Anda di halaman 1dari 8

Diagenesis Batuan Karbonat

Diagenesa merupakan perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami, sejak proses
pengendapan awal hingga batas (onset) dimana metamorfisme akan terbentuk. Pada batuan
karbonat, diagenesa merupakan proses transformasi menuju batugamping atau dolomit yang
lebih stabil. Faktor yang menentukan karakteristik akhir produk diagenesa antara lain
1.

Komposisi sedimen mula-mula

2. Sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya


3. Proses fisika dan kimia yang bekerja selama diagenesa
Proses Diagenesis

Gambar: Proses-proses diagenesis batuan karbonat

Proses-proses diagenesis yang dialami oleh batuan karbonat meliputi:


Pelarutan (Dissolution)
Proses pelarutan merupakan proses diagenesis yang penting yang menyebabkan meningkatnya
porositas dan penipisan lapisan batuan sedimen terutama pada batuan yang mudah larut seperti
batuan karbonat dan evaporit. Proses ini dikontrol oleh pH, Eh, temperature, tekanan parsial
CO2, komposisi kimia dan ion strength. Proses pelarutan juga dikontrol oleh porositas dan

permiabilitas awal, mineralogy dan ukuran butir sedimen.. Material yang paling mudah larut
dalam batupasir adalah semen kalsit, sehingga efek utama dari proses pelarutan adalah
penghilangan semen. Proses ini diesbut disementasi. Mineral metastabil pada batupasir seperti
feldspar, fragmen batuan dan mineral berat, dapat juga mengalami pelarutan.
Sementasi (Cementation)
Proses Sementasi adalah proses dimana butiran-butiran sedimen direkatkan oleh material lain,
dapat berasal dari air tanah atau hasil pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri.
Material semennya dapat berupa karbonat (CO3), silika (Si), atau oksida (Fe).

Sementasi dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, material yang terlarut didalamnya
mengendap dan merekatkan butiran-butiran sedimen. Material semennya dapat merupakan
karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi) atau mineral lempung. Proses ini menyebabkan
porositas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
Semen merupakan komponen batuan karbonat yang mengisi pori-pori dan merupakan hasil
diagenesis atau hasil presipitasi dalam pori batuan dari batuan yang telah ada. Semen sering
disamakan dengan sparit hasil neomorphisme, padahal sparit hasil neomorphisme adalah
perubahan (rekristalisasi) dari komponen karbonat yang telah ada.
Beberapa jenis semen yang dikenal dalam batuan karbonat moderen adalahfibrous, botroidal,
isophaceous, mesh of needles dll. Jenis semen tersebut tergantung pada lingkungan pembentuk
semen yang dikenal sebagai lingkungan diagenesis.

Kenampakan lapangan dari semen adalah bening seprti kaca, sedangkan dibawah mikroskop
memperlihatkan warna tranparan. Semen dapat terbentuk pada ruang antar komponen dan dapat
juga terbentuk pada ruang dalam komponen atau ruang hasil pelarutan.

Gambar: Kenampakan jenis-jenis semen dan jenis mineral pembentuk semen pada batuan karbonat. Jenis semen
yang umum dijumpai pada laut dangkal menurut James & Choquette, 1990.

Dolomitisasi (Dolomitization)
Dolomitisasi adalah perubahan limestone secara parsial maupun keseluruhan menjadi dolomit.
Dolomit mempunyai komposisi CaMg(CO 3) 2 dan secara kristalografi serupa dengan kalsit,
namun lebih besar densitasnya, sukar larut dalam air, dan lebih mudah patah (brittle). Secara
umum, dolomit lebih porous danpermeable dibandingkan limestone.
Saat sedimen terakumulasi, mineral yang kurang stabil mengkristal kembali atau terjadi
rekristalisasi, menjadi yang lebih stabil. Proses ini umumnya terjadi pada batu gamping terumbu
yang porous. Mineral aragonite (bahan struktur koral hidup), lama-kelamaan berekristalisasi
menjadi bentuk polimorfnya, kalsit.

Aktivitas Mikroba (Microbial Activity)


Aktifitas organisme terjadi pada awal proses diagenesis segera setelah material sedimen
mengalami pengendapan. Aktifitas organisme akan mempercepat atau memacu terjadi proses

diagenesis lainnya. Organisme yang menyebabkan proses ini dapat merupakan organisme yang
sangat kecil (mikrobia) dimana aktifitas jasad renik sangat berhubungan dengan proses
dekomposisi material organik. Proses dekomposisi material organik akan mempengaruhi pH dan
Eh air, sehingga mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan mineral penyusun sedimen.

Gambar : Kenampakan singkapan dari koral yang dijumpai pada lower teras batugamping Selayar di daerah Bira,
Kab. Bulukumba (A). Foto sayatan tipis yang memperlihatkan fosil foraminifera besar (B) yang juga tersebar luas
dalam batuan karbonat.

Aktifitas mikrobia antara lain fermentasi, respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat dan
pembentukan gas methana. Selain itu aktifitas organism lainnya terjadi ketika endapan sedimen
berlangsung seperti buworing dan boring. Kebanyakan bioturbasi terjadi pada sedikit di bawah
permukaan pengendapan, setelah pengendapan material sedimen dengan kedalaan beberapa
puluh sentimeter. Proses ini akan membentuk kenampakan yang khas pada batuan sedimen yang
disebut struktur sedimen.

Gambar: Komponen batuan karbonat berupa fragmen-fragmen algae merah (Corallinaceae) (A), Foram besar (B)
dan koral (C). A dan B dalam sayatan tipis, C dalam bentuk poles. Lokasi batugamping Selayar, Bira.

Kompaksi Mekanik (Mechanical Compaction)

Proses kompaksi pada umumnya terjadi akibat terbebaninya lapisan akibat sedimen yang berada
diatasnya, sehingga menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih dekat dan juga air yang
terkandung dalam pori-pori lapisan tertekan keluar. Dengan demikian volume batuan sedimen
yang terbentuk menjadi lebih kecil, namun sangat kompak.

Kompaksi merupakan proses penyusunan kembali butiran sedimen sehingga menghasilkan


hubungan antara butiran yang lebih rapat. Hasil dari proses kompaksi adalah penurunan porositas
dan permeablitas sedimen, pengualaran fluida dan pori antara butiran serta penipisan perlapisan.
Menurut Raymond (2002) kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butiran, bentuk butiran,
sorting, porositas awal dan jumlah fluida yang berada dalam sedimen. Butiran yang membundar
dan terpilah baik tidak lebih kompak dari butiran yant terpilah buruk dan menyuduut, karena
yang menyudut akan membentuk pola saling mengunci (interlocking) ketika kompaksi tejradi
dan fraksi yang lebih kecil akan mengisi ruang antar butiran di fraksi yang kasar.

Kompaksi Kimia (Chemical Compaction)


Perubahan kimia antara lain terdapat pada proses sementasi, authigenesis,replacement, inverse,
dan solusi. Proses sementasi menentukan kemampuan erosi dan pengangkatan partikel oleh
fluida. Pengangkutan sedimen oleh fluida dapat berupa bedload atau suspended load. Partikel
yang berukuran lebih besar dari pasir umumnya dapat diangkut secara bedload dan yang lebih
halus akan terangkut oleh partikel secara kontinu mengalami kontak dengan permukaan, traksi
meliputirolling, sliding, dan creeping. Sedangkan pada saltasi partikel tidak selalu mengalami
kontak dengan permukaan. Deposisi akan terjadi jika energi yang mengangkut partkel sudah
tidak mampu lagi mengangkutnya.
Penggantian (replacement) merupakan proses pelarutan mineral atau sebagian mineral pada
waktu terjadinya proses diagenesis, dan terjadinya proses kristalisasi mineral baru yang berbeda
komposisinya pada tempat mineral yang mengalami pelarutan. Tekstur dan struktur awal pada
umunya tidak mengalami perubahan (terawetkan).

Inversi merupakan proses penggantian mineral oleh bentuknya yang lain biasanya terjadi pada
mineral yang polimorf (mineral dengan komosisi kimia sama tetapi bentuknya berbeda.
Contohnya

adalah

perubahan

mineral

aragonite

(CaCO3ortorombik)

menjadi

kalsit

(CaCO3 romhedaral). Contoh lain adalah perubahan dari opal A (SiO 2 amorf) menjadi opal CT
yang mengandung kristobalit (SiO2ortorombik). Proses ini biasanya bersamaan dengan proses
rekristalisasi.

Larutan (solution) biasanya pada batuan karbonat akibat adanya larutan sehingga terbentuk
rongga-rongga di dalam jika tekanan cukup kuat menyebabkan terbentuknya struktur iolit.
Anthigenesis merupakan proses pembentukan mineral baru dalam lingkungan diagnetik,
sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silika, klastika, illite, gypsum dan
lain-lain.

Daftar Pustaka
STAG3012.2013.Petrologi Batuan Endapan.kuliah-3-diagenesis-klastik.pdf
55054979-Pengertian-Diagenesa.pdf
http://acisarea.blogspot.com/2011/04/diagenesis.html
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/litifikasi-diagenesa-kompaksisementasi.html
http://kepalabatu43.blogspot.com/2011/02/komponen-dalam-batuan-karbonat.html
http://rafliriandi.tumblr.com/post/54266351862/petrologi-batuan-sedimen-klastik-dan-nonklastik/
http://thekoist.wordpress.com/2012/04/17/tetek-bengek-komposisi-tekstur-struktur-batuansedimen/
http://thekoist.wordpress.com/2012/07/17/diagenesis-part-i/
http://thekoist.wordpress.com/2012/07/25/diagenesis-pada-batuan-batuan-sedimendiagenesis-part-ii/

http://amriyogi.blogspot.co.id/2014/01/diagenesis-batuan-karbonat.html

Anda mungkin juga menyukai