Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR BIOLOGI

FASE E KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

A. IDENTITAS MODUL
Penyusun :
Institusi Tahun : 2023-2024
Jenjang : SMA
Kelas X
Tema : Keanekaragaman Makhluk Hidup
Alokasi waktu : 90 menit (2JP)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menganalisis keanekaragaman makhluk hidup dengan baik menggunakan
model project based learning

Elemen Capaian Pembelajaran Indikator


Pemahaman Biologi 1.1 Menjelaskan
keanenekaragaman makhluk
Pada akhir fase E, peserta didik hidup
memiliki kemampuan menciptakan 1.2 Menganalisis penyebab dan
solusi atas permasalahan-permasalahan dampak berkurangnya
berdasarkan isu lokal, nasional atau keanekaragaman hayati serta
global terkait pemahaman menilai efektivitas upaya
keanekaragaman makhluk hidup dan pelestariannya.
peranannya
Ketrampilan Proses 1.2 Merencanakan dan
melakukan observasi
1. Mengamati. keanekeragaman hayati tertentu.
2. Mempertanyakan dan
memprediksi.
3. Merencanakan dan melakukan
penyelidikan.
4. Memproses, menganalisis data dan
informasi.
5. Mengevaluasi dan merefleksi.
6. Mengomunikasikan hasil.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


- Bernalar Kritis
- Bergotong Royong
- Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

D. SARANA DAN PRASARANA


- Laptop/gawai
- Alat tulis
E. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Problem Based Learning dan kooperatif learning
- Metode : Wawancara, observasi, diskusi dan tanya jawab
F. Materi Prasyarat
Karakteristik Keanekaragaman Makhluk Hidup
G. Pertanyaan Pemantik

Lokasi pelestarian keanekeragaman hayati dapat kalian kunjungi di sekitar kota tempat tinggal kita.
Misalnya, kebun raya bogor yang berisi kumpulan tumbuh-tumbuhan dari berbagai daerah yang
ditanam untuk tujuan konservasi, kebun binatang Ragunan, Taman Safari, dan lain-lain yang
berisi berbagai fauna dari berbagai daerah bahkan dari berbagai manca negara dari berbagai
hewan tersebut ada beberapa hewan yang hampir punah misal : Badak Bercula , Serigala ,
Harimau dll

Bagaimana kondisi keanekaragaman hayati tersebut di Indnesia saat ini? Mengapa demikian?
Bagaimana agar tidak terjadi kelangkaan? Usaha apa yang dapat kita lakukan? Apa yang kalian
ketahui tentang pelestarian secara in-situ dan ex-situ? Pada lembar kerja berikut silahkan kalian
bekerja dalam kelompok untuk mengerjakan beberapa permasalahan terkait dengan pelestarian
kehati Indonesia secara in-situ dan ex-situ.

H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat memahami istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan
sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang yang di
suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini merupakan hasil proses
evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-macam makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub utara sampai
kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja yang sudah dapat
diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum dikenali. Keanekaragaman
hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara langsung maupun tidak langsung,
hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan manfaat yang sangat berharga. Mengapa kita perlu
melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa dalam suatu individu makhluk hidup
terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan,
sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan bahan penelitian.
Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti
pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya.
2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti
membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang dan sebagainya

I. MEDIA PEMBELAJARAN
Media/Alat : Peta Konsep, Lembar kerja dan kartu bergambar

J. SUMBER PEMBELAJARAN YANG UTAMA :


a. Buku cetak Biologi kelas X Kurikulum Merdeka
Alam S, Biologi untuk SMA dan MA kelas X Kurikulum 2022, Jakarta: Erlangga
b. https://roboguru.ruangguru.com/question/tujuan-mempelajari-keanekaragaman-hayati-adalah-
_QU-6XGQKWO2
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar kerapian dan, berdoa, presensi
(absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat
serta buku yang diperlukan).
2. Sebelum memulai materi, guru menyapa siswa dengan
kalimat,”Bagaimana kabar kalian hari ini?”
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung.
5. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi
keanekaragaman makhluk hidup
6. Peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru
terkait model pembelajaran problem based learning dan
sistem penilaian
7. Apersepsi: menanyakan tentang apa karakteristik
keanekaragamn makhluk hidup yang mereka
ketahui (critical and communication thinking)

Inti 1. Peserta didik membuat kelompok beranggotakan 3-4 70 menit


orang, Guru menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok, dengan referensi bacaan
berikut ini, atau dengan topik lain yang relevan
(creativity and collaboration thinking)
2. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
materi, serta memastikan setiap anggota dapat
berkontribusi aktif dalam diskusi kelompok. (creativity)
3. Peserta didik mengamati gambar/video materi
pendukung yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya. Peserta didik diharapkan
mampu mencari dan membaca berbagai referensi dari
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang permasalahan pada materi (critical
thingking dan collaboration thingking)
4. Setelah kegiatan selesai, guru membimbing
keterlibatan Peserta didik dalam proses penyelidikan/
pengumpulan data untuk mencari solusi dengan
menganalisis permasalahan yang
terjadi, kemudian menuliskannya pada
LKPD(creativity thinking, communication, and
critical thinking)
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi dari masing-
masing kelompok.
6. Peserta didik menyimpulkan mengenai materi
yang telah dipelajari
7. Peserta didik mengemukakan pendapat/ solusi atas
permasalahan penyebab dan dampak keanekaragaman
makhluk hidup berkurang yang ditemukan, kemudian
ditanggapi oleh kelompok/ peseta didik yang lain.
Penutup 10 menit
1. Peserta didik diminta untuk mengumpulkan lembar
kegiatan peserta didik
2. Peserta didik mengerjakan postes atau evaluasi
3. Peserta didik diberi tugas mandiri atau kelompok
membuat 1 konten infografis (gambar atau video)
sebagai efektivitas upaya pelestarian keanekaragaman
makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar sebagai
media kampanye. (Penilaian proyek)
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
salam dan doa.

Setelah Peserta didik memperdalam pemahaman


materi karakteristik keanekaragaman makhluk hidup. Guru
sebaiknya mengarahkan peserta didik untuk mencari
informasi dari sumber referensi yang lain. Selanjutnya
apabila peserta didik memberikan pertanyaan, Guru
memfasilitasi dengan membuka diskusi atau memberikan
konfirmasi di pertemuan berikutnya.

L. PERANGKAT ASSESMEN
No Bentuk Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
Penilaian
1 Formatif a. Sikap Selama proses KBM
b. Laporan observasi
2 Sumatif Soal tes pilihan ganda dan Setelah KBM
uraian

a. Rubrik Penilaian Sikap


Petunjuk: Lembaran ini diisi oleh guru selama proses diskusi kelompok. Lembaran ini
mencatat antusiasme peserta didik secara perorangan
Instrumen Penilaian Sikap

Disiplin Kerjasama Kritis Nilai


No Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 akhir

1
2
3
4
5
6

Rubrik penilaian sikap


Indikator Deskripsi kriteria Skor

1) Tertib mengikuti intruksi 4 = jika empat indikator


terlibat
2) Mengerjakan tugas tepat 3 = jika tiga indikator
waktu
terlibat
Disiplin 3) Tidak melakukan 2 = jika dua indikator
kegiatan yang tidak terlibat
diminta 1 = jika satu indikator
4) Tidak membuat kondisi kelas terlibat
menjadi tidak kondusif
1) Melakukan tugas dengan baik 4 = jika empat indikator
terlibat
Kerjasama 2) Peran serta aktif dalam 3 = jika tiga indikator
kegiatan diskusi kelompok
terlibat
3) Mengajukan usul 2 = jika dua indikator
4) Mengerjakan tugas sesuai yang terlibat
ditugaskan 1= jika satu indikator
terlibat
Kritis 1) Berani bertanya 4 = jika empat indikator
2) Berani berpendapat terlibat
3 = jika tiga indikator
3) Berani menjawab terlibat
pertanyaan
2 = jika dua indikator
4) Berani tampil di terlibat
depan kelas 1 = jika satu indikator terlibat
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari ke
empat aspek sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

b. Penilaian Presentasi
Indikator Jumlah
No. Nama siswa Nilai
1 2 3 4 Skor

1
2
3
4
5

No Indikator Deskripsi kriteria Skor


1 Penguasaan materi Sangat menguasai materi 4
Menguasai materi 3
Cukup menguasai materi 2
Kurang menguasai materi 1
2 Alat peraga yang digunakan Sangat manarik 4
Menarik 3
Cukup menarik 2
Kurang menarik 1
3 Kerjasama Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
4 Penyampaian/Performance Sangat menarik 4
Menarik 3
Cukup menarik 2
Kurang menarik 1

Rentangan angka Rubrik penilaian Kategori


85 – 100 A Sangat baik
70 – 84 B Baik
55 – 69 C Cukup
< 54 D Kurang
Lampiran 1: Karakteristik keaneragaman makhluk hidup

Tingkatan keanekaragaman hayati

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Pertanyaan

1. Termasuk tingkat keaneka ragaman apakah gambar 1, gambar 2, dan gambar 3 tersebut?
..................................................................................................................
2. Apa yang menyebabkan kelompok makhluk hidup tersebut berbeda?
...................................................................................................................
Lampiran 2: Referensi topik bacaan
https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/16/170100023/gajah-
sumatra-spesies-gajah-yang-hampir-punah
Penulis Nadia Faradiba | Editor Nadia Faradiba KOMPAS.com - Gajah Sumatra adalah spesies gajah
yang populasinya terancam. Bagaimana karakteristik gajah Sumatra? Gajah Sumatra Gajah Sumatra
memiliki nama latin Elephas maximus sumatranus. Gajah ini merupakan hewan asli Indonesia yang
berhabitat di hutan di Sumatra dan Kalimantan. Namun, sebagian besar populasi gajah Sumatra
berada di luar hutan yang dilindungi. Berat gajah Sumatra dewasa adalah sekitar 5 ton, dengan tinggi
badan mencapai 2,7 meter. Ini merupakan gajah subspesies terkecil di Asia. Gajah Sumatra memiliki
warna yang bervariasi, antara lain warna coklat, abu-abu, dan hitam. Gajah Sumatra bisa hidup 55
sampai 70 tahun. Gajah Sumatra makan rumput-rumputan dan buah-buahan. Dalam sehari, gajah
Sumatra bisa makan hingga 136 kilogram. Feses gajah Sumatra dalam sehari bisa mencapai 50
kilogram. Gajah Sumatra merupakan hewan yang sangat pintar dan memiliki ingatan yang sangat
baik. Hewan besar ini butuh tempat hidup yang luas dan lebih banyak tinggal di dataran rendah. Baca
juga: Perburuan Sebabkan Gajah Berevolusi Tanpa Punya Gading Gajah Sumatra hampir punah
Menurut IUCN Red List, gajah Sumatera termasuk dalam kategori critically endangered atau hampir
punah. Populasi saat ini hanya tinggal sekitar 2.800 ekor saja. Penyebab gajah ini hampir punah
adalah berkurangnya habitat gajah akibat deforestasi dan pembunuhan liar untuk mengambil
gadingnya. Untuk melindungi populasi gajah Sumatra dari kepunahan, berbagai riset telah dilakukan.
Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengurangi konflik gajah dan manusia, serta menyiapkan
strategi mitigasi untuk populasi gajah Sumatra yang berkelanjutan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gajah Sumatra, Spesies Gajah yang Hampir
Punah", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/16/170100023/gajah-
sumatra-spesies-gajah-yang-hampir-punah.
Penulis : Nadia Faradiba
Editor : Nadia Faradiba

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Lampiran 3 : Efektivitas upaya pelestarian makhluk hidup
https://pslh.ugm.ac.id/seri-1-konservasi-mengenang-tragedi-satwa-
lindung-indonesia/

Bagian 1 Seri Konservasi: Mengenang Tragedi Satwa (Lindung) di Indonesia

Secara nasional, kebijakan konservasi terhadap satwa dan tumbuhan di Indonesia telah diatur
dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(UUKSDHE). Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya terdiri dari unsur-unsur hayati dan
nonhayati (baik fisik maupun nonfisik). Semua unsur ini sangat berkait dan pengaruh mempengaruhi.
Punahnya salah satu unsur tidak dapat diganti dengan unsur yang lain. Usaha dan tindakan konsevasi
untuk menjamin keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah
dengan tujuan agar masing-masing unsur dapat berfungsi dalam alam dan agar senantiasa siap untuk
sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Karenanya upaya konservasi atau
perlindungan terhadap jenis satwa dan tumbuhan liar menjadi salah satu pilar penting dalam upaya
mewujudkan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Status konservasi untuk satwa
menurut UUKSDAHE dikelompokan menjadi dua, yakni satwa dilindungi dan tidak dilindung. Jenis
satwa yang dilindungi adalah yang berada dalam bahaya kepunahan dan atau populasinya jarang.
Penetapan status lindung pada spesies tertentu merupakan bentuk perlindungan terhadap satwa dalam
rangka mencegah terjadinya kepunahan spesies. Status kepunahan adalah suatu kondisi dimana
individu terakhir dari suatu spesies benar-benar sudah tidak ditemukan lagi di alam. Misalnya seperti
yang dialami spesies harimau jawa, harimau bali dan merpati pengembara (pingeon passenger).

Namun, meski telah mendapatkan status dilindungi, namun beberapa hewan seperti harimau
sumatera, gajah sumatera, buaya muara, beruang madu dan orang utan masih saja terus terancam oleh
ulah manusia. Berbagai tragedi dalam perlindungan satwa menjadi bukti, bahwa upaya konservasi
yang telah berjalan di negeri ini masih “jauh panggang dari api”.

Tragedi yang menimpa seekor Orangutan bernama Pony, misalnya. Tragis, mungkin hanya itulah
kata yang dapat menggambarkan nasib memilukan yang menimpa Pony. Pada tahun 2003 silam,
Pony diketahui disiksa untuk menjadi pemuas nafsu lelaki. Pony yang sejak masih bayi diambil dari
hutan dan dibesarkan hanya untuk disiksa kembali. Bulu-bulu Pony dicukur setiap hari dan berulang
kali melayani lelaki pengunjung rumah bordil. Pony juga dipaksa memakai perhiasan, parfum dan
belajar untuk berputar ketika “klien” mendekat. Setelah Yayasan Borneo Orangutan Survival
Foundatian (BOSF) dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bersama dengan pasukan
militer serta 35 polisi bersenjata diturunkan, akhirnya Pony bisa diselamatkan. Pony kemudian
mendapatkan rumah barunya di Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Nyaru Menteng. Pony
menerima perawatan yang sangat dibutuhkan dan memulai menjalani rehabilitasinya. Pada tahun
2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat untuk rehabilitasi lanjutan (pra-release), dengan tujuan
agar satwa dapat hidup lebih mandiri.

Kisah memilukan yang dialami satwa seperti Pony, kenyataanya tak kunjung berakhir. Pada tahun
2015 sebuah harian nasional pernah mengulas 5 cerita nestapa yang menimpa satwa lindung
Indonesia. Seperti satwa Kucing Hutan, Lutung Jawa, Beruang Madu, Orang Utan, dan Harimau
Sumatera. Tragisnya, peristiwa yang menimpa hewan-hewan malang tersebut dipamerkan di media
sosial (facebook) seolah menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Sikap tersebut adalah cermin perilaku
antroposentris. Dimana manusia merasa sebagai puncak penguasa alam dan menganggap makhluk
hidup lainnya tidak penting, atau sebatas untuk memenuhi hasrat dan kebutuhan manusia semata.
Sikap yang keliru ini juga digambarkan dengan rasa bangga setelah membunuh makhluk hidup
lainnya, misalnya dengan memamerkannya di media sosial. Manusia seolah ingin menunjukan
superioritas atau supremasinya dengan merasa posisinya sebagai penguasa makhluk hidup lainnya.
Hal ini mirip dengan kekeliruan yang telah terjadi seabad lalu, yaitu peristiwa pembantaian Bison di
Amerika pada tahun 1880-an.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Nama kelompok

: Kelas

No Pertanyaan Jawaban Nilai


1 Bagaimana jenis-jenis …………………… 25
pelestarian in-situ dan ex- ……………………
situ berdasarkan hasil
observasi kalian melalui
artikel, bacaan, maupun
video penangkaran satwa
Indonesia?
2 Bagaimana perbedaan …………………… 25
karakter dari masing-masing ……………………
contoh jenis konservasi secara
in-situ dan ex-situ?
3 Dimana sajakah tempat-tempat …………………… 25
konservasi di Indonesia? ……………………..

4 Contoh konkret seperti apa …………………… 25


perilaku ilmiah yang telah kalian ……………………..
terapkan dalam kehidupan sosial
jika dikaitkan dengan
keanekaragaman makhluk hidup?
Penilaian Sumatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Keanekaragaman jenis (spesies) tertinggi terdapat pada ekosistem ….
A. Gurun
B. Hutan hujan tropis
C. Sawah
D. Mangrove
E. Sabana
2. Garis yang memisahkan jenis fauna (hewan) Indonesia bagian timur dengan bagian tengah adalah ...
A. garis Weber
B. garis Khatulistiwa
C. garis Wallace
D. garis lintang
E. garis bujur
3. Tempat pelestarian dengan memindahkan flora atau fauna ke luar habitat aslinya adalah …
A. Cagar alam Pangandaran
B. Taman nasional Baluran
C. Suaka margasatwa Ujung Kulon
D. Taman Safari Bogor
E. Taman nasional bukit baru
4. Keanekaragaman jenis dapat terlihat dari adanya perbedaan….
A. Bentuk, warna, ukuran dan penampilan
B. Bentuk, warna, jumlah, ukuran dan faktor pembawa sifat menurun
C. Morfologi dan anatomi
D. Tingkah laku dan gen
E. Morfologi dan tingkah laku
5. Perhatikan gambar dibawah ini!

Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga agar hutan menjadi produktif ….
A. Pelestarian hewan dan tumbuhan
B. Keseimbangan air disekitarnya hutan
C. Peremajaan hutan kembali
D. Menerapkan aturan hukum bagi pelanggar pemanfaatan hutan
E. Melakukan penebangan pohon yang di imbangi dengan penanaman kembali

Anda mungkin juga menyukai