


• Organisme penyebabnya adalah
Impetigo Krustosa
• suatu penyakit infeksi kulit yang
disebabkan oleh infeksi S.β-
hemolitikus
• Anamnesis: keropeng di daerah
mulut dan hidung
• PF: krusta madu dikelilingi
makula eritematosa
• Terapi: antibiotik topical
• Antibiotik sistemik diberikan bila
lesi banyak
• Terapi: antibiotik topikal misal:
Salep neomisin

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, organisme penyebab
pada pasien ini adalah

A. Streptococcus beta hemolyticus


128
Ny. Linda, berusia 40 tahun datang ke RS dengan
keluhan benjolan di bokong sejak 3 tahun yang lalu.
Benjolan sebesar telur angsa dan tidak terasa nyeri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan diameter 8 cm, berbatas
tegas, subkutis, dapat digerakkan dari dasar dan
sekitarnya. Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah...
A. Lipoma
B. Fibroma
C. Leimioma
D. Hemangioma
E. Rhabdomioma
128. A. Lipoma
Keywords
• Perempuan, 40 tahun
• benjolan di pantat sejak 3 tahun yang lalu
• sebesar telur angsa dan tidak terasa nyeri
• PF: diameter 8 cm, berbatas tegas, subkutis, dapat
digerakkan dari dasar dan sekitarnya

• Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah


Lipoma
• Lipoma: tumor adiposa/jaringan lemak
• Merupakan tumor jinak
• Ditemukan pada jaringan subkutan dari kepala, leher,
bahu, dan punggung
• Tumbuh lambat, tidak nyeri, mudah digerakan (mobile)
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pada pasien
ini adalah

A. Lipoma
129
Ibu Asri, 41 tahun datang dengan keluhan gatal pada
kedua punggung kaki sejak 1 hari yang lalu. Keluhan
dirasakan sejak pasien memakai sandal jepit berbahan
plastik. Gatal hanya dirasakan pada bagian yang terkena
sandal jepit. Pasien memiliki riwayat asma. Pada
pemeriksaan status dermatologis punggung kaki
didapatkan: eritematosa, edema, vesikel dan bula, erosi
dan ekskoriasi yang membentuk sesuai dengan bentu
sandal jepit. Tipe hipersensitivitas apa yang berperan
pada kasus pasien ini?
A. Hipersensitivitas tipe I
B. Hipersensitivitas tipe II
C. Hipersensitivitas tipe III
D. Hipersensitivitas tipe IV
129. D. Hipersensitivitas tipe IV
Keywords
• Wanita, 41 tahun
• gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 hari yang lalu
• memakai sandal jepit berbahan plastik
• riwayat asma
• Status dermatologis: punggung kaki eritematosa, edema,
vesikel dan bula, erosi dan eksoriasi berbentuk sandal
jepit

• Diagnosis: dermatitis kontak alergi


• Tipe hipersensitivitas apa yang berperan?
Dermatitis Kontak
Iritan Alergi
Dermatitis yang disebabkan Dermatitis yang disebabkan
oleh bahan/substansi yang oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit, menempel pada kulit,
kemudian menimbulkan reaksi kemudian menimbulkan reaksi
nonimunologik (tanpa imunologik (melalui fase
sensitisasi) sensitisasi)
DKI Vs. DKA
  DK Alergik DK Iritan
Penyebab Bahan-bahan sehari-hari Bahan-bahan iritan
Patofisiologi Reaksi hipersensitivitas tipe IV Iritasi langsung
Onset Setelah paparan kedua; akut Setelah terpapar kronik
Siapa yang terkena Penderita alergi Semua orang
Tampilan klinis Nyeri dan gatal; umumnya Gatal; umumnya likenifikasi
eritema, vesikel, dan bula dan fisura
Batas Tegas Tidak tegas
Uji tempel (patch test) Reaksi crescendo Reaksi decrescendo

Pembersih lantai merupakan bahan


iritan

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, tipe hipersensitivitas
yang berperan adalah

D. Hipersensitivitas tipe
IV
130
Ny. Mirna, 34 tahun datang dengan keluhan bercak
berwarna keputihan disertai gatal pada lengan dan leher.
Status dermatologis didapatkan makula hipopigmentasi
disertai skuama halus, pada pemeriksaan efloresensi
didapatkan warna kuning keemasan. Pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan adalah...
A. Pemeriksaan KOH 10%
B. Pemeriksaan Gram
C. Skin prick test
D. Mencari terowongan pada kulit
E. Skin patch test
130. A. Pemeriksaan KOH 10%
Keywords
• Wanita, 34 tahun
• bercak berwarna keputihan disertai gatal pada lengan dan
leher
• Status dermatologis: makula hipopigmentasi disertai
skuama halus
• Pem.efloresensi : warna kuning keemasan

• Diagnosis: pitriasis versikolor


• Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah
Pitiriasis versikolor
• Disebabkan oleh Malasezia furfur
• Berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai
coklat hitam terutama meliputi badan dengan skuama
halus.
• Pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan
• Kerokan kulit dengan KOH terlihat campuran hifa pendek
dan spora bulat berkelompok (spageti and meatball
appearance)
• Pengobatan: suspensi selenium sulfida (selsun) dipakai
sebagai shampo 2-3 kali seminggu dan derivat azol

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan adalah

A. Pemeriksaan KOH
10%

hifa pendek dan spora bulat berkelompok


131
Tn.Nyoman, 27 tahun datang dengan bintil-bintil berisi
cairan di batang penis. Pada PF tampak vesikel multipel.
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami riwayat
serupa. Tatalaksana yang tepat adalah...
A. Asiklovir 5x200 mg 3 hari
B. Asiklovir 3x400 mg 5 hari
C. Asiklovir 4x400 mg 5 hari
D. Asiklovir 5x200 mg 7 hari
E. Asiklovir 5x400 mg 7 hari
131. D. Asiklovir 5x200 mg 7 hari
Keywords
• Laki-laki, 27 tahun
• bintil-bintil berisi cairan di batang penis
• PF tampak vesikel multipel berisi cairan, diskret

• Diagnosis: herpes simplex


• Tatalaksana yang tepat adalah
Herpes simpleks
• Infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus
(HSV) tipe I atau II
• Gejala: vesikel berkelompok diatas kulit yang eritematosa
• Dengan tes tzank ditemukan sel datia berinti banyak dan
badan inklusi intranuklear
Tatalaksana
• Herpes genital
• First episode: Acyclovir 5x200 mg PO for 7-10 days or
Acyclovir 400 mg PO TID for 7-10 days or Famciclovir
250 mg PO TID for 7-10 days or Valacyclovir 1000 mg PO
BID for 7-10 days
• Berdasarkan pembahasan diatas, tatalaksana yang tepat
adalah

D. Asiklovir 5x200 mg 7
hari
132
Pasien datang dengan keluhan gatal pada badannya.
Setelah diperiksa tampak lesi bulat berbatas tegas dan
eritema dengan bentuk polisiklik, disertai dengan
gambaran tepi lesi aktif seperti gambar dibawah ini.
Diagnosis yang tepat adalah...
A. Tinea korporis
B. Candidiasis
C. Dermatitis numularis
D. Pitiriasis rosea
E. Dermatitis sirkumscripta
132. A. Tinea korporis
• Keywords
• Perempuan, gatal pada badan
• PF: lesi bentuk bulat polisiklik berbatas tegas dan eritem
dengan tepi lesi aktif

• Diagnosis yang tepat adalah


Tinea Corporis
• Infeksi dermatophyta superfisial pada badan.
• Tanda: lesi eritematosa, dengan central healing/tepi yang
lebih aktif.
• Pemeriksaan KOH: Hifa panjang bersekat dengan
artrospora
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis yang tepat
adalah

A. Tinea korporis
133
An. Abdillah, 8 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
timbul bintik-bintik merah setelah makan makanan laut.
Pasien pernah mengalami kejadian yang sama dan
diberikan CTM, lalu keluhan menghilang. Namun, pasien
mengantuk saat belajar di sekolah. Obat apa yang bisa
diberikan untuk mengatasi gejala pada pasien tanpa efek
membuat mengantuk?
A. Cetirizine
B. Clesmatine
C. Alimemazine
D. Promethazine
E. Ondansetron
133. A. Cetirizine
Keywords
• Anak, 8 tahun
• timbul bintik-bintik merah setelah makan seafood
• diberikan CTM lalu mengantuk

• Obat apa yang bisa diberikan yang tidak membuat


ngantuk?
• Antihistamin H1 generasi pertama: efek samping yang
umum terjadi yaitu mengantuk. Contoh: CTM
(klorfeniramin maleat, difenhidramin, dimenhidrinat,
clesmatine, alimemazine, promethazine
• Antihistamin H1 generasi kedua: efek samping pada
susunan saraf pusat (efek samping mengantuk) lebih kecil
dibanding antihistamin H1 generasi pertama. Contoh:
cetirizine, loratadine, fexofenadine, desloratadin
• Berdasarkan pembahasan diatas, obat yang bisa
diberikan yang tidak membuat ngantuk adalah

A. Cetirizine
134
Tn. Joseph, usia 30 tahun datang dengan keluhan
kemerahan di tungkai, disertai dengan nyeri dan rasa
panas. Hasil pemeriksaan fisis ditemukan eritema dengan
berbatas tegas. Diagnosis yang paling mungkin adalah
A. Erisipelas
B. Eritrasma
C. Impetigo
D. Selulitis
E. Ektima
134. A. Erisipelas
Keywords
• Laki-laki, 30 tahun
• keluhan kemerahan di tungkai, disertai rasa panas
• PF: eritem, nyeri dan berbatas tegas

• Diagnosis yang paling mungkin adalah


Erisipelas: infeksi jaringan
subkutis berupa eritema Erysipelas
berbatas tegas, warna merah
cerah

Selulitis: infeksi jaringan subkutis


Cellulitis
berupa eritema dengan batas
tidak tegas

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

A. Erysipelas
135
An. Satria, 4 tahun diantar oleh ibunya dengan keluhan
terdapat keropeng di sekitar hidung dan bibir. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan gambaran sebagai berikut:
Terapi yang tepat untuk kasus diatas adalah?
A. Gentamisin IV
B. Mupirosin krim
C. Kloramfenikol oral
D. Ketokonazole oral
E. Albendazole oral
135. B. Mupirosin krim
Keywords
• Anak, 4 tahun
• keropeng disekitar hidung dan bibir

• Terapi yang tepat untuk kasus diatas adalah?


Impetigo Krustosa
• suatu penyakit infeksi kulit yang
disebabkan oleh infeksi S.β-
hemolitikus
• Anamnesis: keropeng di daerah
mulut dan hidung
• PF: krusta madu dikelilingi
makula eritematosa
• Terapi: antibiotik topical
• Antibiotik sistemik diberikan bila
lesi banyak
• Terapi: antibiotik topikal misal:
Salep neomisin, mupirosin

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, terapi yang tepat
adalah

B. Mupirosin krim
136
An. Edwin, 5 tahun datang dengan keluhan merasa gatal
pada lipat pahanya. Tampak lesi dengan tepi yang lebih
aktif di sekitarnya, dengan penyembuhan di sentral. Apa
penampakan pada pemeriksaan KOH?
A. Hifa panjang dengan artrospora
B. Hifa panjang dengan blastospora bergerombol
C. Hifa pendek
D. Pseudohifa
E. Hifa bersekat dengan pseudohifa
136. A. Hifa panjang dengan artrospora
Keywords
• Anak, 5 tahun
• keluhan merasa gatal pada lipat pahanya
• Tampak lesi aktif di sekitarnya

• Diagnosis: tinea kruris


• Apa penampakan pada pemeriksaan KOH?
Hasil pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH
• Hifa pendek dengan spora bergerombol: ptiriasis
versikolor
• Hifa panjang bersekat dengan artrospora: tinea
• Pseudohifa dengan blastospora: candida
hifa pendek dan spora bulat berkelompok

Pseudohifa dengan blastospora


• Berdasarkan pembahasan diatas, hasil pemeriksaan KOH
adalah

A. Hifa panjang dengan artrospora


137
Tn. Jojo, 25 tahun datang dengan keluhan plak putih di
kedua tangannya sejak 1 bulan yang lalu. Plak berukuran
sekitar 4 x 4 cm, berbentuk bulat. Pasien tidak merasa
gatal, namun bila dilakukan sentuhan, pasien tidak dapat
merasakan sentuhan. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
A. Morbus hansen
B. Vitiligo
C. Leukoderma
D. Tinea versicolor
E. Psoriasis
137. A. Morbus hansen
Keywords
• Laki-laki, 25 tahun
• plak putih di kedua tangannya sejak 1 minggu yg lalu
• Tidak gatal, tidak dapat merasakan sentuhan
• Terdapat makula hipopigmentasi dengan batas tegas

• Apakah diagnosisnya?
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

A. Morbus hansen
138
Tn. Agung, 45 tahun datang dengan keluhan muncul
bercak kemerahan pada siku, lutut, dan bokong. Sejak
muncul bercak tersebut, muncul juga banyak ketombe di
kepala. Efloresensi makula eritema dilapisi skuama yang
tebal. Apa diagnosis yang tepat?
A. Dermatitis seboroik
B. Dermatitis numularis
C. Psoriasis
D. Tinea corporis
E. Liken simpleks kronikus
138. C. Psoriasis
Keywords
• Laki-laki, 45 tahun
• muncul bercak kemerahan pada siku, lutut, dan pantat
• banyak ketombe di kepala
• Efloresensi: makula eritema dilapisi skuama tebal

• Apa diagnosis yang tepat?


Psoriasis
• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif
• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar
berlapis-lapis dan transparan, gatal ringan, piting nail, kelainan sendi
• 3 tanda:
• Fenomena tetesan lilin (khas) skuama berubah jadi putih dengan
goresan
• Fenomena auspitz (khas) bila skuama dikerok maka akan
memperlihatkan gambaran bintik-bintik perdarahan
• Fenomena kobner trauma pada lokasi tubuh lain dapat
menimbulkan kelainan sama

• PENUNJANG : BIOPSI histopatologi  gambaran hiperkeratosis


dan papilomatosis
• (meskipun secara klinis diagnosis bisa ditegakkan)
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

C. Psoriasis
139
Tn. Yohanes, 50 tahun, terdapat benjolan berjonjot seperti
kembang kol di daerah pipi yang mudah berdarah. Dari
hasil pemeriksaan berupa lesi dengan permukaan
verukosa, berukuran sekitar 4 x 4, sirkumskripta, soliter,
tepi tidak teratur. Hasil pemeriksaan histopatologi terdapat
keratinisasi dan mutiara tanduk. Diagnosisnya adalah...
A. Karsinoma sel basal
B. Karsinoma sel skuamosa
C. Melanoma maligna
D. Epitelial sel basal
E. Nevus pigmentosus
139. B. Karsinoma sel skuamosa
Keywords
• Laki-laki, 50 tahun, benjolan berjonjot seperti kembang kol
di daerah pipi yang mudah berdarah
• PF: verukosus 4x4, sirkumskripta, soliter, tepi tidak teratur
• Pem.histopatologi: keratinisasi dan mutiara tanduk

• Diagnosisnya adalah
Karsinoma sel skuamosa
• KSS sering terjadi pada usia 40-50 tahun
• Lokasi tersering: daerah yang banyak terpapar sinar
matahari seperti wajah, telinga, bibir bawah, tangan.
• Histopatologi: sel-sel tumor tersusun secara fokal dan
konsentris disertai massa keratin, sehingga terbentuk
mutiara tanduk (horn pearls)
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

B. Karsinoma sel skuamosa


140
An. William, 14 tahun datang dibawa oleh orang tuanya
dengan keluhan gatal-gatal pada jari tangan dan kakinya
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan terutama dirasakan
ketika malam hari. Pasien merupakan siswa di sebuah
asrama. Teman sekamarnya juga mengalami hal yang
sama. Status dermatologi ditemukan lesi eritema papula,
dan adanya terowongan pada sela-sela jarinya. Diagnosis
yang tepat adalah...
A. Tinea versikolor
B. Scabies
C. Dermatitis atopic
D. Eritrasma
E. Urtikaria
140. B. Scabies
Keywords
• Anak, 14 tahun
• gatal-gatal pada jari tangan dan kakinya sejak 2 minggu
yang lalu
• malam hari
• tinggal di asrama
• Status dermatologi: lesi eritema papula, adanya
terowongan pada sela-sela jarinya

• Diagnosis yang tepat adalah


Skabies
• Gudik, budukan, gatal agogo
• Infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis  2 dari 4 tanda kardinal:
• Pruritus nocturna
• Menyerang kelompok
• Ditemukan terowongan
• Ditemukan tungau
• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan  taruh di kaca objek
 lihat dengan mikroskop
• Menyikat kulit  tamping di kertas putih  lihat dengan kaca pembesar
• Biopsi irisan  lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional  periksa dengan pewarnaan HE

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

B. Scabies
141
Ny. Arini, usia 29 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan bercak kemerahan bersisik pada lipat paha. Dari
pemeriksaan menggunaan lampu wood didapatkan
fluoresensi warna coral red. Diagnosis pasien tersebut
adalah...
A. Eritrasma
B. Leukoderma
C. Urtikaria
D. Tinea corporis
E. Candidiasis
141. A. Eritrasma
Keywords
• Perempuan, usia 29 tahun
• bercak kemerahan bersisik pada lipat paha
• Lampu wood didapatkan fluoresensi warna coral red

• Diagnosis pasien tersebut adalah


Eritrasma
• Penyakit bakteri kronik pada stratum korneum
• Disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum
• Gejala: lesi eritroskuamosa, skuama halus terlihat merah
kecoklatan.
• Predileks: ketiak dan lipat paha
• Lampu Wood: efloresensi merah membara (coral red)
• Pengobatan: eritromisin 1 gram sehari (4 x 250mg)
untuk 2-3 minggu, obat topikal misalnya salep tetrasiklin
3%

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

A. Eritrasma
142
Tn. Chandra, 31 tahun diantar ke UGD setelah
kecelakaan lalu lintas. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
GCS 15 tanpa amnesia. Tidak didapatkan riwayat
penurunan kesadaran, mual, muntah. Terdapat hematoma
periorbital. PF lain dalam batas normal. Tindakan yang
tepat untuk dilakukan adalah...
A. Observasi selama 24 jam
B. CT-scan, jika tidak didapatkan kelainan diperbolehkan
pulang
C. Kesadaran baik, pasien boleh pulang
D. CT-scan jika terdapat penurunan kesadaran
E. CT-scan, pasien tetap diobservasi selama 24 jam
142. B. CT-scan, pasien tetap diobservasi selama 24
jam
Keywords
• Laki-laki, 31 tahun, setelah kecelakaan lalu lintas. GCS 15
tanpa amnesia
• Tidak didapatkan riwayat penurunan kesadaran, mual,
muntah
• Terdapat hematom periorbital (curiga fraktur basis
cranii)
• PF lain dalam batas normal

• Tindakan yg tepat adalah?


Indikasi CT-scan pada kasus trauma kepala
• Bila secara klinis (penilaian GCS) didapatkan klasifikasi
trauma kepala sedang dan berat
• Trauma kepala ringan yang diserrtai fraktur tengkorak
• Adanya kecurigaan dan tanda terjadinya fraktur basis
cranii
• Adanya defisit neurologis, seperti kejang dan
pen.kesadaran
• Sakit kepala yang hebat
• Adanya tanda peningkatan TIK atau herniasi
• Kesulitan dalam mengeliminasi kemungkinan perdarahan
intraserebral
ATLS 9th edition. 2012.
ATLS 9th edition. 2012.
• Berdasarkan pembahasan diatas, tindakan yang tepat
adalah

E. CT-scan, pasien tetap


diobservasi selama 24 jam
143
An. Hendro, 18 tahun mengalami nyeri dan bengkak di
daerah distal femur dextra sejak 6 bulan lalu, semakin
lama pasien semakin sulit berjalan. Riwayat jatuh
disangkal. Berat badan pasien semakin turun. Dari
pemeriksaan radiologi tampak onion peel appearance.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah...
A. Sarkoma Ewing
B. Osteosarkoma
C. Multiple myeloma
D. Kondrosarkoma
E. Rabdomiosarkoma
143. A. Sarkoma ewing
Keywords
• Anak, 18 tahun
• nyeri dan bengkak di daerah distal femur dextra sejak 6
bulan lalu, semakin lama pasien semakin sulit berjalan
• Riwayat jatuh disangkal
• BB turun
• Pem.radiologi tampak onion peel appearance

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah


Sarkoma ewing
• Tumor ganas primer yang paling sering mengenai tulang
panjang, kebanyakan pada diafisis.
• Tulang paling sering terkena adalah pelvis dan tulang iga.
• Tumor ganas terbanyak kedua setelah osteosarkoma
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

A. Sarkoma ewing
144
Tn. Rizky, 25 tahun post KLL mengalami penurunan
kesadaran. Terdapat fraktur femur terbuka dextra. Tidak
ada cedera pada bagian lain. Apa komplikasi yang paling
mungkin terjadi pada pasien ini?
A. Syok kardiogenik
B. Syok neurogenik
C. Syok hipovolemik
D. Syok sepsis
E. Syok distribusi
144. C. Syok hipovolemik
Keywords
• Laki-laki, 25 tahun post KLL mengalami penurunan
kesadaran
• Terdapat fraktur femur terbuka dextra

• Apa komplikasi paling ditakutkan?


• Fraktur femur: terputusnya kontinuitas batang femur yang
bisa terjadi akibat trauma
• Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh
dalam syok (syok hipovolemik)
• Berdasarkan pembahasan diatas, komplikasi yang paling
ditakutkan pasien ini adalah

C. Syok hipovolemik
145
Ny. Maria, 27 tahun bekerja di pabrik sol sepatu memiliki
kista ganglion di lengan bawahnya. Pasien bekerja sehari-
hari dengan mengangkat beban berat dan mengerjakan
pekerjaan rumah seperti mencuci dengan tangan. Pasien
memiliki riwayat fraktur radius. Apa penyebab kista
ganglion pada pasien yang paling mungkin? 
A. Kebiasaan mengangkat berat
B. Mencuci dengan tangan
C. Kontak dengan sol sepatu
D. Terkena bahan-bahan di tempat kerja
E. Riwayat fraktur os radius
145. A. Kebiasaan mengangkat berat
Keywords
• Perempuan, 27 tahun
• bekerja di pabrik sol sepatu memiliki kista ganglion di
lengan bawahnya
• mengangkat beban berat, mencuci dengan tangan
• riwayat fraktur radius

• Apa penyebab kista ganglion pada pasien yang paling


mungkin? 
Kista ganglion
• Bisa muncul di semua sendi atau sarung tendon, tetapi paling sering
di dorsum pergelangan tangan
• Asimptomatik, namun beberapa dapat merasakan nyeri dan limitasi
dalam beraktivitas
• Warna kulit diatas kista tidak berubah
• Massa kista dapat menekan cabang nervus medianus yang dapat
mempengaruhi fungsi motorik atau sendorik, hal ini merupakan
indikasi pembedahan

http://emedicine.medscape.com/article/1243454-clinical
• Penyebab kista ganglion belum diketahui secara pasti.
• Kemungkinan karena trauma yang menyebabkan jaringan
dari sendi rusak dan membentuk kista kecil.

Emedicinehealth.com
• Berdasarkan pembahasan diatas, penyebab kista
ganglion pada pasien yang paling mungkin adalah

A. Kebiasaan mengangkat berat


146
Ny. Shinta, 21 tahun mengeluh nyeri punggung selama 6
bulan, selain itu ada penurunan BB, keringat malam,
kurang nafsu makan. Pada PF punggung terdapat gibbus
saat palpasi prosesus spinosus. Apa diagnosis yang
tepat?
A. Spondilitis TB
B. Spondilitis lumbalis
C. Duchenne dystrophy syndrome
D. Ankylosing spondylitis
E. Rheumatoid arthritis
146. A. Spondilitis TB
Keywords
• Perempuan, 21 tahun mengeluh nyeri punggung selama 6
bulan
• ada penurunan BB, keringat malam, kurang nafsu makan
• PF punggung : gibbus prosesus spinosus

• Apa diagnosis yang tepat?


Pilihan lain
• Spondilosis  kelompok penyakit degenerasi mekanik
pada spine (tulang belakang). Terdiri dari spondilolisis,
spondilolistesis.
• Spondilolisis  segmen tulang belakang tertentu “hancur”
/ rusak
• Spondilolistesis  salah satu segmen tulang belakang
lebih maju dibanding yang lain (misalignment).
• Ankylosing spondylitis  penyakit autoimun, radang sendi
sakroileum, “gambaran bamboo spine”, HLA B27 (+)
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

A. Spondilitis TB
147
Tn. Deny, 24 tahun diantar ke IGD puskesmas karena
nyeri saat berjalan, sebelumnya kecelakaan lalu lintas.
Dari pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal,
dari lutut sampai pangkal paha pasien mengeluhkan nyeri
dan didapatkan bengkak dan krepitasi pada lutut.
Tatalaksana awal yang tepat adalah...
A. Traksi
B. ORIF
C. Pembidaian
D. Reduksi
E. Diurut
147. C. Pembidaian
Keywords
• Laki-laki, 24 tahun
• nyeri saat berjalan, sebelumnya kecelakaan
• vital signs dalam batas normal
• dari lutut sampai pangkal paha nyeri dan didapatkan
bengkak dan krepitasi pada lutut

• Tatalaksana awal yang tepat adalah


FRAKTUR
• Stabilisasi ABCDE
• Imobilisasi dengan
bidai sebagai
tatalaksana awal.
• Berdasarkan pembahasan diatas, tatalaksana awal yang
tepat adalah

C. Pembidaian
148
Tn. Aziz, 27 tahun datang ke UGD diantar polisi akibat
luka bakar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 7,
frekuensi napas 6x/menit, denyut nadi 90x/menit, teraba
kuat. Luka bakar derajat II­III dengan luas luka bakar
masing­masing 3% pada ekstermitas atas, 4% ekstermitas
bawah kiri, 3% punggung, 10% badan. Ditemukan bulu
hidung yang terbakar. Tindakan awal yang tepat dilakukan
adalah...
A. Membebaskan jalan napas
B. Debridement luka
C. Memberikan cairan albumin untuk mencegah edema
D. Melakukan pemeriksaan EKG
E. Melakukan pemeriksaan analisa gas darah
148. A. Membebaskan jalan napas
Keywords
• Laki-laki, 27 tahun
• Luka bakar derajat II­III dengan luas luka bakar masing­
masing 3% pada ekstermitas atas, 4% ekstermitas bawah
kiri, 3% punggung, 10% badan
• kesadaran compos mentis, frekuensi napa 20x/menit,
denyut nadi 97x/menit
• Bulu hidung terbakar

• Tindakan awal yang tepat dilakukan adalah


• Berdasarkan pembahasan diatas, tindakan awal yang
tepat adalah

A. Membebaskan jalan napas


149
Ibu Fatimah, usia 65 tahun datang dengan keluhan
bungkuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kifosis. Pada
pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran tulang yang
menipis dan destruksi tulang. Kadar kalsium dalam batas
normal. Diagnosis yang tepat adalah...
A. Osteoartritis
B. Osteoporosis
C. Rheumatoid atritis
D. Gout
E. Paget disease
149. B. Osteoporosis
Keywords
• Perempuan, usia 65 tahun
• keluhan bungkuk
• PF : kifosis
• Pem.rontgen : gambaran tulang yang menipis dan
destruksi tulang
• Kadar kalsium dalam batas normal

• Diagnosis yang tepat adalah


Osteoporosis
• Pada osteoporosis, kepadatan tulang mulai
menurun.
• Gambaran radiologik yang khas pada
osteoporosis adalah penipisan korteks dan
daerah trabekuler yang lebih lusen.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

B. Osteoporosis
150
Ibu Sutinah, 70 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada kedua lutut, terutama saat akan
beranjak berdiri dan saat menaiki anak tangga. Keluhan
yang dirasakan bengkak dan panas pada pagi hari. Pada
pemeriksaan lab terdapat osteofit, dengan klasifikasi
Kellgren-Lawrence Grade II. Diagnosis pasien adalah...
A. Neuropati
B. Nefropati
C. Osteoporosis
D. Osteoartritis
E. Gangguan vaskular
150. D. Osteoarthritis
Keywords
• Wanita, 70 tahun
• keluhan nyeri pada kedua lutut, terutama saat akan
beranjak berdiri dan saat menaiki anak tangga. Keluhan
yang dirasakan bengkak dan panas pada pagi hari
• Terdapat osteofit kellgren Lawrence grade II

• Diagnosis pasien adalah


Osteoartritis
Gejala:
• nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi
lutut atau pinggang).
• timbul rasa kaku di sendi pada pagi hari
sesudah bangun tidur, berlangsung
kurang dari 30 menit
• Bila digerakkan bisa terdengar krepitus
• Gerak sendi terbatas karena nyeri

Faktor risiko
• Usia tua, riwayat keluarga dengan OA,
berat badan berlebih
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis pasien ini
adalah

D. Osteoarthritis

Anda mungkin juga menyukai