Anda di halaman 1dari 1

Mekanisme Kerja Atropin

Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau


parasimpatolitik. Atropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja
menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos.
Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin
dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase. (Achmad, 1986)
Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam
dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam
dosis besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat
ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti
pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau
antagonis muskarinik lainnya. (Jay dan Kirana, 2002)
Atropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,
merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor,
perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan
depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan
paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan
siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan
bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu
atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara
langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan,
atropin sebagai antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung,
sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga
menyebabkan retensi urin (Hidayat, 2005)
Atropine dosis rendah (<0,5 mg) menyebabkan bradikardi, hal ini terjadi karena
pengeblokan reseptor M1 pada neuron pre-junctional inhibitor, dimana
menyebabkan pengeluaran asetilkolin meningkat. Dosis atropine yang lebih tinggi
(>1mg) menyebabkan takikardi karena terjadi pengeblokan pada reseptor SA node
jantung. Atropine memiliki waktu paro 2,5 jam
Amrun Hidayat. M. 2005. Alkaloid Turunan Triptofan. (di akses tanggal 8 juni 2009).
http//www.wikipedia.com/turunan-triptofan.html
Anonim. 1985. Tanaman obat Indonesia jilid II. Depkes RI. Jakarta.
Jay,than hoon dan kirana,raharja. 2002. Obat-obat penting. Gramedia Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai