Tujuan penampungan semen adalah untuk memperoleh sperma yang
berkualitas dari pejantan unggul sehingga dapat diproses sebagai sperma cair atau sperma beku. Penampungan dilakukan pada tempat yang bersih, tenang, nyaman serta peralatan yang digunakan juga harus dalam keadaan yang steril dan bersih. Berikut ini merupakan tahapan dalam penampungan semen di BBIB Singosari yaitu: 1. Persiapan peralatan dan tempat penampungan Tempat penampungan semen harus selalu dibersihkan baik dari debu dan kotoran termasuk kandang restrain untuk bull teaser. Persiapkan cairan desinfektan (Desinfektan dan air dengan perbandingan 1:1000) untuk mencuci preputium dan penis sapi. selain itu harus juga dipersiapkan peralatan seperti stopwatch, sekop, sapu lidi, untuk membersihkan kotoran sapi. 2. Persiapan AV (Artificial Vagina) Artificial vagina dibuat sesuai dengan kondisi vagina betina normal. AV yang dihunakan di BBIB Singosari dirangkai dalam keadaan paten yaitu outertube dan innerliner, sehingga pada saat selesai digunakan AV tidak perlu bongkar-pasang lagi. Berikut ini merupakan bagian dari AV menurut Ismaya, 2014:
Gambar 1. Artificial Vagina
a. Karet tebal berbentuk silinder, kenyal dan kaku, mempunyai ukuran
panjang sekitar 40 cm. b. Bagian tengah berlubang yang dilengkapi dengan tutup untuk mengisi air hangat. c. Karet dalam yang tipis yang pada ujungnya dihubungkan dengan tabung penampung. AV yang akan digunakan untuk penampungan semen harus dalam kondisi bersih dan steril yang bertujuan untuk menghindari adanya kontaminasi mikroba yang dapat merusak kualitas semen yang dihasilkan. Selanjutnya AV diisi dengan air hangat sekitar suhu 55C untuk menyamakan dengan suhu vagina normal, kemudian diisi dengan angin untuk mengatur kekenyalan AV dan diolesi lubricating jelly sebagai pelicin. Hal tersebut sependapat dengan Jumiatin dkk 2012, bahwa penggunaan AV harus diisi dengan air hangat suhu 40-55C sebanyak 400-500 ml atau secukupnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi seperti pada vagina asli. 3. Persiapan pejantan Pejantan yang akan ditampung semennya harus dalam keadaan bersih dan sudah diberi pakan. Pejantan dibawa ke tempat penampungan sesuai jadwal. Penampungan semen pejantan dilakukan 2 kali dalam seminggu. Pejantan dimandikan dan dibersihkan bagian preputiumnya sebelum ditampung dengan tujuan untuk mengurangi kontaminasi mikro organisme pada semen. 4. Persiapan pejantan pemancing (Bull Teaser) Ukuran bull teaser yang digunakan sebagai pemancing harus lebih kecil dan pendiam, yang bertujuan untuk mempermudah proses penampungan semen pejantan. Bagian belakang bull teaser untuk mounting harus dibersihkan kemudian bull diletakkan dikandang jepit dan ditali agar memudahkan proses penampungan semen.
5. Proses penampungan semen
Penampungan semen merupakan proses pengambilan semen pada pejantan yang dilakukan dengan menggunakan AV (Artificial Vagina). Penampungan semen dilakukan sebanyak dua kali penampungan dalam sehari pada pejantan yang mempunyai libido tinggi. Langkah pertama untuk melakukan penampungan semen yaitu dengan cara pejantan dibawa berputar didekat bull teaser yang bertujuan agar libido pejantan meningkat. Setelah itu pejantan dibawa mendekati teaser lagi untuk dilakukan false mounting agar libido pejantan semakin meningkat. False mounting dilakukan agar cairan kelenjar aksesoris keluar dan semen pejantan siap ditampung. Langkah selanjutnya adalah kolektor membawa AV, saat pejantan menaiki bull teaser dan penis dalam keadaan ereksi berwarna memerah, penis diarahkan masuk ke dalam lubang pada AV. Kemudian pejantan akan menghentakkan badannya ke depan yang menandakan bahwa telah ejakulasi dalam AV. Pejantan yang sudah melakukan ejakulasi, kemudian menarik penisnya dari AV dan menurunkan badannya ke bawah. Setelah itu lubang AV segera diangkat ke atas agar semen tidak tumpah dan semen akan turun ke dalam collection tube. Semen yang sudah tertampung tersebut kemudian dilakukan pencatatan identitas pejantan meliputi nama pejantan, nama bull teaser, banyaknya false mounting, lama penampungan, nama kolektor dan yang menghandel sapi, volume semen yang selanjutnya semen dibawa ke laboratorium unuk pemeriksaan dan produksi. Menurut Arifiantini, 2012 cara koleksi semen: a.
Sapi pemancing ditempatkan di dalam kandang jepit penampungan
semen.
b. Sapi jantan yang akan di tampung semennya harus dibersihkan bagian
preputiumnya dengan air hangat, kemudian dibilas dengan NaCl fisiologis. c. Selanjutnya sapi jantan akan melakukan penciuman atau percumbuhan pada bagian belakang pemancing.
d. Kolektor berada di samping kanan dan berdiri sejajar dengan bagaian
belakang sapi pemancing. e. Vagian buatan dipegang tanagan kanan dengan posisi 450C. f. Pada saat sapi jantan menaiki sapi pemancing, preputium dipegang dengan telapak tangan kiri penis diarahkan kesamping. Tahap ini disebut dengan false mounting. Tujuannya untuk meningkatkan libido. g. Pada saat dilakukan false mounting, transport spermatozoa dari kauda epididimis ke ampula duktus deferens meningkat. Hal ini disertai dengan keluarnya cairan dari kelenjar cowper, sehingga akan meningkatkan kuantitas dan kualitas semen. h. Pada mouting berikutnya penis diarahkan kedepan disentukan ke mulut vagina buatan. Sapi berejakulasi yang ditandai oleh suatu dorongan cepat kedepan. i. Setelah terjadi ejakulasi, penis tetap dibiarkan berada di dalam vagina buatan sampai pejantan turun, kemudian vagina buatan ditarik secara perlahan supaya lepas dari penis. j. Vagina buatan diputar membentuk angkaa delapan agar semen seluruhnya turun ke tabung penampungan. k. Tabung penampungan semen dilepaskan, kemudian diberi tanda kode pejantan dan kode ejakulat. l. Tabung tersebut ditempatkan pada termos tertutup yang hangat dan segera dibawa ke laboratorium untuk dievaluasi. 6. Proses pendistribusian semen ke laboratorium Setelah proses penampungan semen, segera dilakukan pendataan dan langsung didistribusikan ke laboratorium. Pendistribusian semen di BBIB Singosari dilakukan dengan pemberian pelindung pada tabung yang berisi semen berupa selongsong hitam dan kain hitam dalam membawa collecting tube ke laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Jumiatin, E., L. Chandra, M. D. Susan, dan Nufriyanti. 2012. Pemeliharaan
Ternak Pejantan Unggul, Produksi Semen Beku, serta Pemasaran Di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. Jurusan Biologi. Universitas Brawijaya. Malang. Arifiantini RI. 2012. Teknik Koleksi dan Evaluasi Semen Pada Hewan. Bogor.