Scientific Literacy
Scientific Literacy
SCIENTIFIC LITERACY
Oleh :
ERNITA SUSANTI
NIM. 15175009
Dosen:
Prof. Dr. Festiyed, M.S
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Scientific Literacy yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr.
Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas. Penulis menuliskannya dengan
mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan
membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan
saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Padang,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
1
2
2
2
3
5
8
12
...............................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memberikan dampak
positif sekaligus negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif muncul karena
adanya berbagai kemudahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Sedangkan dampak negatif yang ditumpulkan yaitu adanga permasalahan etika,
moral dan isu-isu global. Beberapa contoh riil dampak negatif tersebut adalah
pemanasan global, krisis energi, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup.
Peserta didik sebagai bagian dari masyarakat global, perlu dilibatkan untuk
menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Oleh karena itu, peserta didik
perlu dibekali kemampuan untuk peduli dan tanggap terhadap isu-isu yang
berkembang dalam masyarakat, berpikir kritis dan kreatif untuk merencanakan
pemecahan masalah, dan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
untuk diaplikasikan dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dicapai apabila
peserta didik memiliki literasi sains.
Dewasa ini, literasi sains menjadi pembahasan dalam dunia pendidikan.
Menurut PISA literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan
sains untuk mengidentifikasi permasalahan, menarik kesimpulan berdasarkan
bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang
dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Indonesia juga telah memasukkan
literasi sains di dalam kurikulum maupun pembelajarannya baik secara eksplisit
maupun implisit, yaitu pada kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengandung pemikiran-pemikiran yang inovatif salah
satunya menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. pendekatan
saintifik memiliki lima langkah yaitu mengobservasi, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 memberi harapan dalam pendidikan di
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi sains. Sekalipun
demikian masih banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, baik oleh
pengembang kurikulum atau guru yang langsung mengimplementasikan
kurikulum tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Assesmen Literasi
Berikut akan dijelaskan pengertian assesmen literasi kedalam Tabel 1.
Tabel 1. Pengertian Assesmen Literasi
Perbandin
gan
Pengertian
Teori Modul
Teori Lain
Artinya : Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan.
Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal ini merupakan salah
satu motivasi bagi peserta didik untuk mengkaji secara ilmiah segala sesuatu yang
ada di bumi (makhluk hidup dan makhluk tak hidup) dan segala sesuatu yang ada
di langit dengan menggunkan kekuatan (alat atau teknologi) untuk memperoleh
pengetahuan.
Selain itu Allah juga menjelaskan dalam Surat Al-Fushilat ayat 53
melakukan kajian secara kritis, dan logis maka akan menambah pengetahuan dan
keimanan akan adanya Sang Pencipta dan kepekaan yang tinggi terhadap diri
sendiri dan lingkungan
B. Perkembangan Literasi (Reading, Mathematical Scientific Literacy) pada
Pisa 2000-2003-2006
Berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan literasi sains ke dalam
Tabel 2, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Perkembangan Literasi Sains
Perbandin
gan
Perkembag
an
Teori Modul
Teori Lain
Perbandin
gan
Teori Modul
Teori Lain
sains.
4. Literasi pada PISA tahun 2009
Menilai kemampuan membaca,
kemampuan matematika dan
kemampuan iptek. Laporan ini juga
menghasilkan kemampuan sumber
daya manusia suatu negara dalam
bersaing di dunia inernasional.
PISA berlangsung bersamaan
dengan TIMSS yang berlangsung
empat tahun sekali. TIMSS
mengukur kemampuan matematika
dan IPA terkait dengan kurikulum,
dan sekaligus mendeteksi
efektivitas sistem pendidikan yang
terkait dengan pembelajaran sains
dan matematika dalam rentang
empat tahun dan hasilnya sangat
memprihatinkan.
Berdasarkan
penjelasan
diatas
dapat
disimpulkan
literasi
sains
pertanyaan-pertanyaan
dan
untuk
menarik
kesimpulan
1997 yang dilakukan sekali tiga tahun dengan tujuan untuk memonitor hasil hasil
dari sistem pendidikan yang berhubungan dengan pencapaian belajar peserta
didik. indonesia ikut dalam PISA pada tahun 2000 dan diperoleh literasi sains
peserta didik Indonesia masih rendah. Selain PISA studi untuk mengevaluasi
proses pendidikan juga dilakukan oleh TIMSS. TIMMS dilakukan sekali 4 tahun
dengan tujuan studi internasional tentang prestasi matematika dan sains peserta
didik sekolah lanjutan tingkat pertama. Indonesia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini pada tahun 1999. Adapun perbedaan penelitian TIMMS dan
penelitian PISA dijelaskan dalam tebel berikut.
Tabel 3. Perbedaan Penelitian TIMMS dan PISA
Perbedaan
TIMMS
Dibentuk
Dibentuk tahun 1995
dikoordinasikan oleh IEA
(The International
Association for the
Evaluation of Educational
Achievement)
Tujuan
Studi internasional tentang
prestasi matematika dan sains
peserta didik sekolah lanjutan
tingkat pertama dimana hasil
capain TIMSS dapat
digunakan untuk
mengevaluasi proses
pendidikan negara peserta
TIMSS
Diselenggaraka Sekali empat tahun
n
Pelaksanaan
Tahun 1999
penelitian
Mengevaluasi prestasi
matematika dan sains muridmurid kelasketiga, keempat,
ketujuh, kedelapan, dan pada
tahun terakhir sekolah
menengah
Tahun 2003
Mengukur tren dalam
matematika dan sains di kelas
PISA
Dibentuk tahun 1997 oleh
OECD
Perbedaan
TIMMS
keempat dan kedelapan
Tahun 2007
meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran dalam
Matematika dan sains bagi
peserta didik di seluruh dunia
PISA
Fokus penelitian terhadap
aspek sains
Tahun 2009
Menilai kemampuan
membaca, kemampuan
matematika dan kemampuan
iptek
Teori Modul
Teori Lain
Menurut PISA
1. Proses sains
Pisa menetapkan lima komponen
proses sains sebagai berikut:
a. Mengenal pertanyaan ilmiah
b. Mengidentifikasi bukti yang
diperlukan dalam penyelidikan
ilmiah
c. Menarik dan mengevaluasi
kesimpulan
d. Mengkomunikasikan
kesimpulan yang valid
e. Mendemonstrasikan
pemahaman terhadap konsepkonsep sains
2. Konten sains
Merujuk pada konsep-konsep kunci
yang diperlukan untuk memahami
fenomena alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia.
3. Konteks aplikasi sains
Pisa membagi bidang aplikasi sains
kedalam tiga kelompok.
a. Kehidupan dan kesehatan
10
Perbandin
gan
Teori Modul
Teori Lain
11
Perbandin
gan
Aspekaspek
Teori Modul
Teori Lain
12
Perbandin
gan
Teori Modul
Teori Lain
yang mencakup pengetahuan
alam dan pengetahuan tentang
ilmu pengetahuan itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk
menggambar-kan sejauh mana
peserta didik dapat menerapkan
pengetahuan mereka dalam
konteks yang relevan dengan
kehidupan mereka. Oleh karena
itu, penilaian pengetahuan akan
dipilih dari bidang utama fisika,
kimia, biologi, ilmu bumi dan
ruang angkasa, serta teknologi
(OECD, 2006; OECD, 2009;
OECD, 2012).
3. Aspek kompetensi memberikan
prioritas terhadap beberapa
kompetensi, yaitu: (1)
mengidentifikasi isu ilmiah, (2)
menjelaskan fenomena ilmiah,
dan (3) menggunakan bukti
ilmiah.
4. Aspek sikap sains menunjukkan
minat dalam ilmu pengetahuan,
dukungan untuk penyelidikan
ilmiah, dan motivasi untuk
bertindak secara bertanggung
jawab terhadap, misalnya,
sumber daya alam dan
lingkungan.
13
keterampilan bernalar dalam konteks sosial dan menekankan bahwa literasi sains
diperuntukan bagi semua orang. Dapat disimpulkan untuk mewujudkan Scientific
literacy perlunya keseimbangan antar berbagai kompetensi dan membutuhkan
keterampilan dalam pengambilan keputusan socio-scientific.
Menurut PISA dimensi literasi sain terbagi tiga yaitu, proses sains, konten
sains yang merujuk pada konsep-konsep sains dan konteks sains yang merujuk
pada aplikasi sains. Selain itu , definisi literasi sains PISA dapat dicirikan oleh
empat aspek yang saling terkait, yaitu aspek konteks, pengetahuan, kompetensi,
dan sikap sains.
D. Karakteristik dan Contoh Soal Scientific Literacy
Berikut akan dijelaskan karakteristik dan contoh soal scientific litercy ke
dalam Tabel 5, yaitu sebagai berikut.
Tabel 5. Karakteristik dan Contoh Soal Scientific Literacy
Perbandin
gan
Karakteristi
k
Teori Modul
Teori Lain
14
Perbandin
gan
Teori Modul
wacana berkelanjutan dan wacana
tak berkelanjutan
Teori Lain
pertanyaan dalam soal perlu
dianalisis dan diberi alasan saat
menjawabnya
5. Soal-soal tersebut disajikan
dalam bentuk yang bervariasi,
bentuk pilihan ganda, isian
singkat, atau esai
6. Soal PISA mencangkup konteks
aplikasi (personal komunitas
global, kehidupan kesehatan
bumi dan lingkunganteknologi) yang kaya.
Dalam pengukuran, beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu.
Pertama, pengetahuan yang diukur
perlu relevan dengan situasi
kehidupan sehari-hari. Kedua,
pengetahuan yang diukur harus
memiliki tengggang relevansi
minimal 10 tahun kedepan. Ketiga,
pengetahuan yang diperlukan untuk
dapat menjawab butir soal PISA
terkait dengan proses sains yang
penting, bukan yang terisolir
berupa hafalan
Pemanasan global menyebabkan
bongkahan es gleiser mencair. Dua
belas tahun setelah itu, tumbuhan
kecil yang disebut lichen mulai
tumbuh di bebatuan.
Setiap tumbuhan lichen yang
tumbuh hampir menyerupai bentuk
lingkaran. Hubungan antara
diameternya dengan usia lichen
dapat dilihat dengan rumus berikut.
d=7.0 t12 for t 12
d = diameter lingkaran tumbuhan
lichen (mm)
15
Perbandin
gan
Teori Modul
Teori Lain
t = usia (tahun) setelah es mencair.
Pertanyaan:
Ani melakukan pengukuran sebuah
lichen dengan diameter 35 mm.
Berapakah usia lichen tersebut?
disimpulkan
soal-soal
yang
diberikan
haruslah
menuntut
BAB III
PEMBAHASAN
16
17
17
18
dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli
terhadap lingkungan.
Ditinjau dari pengertian literasi sains menurut PISA yaitu kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan, menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu
membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam,
maka inti dari kegiatan pembelajaran yang menuju pada literasi sains adalah
melalui pendekatan saintifik yaitu kegiatan 5M. Oleh karena itu penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran diharapkan dapat mewujudkan dan
meningktkan literasi sains peserta didik.
B. Pengembangan Literasi Sains
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan. Penulis mengembangkan soal
literasi sains. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengemangan
ADDIE. Pada penelitian dan pengembangan ini, kegiatan hanya dilakukan sampai
tahap pengembangan desain. Adapapun tahap pengembangan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Analysis
Kegiatan ini dilakukan dnegan mengumpulkan informasi melalui studi
pustaka dan studi lapangan. Berdasarkan hasil studi pustaka literasi sains sangat
penting diterapkan dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menggunakan
kemampuannya dalam mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk
menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami diri sendiri
dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia
dengan alam.
Temuan penelitian assesmen hasil belajar sains pada level internasional
yang diselenggarakan oleh IEA tentang TIMMS dan OECD tentang PISA,
ternyata indonesia masih lemah dalam sains. Studidilapangan dilakukan terhadap
tes yang digunakan di sekolah. dalam penyusunan tes guru tidak memulai dari
kisi-kisi soal dan cenderung mengunakan soal yang telah ada dalam buku teks
yang fokus penilaiannya pada aspek pengetahuan, sehingga. Berdasarkan studi
19
pustaka dan studi lapangan penulis mencoba mengembangkan alat ukur literasi
sains berupa tes. Adapun tahap analisis yang dilakukan terdiri dari:
a. Analisis awal akhir
Kurikulum 2013 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. salah satunya pembelajaran IPA. Kurikulum 2013 memiliki harapan
yang mengarah pada mewujudkan literasi sains dengan penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Analisisi yang dilakukan terhadap tes yang
digunakan di lapangan. Adapun perbandingan hasil analisis di lapangan dengan
teori adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Analisis Awal Akhir
N Perbandingan
Teori
o
1 Perencanaan
Perencanaan pembelajaran
pembelajaran
oleh guru sesuai dengan
kurikulum 2013 yaitu
dengan merencanakan
pembelajaran sesuai dengan
pendekatan saintifik untuk
melatih keterampilan proses
sains peserta didik melalui
kegiatan 5M
2 Pelaksanaan
Pembelajaran seharusnya
pembelajaran
dilakukan sesuai dengan
model pembelajaran yang
ditetapkan dan
menggunakan pendekatan
saintifik. Selain itu
pelaksanaan pembelajaran
dilakukan sesuai RPP
3 Penilaian
Penilaian seharusnya
dilakukan sesuai dengan
tahapan saintifik yang
dilakukan. Sehingga dapat
mewujudkan literasi sains
Lapangan
Dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran
(RPP) sesuai dengan
kurikulum 2013
20
N
o
4
Perbandingan
Karakteristik
soal yang
digunakan
Teori
Lapangan
Soal-soal mengandung
konsep tidak langsung
terkait dengan konsepkonsep dalam kurikulum,
tetapi lebih diperluas
Soal-soal menyediakan
sejumlah informasi atau
data dalam berbagai bentuk
penyajian untuk diolah oleh
peserta didik yang akan
menjawabnya
Soal-soal meminta peserta
didik mengolah
(mengubung-hubungkan)
informasi dalam soal
Pernyataan yang menyertai
pertanyaan dalam soal perlu
dianalisis dan diberi alasan
saat menjawabnya
Soal-soal tersebut disajikan
dalam bentuk yang
bervariasi, bentuk pilihan
ganda, isian singkat, atau
esai
Soal PISA mencangkup
konteks aplikasi (personal
komunitas global,
kehidupan kesehatan bumi
dan lingkungan-teknologi)
yang kaya
21
10. Muatan q1= -6 C (-6 x 10-6 C) dan q2= 4 C (4 x 10-6 C) terpisah pada jarak
2 m. Hitunglah:
a) besar gaya coulomb yang dialami muatan tersebut
b) kuat medan listrik pada muatan q2= 4 C (4 x 10-6 C)
b. Analisis peserta didik
11.
untuk
menggunakan
pengetahuan
ilmiah,
mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan buktibukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang
dunia alami dan interaksi manusia dengan alam masih rendah.
c. Analisis materi
12.
18. Indikator
21.
22.
23.
19. Tekni
k
Penil
aian
27. Tes
tulis
17. Kompetensi
Dasar
kelistrikan pada
sistem syaraf, dan
contohnya pada
hewan-hewan yang
mengandung listrik
18. Indikator
24.
25.
26.
19. Tekni
k
Penil
aian
b. Pengembangan tes
28.
33. Konteks
Sains
34.
1
35. Mengidentifikasi
bukti yang
dibutuhkan secara
ilmiah
39. Menarik atau
mengevaluasi
kesimpulan
37. Kehidupan
yaitu
membedak
an jenisjenis
muatan
listrik,
mengguna
kan hukum
couloumb
pada benda
bermuatan
listrik
statis
38.
2
42.
46.
47. Pertanyaan:
a. Apakah yang terjadi pada serpihan kertas? jelaskan jawabanmu?
b. Hal tersebut membuktikan bahwa penggaris plastik?
4. Gamber berikut menunjukan informasi sebatang kaca yang telah digosok
dengan kain sutera digantung dengan seutas tali. Sebuah bola yang bermuatan
negatif kemudian didekatkan ke batang kaca.
48.
49. Pertanyaan:
a. Jelaska muatan kaca setelah digosok dengan kain sutera?
b. Apakah yang terjadi pada batang kaca ketika didekatkan dengan lampu ?
5. Perhatikan ilustrasi sebuah elektroskop berikut
50.
51. Kepala elektroskop bermuatan positif dan kedua daun elektroskop
bermuatan negatif, sehingga daun dalam posisi sedikit terbuka. kemudian
sebuah benda yang bermuatan positif didekatkan ke kepala elektoskop.
52. Pertanyaan:
53. Apakah yang terjadi pada daun elektroskop? Jelaskan jawabanmu?
3. Tahap Develop
54.
68.
5
70.
1.
2. Pernyataan
No
3.
1
6.
4.
5.
7. A. Kesesuaian
8.
10.
11.
12.
13.
17.
18.
19.
20.
24.
25.
26.
27.
31.
32.
33.
34.
39.
40.
41.
42.
46.
47.
48.
49.
54.
55.
56.
57.
61.
62.
63.
64.
68.
69.
70.
71.
75.
76.
77.
78.
82.
83.
84.
85.
kompetensi inti
14.
15.
21.
22.
28.
4
37.
35.
Saran:
36.
B Aspek Bahasa
43.
44.
Saran:
29.
Saran:
Saran:
50.
Saran:
51. C. Konstruksi
52.
konsep kurikulum
58.
59.
65.
66.
72.
79.
11
mengolah (mengubung-hubungkan)
informasi dalam soal
Saran
10
80.
73.
Saran
86.
Saran:
72.
Padang,
Maret 2016
73.
74.
75.
76.
77.
............................................
NIP
4. Implementation
78.
79. BAB IV
80. PENUTUP
81.
A. Kesimpulan
82.
mengasosiasi
pendekatan
yang
dan
digunakan,
mengkomunikasikan.
kurikulum
2013
Berdasarkan
juga
sudah
30
B. Saran
87.
sains
(lisan
dan
tulisan),
serta
menerapkan
31
DeBoer, G.E. 2000. Scientific Literacy: Another Look at Its Historical and
Contemporary Meaning and Its Relationship to Science Education Reform.
Journal of Research in Science Teaching, 37, 582-601.
90.
91. Holbrook, J, & Rannikmae, M. 2009. The Meaning of Scientific Literacy.
International Journal of Environmental & Science Education, 4 (3), 275278.
92.
93. OECD. (2006). PISA 2012 Assessing Scientific,Reading, and Mathematical
Literacy, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/ 9789264190511-en
94.
OECD. (2010). PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do
Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I).
http://dx.doi.org/10.1787/ 9789264091450-en
96.
97. OECD. (2012). PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and
what they can do with what they knot. http://www.oecd.org/
pisa/keyfindings/pisa-2012-resultsoverview.pdf
95.
98.
99. Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A., 2013. Membangun Literasi
32