Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Matematika dan Sains

Vol. 9 No. 4, Desember 2004, hal 307-312

Konstruksi Diagram Potensial-pH untuk Baja Karbon dalam Buffer


Asetat secara Potensiodinamik Eksperimental
Bunbun Bundjali, N.M. Surdia, Oei Ban Liang, Bambang Ariwahjoedi
Departemen Kimia-FMIPA ITB
Diterima Maret 2004, disetujui untuk dipublikasikan Nopember 2004
Abstrak
Diagram Potensial-pH, atau diagram Pourbaix, sistem Fe-H2O pada umumnya dikonstruksi dari hasil perhitungan
berdasarkan data termodinamika. Pada pekerjaan ini diagram tersebut dikonstruksi berdasarkan hasil pengukuran
potensiodinamik pada sistem baja karbon dalam larutan buffer asam asetat-ion asetat pada rentang suhu 25-85 0C.
Walaupun diagram yang diperoleh tidak selebar cakupan pH berdasarkan data termodinamika, karena terbatasi
oleh trayek pH larutan buffer asetat, namun lebih dapat dipergunakan untuk pembahasan korosi baja karbon dalam
lingkungan asam asetat-ion asetat pada rentang suhu tersebut. Selain itu dapat diperoleh pula persamaanpersamaan yang mengkaitkan pengaruh pH dan suhu terhadap nilai potensial pasif primer (Epp) dan potensial
Fladge (EF).
Kata kunci: diagram potensial-pH, potensiodinamik, potensial pasif primer, potensial Fladge.
Abstract
The pH-potential, or the so called Pourbaix, diagram for the system Fe - H2O is normally been constructed by using
thermodynamic data. In this work the diagram was constructed experimentally based on potentiodynamic
measurements of carbon steel in acetic acid - acetate ion buffer solutions at a temperature range of 25-85 0C. Due
to the limited pH trajectory of buffer acetate solutions the resulted diagrams were not as wide pH as those of
thermodynamic Pourbaix diagrams, but they are more useful for analysing carbon steel corrosion in acetate
environment systems at that temperature range. In Addition the effects of pH and temperature on the primary
passive potential (Epp) and Fladge potential (EF) relationship could also be obtained.
Keywords: potential-pH diagram, potentiodynamic, primary passive potential, Fladge potential.
sempit pada kondisi sangat basa; zona pasif, yaitu
daerah terbentuknya selaput tak larut di permukaan
logam yang menghalangi proses korosi lebih lanjut;
dan zona kebal, yaitu daerah yang secara
termodinamika keadaan sebagai logam adalah fasa
paling stabil. Gambar 1 memperlihatkan diagram
Pourbaix sederhana untuk besi pada keadaan standar
pada suhu 25 0C.

1. Pendahuluan
Diagram potensial-pH atau diagram
Pourbaix1) memetakan fasa-fasa stabil logam dan
senyawanya dalam larutan dengan pelarut air, yang
berada dalam kesetimbangan termodinamika,
sebagai fungsi dari potensial elektroda dan pH
larutan. Dalam diagram potensial pH untuk besi
terdapat zona korosi, yaitu daerah reaksi pelarutan
besi yang terletak dalam daerah asam dan di daerah

1,4

1,2
1,0
0,8

E (V)

Korosi

Potensial (Volt vs SCE)

Pasifasi

-1

Kebal

0,6
0,4
0,2
0,0
-0,2

Korosi
-0,4
-0,6

pH

10

102

103

104

Rapat arus (A/cm2)

Gambar 1. Diagram Pourbaix sederhana untuk besi


dengan batas-batas pada keaktifan 10-6 ekivalen L-1

307

Gambar 2. Kurva tipikal polarisasi anodik


potensio-dinamik dari suatu baja nirkarat.

308

JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004

Kegunaan diagram Pourbaix2,3,4) terutama


adalah untuk memperkirakan arah reaksi spontan;
komposisi produk korosi; dan perubahan lingkungan
yang akan mencegah atau menurunkan laju serangan
korosi. Dengan menggunakan data termodinamika
terpilih yang sesuai dan pemodelan yang tepat,
diagram potensial pH untuk sistem Fe-H2O masih
terus direvisi5) dan sudah dibuat sampai suhu 300 0C.
Walaupun sudah ada usaha membuat diagram
potensial pH untuk sistem aliasi logam Zn-larutan 3%
NaCl (tidak pada keadaan standar) secara eksperimen
polarisasi terapan6), namun belum ada yang
mengkonstruksi diagram potensial pH untuk sistem
Fe-H2O
berdasarkan
hasil
eksperimen
potensiodinamik. Proses korosi dalam larutan dengan
pelarut air adalah proses elektrokimia, karenanya
dapat diikuti dengan pengukuran polarisasi
potensiodinamik,
yaitu
salah
satu
teknik
mengkarakterisasi kelakuan korosi suatu sampel
logam dari kaitan antara arus dengan potensial di
bawah kondisi terkontrol. Karakteristik polarisasi
sampel logam diukur dengan mengalurkan respons
arus sebagai fungsi dari potensial terapan.
Gambar 2 memperlihatkan kurva tipikal
polarisasi anodik potensiodinamik dari suatu baja
nirkarat7). Pada gambar tersebut daerah A adalah
daerah aktif korosi, yaitu daerah potensial pH yang
menyebabkan logam mengalami korosi, dengan
meningkatnya potensial terapan ke arah positif. Pada
titik B laju korosi seolah-olah berhenti, rapat arus
anodik tidak bertambah dengan naiknya potensial
terapan, yang diartikan mulai terbentuknya pasifasi.
Pasifasi dapat didefinisikan sebagai hilangnya
kereaktifan kimiawi logam di bawah suatu kondisi
lingkungan tertentu, akibat terbentuknya suatu
selaput pelindung. Titik B dicirikan oleh dua nilai
koordinat, potensial pasif primer (Epp ) dan rapat arus
kritis (ic). Pada daerah C, rapat arus berkurang
dengan cepat sejalan dengan meningkatnya
perlindungan selaput pasifasi. Di daerah D terdapat
kondisi dengan rapat arus pertukaran minimum
terhadap kenaikan potensial. Dalam daerah E terjadi
perusakan selaput pasif akibat penerapan potensial
yang sangat positif, ditunjukkan oleh peningkatan
kembali laju korosi, daerah ini dikenal sebagai daerah
transpasif.
Potensial awal terjadinya peralihan dari
keadaan pasif kembali ke aktif korosi dikenal sebagai
potensial Fladge (EF). Baik potensial pasif primer
maupun potensial Fladge, keduanya dipengaruhi oleh
pH larutan, yang diungkapkan oleh persamaan
berikut8,9) :
0

Epp = E pp - 0,059 pH
dan

EF = E F

- 0,059 pH

1)
2)

dengan E 0pp dan E F0 , berturut-turut, menyatakan


potensial pasif primer dan potensial Fladge pada pH
= 0.

Untuk mengkaji korosi baja karbon dalam


lingkungan asam asetat-ion asetat, pada pekerjaan ini
diagram potensial-pH baja karbon (besi)-larutan
buffer asam asetat-ion asetat disusun berdasarkan
data potensiodinamik secara eksperimen. Kelebihan
dari pemetaan ini adalah dapat diperoleh gambaran
eksperimental mengenai karakteristik elektrokimiawi
suatu baja karbon dalam lingkungan larutan asam
asetat-ion asetat. Peta ini memberikan informasi
penting dalam membahas kelakuan korosi dan
terjadinya pasifasi pada sistem terkait, karena proses
korosi seringkali terjadi dalam keadaan tidak
setimbang dan pada kondisi tidak standar. Namun
pada pemetaan ini, diagram potensial-pH tidak dapat
mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi oleh
trayek rentang pH sistem buffer. Walaupun demikian,
rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH
penting dalam kajian korosi baja karbon, karena
daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan
korosi aktif ke keadaan pasif.
2. Cara Kerja
Bahan dan larutan uji
Baja karbon SC 38 (komposisi kimia ratarata dalam % berat selain Fe adalah C 0,38; Si 0,27; S
0,25; P 0,02 dan Mn 0,76) sebagai elektroda kerja
dengan luas permukaan 0,95 cm2. Pada saat akan
digunakan
untuk
pengukuran
elektrokimia
permukaan, elektroda kerja dipoles basah dengan
ampelas silicon karbida (SiC) 800 grit, dicuci dengan
aqua DM dan aseton. Larutan uji dibuat dengan
melarutkan-padatan kristal natrium asetat (p.a), dan
asam asetat dari cairan asam asetat pekat 98 % (p.a) dalam aqua DM yang telah dimurnikan melalui alat
pemurnian air buatan Barnstead (air hasil pemurnian
berdaya hantar ~ 1,5 S/cm dan pH = 5,80 + 0,20).
Larutan uji berupa larutan buffer asam asetat-ion
asetat pada rentang pH 3,22 s/d 8,52-dibuat dengan
memvariasikan perbandingan [HAc]/[NaAc]-dalam
[NaAc] tetap 0,2 M, dan larutan 0,2 M natrium asetat
(pH 9,03) agar berdaya hantar sama, sekitar 12
mS/cm.
Pengukuran elektrokimia
Semua pengukuran potensiodinamik ini
dilakukan dalam sel elektrokimia tiga elektroda,
menggunakan Potensiostat/Galvanostat VoltaLab 40,
PGZ 402 Radiometer dengan perangkat lunak Volta
Master 4. Elektroda kerja dibuat dari batang baja
karbon berbentuk silinder yang disekat dengan
politetrafluoroetilen dan perekat Araldite sehingga
memiliki luas permukaan kontak dengan larutan uji
sebesar 0,95 cm2. Elektroda kalomel jenuh (SCE)
digunakan sebagai elektroda referensi dan elektroda
platina digunakan sebagai elektroda bantu (luas
permukaan kontak 0,78 dan 1,43 cm2). Daerah
permukaan sentuh elektroda/larutan dari elektroda
kerja dan elektroda bantu disusun saling berhadapan
berjarak 3 mm satu sama lain. Sebanyak 100 mL
larutan uji ditempatkan dalam sel elektrokimia yang

JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004

309

700

(c)

600
500
pH8,52
Rapat arus (s.s)

terbuat dari gelas berdinding rangkap dan berfungsi


sebagai ruang mantel aliran air pengatur suhu larutan,
diaduk dengan batang pengaduk magnetik.
Pengukuran dilakukan pada suhu-suhu larutan uji 25,
45, 65, dan 85 1 oC. Pemindaian (scanning) secara
potensiodinamik dilakukan dengan teknik Linear
Potential V, pada rentang potensial dari 1200 mV
sampai dengan 1800 mV dan laju sapuan potensial 2
mV s-1.

400

pH7,12

300

pH5,52

200

pH3,82

pH6,52

pH4,82

pH3,52

100

3. Hasil dan pembahasan

0
-100
-2

-1

Potensial (V), SCE

900

(d)

800
700
600
Rapat arus (s.s)

Profil Voltammogram baja karbon dalam


larutan buffer asam asetat-ion asetat pada berbagai
pH pada suhu 25, 45, 65 dan 85 0C, yang diperoleh
secara potensiodinamik ditampilkan berturut-turut
pada Gambar 3 (a), (b), (c) dan (d). Dari gambar
tersebut tampak bahwa larutan buffer yang lebih
asam lebih sukar membentuk lapisan selaput pasif.
Pembentukan selaput pasif dipermudah dan
diperlebar rentang potensialnya dengan kenaikan pH.
Peningkatan suhu menyebabkan awal terbentuknya
selaput pasif bergeser ke pH yang lebih tinggi.
Voltammogram potensiodinamik baja karbon dalam
setiap pH larutan buffer, dianalisis untuk menentukan
masing-masing nilai potensial pasif primer (Epp),
potensial Fladge (EF), potensial transpasif (Etp), dan
potensial korosi, Ecorr

pH 8,52
pH 7,52

500

pH 6,52

400

pH 5,52

300

pH 4,52
pH 3,52

200
100
0
-100
-2

-1

Potensial (V), SCE

300

(a)

250

200
Rapat arus (s.s)

pH8,52

Gambar 3. Profil voltammogram baja karbon pada


berbagai pH larutan buffer asetat, pada (a) 25oC, (b)
45oC, (c) 65oC, dan (d) 85oC. Skala pada ordinat
hanya untuk pembandingan, bukan nilai sebenarnya.

pH7,52

150

pH6,52

-50
0

Rapat arus (mA/cm 2)

pH3,82

-1

Epp

120

pH4,52

50

-2

140

pH5,52

100

100
80

25 C
45 C

60

Etp

65 C

40

85 C

EF

Ecorr

20

Potensial (V), SCE


0
-20

350

-1.6

-0.8

0.8

1.6

Potensial (V), SCE

(b)

300
250

Rapat arus (s.s)

pH 8,52

200

pH 7,82
pH 6,82

150

pH 5,52
pH 4,82

100

pH 3,82

50
0
-50
-2

-1

Gambar 4. Pembandingan voltammogram baja


karbon dalam buffer asam asetat pH 5,52
pada suhu 25, 45, 65, dan 85oC.

0
Potensial (V), SCE

Gambar 4 merupakan voltammogram baja


karbon dalam larutan buffer asetat pH 5,52 pada suhu
25, 45, 65 dan 85 0C, dan ditunjukkan titik posisi
Ecorr, Epp, EF, dan Etp untuk voltammogram pada suhu
850C. Diagram potential-pH pada masing-masing
suhu di atas, dikonstruksi dengan mengalurkan pH
v/s. potential. Selanjutnya ditarik garis yang
menghubungkan nilai-nilai Ecorr, garis yang
menghubungkan nilai-nilai Epp, garis yang

310

JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004

(a)

Potensial [V], SHE

1.5
1

Ecorr

Zona Pasif

Epp

0.5

EF

Zona Korosi

0
2

Etp

10

-0.5

Zona Kebal
-1
pH

(b)

Potensial [V], SHE

1.5
1

Ecorr
Epp

Zona Pasif

0.5

Zona korosi

EF

Etp
2

(d)
1.5

Potensial [V], SHE

menghubungkan nilai-nilai EF dan garis yang


menghubungkan nilai-nilai Etp, kemudian garis-garis
itu diproyeksikan pada bidang dengan kerapatan arus
anodik nol. Penentuan zona kebal, zona aktif korosi,
dan zona pasif pada diagram tersebut, berturut-turut,
adalah daerah voltammogram dengan rapat arus
anodik bernilai negatif, daerah antara Ecorr dan Epp,
dan daerah yang berada di antara EF dan Etp. Dengan
cara ini, diagram potensial-pH pada suhu 25, 45, 65,
dan 850C dapat dikonstruksi seperti terlukiskan pada
Gambar 4 (a) s/d (d). Zona pasif pada diagram
tersebut, lebih merepresentasikan daerah potensialpH dengan laju korosi lambat akibat terbentuknya
selaput pelindung pada permukaan logam. Potensial
Fladge (EF) adalah nilai potensial pada daerah pasif
dengan laju korosi minimum, yaitu kondisi yang
memberikan perlindungan selaput pasif maksimum.

1
0.5

Ecorr

Zona Pasif

Zona Korosi

Epp
EF

0
2

10

-0.5
-1

Zona Kebal
pH

Gambar 5. Diagram potensial-pH baja karbon dalam


larutan buffer asam asetat natrium asetat pada suhu
(a) 250C, (b) 450C, (c) 650C dan (d) 85oC.
Gambar 5
memperlihatkan
diagram
potensial-pH yang dihasilkan dari eksperimen
potensiodinamik
ini.
EHS
(supaya
dapat
dibandingkan dengan diagram Pourbaix). Skala
potensial disesuaikan menjadi potensial terhadap
elektroda standar hidrogen. Diagram potensial-pH
pada Gambar 5 (a) dengan Gambar 1, pada daerah
pH dan suhu yang sama, mempunyai kemiripan
bentuk kurva. Suhu berpengaruh terhadap profil
kurva diagram potensial-pH, terutama pada 65 0C dan
85 0C pada pH > 6,52. Baik pada garis kurva Epp
maupun pada EF terdapat kecenderungan titik belok
yang melengkung ke potensial yang lebih tinggi,
karenanya pada suhu tersebut, persamaan garis linier
hanya dapat ditarik sampai pH 6,52. Pengaruh pH
larutan terhadap sebaran nilai Epp dan EF pada
rentang suhu 25 s/d 850C, untuk pH < 7, diperoleh
dengan penarikan garis regresi sebagai dilukiskan
pada Gambar 6, menghasilkan ungkapan Epp dan EF
terhadap pH, yang dirangkumkan pada Tabel 1.

10

-0.5

Zona Kebal

-1

1.6

Epp

1.4

(a)

pH

EF

1.2

2.5

(c)

Potensial (V), SHE

2
1.5
1

Zona Korosi

Zona Pasif

0.5

-0.5
-1

Zona Kebal
pH

10

0.6
0.4
0.2

Ecorr

0
-0.2 3

Epp

-0.4

EF

-0.6

Etp

Potensial (V)

1
0.8

pH

JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004

311

Persamaan di atas menyatakan bahwa baik


Epp maupun EF, bertambah dengan naiknya suhu dan
berkurang dengan naiknya pH. Hal ini memberi
petunjuk bahwa proses pembentukan selaput pasif
baja karbon dalam lingkungan asam asetat ion
asetat bersifat eksoterm, dan lebih mudah terbentuk
pada pH yang lebih tinggi. Pengaruh suhu (0C),

2
Epp

(b)
Potensial (V)

1.5

EF

1
0.5

0
3

-0.5
-1
pH

terhadap potensial E pp dan E F , potensial pasif


primer dan potensial Fladge pada pH = 0
(ekstrapolasi hipotetik), ditunjukkan pada Gambar 7,
dapat diungkapkan dengan persamaan sebagai
berikut:
0

E pp = 1,143 + 0,0471

3
Epp

2.5

(c)
Potensial (V)

1.5
1
0.5
0
-0.5

E F = 1,452 + 0,064

dan

EF

3)
4)

Perbedaan yang tampak antara persamaan


(1) dan (2) dengan ungkapan yang diperoleh pada
Tabel 1, kemungkinan besar bersumber dari
perbedaan jenis selaput pasif yang terbentuk, dan
keaktifan ion-ion yang terlibat dalam sistem ini
dengan yang diandaikan pada penurunan persamaan
secara teoritik tersebut.

-1
pH

8
7
6

Potensial (V)

2
Epp

1.5

(d)

EF

Potensial (V)

5
4
3
2

Epp

0.5

EF
0
0

0
3

20

40

60

80

100

Suhu (0C)

-0.5

Gambar 7. Pengaruh suhu terhadap Epp dan EF baja


karbon dalam buffer asam asetat-ion asetat pada pH =
0 (hipotetik)

-1
pH

Gambar 6. Pengaruh pH larutan buffer asam asetat


natrium asetat terhadap Epp dan EF pada suhu (a)
250C, (b) 450C, (c) 650C dan (d) 85oC.
Tabel 1. Ungkapan pengaruh pH terhadap Epp dan EF
pada 25, 45, 65 and 85oC
Suhu
(oC)

Kaitan Epp dengan pH


(V, SCE)

Kaitan EF dengan pH
(V, SCE)

25

Epp = 2,242-0,397 pH

EF = 2,993-0,506 pH

45

Epp = 3,181-0,517 pH

EF = 4,466-0,724 pH

65

Epp = 4,61-0,783 pH

EF = 5,527-0,895 pH

85

Epp = 4,904-0,821 pH

EF = 6,908-1,105 pH

4. Kesimpulan
Hasil pengukuran potensiodinamik dapat
digunakan untuk mengkonstruksi diagram potensialpH. Pemetaan dengan cara ini terutama akan sangat
membantu dalam pembahasan korosi logam atau
paduan logam yang memperlihatkan kelakuan
aktif/pasif korosi. Hal yang dapat menjadi pembatas
penggunaan cara ini adalah ketersediaan elektroda
referensi yang stabil pada suhu tinggi, dan rentang
cakupan pH yang terbatasi oleh trayek pH sistem
larutan buffer tertentu. Karenanya cara ini hanya
dapat dipergunakan untuk kondisi spesifik,
tergantung keperluan, terutama pada suhu di bawah
100 0C.

312

JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004

Daftar Pustaka
1.

2.

3.

4.

Pourbaix, M., Atlas of Electrochemical


Equilibria in Aqueous Solutions, Pergamon
Press (1966).
Townsend, H.E., Potential-pH Diagram at
Elevated Temperature for the System Fe-H2O,
Corros. Sci., 10, 343 (1970).
Ueda, M., Potential-pH Diagram at Elevated
Temperature for Metal-CO2/H2-Water System
and the Application for Corrosion of Pure Iron,
Corros. Eng.,44, 3,159 (1995).
Inoue, H., How to Use Potential-pH
Equilibrium Diagram, Corros. Eng., 45, 12,
811 (1996).

5.

6.
7.

8.
9.

Beverskog, B., & Puigdomenech, I., Revised


Pourbaix Diagram for Iron at 25-300 0C,
Corros. Sci., 38, 12, 2121 (1996).
Kurov, O.V., Plotting Alloy Corrosion State
Diagrams, Corrosion, 57, 6, 502 (2001).
Sastri, V.S., Corrosion Inhibitors Principles and
Applications, John Wiley & Sons Ltd, 74-79
(1998).
Scully, J.C., The fundamental of Corrosion, 3rd.
ed, Pergamon Press, 107-120 (1990).
Shreir, L.L., (editor), Corrosion, Volume 1,
Metal/Environment
Reactions,
NewnesButterworths, London, 1: 103-1: 110 (1978).

Anda mungkin juga menyukai