Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN ATRESIA ANI

Nur Rofikoh Bil Karomah


P1337420114059
Pengertian
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal
sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum
atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002).

Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak


terjadinya perforasi membran yang memisahkan
bagian entoderm mengakibatkan pembentukan
lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak
rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang
berbentuk anus namun tidak berhubungan
langsung dengan rectum. (sumber Purwanto. 2001
RSCM).

Atresia Ani merupakan kelainan bawaan


(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran
anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).
Normal Anus Atresia Ani
Etiologi
Putusnya saluran pencernaan
dari atas dengan daerah dubur
sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur

Kegagalan pertumbuhan saat


bayi dalam kandungan berusia
12 minggu/3 bulan

Adanya gangguan atau


berhentinya perkembangan
embriologik didaerah usus,
rektum bagian distal serta
traktus urogenitalis, yang
terjadi antara minggu keempat
sampai keenam usia kehamilan.
Patofisiologi
Secara embriologis ....

midgu
t

Saluran
pencerna
an

foreg hindg
ut ut
Pathways
Gg.Pertumbuhan
Fusi
Pembentukan anus dari tonjolan
embrologik

ATRESIA ANI

Feses tidak Vistel rekto


keluar vaginal
Feses Feses masuk ke
menumpuk uretra
Reabsorpsi sisa
Tek. intra metabolisme oleh
Abdominal tubuh Mikroorganisme masuk
ke sal.kemih
Operasi ,
Mual
Anoplasthi, keracunan
,muntah
Kolostomi
Resti nutrisi G3 rasa Resti G3
kurang dari nyaman infeksi Eliminas
keb. tubuh i BAK
Perubahan
defekasi Trauma jaringan

Perawatan tidak adekuat


engeluaran tdk terkontrol Nyeri

Iritasi mukosa Resti infeksi


G3 rasa nyaman

Resti kerusakan
integritas kulit
Manifestasi Klinis

Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.

Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.

Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah

letaknya.

Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila

tidak ada fistula).

Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.

Pada pemeriksaan rectal touch terdapat adanya membran anal.

Perut kembung.
Klasifikasi atresia ani :
Anal stenosis

Membranosus atresia

Anal agenesis

Rectal atresia
Anal
agnesis
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
atresia ani antara lain :

1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.

2. Obstruksi intestinal

3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.

4. Komplikasi jangka panjang :

a. Eversi mukosa anal

b. Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.

c. Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid.

d. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet


training.

e. Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi.

f. Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi.


Anal fistula
Pencegahan Atresia Ani

Health Promotion

Spesific Protection
Early Diagnosis dan Prompt
treatment
Disability Limitation
Penatalaksanaan

Pembuatan kolostomi

PSARP (Posterio Sagital Ano


Rectal Plasty)

Tutup kolostomi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
radiologi
Sinar X trhp
abdomen
Pemeriksaan fisik
rektum
Ultrasound trhdp
abdomen
CTS Scan
Pengkajian
Biodata klien

Riwayat keperawatan

Riwayat keperawatan/kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat psikologis :Koping keluarga dalam menghadapi masalah

Riwayat tumbuh kembang

BB lahir abnormal

Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh


kembang pernah mengalami trauma saat sakit

Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartal

Sakit kehamilan tidak keluar mekonium


Riwayat social :Hubungan social
Pemeriksaan fisik

Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan


pada pasien atresia ani biasanya anus
tampak merah, usus melebar, termometer
yang dimasukkan melalui anus tertahan
oleh jaringan, pada auskultasi terdengar
hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam
waktu 24 jam setelah bayi lahir, tinja dalam
urine dan vagina
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pre Operasi
1. Inkontinentia alvi berhubungan
dengan tidak lengkapnya
pembentukan anus.
2. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah.
3. Kecemasan orang tua berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit dan prosedur perawatan
Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan insisi pembedahan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan
prosedur pembedahan.
4. Kurangnya pengetahuan keluarga
berhubungan dengan kebutuhan
perawatan dirumah
Intervensi keperawatan
Diagnosa Pre Operasi

1. Inkontinentia bowel berhubungan dengan tidak


lengkapnya pembentukan anus.
. Tujuan :
Terjadi peningkatan fungsi usus.
. KH
a. Pasien menunjukkan konsistensi tinja lembek
b. Terbentuknya tinja
c. Tidak ada nyeri saat defekasi
d. Tidak terjadi perdarahan

. Intervensi
Lakukan dilatasi anal sesuai program.
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Ukur lingkar abdomen klien.
Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi IV sampai
fungsi usus normal.
2. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah.

Tujuan
Volume cairan terpenuhi
Kriteria Hasil
Turgor kulit baik dan Bibir tidak kering
TTV dalam batas normal
Intervensi :
Awasi masukan dan keluaran cairan.
Kaji tanda-tanda vital seperti TD, frekuensi jantung,
dan nadi.
TD dan nadi turun.
Observasi tanda-tanda perdarahan yang terjadi post
operasi.
Kolaborasi dalam pemberian cairan elektrolit sesuai
indikasi.
Dx3 Cemas orang tua berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang penyakit dan
prosedur perawatan.
Tujuan : Kecemasan orang tua dapat berkurang
Kriteria Hasil :
Klien tidak lemas

Intervensi :
Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh
orang tua tentang anatomi dan fisiologi
saluran pencernaan normal. Gunakan alay,
media dan gambar
Beri jadwal studi diagnosa pada orang tua
Beri informasi pada orang tua tentang
operasi kolostomi
Diagnosis post ope
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan

Tujuan

Nyeri dapat berkurang dan skala nyeri berkurang

Kriteria Hasil

Klien mengatakan nyeri berkurang

Skala nyeri 0

Ekspresi wajah terlihat rileks


Intervensi :

Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan kualitas


nyeri.

Ajarkan klien manajemen nyeri dengan teknik relaksasi


dan distraksi.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Tujuan
Asupan nutrisi dapat terpenuhi dan menunjukkan perbaikan
usus.
Kriteria Hasil :

Tidak terjadi penurunan BB.


Klien tidak mual dan muntah

Intervensi :
a.)Kaji kemampuan klien untuk menelan dan menguyah makanan.

b.)Timbang berat badan sesuai indikasi.


c.)Jaga keamanan saat memberikan makan klien seperti kepala
sedikit fleksi saat menelan.

d.)Berikan makanan lembut dalam porsi sedikit tapi sering.


Resiko infeksi berhubungan dengan
prosedur pembedahan
Tujuan
Tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi

Kriteria Hasil
Tidak ada tanda-tanda infeksi

Pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan peningkatan


leukosit.

Luka post operasi bersih


Interversi :

Pantau suhu tubuh klien (peningkatan suhu).


Ajarkan keluarga teknik mencuci tangan dengan benar dan
menggunakan sabun anti mikroba.

Pertahankan teknik aseptik pada perawatan luka.


Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan
dengan kebutuhan perawatan dirumah

Tujuan :
Pasien dan keluarga memahami perawatan di
rumah
Kriteria Hasil
Kelurga menunjukkan kemampuan untuk
memberikan perawatan untuk bayi di rumah.
Keluarga tahu dan memahami dalam memberikan
perawatan
pada klien.
Intervensi :
Ajarkan perawatan kolostomi dan partisipasi dalam
perawatan.
Ajarkan untuk mengenal tanda-tanda dan gejala
yang perlu dilaporkan perawat.
Ajarkan keluarga cara perawatan luka yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai