Campak
Campak
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Campak (Measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat menular disebabkan
oleh virus campak. Gejala awal berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk dan
bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih kebiru-biruan
dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak koplik). Gejala khas
merupakan bercak kemerahan di kulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh,
dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama 47 hari,
kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan.1
Di dunia, kematian akibat campak yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak
777.000 dan 202.000 di antaranya di negara ASEAN serta 15% kematian campak
tersebut di Indonesia.1 Insiden kasus campak di Indonesia tahun 2007 untuk golongan
umur kurang dari 1 tahun sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 1 hingga 4
tahun sebesar 36,6 per 100.000 orang tahun, dan umur 5 hingga 14 tahun sebesar 18,2
per 100.000 orang tahun. Bahkan sampai dengan tahun 2009 masih dijumpai kejadian
luar biasa campak di beberapa propinsi di Indonesia.2
Pada sidang WHA (World Health Assembly) tahun 1988, ditetapkan kesepakatan
global untuk dilakukan reduksi campak (RECAM) pada tahun 2000. Di Indonesia,
program imunisasi campak dimulai pada tahun 1982 dan masuk dalam
pengembangan program imunisasi. Pada tahun 1991, Indonesia dinyatakan telah
mencapai UCI secara nasional yang berdampak positif terhadap penurunan insidens
campak pada balita. Selama periode 1992 1997 terjadi penurunan dari 20,08 per
10.000 orang menjadi 3,4 per 10.000. Walaupun imunisasi campak telah mencapai
UCI, tetapi dibeberapa daerah masih mengalami kejadian luar biasa (KLB) Campak,
terutama di daerah dengan cakupan imunisasi rendah.3
1
Pada tahun 2003 WHO-SEARO membuat strategi dan penanggulangan dengan tujuan
utama menurunkan angka kematian campak sebanyak 50% pada tahun 2005
dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 1999. Strategi tersebut berupa
akselerasi surveilans campak, akselerasi respons KLB, cakupan rutin imunisasi
campak tinggi (cakupan 90% di 100% kabupaten/kota) dan pemberian dosis kedua
campak. Pada tahun 2007, WHO juga menekankan pentingnya upaya imunisasi
campak tambahan, yang menjangkau anak-anak yang belum pernah divaksinasi dan
belum pernah menderita penyakit campak, serta menyediakan kesempatan kedua
untuk kasus kegagalan vaksinasi campak. Hal tersebut diharapkan dapat menurunkan
proporsi kerentanan dengan cepat, mencegah KLB campak, dan dapat membantu
mengeliminasi penularan penyakit campak.1
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah penyuluhan ini adalah untuk mensosialisasikan
Manfaat
Makalah penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis
dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
Campak.
Reservoir penyakit campak adalah manusia dengan suseptbiIitas pada semua orang
(universal). Penularan kepada kontak yang rentan melalui penghamburan butir-butir
cairan saluran nafas mulai han ke-9 sampai ke-l0 (pada beberapa kasus kejadian pata
2.3 Patofisiologi
Campak ditularkan melalui penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret
hidung atau tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Masa penularan berlangsung
mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodormal biasanya sekitar 4 hari
sebelum timbulnya ruam, minimal hari kedua setelah timbulnya ruam. Virus campak
menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi,
replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia
yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul
viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses
peradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronkial paru. Juga
terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan
4
menimbulkan
gejala
klinik
ensefalitis.
Setelah
masa
konvelesen,
berkurang
(hiperpigmentasi)
yang
meninggalkan
bekas
lama-kelamaan
akan
yang
berwarna
menghilang
lebih
sendiri.
tua
Selain
2.5 Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan anamnese, gejala klinis dan pemeriksaan
laboratorium.
A) Kasus Campak Klinis
Kasus Campak klinis adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di tubuh
berbentuk makula papular selama tiga hari atau lebih disertai panas badan 38C atau
lebih (terasa panas) dan disertai salah satu gejala bentuk pilek atau mata merah.
B) Kasus Campak Konfirmasi
Kasus Campak konfirmasi adalah kasus Campak klinis disertai salah satu kriteria
yaitu:
a. Pemeriksaaan laboratorium serologis (IgM positif atau kenaikan titer antiantibodi 4
kali) dan atau isolasi virus Campak positif.
6
2.8. Pencegahan
8
b. Pencegahan Primer
Sasaran dan pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi untuk terkena
penyakit campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-fktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya campak dan upaya untuk mengeliminasi faktorfaktor tersebut. Antara pencegahan primer adalah:
i. Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai
campak. Disamping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan.
ii. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan
vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 15 bulan.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini
10
BAB 3
KESIMPULAN
Campak adalah salah satu penyakit infeksi menular yang sering menyerang anakanak yang angka kejadiannya cukup tinggi di dunia. Campak merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus RNA dari family Paramixiviridae, genus Morbilivirus.
Penyakit ini ditandai dengan demam, koryza, konjungtivitis , batuk , dan tanda
koplik. Penularan penyakit ini dapat terjadi ketika sesorang yang daya tahan tubuhnya
menurun menghirup percikan yang mengandung virus dari sekret nasofaring pasien.
Pencegahan penyakit campak amat penting. Di Indonesia sampai saat ini pencegahan
penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan
pada bayi berumur 9 15 bulan.
11
12