Jurnal Kesehatan PDF
Jurnal Kesehatan PDF
ABSTRAK
Kekurangan gizi yang menjadi masalah kesehatan umumnya terjadi pada balita
karena merupakan kelompok rentan gizi. Status gizi dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya tingkat kecukupan zat gizi dan ketahanan pangan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui analisis hubungan ketahanan pangan tingkat
keluarga dan tingkat kecukupan zat gizi dengan status gizi batita di Desa
Gondang Winangun, Temanggung. Jenis penelitian ini bersifat Explanatory
Research dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 57
orang diambil dengan metode purposive sampling dan memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Hasil analisis uji statistik Rank Spearman menunjukkan tidak ada
hubungan ketahanan pangan tingkat keluarga dengan tingkat kecukupan energi
(p=0,826), ada hubungan ketahanan pangan tingkat keluarga dengan tingkat
kecukupan protein (p=0,016), tidak ada hubungan tingkat kecukupan energi
dengan status gizi batita (p=0,720), ada hubungan tingkat kecukupan protein
dengan status gizi batita (p=0,004) dan ada hubungan ketahanan pangan tingkat
keluarga dengan status gizi batita (p=0,001). Saran bagi masyarakat diharapkan
ikut aktif dalam kegiatan posyandu agar dapat memantau status gizi batita dalam
keluarga.
Kata kunci
masyarakat
khususnya
menangani
berpengaruh
salah
Development Goals
pertumbuhan
yang
pesat.
Balita
satu
pencapaian
tujuan
Millennium
(MDGs) pada
bawah
antara
saat
disapih
dan
mulai
masih
terdapat
lima
terhadap
2007,
tahun.
Prevalensi
sedangkan
Pembangunan
Rencana
Jangka
Menengah
menargetkan
pelosok-pelosok
balita
di
Indonesia.
Indonesia
Jumlah
menurut
data
buruk)
pada
penurunan
anak
balita
<15,0%
Nasional
(BKKBN)
Tahun
2007
mencapai
17,2%
dengan
laju
per
(UNICEF)
Indonesia
terhambat
paling
masalah
(BB/U),
penduduk
melaporkan
2,7%
pertumbuhannya
gizi
kurang
ii
terus
berupaya
derajat
kesehatan
Tahun
adalah
pertumbuhan
pada
prevalensi
2014.
faktor
yang
dibedakan
tangga.
Ketahanan
pangan
keluarga
kemampuan
keluarga
merupakan
tidak
anggota
langsung
pangan
meliputi
keluarga,
kesehatan
ketahanan
pola
lingkungan,
merupakan
dari
segi
tingkat
kebutuhan
beli,
mempertahankan
dalam
hidup
tangga
asuh,
rumah
dan
dan
keterjangkauan
keluarga
memenuhi
pangan.
Bila
yang
berasal
produk
dari
sumber
pertanian,
kehutanan,
hayati
keluarga
kesulitan
perkebunan,
yang
peternakan,
perikanan,
disebabkan
makanan
maupun
mendapatkan
tidak
mengalami
diolah
yang
oleh
tidak
minuman
manusia,
bahan
Kondisi
bagi
baku
konsumsi
Pangan,
dan
bahan
ketahanan
menurun,
penyiapan,
dan/atau
pangan
ketahanan
telah
melebihi
standar
pangan
tidak
berakibat
yang
akan
pangan
yang
menurun
secara
langsung
pada
merupakan
gizi
uraian
di
atas,
dipengaruhi
oleh
Pengambilan
sampel
dengan
data
mengetahui
Ketahanan
Rank Spearman.
hubungan
ketahanan
pangan
tingkat
penelitian
A. Ketahanan Pangan
ini
bersifat
hasil
sampel
hipotesis
dirumuskan
kurang
survey
untuk
dikelompokkan
kemampuan
yang
telah
yang
bertujuan
yaitu
tentang
penelitian
pangan
dari
data
penurunan
variabel
bebas
dan
terikat
Ketahanan
ada
Pangan
berada
(21,7%).
dalam
Informasi
berdasarkan
keluarga
atau
tidaknya
frekuensi
kejadian
dan
ukuran
makan,
sekaligus
dalam
bersamaan.
waktu
yang
penelitian
kejadian
mencukupi
kelaparan
menunjukkan
dan
sebanyak
artinya
mampu
mencukupi
6)
kurang
pangan (2
4)
tahan pangan
(0 1)
Total
13
21,7
47
78,3
60
100,0
adanya
kebutuhan
pangan
dengan
cara
keluarga
yang
mengalami
artinya
pun
keluarga
mudah
untuk
tersebut
tergolong
mendapatkan
bahan
masih
dikarenakan
yang
Gondang
mempunyai
lahan
mampu
belum
sistem
pertanian
di
Winangun
tidak
hanya
bahan
pangan,
tetapi
berproduksi
mendapatkannya
untuk
dengan
cara
produksi
tembakau.
vii
karena
faktor
ekonomi.
Keluarga
Tabel
merasa
tidak
mampu
membeli
1.
Distribusi
Frekuensi
di
Desa
Gondang
Winangun,
Kabupaten Temanggung.
jarak
Kategori
ketahanan
pangan (5
terlalu
jauh
untuk
pangan
Rawan
yang
menyebabkan
ketahanan
pangan
keluarga menurun.
0
penelitian
menunjukan
batita
di
desa
Gondang
responden
kecukupan
energi
penelitian
batita
baik.
bahwa
maksimal
yang
dari
berikut :
dari
goreng
memasak.
Jagung
Gondang
diperoleh
dari
Sedangkan
angka
Wiangun,
Kabupaten
Temanggung.
telur,
pokok
tahu,
lemak
tempe,
diperoleh
yang
keluarga
daging
dari
minyak
digunakan
untuk
dan
singkong
produksi
sendiri.
Tingkat
Kecukupan
makanan
mengatakan
merekan
bagian
dengan
pinggir
sawah
tanaman
seperti
Energi
Sedang
12
20,0
Baik
39
65,0
dibawah
Lebih
15,0
Total
60
100,0
Berdasarkan
tabel
2.
dapat
tahun,
energi
juga
mengukur
adalah
AKG).
(<100%
sehari
rata-rata
baik
tingkat
(100-105%
konsumsi
energi
banyaknya
maka
Setiap
jumlah
orang
ASI
ASI
dalam
yang
yang
siklus
berbagai
jenis
adalah
dan
energi
bagi
untuk
pertumbuhan
melakukan
kegiatan
sehari-hari.viii
Penelitian
71,88%
tentang
Informasi
tentang
konsumsi
Timor
Tengah
adanya
pola
AKG.
juga
energi
Bahkan
tergolong
tingkat
menunjukkan
kecukupan
ada
50%
defisit
diantaranya
energi.
Tingkat
Temanggung.
Tingkat
Kecukupan
Protein
Kurang
10
16,7
Baik
49
81,7
oleh
Apabila
Lebih
1,7
Total
60
100,0
seorang
ibu.
yang
dapat
bahwa
sampel
bergizi
yang
tidak
berakibat
timbulnya
tingkat
kecukupan
sebagian
besar
protein
(81,7%)
dengan
keluarga
dan
juga
menjadi
pemicu
tingkat
16,7%
kecukupan
mengkonsumsi
protein
protein
(<80% AKG).
hasil
penelitian
diketahui
batita
di
Desa
Gondang
adanya
yang
sebesar (31,7%).
Gizi
Batita
di
Desa
Gondang
batita
baik
tetapi
Gizi
mengalami
belum
mampu
Status
yang
adalah
pertumbuhan
dan
Batita
Buruk
Kurang
19
31,7
Baik
37
61,7
Lebih
6,7
Total
60
100,0
(6,7%)
merupakan
batita
tabel
z-score),
sedangkan
31,7%.
dengan
status
Adanya
gizi
batita
kurang
Toba
Simosir.
Tambunan
gizi
buruk
di
kecamatan
sebesar
40%.
Tingginya
dikarenakan
gizi
protein,
seperti
lemak,
Rendahnya
kurangnya
karbohidrat,
dan
ketahanan
vitamin.
pangan
di
banyaknya
balita
yang
gizi
kurang.
Frekuensi
standar
kesehatan,
yaitu
Berdasarkan
tabel
5.
diketahui
batita
dengan
pangan.
Ketahanan
Pangan
tingkat
Ini
kecukupan
berarti
tidak
ada
pangan
tidak
Kecukupan Energi
kebutuhan
energi
mampu
mencukupi
energinya.
batita
dari
Pemenuhan
kelurga
kurang
diterima
dan
Ha
ditolak.
Hal
ini
bermakna
pangan
tingkat
antara
ketahanan
keluarga
dengan
ketahanan
energi
sedang
Kurang
pangan
(33,3%)
Tahan
pangan
(66,7%)
Total
12
(100%)
Hasil
baik
6
(15,4
%)
33
(84,6
%)
39
(100%
)
statistik
tidak
ketahanan
ada
penelitian
hubungan
pangan
tingkat
Lebih
uji
menunjukkan
antara
Kategori
pangan
orang lain.
Tidak
adanya
hubungan
(33,3%)
pangan
mendapatkan
(66,7%)
(100%)
dari
pemberian
orang
lain.
kecukupan
pangan
Kecukupan Energi
variabel
protein
tingkat
dan
kelurga.
tersebut
hubungan
ketahanan
kedua
Koefisien
lemah.
Arah
variabel
adalah
baik
keluarga
protein
tingkat
sebaliknya.
kecukupan
Sebanyak
29
energi
(48,3%)
kurang.
keluarga
ketahanan
pangan
maka
juga
tingkat
semakin
tingkat
kecukupan
baik
dan
Tingkat
Keluarga
Kecukupan Protein
dengan
Tingkat
Kategori
ketahanan
protein
pangan
Kurang
pangan
batita
Tahan
yang
tidak
diteliti
dalam
pangan
Kurang
5 (50%)
8
(16,3%)
Lebih
0 (0%)
41
(83,7%)
(100%)
10
49
(100%)
(100%)
(100%)
5 (50%)
baik
F.
Hubungan
Ketahanan
Pangan
yang
Kecukupan Protein
memiliki
tingkat
kecukupan
tingginya
untuk
pangan
maka
kebutuhan
protein
kepercayaan
masyarakat
meningkatkan
merupakan
statistik
bahwa
arah
formula,
gizi
susu
status
keluarga
keluarga
konsumsi
Kekuatan
tersebut
pangan
tingkat
mendukung
tingkat
dengan
protein
adalah
hubungan
lemah.
tingkat
positif.
kedua
variabel
Ketahanan
keluarga
akan
Semakin
baik
ketahanan
pangan
keluarga
maka
membaik.
Keluarga
pangan
tentunya
mampu
menyediakan
makanan
bagi
anggota
Efektifitas
tingkat
untuk
protein.
setiap
dengan
keras
konsumsi
tahan
korelasi
berusaha
tetapi
konsumsi
penyerapan
makanan
dalam keluarga.
G. Hubungan
Tingkat
Kecukupan
Berdasarkan
batita
dengan
tingkat
kecukupan
menggunakan
hasil
uji
Korelasi
statistik
Rank
ternak
memperoleh
meningkatkan
selain
untuk
status
gizi
batita.
kecukupan
energi
dengan
penelitian
73,7%
Kategori
kecukupan
kurang
Baik
lebih
Sedang
Total
dengan
tingkat
energi
Lebih
batita
sebanyak
tingkat
Baik
menunjukkan
kecacingan
adanya
pada
infeksi
batita.
atau
Sehingga
(15,8%)
(24,3%)
14
22
(73,7%)
(59,5%)
(10,5%)
(16,2%)
19
37(100%
(100%)
(100%)
0 (0%)
3 (75%)
1 (25%)
kkal/gram
dan
karbohidrat
kecukupan
energi
sedang
tetapi
pula
Keterbatasan
menyebabkan
sehingga
kecukupan
konsumsi
energi
dalam
disebabkan
oleh bias
responden
bias
dalam
energi.
status
Faktor
gizi
ketika
dalam
tingkat
yang
mempengaruhi
secara
tersebut.
korelasi
ada
Berdasarkan
diketahui
hasil
tidak
ada
kecenderungan
mengkonsumsi
energi
batita
yang
tinggi
akan
senang
berlarian,
memanjat,
atau
Kategori
tingkat
kecukupan
oleh
batita
tentu
belum
mampu
Baik
kurang
lebih
33
12
(89,2%)
(63,2%)
(100%)
(8,1%)
(36,8%)
Protein
Baik
umurnya.
H. Hubungan
Tingkat
Kecukupan
Kurang
Lebih
0 (0%)
0 (0%)
37
19
(100%)
(100%)
(100%)
(2,7%)
Total
0 (0%)
bahwa
variabel
memiliki
hubungan
yang
status
bernilai
bahwa
0,363
menggambarkan
terdapat
gizi
hubungan
batita.
sebagian
positif
Diperoleh
besar
hasil
(81,7%)
apabila
protein
pun
tingkat
akan
kecukupani
semakin
tinggi
(baik),
dengan
tingkat
kecukupan
batita
yang
ada
batita
baik.
Hal
disebabkan
ini
berarti
oleh
tingkat
dengan
tingkat
kecukupan
I.
Hubungan
Ketahanan
Pangan
ternak
Gizi Batita
untuk
dikonsumsi.
dalam
Berdasarkan
hasil
uji
statistik
menyediakan
menunjukkan
konsumsi
dapat
pertambahan
tingginya
mempercepat
Penelitian
dilakukan
sebelumnya
oleh
Rieuwpassa
= 0,421).
yang
juga
Batita
Kategori
ketahanan
Baik
Kurang
maka
pangan
(47,4%)
(10,8%)
Tahan
10
33
pangan
(52,6%)
(89,2%)
(100%)
19
37
(100%)
(100%)
(100%)
penting
untuk
pembangun
dan
pangan
protein
terpenuhi
badan
erat
kecukupan
hubungannya
0 (0%)
Berat
tahan
sangat
untuk
dan
diperlukan
meningkatkan
protein.
Total
lebih
tubuh
berat
badan
xi
pangan.
Ini
berarti
ada
makan.
tersebut.
terpenuhi
Berdasarkan
penelitian
yang
ketahanan
pangan
tingkat
Bila
kedua
maka
hal
dapat
tersebut
dipastikan
responden
yang
tentunya
statistik
menunjukkan
sayuran.
Produksi
tentunya
meningkatkan
pangan
sebaliknya.
Hasil
penelitian
menunjukkan
sebanyak
89,2%
ketahanan
atau
tersebut
pangan
keluarga
yang
mempermudah
dalam
kambing
keluarga
pertanian
ini
ketahanan
keluarga,
karena
juga mempermudah
yang
sumber protein.
dapat
anggota
mencukupi
keluarganya
kebutuhan
berpengaruh
Kemudahan
keluarga
dalam
secara
akan
mencukupi
anggota
konsumsi
apabila
konsumsi
tidak
langsung
juga
kebutuhan
dikatakan
pangan
baik
yang
mengarah
meningkatkan
dan
4.
kerangka
UNICEF
digambarkan
tahapan
timbulnya
masslah
kurang
gizi
Kerangka
anak
tersebut
5.
balita.
Tidak
ada
hubungan
bermakna
antara
yang
ketahanan
memberikan
maupun
(p=0,826; r=0,029).
penyebab
tidak
langsung
Terdapat
hubungan
bermakna
antara
tingkat
ketahanan
kecukupan
protein
dengan
ketahanan
pangan
tingkat
keluarga
langsung
Salah
satu
penyebab
langsungnya
adalah
dengan
6.
tidak
masalah
gizi
di
Desa
Gondang
tersebut
langsung
pangan.
yaitu
7.
ketahanan
Tidak
2.
3.
positif,
hubungan
antara
tetapi
yang
tingkat
SIMPULAN
batita
di
Desa
Gondang
ada
bermakna
viii
gizi
1.
adalah
yang
Desa
Gondang
8.
Winangun
Terdapat
hubungan
bermakna
antara
yang
tingkat
gizi
(100-105%AKG).
tersebut
persentase
terbesar
9.
batita
di
Desa
adalah
Gondang
positif,
tetapi
pangan
tingkat
100%AKG .
di
Desa
Gondang
Winangun
r=0,421).
Kekuatan
seperti
pengaruh
infeksi
tingkat
dan
kecaingan,
ekonomi,
tersebut lemah.
SARAN
1.
Bagi Masyarakat
a. Dalam
penelitian
diketahui
di
lapangan
masih
masyarakat
yang
variabel
adanya
kurang
DAFTAR PUSTAKA
sebaiknya
1.
ikut
berperan
dalam
kegiatan
terutama
bagi
aktif
posyandu,
keluarga
dengan
aktif
Gultom.
Pengaruh
Karakteristik
yang
2010
2.
bulannya.
(Skripsi).
Badan
Universitas
Perencanaan
Pembangunan
(BAPPENAS).
Nasional
Rencana
Aksi
PG)
televisi,
Perencanan Nasional.
tenaga
tanya
jawab
kesehatan
dengan
atau
media
2.
berhubungan
faktor-faktor
2011-2015.
Kementerian
Jakarta:
2011
3.
yang
Badan
Penelitian
Pengembangan
dan
Kesehatan.
mempengaruhinya.
Dasar
dengan
diharapkan
tema
yang
(RISKESDAS)
2010.
mengambil
Pengantar
b. Perlu
dilakukan
selanjutnya
penelitian
dengan
pangan
dan
gizi
28. 2000
5.
Dewan
Ketahanan
Kebijakan
Pangan
7.
8.
Umum
Pangan.
Ketahanan
2010-2014.
Jakarta;
USU. 2011
9.
Morbiditas
dan
makanan
anak
balita
di
Banjarnegara
tambahan
untuk
2005