Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN RASA AMAN

DAN NYAMAN

A. KONSEP DASAR TENTANG GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


DASAR
1. Pengertian
Pengertian nyeri adalah sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari satu
pengalamanemosional yang disertai kerusakan jaringan secara actual/potensial
(Medical Surgical Nursing)
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik secara
actual maupun potensial, atau menggambarkan keadaan kerusakan (International
Association for Study of Pain/IASP dalam Sudoyo, 2006).
Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan disebabkan oleh
stimulus spesifik, mekanis, kimia, elektrik pada ujung -ujung syaraf serta tidak
dapat diserahterimakan kepada orang lain. Nyeri juga sebagai keadaan penderitaan
seseorang yang menderita nyeri atau kehilangan, suatu keadaan distres berat yang
mengancam keutuhan seseorang (Rodger dancowles cit Mander R 2003)
Nyeri merupakan suatu pengalaman psikis yang normalnya berhubungan
dengan kerusakan terhadap jaringan pada tubuh. Nyeri dapat didefinisikan sebagai
sensasi ketidakenakan, penderitaan atau kesakitan, yang lebih kurang terlokalisir,
yang dihasilkan dari stimulasi akhir-akhiran saraf yang khusus, dianggap sebagai
mekanisme protektif sepanjang ia menyebabkan penderita memindahkan atau
menarik dirinya dari sumber nyeri (Soenarto, 1990)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak meenyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Nyeri sebagai suatu keadaaan yang mempengaruhi seseorang yang
keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernanyh mengalaminya. (Mc.
Coverry 1979)

Nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan. (Wolf Weifsel Feurst 1974)
Yeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan
sedang

dirusak,

dan

menyebabkan

individu

tersebut

bereaksi

untuk

menghilangkan rangsangan nyeri.(Arthur C.Curton 1983)


Nyeri sebagai suatu keadaaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis, dan emosional. (Srumun)
2. Penyebab
1. Faktor Fisiologi
Efek opium yang diproduksi tubuh menghasilkan zat kimia yang berfungsi
sebagai regulator dalam beradaptasi terhadap nyeri.
2. Faktor Psikososial
- Kebudayaan
- Lingkungan: seseorang mempengaruhi persepsi dan respon sakit.
- Emosi
: mempengaruhi persepsi sakit.
- Harapan
: adanya orang lain.
- Sistem nilai : individu berpengaruh terhadap persepsi dan respon nyeri
- Pengalaman terdahulu : pengalaman terdahulu tentang rasa sakit,
mempengaruhi persepsi sakit
- Usia
: dapat mempengaruhi persepsi sakit individual.
3. Klasifikasi
1. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang
tidak melebihi 6 bulan
Dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronik
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu cukup lama , lebih dari 6 bulan.
3. Nyeri berdasarkakn intensitasnya
Nyeri berat (7-10)
Nyeri sedang (3-6)
Nyeri ringan (0-3)
4. Nyeri berdasarakan tempatnya
a. Pheriperal pain , yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh, misalnya
pada kulit mukosa.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yaitu nyeri yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dala tubuh yang ditranmisikan kebagian tubuh didaerah yang berbeda,
bukan berasal dari nyeri.

d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
saraf pusat , spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain.
5. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu lama.
c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali. Nyeri tersebut biasanya kurang lebih 10-15 menit , lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
4. Patofisiologi
Nyeri merupakan reaksi campuran fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling
baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu menjelaskan tiga
komponen fisiologi berikut, yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Rtimulus
penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf porifer. Serabut nyeri
memasuki mmedula spinalis menjalani dan menjalani beberapa rute saraf dan
akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abudi medula spinalis. Terdapat
pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus
nyeri sehingga tidak mencapai otak atau di transmisi tanpa hambatan ke korteks
serebral. Sekali stimulus nyeri mencan capai korteks serebral,

maka otak

menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman


dan

pengetahuan

yang

lalu,

serta

asosiasi

kebudayaan

dalam

mempersepsikan nyeri (McNair. 1990).


5. Pathway
Kerusakan Jaringan

Tumor

iskemia

Spasme Otot

Reseptor
Serabut A

Serabut C

Sumsum tulang belakang


Merangsang Area Sensorik

Nyeri

upaya

Gangguan Rasa Nyaman

Pola tidur terganggu

B. PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk mendapatkan data
dasar, untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi
terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi.
Walaupun pengkajian nyeri merupakan aktifitas yang paling umum dilakukan
perawat, namun pengkajian nyeri merupakan salah satu yang sulit untuk
dilakukan. Perawat harus mengkaji pengalaman nyeri dari sudut pandang klien.
1. Data Objektif
- Pengukuran tensi
- Pengukuran suhu
- Pengukuran nadi
2. Data subjektif
a. Biodata pasien
b. Status kesehatan saat ini
- Alasan masuk rumah sakit
- Faktor pencetus
- Faktor pemberat nyeri
- Keluhan utama
- Timbulnya keluhan
- Pemahaman penatalaksanaan masalah kesehatan
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
- Diagnose medik
c. Status kesehatan masa lalu
- Penyakit yang pernah dialami
- Pernah dirawat
- Riwayat alergi
- Kebiasaan obat-obat
3. Pengkajian riwayat nyeri
a. Sifat nyeri ; (P, Q, R, S, T)
P : provocating (pemacu),dan palliative yaitu faktor yang meningkatkan
Q

dan mengurangi nyeri


: Quality dan Quantity
Supervisial : tajam, menusuk, membakar
Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus
Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
: Region atau Radiaton (area atau daerah penjalaran)

b.
c.
d.
e.
f.

S : severty atau keganasan: intensitas


T : time (waktu terjadinya nyeri)
Lokasi
Intensitas
Kualitas dan karakteristik
Waktu terjadinya dan interval
Respon nyeri

C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pusing b.d. nyeri pada kepala
2. Cemas bd. pengalaman nyeri dg kontrol nyeri yang jelek
3. Inefektif koping individu b.d. nyeri punggung yang berkepanjangan, inefektif
manajemen nyeri, dan inadequat sistem support
4. Kurang pengetahuan b.d. kurangnya sumber informasi
5. Gangguan rasa mual b.d nyeri pada perut
D. RENCANA KEPERAWATAN (SMART)
Tujuan intervensi : dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kenyamanan

pasien.
Kriteria hasil :
- Klien melaporakan berkurangnya intensitas nyeri.
- Adanya respon fisiologik yang baik.
- Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
Intervensi :
- Kaji penyebab pasien mengalami nyeri (pusing)
Rasional : agar dapat menangani dengan tepat.
- Anjurkan klien untuk istirahat dengan teratur.
Rasional : istirahat dapat mengurangi nyeri yang diderita.
- Kendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan.
Rasional : suara bising (keras) dapat meningkatkan rasa nyeri.
- Anjurkan klien untuk menikmati hiburan.
Rasional : hiburan dapat mengurangi rasa nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat menghilangkan rasa nyeri
agar klien dapat merasa lebih nyaman.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi terhadap rasa nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon
rangsangan nyeri diantaranya, hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri,
adanya respon fisiologis yang baik, dan pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa keluhan nyeri
F. REFERENSI
o Potter, Patricia A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahasa, Renata Komalasari..(et

al) ; editor edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian.
Ed.4.- Jakarta: EGC,2005
o Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2009-2011 / editor, T. Heather
Herdman ;alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar ; editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2010
o Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia/ penulis, A. Aziz Alimul
HIdayat,Musrifutul Uliyah : editor, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2004
o http://raninursing.blogspot.com/
G. LAMPIRAN (GAMBAR/SOP/TOOL PROSEDUR/TOOL LP)

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

DI RUANG CEMPAKA RS PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

EVA HANDAYANI
P.17420111053

POLITEKKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
TAHUN 2012

Anda mungkin juga menyukai