Untuk menganalisis gaya-gaya dalam (momen lentur, gaya lintang, dan gaya normal),
penurunan arah vertikal (settlement), serta pergeseran pada arah horisontal dari atau pondasi tiang,
dapat dilakukan dengan menggunakan model tumpuan pegas elastis.
Besarnya reaksi yang dapat didukung oleh tanah yang dimodelkan sebagai tumpuan pegas
elastis, tergantung dari besarnya gaya pegas dari tumpuan yang bersangkutan. Untuk tanah yang
dimodelkan sebagai tumpuan elastis, kemampuan untuk mendukung beban, tergantung dari
besarnya modulus of subgrade reaction (ks) dari tanah. Besarnya ks berlainan untuk setiap jenis
tanah.
Menurut Bowles (1974), besarnya modulus of subgrade reaction kearah vertikal (ksv) dapat
ditentukan dari besarnya daya dukung tanah yang diijinkan (qa), yaitu :
ksv = 120 qa ( kN/m3 )
dimana qa dalam satuan kPa. Perkiraan besarnya harga ksv untuk beberapa jenis tanah, dapat dilihat
pada Tabel di bawah (diambil dari Tabel 9-1, buku : Foundation Analysis And Design J.E.
Bowles, hal. 269)
Jenis tanah
Sand :
Loose sand ( pasir lepas )
Medium sand ( pasir kepadatan sedang )
Dense sand ( pasir padat )
Clayey sand ( pasir campur lempung )
Silty sand ( pasir campur lanau )
Clay :
qu < 4 kPa
4 kPa < qu < 8 kPa
8 kPa < qu
Besarnya modulus of subgrade reaction kearah horisontal (ksh) pada umumnya lebih besar
dibandingkan dengan harga ksv. Untuk perhitungan praktis, besarnya ksh dapat diambil dua kali dari
harga ksv.
Contoh Perhitungan
Suatu pondasi tiang pancang dari beton berukuran 40x40 cm. dan panjang 10 meter, tertanam
sebagian panjangnya di dalam tanah (lihat gambar). Pondasi tiang direncanakan sebagai pondasi
dengan tahanan ujung (point bearing pile). Tanah dasar terdiri dari dua lapisan tanah, yaitu dense
sand (ksv = 60000 kN/m3 = 6 kg/cm3) dan clayey sand (ksv = 30000 kN/m3 = 3 kg/cm3).
Laboratorium Komputasi Teknik Sipil UNDIP
Pada ujung tiang bekerja gaya-gaya luar berupa M = 2,5 ton.m, gaya horizontal H = 7,5 ton,
dan gaya vertikal V = 40 ton. Angka Poisson beton u = 0.2, dan modulus elastisitas beton E =
210190 kg/cm2
Tentukan :
+ 200 cm
Element
Joint
+ 0,00
Kh1
Clayey sand
3
ksv = 3 kg/cm
- 200 cm
Kh2
Dense sand
ksv = 6 kg/cm
Tiang pancang
40 x 40 cm.
Kh3
Kh3
Y
- 800 cm
X
Kh4
Kv
tanah. Untuk modulus of subgrade reaction arah vertikal (ksv) = 6 kg/cm3, besarnya konstanta
pegas arah vertikal adalah : Kv = (40 x 40) x 6 = 9600 kg/cm.
Modulus of subgrade reaction arah horisontal (ksh) diperhitungkan sebesar dua kali ksv,
sehingga besarnya masing-masing konstanta pegas arah horisontal untuk setiap lapisan tanah yang
ditinjau adalah :
Kh1 = (40 x 100).(3 x 2) = 24000 kg/cm
Kh2 = (40 x 100).(3 x 2) + (40 x 100).(6 x 2) = 72000 kg/cm
Kh3 = (40 x 200).(6 x 2) = 96000 kg/cm
Kh4 = (40 x 100).(6 x 2) = 48000 kg/cm
Setelah dihitung besarnya konstanta pegas arah vertikal dan arah horisontal serta disusun
model struktur pondasi tiang pancang yang akan dianalisis, maka proses perhitungan selanjutnya
dapat menggunakan software SAP2000 Versi 10.
Definisikan karakteristik material, dengan menu Define, Material, dan Define Material.
Pilih CONC, masukkan karakteristik beton yaitu; berat jenis beton (weight per unit volume)
= 0,0024 kg/cm3 , modulus elastisitas (modulus of elasticity) = 210190 kg/cm2 , angka
poisson (poisson ratio) = 0,2.
Definisikan ukuran tiang pancang dengan menu Define, Frame Sections. Pada kotak Frame
Properties, pilih Add Rectangular dan masukkan ukuran tiang (40x40) cm.
Definisikan tumpuan pegas (spring) pada pondasi tiang pancang. Misal, untuk joint yang
paling bawah yang akan dipasangi tumpuan pegas, klik joint tersebut, kemudian pilih menu
Assign, Joint dan Springs. Pada kotak Joint Spring masukkan data-data konstanta pegas
untuk Kh4 = 48000 kg/cm dan Kv = 9600 kg/cm, sbb. :
Coordinate System
: GLOBAL
Translation X
= 48000
Translation Y
=0
Translation Z
= 9600
=0
=0
=0
Untuk tumpuan-tumpuan pegas lainnya, masukan nilai konstanta pegas dapat dilakukan
dengan cara yang sama, dengan memperhatikan arah bekerjanya pegas.
Definisikan kasus beban yang bekerja pada pondasi dengan menu Define, Load Case. Pada
kotak Define Load, masukkan data :
Load Name
: DEAD
Type
: DEAD
:1
Pilih menu Define dan Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases, pilih MODAL kemudian
klik Delete Case.
Definisikan beban-beban luar yang bekerja pada tiang pancang. Klik joint yang akan
dibebani, Pilih menu Assign kemudian Joint Load dan Forces. Pada kotak Joint Forces,
masukkan data-data beban sbb. :
: DEAD
= 7500
Forces Global Y
=0
Forces Global Z
= - 40000
=0
= 100000
=0
Pilih menu Analyze dan Set Analysis Options. Pilih Plane Frame (XZ Plane). Pilih menu
Anaylze dan Set Analysis Case to Run;
Case Name
: DEAD
Type
: Linear Static
Action
: Run
Hasil Analisis
Dari hasil perhitungan dengan software SAP2000, didapatkan pergeseran horisontal (h)
yang terjadi pada ujung atas tiang pancang adalah : h = 2,1 cm. Sedangkan penurunan (immediate
settlement) yang terjadi didasar tiang pancang adalah 4,56 cm (Gambar 2). Gaya-gaya dalam pada
tiang yaitu momen lentur, gaya geser, dan gaya normal diperlihatkan pada gambar Gambar 3.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Deformasi di ujung atas tiang, (b) penurunan di dasar tiang, satuan : cm.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3. (a) Momen lentur, (b) gaya geser, (c) dan gaya normal pada tiang pancang,
satuan : ton, m
Laboratorium Komputasi Teknik Sipil UNDIP