Anda di halaman 1dari 35

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

SCIENTIFIC LITERACY

Oleh :
ERNITA SUSANTI
NIM. 15175009

Dosen:
Prof. Dr. Festiyed, M.S
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si

PENDIDIKAN FISIKA (S2)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Scientific Literacy yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr.
Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas. Penulis menuliskannya dengan
mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan
membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan
saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Padang,

Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang .....................................................................................


Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penulisan ..................................................................................
Manfaat Penulisan ...............................................................................

1
2
2
2

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 3


A.
B.
C.
D.

Pengertian Assesmen Literasi...............................................................


Perkembangan Literasi ........................................................................
Komponen dan Aspek-aspek Literasi Sains ........................................
Karakteristik Literasi Sains...................................................................

3
5
8
12

BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 15


A. Implementasi Literasi dalam Pembelajaran Fisika............................... 15
B. Pengembangan Literasi Sains ............................................................. 16
BAB IV KESIMPULAN................................................................................. 25
A. Kesimpulan...........................................................................................` 25
B. Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

...............................................27

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memberikan dampak
positif sekaligus negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif muncul karena
adanya berbagai kemudahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Sedangkan dampak negatif yang ditumpulkan yaitu adanga permasalahan etika,
moral dan isu-isu global. Beberapa contoh riil dampak negatif tersebut adalah
pemanasan global, krisis energi, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup.
Peserta didik sebagai bagian dari masyarakat global, perlu dilibatkan untuk
menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Oleh karena itu, peserta didik
perlu dibekali kemampuan untuk peduli dan tanggap terhadap isu-isu yang
berkembang dalam masyarakat, berpikir kritis dan kreatif untuk merencanakan
pemecahan masalah, dan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
untuk diaplikasikan dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dicapai apabila
peserta didik memiliki literasi sains.
Dewasa ini, literasi sains menjadi pembahasan dalam dunia pendidikan.
Menurut PISA literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan
sains untuk mengidentifikasi permasalahan, menarik kesimpulan berdasarkan
bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang
dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Indonesia juga telah memasukkan
literasi sains di dalam kurikulum maupun pembelajarannya baik secara eksplisit
maupun implisit, yaitu pada kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengandung pemikiran-pemikiran yang inovatif salah
satunya menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. pendekatan
saintifik memiliki lima langkah yaitu mengobservasi, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 memberi harapan dalam pendidikan di
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi sains. Sekalipun
demikian masih banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, baik oleh
pengembang kurikulum atau guru yang langsung mengimplementasikan
kurikulum tersebut.

Guru harus melakukan kegiatan-kegiatan yang menggunakan pendekatan


ilmiah dan menguasai materi dengan baik. Di samping tujuan mewujudkan literasi
sains, guru menghadapi kendala lain yang tidak kalah penting seperti buku ajar,
sistem evaluasi ataupun sarana dan prasarana yang diperlukan untuk keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 dalam mewujudkan literasi saians. Oleh karena itu
pada makalah ini akan dibahas pengemabangan lietrasi sains dalam pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan
permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu menjelaskan tentang literasi
sains dan pengemabangan lietrasi sains dalam pembelajaran.
C. Tujuan Penulisan
Merujuk pada rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui literasi sains dan pengemabangan lietrasi sains dalam
pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan, maka penulisan makalah ini diiharapkan dapat
menambah ilmu dan wawasan tentang literasi sains dan pengemabangan lietrasi
sains dalam pembelajaran.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Assesmen Literasi
Berikut akan dijelaskan pengertian assesmen literasi kedalam Tabel 1.
Tabel 1. Pengertian Assesmen Literasi
Perbandin
gan
Pengertian

Teori Modul

Teori Lain

Literasi berasal Literacy

(inggris) yang berarti melek


huruf atau gerakan
pemberantasan buta huruf. Jadi
science literasi adalah ilmu
pengetahuan yag merupakan
gerakan pemberantasan buta
huruf
PISA literasi sains sebagai
kemampuan menggunakan
pengetahuan sains,
mengidentifikasi permasalahan,
menarik kesimpulan

berdasarkan bukti-bukti agar


dapat memahami dan membantu
membua keputusan tentang
dunia alami dan interaksi
manusia dengan alam.
Menurut Hurt science literacy
berarti tindakan memahami
sains dan mengaplikasikannya
bagi kehidupan masyarakat
OECD, lietrasi sains
kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan
ilmiah dan prosesnya, tetapi ia

tidak sekadar memahami alam


semesta, tetapi juga ikut
berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan dan
mengunakannya.

Menurut AAAS (American


Association for the
Advancement of Science),
asesmen literasi adalah sebagai
kapasitas untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaanpertanyaan dan untuk menarik
kesimpulan berdasarkan buktibukti agar dapat memahami dan
membantu membuat keputusan
tentang dunia alami dan
interaksi manusia dengan alam.
Deboer (2000) menyatakan
bahwa scientific literacy was
to provide a broad
understanding of science and of
the rapid developing scientific
enterprise whether one was to
become a scientist or not.
Artinya, literasi sains
diperuntukkan bagi seluruh
peserta didik, tidak memandang
apakah nanti peserta didik
tersebut akan menjadi saintis
atau tidak.
Meneurut Toharudin, dkk
(2013) mendefinisikan literasi
sains sebagai kemampuan
seseorang untuk memahami
sains, mengomunikasikan sains

Literasi sains juga merupakan


kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan
sains dalam upaya memcahkan
maslah (NRC, 1996).
Menurut De Boer (2000) literasi
sains merupakan kemampuan
untuk berpikir secara ilmiah
Menurut National Science
Education Standards (1996)
Sehubungan dengan pengertian
diatas, jika dikaitka dengan ayat
al-quran literasi sains
berkesinambungan dengan ayat
al-quran yaitu Al- Quran Surat
Al- Baqarah ayat 31-32, AlQamar Ayat 49, AL- Furqan
Ayat 2

(lisan dan tulisan), serta


menerapkan pengetahuan sains
untuk memecahkan masalah
sehingga memiliki sikap dan
kepekaan yang tinggi terhadap
diri dan lingkungannya dalam
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sains. Laugksch dalam
Toharudin, dkk (2013)
menyatakan bahwa pada
dasarnya literasi sains meliputi
dua kompetensi utama. Pertama,
kompetensi belajar sepanjang
hayat (longlife education),
termasuk membekali para
peserta didik untuk belajar di
sekolah yang lebih lanjut.
Kedua, kompetensi dalam
menggunakan pengetahuan yang
dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang
dipengaruhi oleh perkembangan
sains dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa literasi sains


merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains dan prosesnya untuk
mengidenfikasi, mengomunikasikan sains (lisan dan tulisan), serta menerapkan
pengetahuan sains dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah berdasarkan
pertimbangan sains. Literasi sains diperuntukan kepada seluruh peserta didik
sehingga peserta didik memiliki kepekaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan
lingkungannya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 33.

Artinya : Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan.
Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal ini merupakan salah
satu motivasi bagi peserta didik untuk mengkaji secara ilmiah segala sesuatu yang
ada di bumi (makhluk hidup dan makhluk tak hidup) dan segala sesuatu yang ada
di langit dengan menggunkan kekuatan (alat atau teknologi) untuk memperoleh
pengetahuan.
Selain itu Allah juga menjelaskan dalam Surat Al-Fushilat ayat 53

Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan)


kami di segala wilayah bumi dan pada diri kalian sendiri, hingga jelas bagi
kalian bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu
Berdasarkan ayat di atas memberikan anjuran untuk memperhatikan,
mengamati secara kritis, logis dan objektif terhadap segala sesuatu yang ada di
bumi dan melakukan intropeksi diri, bahwa semua itu merupakan tanda-tanda
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang telah dijelaskan pada Al Quran . Dengan

melakukan kajian secara kritis, dan logis maka akan menambah pengetahuan dan
keimanan akan adanya Sang Pencipta dan kepekaan yang tinggi terhadap diri
sendiri dan lingkungan
B. Perkembangan Literasi (Reading, Mathematical Scientific Literacy) pada
Pisa 2000-2003-2006
Berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan literasi sains ke dalam
Tabel 2, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Perkembangan Literasi Sains
Perbandin
gan
Perkembag
an

Teori Modul

Teori Lain

Tahun 1997 OECD


memunculkan PISA yang bertujuan
untuk memonitor hasil dari sistem
pendidikan yang berkaitan dengan
pencapaian belajar peserta didik
yang berusia 15 tahun, selain itu
juga meningkatkan efektivitas
sistem pendidikan.
Tahun 2000 Indonesia Ikut
dalam penelitian PISA. Dan
diperoleh literasi sains anak
indonesia masih rendah, ini terbukti
Indonesia peringkat 38 dari 41
negarapeserta PISA.
Penelitian PISA meliputi tiga
periode yaitu tahun 2000, 2003 dan
tahun 2006.
1. Literasi pada PISA tahun 2000
Penelitian difokuskan kepada
kemampuan membaca, sementara
dua aspek lainnya menjadi
pendamping.
2. Lieterasi pada PISA tahun 2003
Fokus utama penelitian yaitu aspek
matematika.
3. Literasi pada PISA pada tahun
2006
Fokus penelitian terhadap aspek

Selain PISA, studi untuk


mengevaluasi proses pendidikan
juga dilakukan oleh TIMSS.
TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study)
adalah studi internasional tentang
prestasi matematika dan sains
peserta didik sekolah lanjutan
tingkat pertama dimana hasil
capain TIMSS dapat digunakan
untuk mengevaluasi proses
pendidikan negara peserta TIMSS.
Studi ini dikoordinasikan oleh IEA
(The International Association for
the Evaluation of Educational
Achievement) yang berkedudukan
di Amsterdam, Belanda. TIMSS
merupakan studi yang
diselenggarakan setiap empat tahun
sekali, yaitu pada tahun 1995,
1999, 2003, dan seterusnya.
Indonesia mulai sepenuhnya
berpartisipasi sejak tahun 1999.
Pada penelitian TIMSS tahun 2003
didapatkan hasil masih rendahnya
representatif peserta didik terhadap
soal yang diberikan, rendahnya
kemampuan komunikasi tertulis

Perbandin
gan

Teori Modul

Teori Lain

sains.
4. Literasi pada PISA tahun 2009
Menilai kemampuan membaca,
kemampuan matematika dan
kemampuan iptek. Laporan ini juga
menghasilkan kemampuan sumber
daya manusia suatu negara dalam
bersaing di dunia inernasional.
PISA berlangsung bersamaan
dengan TIMSS yang berlangsung
empat tahun sekali. TIMSS
mengukur kemampuan matematika
dan IPA terkait dengan kurikulum,
dan sekaligus mendeteksi
efektivitas sistem pendidikan yang
terkait dengan pembelajaran sains
dan matematika dalam rentang
empat tahun dan hasilnya sangat
memprihatinkan.

peserta didik, dan masih rendahnya


kemampuan menyusun prosedur
penyelesain masalah.
TIMSS dilakukan sekali empat
tahun, putaran pertama dilakukan
pada tahun 1995, putaran kedua
tahun 1999 dan putaran ketiga
tahun 2003 dan seterusnya.
1. TIMMS 1999
TIMSS pertama kali diadakan pada
tahun 1995, saat itu ikut
berpartisipasi 41 negara.Negaranegara tersebut mengevaluasi
prestasi matematika dan sains
murid-murid kelasketiga, keempat,
ketujuh, kedelapan, dan pada tahun
terakhir sekolah menengah
2. TIMMS 2003
Dilaksanakan di negara-negara di
dunia untuk mengukur tren dalam
matematika dan sains di kelas
keempat dan kedelapan
3. TIMMS 2007
Didedikasikan untuk meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran dalam
matematika dan sains bagi peserta
didik di seluruh dunia

Berdasarkan

penjelasan

diatas

dapat

disimpulkan

literasi

sains

didefinisikan PISA sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,


mengidentifikasi

pertanyaan-pertanyaan

dan

untuk

menarik

kesimpulan

berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan


tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Literasi sains dianggap
suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa,
apakah meneruskan mempelajari sains atau tidak setelah itu. Studi untuk
mengevaluasi proses pendidikan tersbut telah dilakuakn oleh PISA pada tahun

1997 yang dilakukan sekali tiga tahun dengan tujuan untuk memonitor hasil hasil
dari sistem pendidikan yang berhubungan dengan pencapaian belajar peserta
didik. indonesia ikut dalam PISA pada tahun 2000 dan diperoleh literasi sains
peserta didik Indonesia masih rendah. Selain PISA studi untuk mengevaluasi
proses pendidikan juga dilakukan oleh TIMSS. TIMMS dilakukan sekali 4 tahun
dengan tujuan studi internasional tentang prestasi matematika dan sains peserta
didik sekolah lanjutan tingkat pertama. Indonesia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini pada tahun 1999. Adapun perbedaan penelitian TIMMS dan
penelitian PISA dijelaskan dalam tebel berikut.
Tabel 3. Perbedaan Penelitian TIMMS dan PISA
Perbedaan
TIMMS
Dibentuk
Dibentuk tahun 1995
dikoordinasikan oleh IEA
(The International
Association for the
Evaluation of Educational
Achievement)
Tujuan
Studi internasional tentang
prestasi matematika dan sains
peserta didik sekolah lanjutan
tingkat pertama dimana hasil
capain TIMSS dapat
digunakan untuk
mengevaluasi proses
pendidikan negara peserta
TIMSS
Diselenggaraka Sekali empat tahun
n
Pelaksanaan
Tahun 1999
penelitian
Mengevaluasi prestasi
matematika dan sains muridmurid kelasketiga, keempat,
ketujuh, kedelapan, dan pada
tahun terakhir sekolah
menengah
Tahun 2003
Mengukur tren dalam
matematika dan sains di kelas

PISA
Dibentuk tahun 1997 oleh
OECD

Untuk memonitor hasil dari


sistem pendidikan yang
berkaitan dengan pencapaian
belajar peserta didik yang
berusia 15 tahun, selain itu
juga meningkatkan efektivitas
sistem pendidikan.

Sekali tiga tahun


Tahun 2000
Difokuskan kepada
kemampuan membaca,
sementara dua aspek lainnya
menjadi pendamping
Tahun 2003
Fokus utama penelitian yaitu
aspek matematika
Tahun 2006

Perbedaan

TIMMS
keempat dan kedelapan
Tahun 2007
meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran dalam
Matematika dan sains bagi
peserta didik di seluruh dunia

PISA
Fokus penelitian terhadap
aspek sains
Tahun 2009
Menilai kemampuan
membaca, kemampuan
matematika dan kemampuan
iptek

C. Komponen dan Aspek-aspek dalam Scientific Literacy


Berikut akan dijelaskan komponen dan aspek-aspek dalam scientific
litercy ke dalam Tabel 4, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4. Komponen dan Aspek-Aspek dalam Scientific Literacy
Perbandin
gan
Dimensi

Teori Modul

Teori Lain

Menurut PISA
1. Proses sains
Pisa menetapkan lima komponen
proses sains sebagai berikut:
a. Mengenal pertanyaan ilmiah
b. Mengidentifikasi bukti yang
diperlukan dalam penyelidikan
ilmiah
c. Menarik dan mengevaluasi
kesimpulan
d. Mengkomunikasikan
kesimpulan yang valid
e. Mendemonstrasikan
pemahaman terhadap konsepkonsep sains
2. Konten sains
Merujuk pada konsep-konsep kunci
yang diperlukan untuk memahami
fenomena alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia.
3. Konteks aplikasi sains
Pisa membagi bidang aplikasi sains
kedalam tiga kelompok.
a. Kehidupan dan kesehatan

Holbrook & Rannikmae (2009)


menggambarkan bahwa ada dua
kelompok utama orang yang
memiliki pandangan tentang
scientific literacy, yaitu kelompok
science literacy dan kelompok
scientific literacy. Kelompok
pertama science literacy
memandang bahwa komponen
utama literasi sains adalah
pemahaman konten sains yaitu
konsep-konsep dasar sains.
Pemahaman kelompok pertama
inilah yang banyak dipahami oleh
guru-guru sains saat ini baik di
Indonesia maupun di luar negeri.
Kelompok kedua, scientific
literacy, memandang literasi sains
searah dengan pengembangan life
skills (Rychen & Salganik, 2003),
yaitu pandangan yang mengakui
perlunya keterampilan bernalar
dalam konteks sosial dan
menekankan bahwa literasi sains

10

Perbandin
gan

Teori Modul

Teori Lain

b. Bumi dan lingkungan


c. Teknologi
Situasi-situasi nyata yang
menjadi konteks aplikasi sains
dalam penilaian PISA tidak
diangkat dari materi yang
umumnya dipelajari di kelas dan
laboratorium melainkan diangkat
dari kehidupan sehari-hari.
Indeks diskriminasi untuk butir
soal PISA scientific literacy
berkisar antara 0,14 hingga 0,6.
Indeks diskriminasi yang tinggi
ditentukan pada lingkup bumi dan
antariksa, serta ekonomis. Indeks
diskriminasi rendah ditemukan
pada pengedalian genetis, struktur
dan fungsi serta perubahan
geologis.
Berdasarkan bentuk soalnya
PISA scientific literacy memiliki
tiga bentuk yaitu pilihan ganda,
betual atau salah dan uraian.
Untuk scientific process
diperoleh sebaran berturut-turut
dari komponen terbanyak hingga
komponen paling sedikit adalah
menunjukkan pengertian konsep
ilmiah 41%, menarik/ menilai
kesimpulan 26%,
mengkomunikasikan kesimpulan
15%, mengenali pertanyaan yang
dapat diselidiki secara ilmiah 12%,
dan identifikasi bukti dalam
penyelidikan ilmiah 6%.
Untuk konsep ilmiah tampak
bahawa sebagian besar konsepnya
berkisar sekitar perubahan

diperuntukan bagi semua orang,


bukan hanya kepada orang yang
memilih karir dalam bidang sains
atau spesialis dalam bidang sains.
Graber, dkk. (2001) menjembatani
kedua kelompok ini dengan model
literasi sains seperti Gambar 1.

Model literasi sains dalam gambar


1 menunjukkan bahwa literasi sains
tersebut berbasis kompetensi dan
merupakan hasil interseksi
(persinggungan) antara what do
people know (terdiri dari
kompetensi konten sains dan
kompetensi epistemologis), what
do people value (terdiri dari
kompetensi etika/moral), dan what
can people do (terdiri dari
kompetensi belajar, kompetensi
sosial, kompetensi prosedural,
kompetensi berkomunikasi). Model
scientific literacy ini menekankan
perlunya keseimbangan antar
berbagai kompetensi dan
membutuhkan keterampilan dalam
pengambilan keputusan socioscientific (sosial-saintifik)
(Holbrook & Rannikmae, 2007).
Selanjutnyan menurut Norris dan
Philips dalam Holbrook &

11

Perbandin
gan

Aspekaspek

Teori Modul

Teori Lain

dibandingkan dengan struktur


lainnya.
Untuk kontek sains ternyata
lingkup bumi dan lingkungan
jumlah butir soalnya paling banyak
menyusul kehidupan dan kesehatan
setelah itu baru teknologi.
-

Rabbikmae (2009:276) komponen


sikap dalam literasi sains, yaitu:
kemandirian dalam belajar IPA,
kemampuan untuk berpikir ilmiah,
keingintahuan, dan kemampuan
untuk berpikir kritis
Untuk tujuan penilaian, definisi
literasi sains PISA dapat dicirikan
oleh empat aspek yang saling
terkait, yaitu aspek konteks,
pengetahuan, kompetensi, dan
sikap sains (OECD, 2006; OECD,
2009; OECD, 2012).
1. Aspek konteks mengarahkan
peserta didik untuk dapat
mengenali situasi dalam
kehidupan yang melibatkan
sains dan teknologi. Hal ini
bertujuan agar peserta didik
dapat memahami bahwa ilmu
pengetahuan memiliki nilai
tertentu bagi individu dan
masyarakat dalam
meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup
dan dalam pengembangan
kebijakan publik. Assesmen
PISA tidak menilai konteks,
tetapi menilai kompetensi
pengetahuan dan sikap yang
berhubungan dengan konteks
(OECD, 2006; OECD, 2009;
OECD, 2012).
2. Aspek pengetahuan
mengarahkan peserta didik
untuk dapat memahami alam
atas dasar pengetahuan ilmiah

12

Perbandin
gan

Teori Modul

Teori Lain
yang mencakup pengetahuan
alam dan pengetahuan tentang
ilmu pengetahuan itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk
menggambar-kan sejauh mana
peserta didik dapat menerapkan
pengetahuan mereka dalam
konteks yang relevan dengan
kehidupan mereka. Oleh karena
itu, penilaian pengetahuan akan
dipilih dari bidang utama fisika,
kimia, biologi, ilmu bumi dan
ruang angkasa, serta teknologi
(OECD, 2006; OECD, 2009;
OECD, 2012).
3. Aspek kompetensi memberikan
prioritas terhadap beberapa
kompetensi, yaitu: (1)
mengidentifikasi isu ilmiah, (2)
menjelaskan fenomena ilmiah,
dan (3) menggunakan bukti
ilmiah.
4. Aspek sikap sains menunjukkan
minat dalam ilmu pengetahuan,
dukungan untuk penyelidikan
ilmiah, dan motivasi untuk
bertindak secara bertanggung
jawab terhadap, misalnya,
sumber daya alam dan
lingkungan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan, terdapat dua pandangan


tentang scientific literacy, yaitu kelompok science literacy dan kelompok
scientific literacy. Kelompok pertama science literacy memandang bahwa
komponen utama literasi sains adalah pemahaman konten sains yaitu konsepkonsep dasar sains. Sedangkan scientific literacy, memandang literasi sains searah
dengan pengembangan life skills yaitu pandangan yang mengakui perlunya

13

keterampilan bernalar dalam konteks sosial dan menekankan bahwa literasi sains
diperuntukan bagi semua orang. Dapat disimpulkan untuk mewujudkan Scientific
literacy perlunya keseimbangan antar berbagai kompetensi dan membutuhkan
keterampilan dalam pengambilan keputusan socio-scientific.
Menurut PISA dimensi literasi sain terbagi tiga yaitu, proses sains, konten
sains yang merujuk pada konsep-konsep sains dan konteks sains yang merujuk
pada aplikasi sains. Selain itu , definisi literasi sains PISA dapat dicirikan oleh
empat aspek yang saling terkait, yaitu aspek konteks, pengetahuan, kompetensi,
dan sikap sains.
D. Karakteristik dan Contoh Soal Scientific Literacy
Berikut akan dijelaskan karakteristik dan contoh soal scientific litercy ke
dalam Tabel 5, yaitu sebagai berikut.
Tabel 5. Karakteristik dan Contoh Soal Scientific Literacy
Perbandin
gan
Karakteristi
k

Teori Modul

Teori Lain

Dalam pembuatan soal literasi sains


ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya
1. Kemampuan dasar yang diukur
Kemampuan yang diukur adalah
kemampuan pengetahuan dan
keterampilan dalam tiga domain
kognitif. Untuk mengukur tersebut
disusun dua kategori soal yaitu
bentuk soal pilihan ganda dan soal
uraian.
2. Sampel dan variabel
3. Desain tes literasi membaca
Dibagi menjadi tiga aspek utama
yaitu aspek struktur dan jenis
wacana, aspek membaca, dan apek
konteks pemanfaatan pengetahuan
dan keterampilan membaca.
4. Struktur dan jenis wacana
Dibagi menjadi dua yaitu struktur

Berbeda dengan soal-soal yang


biasa dalam buku teks, soal-soal
PISA memiliki beberapa
karakteristik tertentu.
1. Soal-soal mengandung konsep
tidak langsung terkait dengan
konsep-konsep dalam
kurikulum, tetapi lebih
diperluas
2. Soal-soal PISA menyediakan
sejumlah informasi atau data
dalam berbagai bentuk
penyajian untuk diolah oleh
peserta didik yang akan
menjawabnya
3. Soal-soal PISA meminta peserta
didik mengolah (mengubunghubungkan) informasi dalam
soal
4. Pernyataan yang menyertai

14

Perbandin
gan

Teori Modul
wacana berkelanjutan dan wacana
tak berkelanjutan

Contoh soal Andi mempunyai 4 buah benda yag


literasi
bermuatan listrik, yaitu benda A, B,
sains
C, dan D. andi ingin menguji jenis
muatan keempat benda tersebut.
Jika benda A bermuatan listrik
positif, dan dapat menarik benda B.
Bila didekatkan dengan benda C
ternyata benda A menarik benda C
dan benda C menarik benda D.
tentukan jenis muatan benda B, C,
dan D. jelaskan jawabanmu.

Teori Lain
pertanyaan dalam soal perlu
dianalisis dan diberi alasan saat
menjawabnya
5. Soal-soal tersebut disajikan
dalam bentuk yang bervariasi,
bentuk pilihan ganda, isian
singkat, atau esai
6. Soal PISA mencangkup konteks
aplikasi (personal komunitas
global, kehidupan kesehatan
bumi dan lingkunganteknologi) yang kaya.
Dalam pengukuran, beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu.
Pertama, pengetahuan yang diukur
perlu relevan dengan situasi
kehidupan sehari-hari. Kedua,
pengetahuan yang diukur harus
memiliki tengggang relevansi
minimal 10 tahun kedepan. Ketiga,
pengetahuan yang diperlukan untuk
dapat menjawab butir soal PISA
terkait dengan proses sains yang
penting, bukan yang terisolir
berupa hafalan
Pemanasan global menyebabkan
bongkahan es gleiser mencair. Dua
belas tahun setelah itu, tumbuhan
kecil yang disebut lichen mulai
tumbuh di bebatuan.
Setiap tumbuhan lichen yang
tumbuh hampir menyerupai bentuk
lingkaran. Hubungan antara
diameternya dengan usia lichen
dapat dilihat dengan rumus berikut.
d=7.0 t12 for t 12
d = diameter lingkaran tumbuhan
lichen (mm)

15

Perbandin
gan

Teori Modul

Teori Lain
t = usia (tahun) setelah es mencair.
Pertanyaan:
Ani melakukan pengukuran sebuah
lichen dengan diameter 35 mm.
Berapakah usia lichen tersebut?

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan dalam pembuatan soal


literasi sains beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, (1) kemampuan yang
diukur harus mencakup kemampuan pengetahuan dan keterampilan dalam tiga
domaian kognitif, soal yang digunakan dapat berupa soal uraian atau tes pilihan
ganda (2) menentukan sampel dan variabel penelitian, (3) mendesaian tes literasi
membaca, (4) membuat struktur dan jenis wacana.
Sedangkan karakterisitk dari soal penelitian PISA yaitu (1) tidak
mengandung konsep yang terkait langsung dengan kurikulum tetapi lebig
diperluas, (2) soal yang diberikan menyediakan informasi atau data dalam
berbagai bentuk untuk diolah peserta didik, (3) soal yang diberikan meminta
peserta diidk mengolah informasi yang diberikan, (4) soal yang diberikan dapat
membuat peserta didik menganalisis dan memberi alasan saat menjawabnya, (5)
soal yang diberikan

disajikan dalam bentuk yang bervariasi, (6)soal yang

diberikan mengandung aplikasi konsep dalam kehidupan.


Dapat

disimpulkan

soal-soal

yang

diberikan

haruslah

menuntut

kemampuan peserta didik dalam menganalisis, mengidentifikasi, menarik


kesimpulan, mengevaluasi dan menerapkan pemahaman terhadap konsep-konsep
sains dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
PEMBAHASAN

16

17

A. Implementasi Literasi Sains dalam Pembelajaran


Awal perkembangan literasi sains di Indonesia dimulaipada tahun 1993.
Literasi sains mulai diterapkan dalam kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan lebih terlihat jelas pada kurikulum 2013. Secara
konseptual, kurikulum 2013 tidak berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, yaitu berbasis kompetensi. Dalam standar kompetensi lulusan
kelompok mata pelajaran IPA pada kurikulum 2006 dinyatakan bahwa sains/IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Jadi, pembelajaran dalam KTSP diarahkan melalui kegiatan penemuan atau
inkuiri ilmiah.
Kurikulum 2013 menggunakna pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
pendekatan saintifik terdiri dari 5 kegiatan yaitu mengobservasi, menanya,
eksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Berdasarkan pendekatan
yang digunakan, kurikulum 2013 juga sudah mengakomodasikan pengembangan
literasi sains bagi peserta didik. Berdasarkan komponen-komponen dalam model
literasi sains Graber, kompetensi-kompetensi inti dalam kurikulum 2013 telah
ditetapkan dlam model literasi sains Graber, maka KI 1 dan KI 2 masuk dalam
komponen what people value, KI 3 masuk dalam komponenwhat people
know, dan KI 4 masuk dalam komponen what people do. Artinya, semua
kompetensi inti kurikulum 2013 masuk dalam kategori model literasi sains
Graber.
Secara umum, Kurikulum 2013 memiliki harapan yang mengarah pada
mewujudkan literasi sains diantaranya adalah agar peserta didik memiliki (a)
kemampuan berkomunikasi, (b) kemampuan dalam berfikir kritis dan kreatif, (c)
kemampuan dalam mempertimbangkan masalah dalam sisi moral, (d) kemampuan
hidup dalam masyarakat yang global, (e) memiliki minat luas dalam kehidupan

17

18

dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli
terhadap lingkungan.
Ditinjau dari pengertian literasi sains menurut PISA yaitu kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan, menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu
membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam,
maka inti dari kegiatan pembelajaran yang menuju pada literasi sains adalah
melalui pendekatan saintifik yaitu kegiatan 5M. Oleh karena itu penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran diharapkan dapat mewujudkan dan
meningktkan literasi sains peserta didik.
B. Pengembangan Literasi Sains
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan. Penulis mengembangkan soal
literasi sains. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengemangan
ADDIE. Pada penelitian dan pengembangan ini, kegiatan hanya dilakukan sampai
tahap pengembangan desain. Adapapun tahap pengembangan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Analysis
Kegiatan ini dilakukan dnegan mengumpulkan informasi melalui studi
pustaka dan studi lapangan. Berdasarkan hasil studi pustaka literasi sains sangat
penting diterapkan dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menggunakan
kemampuannya dalam mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk
menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami diri sendiri
dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia
dengan alam.
Temuan penelitian assesmen hasil belajar sains pada level internasional
yang diselenggarakan oleh IEA tentang TIMMS dan OECD tentang PISA,
ternyata indonesia masih lemah dalam sains. Studidilapangan dilakukan terhadap
tes yang digunakan di sekolah. dalam penyusunan tes guru tidak memulai dari
kisi-kisi soal dan cenderung mengunakan soal yang telah ada dalam buku teks
yang fokus penilaiannya pada aspek pengetahuan, sehingga. Berdasarkan studi

19

pustaka dan studi lapangan penulis mencoba mengembangkan alat ukur literasi
sains berupa tes. Adapun tahap analisis yang dilakukan terdiri dari:
a. Analisis awal akhir
Kurikulum 2013 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. salah satunya pembelajaran IPA. Kurikulum 2013 memiliki harapan
yang mengarah pada mewujudkan literasi sains dengan penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Analisisi yang dilakukan terhadap tes yang
digunakan di lapangan. Adapun perbandingan hasil analisis di lapangan dengan
teori adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Analisis Awal Akhir
N Perbandingan
Teori
o
1 Perencanaan
Perencanaan pembelajaran
pembelajaran
oleh guru sesuai dengan
kurikulum 2013 yaitu
dengan merencanakan
pembelajaran sesuai dengan
pendekatan saintifik untuk
melatih keterampilan proses
sains peserta didik melalui
kegiatan 5M
2 Pelaksanaan
Pembelajaran seharusnya
pembelajaran
dilakukan sesuai dengan
model pembelajaran yang
ditetapkan dan
menggunakan pendekatan
saintifik. Selain itu
pelaksanaan pembelajaran
dilakukan sesuai RPP
3 Penilaian
Penilaian seharusnya
dilakukan sesuai dengan
tahapan saintifik yang
dilakukan. Sehingga dapat
mewujudkan literasi sains

Lapangan
Dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran
(RPP) sesuai dengan
kurikulum 2013

Pembelajaran masih belum


dilaksanakan secara
saintifik dan belum sesuai
dengan RPP

Penilaian yang dilakukan


disekolah masih belum
menerapkan literasi saian .
dan cenderung
menggunakan soal-soal
yang telah tersedia di buku
teks peserta didk

20

N
o
4

Perbandingan
Karakteristik
soal yang
digunakan

Teori

Lapangan

Soal-soal mengandung
konsep tidak langsung
terkait dengan konsepkonsep dalam kurikulum,
tetapi lebih diperluas
Soal-soal menyediakan
sejumlah informasi atau
data dalam berbagai bentuk
penyajian untuk diolah oleh
peserta didik yang akan
menjawabnya
Soal-soal meminta peserta
didik mengolah
(mengubung-hubungkan)
informasi dalam soal
Pernyataan yang menyertai
pertanyaan dalam soal perlu
dianalisis dan diberi alasan
saat menjawabnya
Soal-soal tersebut disajikan
dalam bentuk yang
bervariasi, bentuk pilihan
ganda, isian singkat, atau
esai
Soal PISA mencangkup
konteks aplikasi (personal
komunitas global,
kehidupan kesehatan bumi
dan lingkungan-teknologi)
yang kaya

Soal yang digunakan terkait


langsung dengan konsep
yang ada dalam kurikulum

Soal yang diberikan belum


menyediakan sejumlah
informasi untuk diolah

Informasi yang diberikan


dalam soal tidak meminta
peserta didik mengolah
informasi
Penyataan dalam soal tidak
memerlukan analisis dalam
menjawabnya
Soal disajikan dalam bentuk
uraian

Soal yang diberikanbelum


mencakup konteks aplikasi

21

Adapun contoh soal yang digunakan di sekolah sebagai berikut:


NAMA

SOAL ULANGAN HARIAN KD. 3.5 (LISTRIK STATIS) KELAS IX.3


SEMESTER 1
SMP NEGERI 2 BUKITTINGGI
1. Muatan-muatan
listrik
adalah
........................,
........................,
dan .........................
2. Benda dikatakan bermuatan positif bila jumlah ..................... lebih banyak
dari ......................
3. Benda dikatakan bermuatan negatif bila jumlah ..................... lebih banyak
dari ......................
4. Apabila kain wol digosokkan pada penggaris plastik/ebonit, maka elektron
dari .................................. pindah ke ..................................
5. Apabila kain sutra digosokkan pada kaca, maka elektron
dari .............................. pindah ke .................................
6. Tuliskan
3
benda
yang
bersifat
isolator! ......................................................................................
7. Tuliskan
2
benda
yang
bersifat
semikonduktor! .........................................................................
8. Tuliskan
3
benda
yang
bersifat
konduktor! ..............................................................................
9. Dua buah muatan q1= 0,5 C dan q2= 2 C terpisah pada jarak 3 m. Berapakah
besar Gaya Coulomb yang dialami kedua muatan tersebut?

10. Muatan q1= -6 C (-6 x 10-6 C) dan q2= 4 C (4 x 10-6 C) terpisah pada jarak
2 m. Hitunglah:
a) besar gaya coulomb yang dialami muatan tersebut
b) kuat medan listrik pada muatan q2= 4 C (4 x 10-6 C)
b. Analisis peserta didik
11.

Bertujuan untuk melihat kemampuan awal peserta didik

dan melihat keterampilan peserta didik. Berdasarkan hasil analisis


kemampuan literasi sains peserta didik masih rendah. Kemampuan peserta
didik

untuk

menggunakan

pengetahuan

ilmiah,

mengidentifikasi

pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan buktibukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang
dunia alami dan interaksi manusia dengan alam masih rendah.
c. Analisis materi
12.

Berdasarkan hasil analisis materi yang disajikan sudah

sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Indikator yang


dijabarkan berdasarkan kompetensi dasar.
2. Tahap Design
13.

Berdasarkan hasil analisisi tersebut penulis mencoba untuk

mengembangkan alat ukur literasi sains berupa tes dalam pembelajaran


IPA pada materi Listrik Statis. Adapaun langkah-langkah yang dilakukan
yaitu:
a. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar
14.

Indikator pembelajaran yang dijabarkan dibatasi pada

kompetensi pengetahuan untuk satu kali pertemuan.


15.
16. Tabel 7. Penjabaran Kompetensi Dasar
17. Kompetensi
Dasar
20. 3.5 Memahami
konsep listrik statis,
muatan listrik,
potensial listrik,
hantaran listrik,

18. Indikator
21.
22.
23.

3.5.1. Menjelaskan konsep


listrik statis
3.5.2. Membedakan jenis
jenis muatan listrik
3.5.3. Menggunakan hukum

19. Tekni
k
Penil
aian
27. Tes
tulis

17. Kompetensi
Dasar
kelistrikan pada
sistem syaraf, dan
contohnya pada
hewan-hewan yang
mengandung listrik

18. Indikator

24.
25.
26.

19. Tekni
k
Penil
aian

couloumb pada benda


bermuatan listrik statis
3.5.4. Menjelaskan konsep
potensial listrik
3.5.5. Membedakan jenisjenis hantaran listrik
3.5.6. Menyebutkan
contoh hewan yang
mengandung listrik

b. Pengembangan tes
28.

Langkah berikutnya yaitu menyusun kisi-kisi butir soal.

Kisi-kisi butir soal disajikan dalam Tabel 8.


29. Tabel 8. Kisi-kisi Butir Soal
30.
N

31. Proses Sains

32. Konsep Sains

33. Konteks
Sains

34.
1

35. Mengidentifikasi
bukti yang
dibutuhkan secara
ilmiah
39. Menarik atau
mengevaluasi
kesimpulan

36. Listrik statis

37. Kehidupan
yaitu
membedak
an jenisjenis
muatan
listrik,
mengguna
kan hukum
couloumb
pada benda
bermuatan
listrik
statis

38.
2

42.

40. Listrik statis

Selanjutnya menyusun butir soal. Penulisan butir soal

didahului dengan cerita, kemudian diikuti bbebrapa pertanyaan. Adapun


sola yang dikembangkan sebagai berikut.
1. Pada saat hujan turun, pernahkah kamu melihat petir? Petir adalah peristiwa
alam yang sangat berbahaya dan ditakuti semua orang, karena petir

menimbulkan kilatan cahaya yang diikuti dengan suara dahsyat di udara.


Apabila seseorang tersambar petir, maka tubuh orang tersebut akan terbakar.
Akibat berbahayanya petir, maka gedung-gedung bertingkat yang cukup tinggi
dilengkapi dengan penangkal petir.
43. Pertanyaan:
a. Apa yang menyebabkan terjadinya petir?
b. Mengapa gedung-gedung bertingkat yang tinggi dilengkapi dengan
penangkal petir?
2. Budi mempunyai E buah benda yag bermuatan listrik, yaitu benda A, B, C,
dan D dan E. Budi ingin menguji jenis muatan keenam benda tersebut. Jika
benda A bermuatan listrik positif, dan dapat menarik benda B. Bila didekatkan
dengan benda C ternyata benda A menarik benda C dan benda C menarik
benda D dan benda D menolak benda E. Jika benda A dan B terpisah pada
jarak 3 m. Jika muatan benda A adalah 3C, muatan benda B 4 C dan tetapan
k= 9x109 dalam satuan standar.
44. Pertanyaan
a. Tentukan jenis muatan benda B, C, dan D dan E. jelaskan jawabanmu?
45. Berapakah gaya yang bekerja pada benda A dan benda B?
3. Seorang sisiwa melakukan suatu percobaan dengan menggunakan alat dan
bahan seperti pada gambar. Siswa tersebut menggosok penggaris plastik
dengan kain wol berulang kali (gambar 1). Kemudian siswa tersebut
mendekatkan penggaris plasik ke serpihan kertas (Gambar 2)

46.
47. Pertanyaan:
a. Apakah yang terjadi pada serpihan kertas? jelaskan jawabanmu?
b. Hal tersebut membuktikan bahwa penggaris plastik?
4. Gamber berikut menunjukan informasi sebatang kaca yang telah digosok
dengan kain sutera digantung dengan seutas tali. Sebuah bola yang bermuatan
negatif kemudian didekatkan ke batang kaca.

48.
49. Pertanyaan:
a. Jelaska muatan kaca setelah digosok dengan kain sutera?
b. Apakah yang terjadi pada batang kaca ketika didekatkan dengan lampu ?
5. Perhatikan ilustrasi sebuah elektroskop berikut

50.
51. Kepala elektroskop bermuatan positif dan kedua daun elektroskop
bermuatan negatif, sehingga daun dalam posisi sedikit terbuka. kemudian
sebuah benda yang bermuatan positif didekatkan ke kepala elektoskop.
52. Pertanyaan:
53. Apakah yang terjadi pada daun elektroskop? Jelaskan jawabanmu?
3. Tahap Develop
54.

Butir soal yang telah disusun kemudian di validasi. Lembar

validasi yang digunakan adalah sebagai berikut.


55. Instrumen Penilaian Validitas Tes Literasi Sains
56. Instrumen Penilaian Validitas Literasi Sains Materi Listrik Statis
Kelas IX Semester I
57. ====================================================
======
58. Pet
59. Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan
sehubungan dengan Literasi sains. Untuk itu kepada
unj
Bapak dan Ibu sebagai tenaga ahli dapat memberikan
uk
tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan yang
dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
:
60.
1
62.
2
64.
3
66.
4

61. Sangat kurang


63. Kurang
65. Cukup
67. Baik

68.
5

69. Sangat baik

70.

FORMAT PENILAIAN VALIDITAS

1.

2. Pernyataan

No

3.
1

6.

4.

5.

7. A. Kesesuaian
8.

10.

11.

12.

13.

17.

18.

19.

20.

24.

25.

26.

27.

31.

32.

33.

34.

39.

40.

41.

42.

46.

47.

48.

49.

54.

55.

56.

57.

61.

62.

63.

64.

68.

69.

70.

71.

pertanyaan dalam soal perlu


dianalisis dan diberi alasan saat
menjawabnya
Saran:

75.

76.

77.

78.

81. Soal-soal tersebut disajikan dalam

82.

83.

84.

85.

9. Kesesuaian tes literasi sains dengan

kompetensi inti

14.
15.

16. Kesesuaian tes literasi sains

dengan kompetensi dasar

21.
22.

28.
4

37.

dengan indikator pencapaian


kompetensi
Saran:

30. Kesesuaian tes literasi sains sains

dengan tujuan pembelajaran

35.

Saran:

36.

B Aspek Bahasa

38. Bahasa yang digunakan sederhana

dan mudah di pahami

43.
44.

Saran:

23. Kesesuaian tes literasi sains sains

29.

Saran:

Saran:

45. Bahasa yang digunakan sudah

komunikatif dan mudah dipahami

50.

Saran:

51. C. Konstruksi
52.

53. Tes literasi sains diperluas dari

konsep kurikulum

58.
59.

60. Tes literasi sains menyediakan

65.
66.

72.

79.
11

mengolah (mengubung-hubungkan)
informasi dalam soal
Saran

74. Pernyataan yang menyertai

10

80.

sejumlah informasi untuk diolah


peserta didik
Saran

67. Tes literasi sains peserta didik

73.

Saran

bentuk yang bervariasi

86.

Saran:

72.

Padang,

Maret 2016
73.
74.

75.
76.
77.

............................................
NIP

4. Implementation
78.

Setelah didapatkan keterampilan proses sains yang valid

dan praktis. Langkah selanjutnya di lakukan uji efektivitas.

79. BAB IV
80. PENUTUP
81.
A. Kesimpulan
82.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

Kurikulum 2013 menggunakna pendekatan saintifik dalam pembelajaran.


pendekatan saintifik terdiri dari 5 kegiatan yaitu mengobservasi, menanya,
eksperimen,

mengasosiasi

pendekatan

yang

dan

digunakan,

mengkomunikasikan.
kurikulum

2013

Berdasarkan
juga

sudah

mengakomodasikan pengembangan literasi sains bagi peserta didik.


Penerapan literasi sain dalam pembelajaran dangatlah penting. Literasi
sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains dan
prosesnya untuk mengidenfikasi, mengomunikasikan sains (lisan dan
tulisan), serta menerapkan pengetahuan sains dalam pengambilan
keputusan pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sains. Literasi
sains diperuntukan kepada seluruh peserta didik sehingga peserta didik
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungannya
83.
Dalam mengembangkan literasi sains dalam pembelajaran,
hal yang harus diperhatikan oleh guru yaitu yaitu (1) soal yang diberikan
tidak mengandung konsep yang terkait langsung dengan kurikulum tetapi
lebig diperluas, (2) soal yang diberikan menyediakan informasi atau data
dalam berbagai bentuk untuk diolah peserta didik, (3) soal yang diberikan
meminta peserta diidk mengolah informasi yang diberikan, (4) soal yang
diberikan dapat membuat peserta didik menganalisis dan memberi alasan
saat menjawabnya, (5) soal yang diberikan disajikan dalam bentuk yang
bervariasi, (6)soal yang diberikan mengandung aplikasi konsep dalam
kehidupan.
84.

Dapat disimpulkan soal-soal yang diberikan haruslah

menuntut kemampuan peserta didik dalam menganalisis, mengidentifikasi,


menarik kesimpulan, mengevaluasi dan menerapkan pemahaman terhadap
konsep-konsep sains dalam kehidupan sehari-hari..
85.
86.

30

B. Saran
87.

Literasi sains sagat penting dikembangkan dalam proses

pembelajaran, karena penerapan literasi sains peserta didik dapat


menggunakan pengetahuan sains dan prosesnya untuk mengidenfikasi,
mengomunikasikan

sains

(lisan

dan

tulisan),

serta

menerapkan

pengetahuan sains dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah


berdasarkan pertimbangan sains

31

88. DAFTAR PUSTAKA


89.

DeBoer, G.E. 2000. Scientific Literacy: Another Look at Its Historical and
Contemporary Meaning and Its Relationship to Science Education Reform.
Journal of Research in Science Teaching, 37, 582-601.
90.
91. Holbrook, J, & Rannikmae, M. 2009. The Meaning of Scientific Literacy.
International Journal of Environmental & Science Education, 4 (3), 275278.
92.
93. OECD. (2006). PISA 2012 Assessing Scientific,Reading, and Mathematical
Literacy, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/ 9789264190511-en

94.
OECD. (2010). PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do
Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I).
http://dx.doi.org/10.1787/ 9789264091450-en
96.
97. OECD. (2012). PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and
what they can do with what they knot. http://www.oecd.org/
pisa/keyfindings/pisa-2012-resultsoverview.pdf
95.

98.

Rustaman, N. Y. (2004). Literasi Sians Anak Indonesia 2000 & 2003.


Makalah Litsains 2003.

99. Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A., 2013. Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora


100.

32

Anda mungkin juga menyukai