Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Lansia dengan Pemenuhan


Personal Hygiene di Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba
Nur Khalifah Rizky1 , IriantyHasriadi Lande 2, H. A. Anwar1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar, Indonesia
2
Akademi Keperawatan (AKPER) Makassar, Indonesia

World Health Organisation pada tahun 2025, Indonesia akan mengalami


peningkatan lansia sebesar 41,4%, yang merupakan peningkatan tertinggi di
dunia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa merperkirakan bahwa jumlah warga
Indonesia akan mencapai kurang lebih 60 juta jiwa pada tahun 2050 seterusnya
meletakkan Indonesia pada tempat ke-4 setelah China, India, dan Amerika Serikat
untuk jumlah penduduk lansia terbanyak.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan dan sikap lansia dengan pemenuhan personal hygiene
di Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang berusia 65-70 tahun dan
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dan
diperoleh sampel sebanyak 50 orang.
Hasil penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan lansia x hitung
(9,424) > x tabel(3,841), hubungan sikap lansia xhitung (6,269) > xtable (3,841)
dengan personal hygiene Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
Kesimpulan penelitian ini ada hubungan pengetahuan dan sikap lansia
dengan personal hygiene Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
Saran pada peneliti ini adalah diharapkan pihak pelayanan kesehatan di
Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba diharapkan dapat melakukan penyuluhan tentang personal
hygiene kepada lansia yang tinggal di daerah tersebut.
Kata kunci : pengetahuan, sikap dan personal hygiene.
Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya
usia harapan hidup, populasi
penduduk lanjut usia juga semakin
bertambah dari hari ke hari.
Pertumbuhan penduduk lansia yang

cepat di seluruh dunia telah


mengatasi pertumbuhan kelompok
usia lainnya. Hal ini dapat dilihat
melalui peningkatan penduduk lansia
yang signifikan dimana pada tahun
2007, jumlah penduduk lanjut usia

adalah sebesar 18,96 juta jiwa dan


jumlah ini meningkat menjadi
20.547.541 orang pada tahun 2009
(U.S.Census
Bureau,International
Data Base, 2009). Di negara-negara
maju, jumlah lansia juga ternyata
mengalami peningkatan, antara lain :
Jepang (17,2%), Singapura (8,7%),
Hongkong (12,9%), dan Korea
Selatan (12,9%)
(Notoadmodjo,
2010).
Di Indonesia, peningkatan
penduduk lansia juga cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan penduduk lansia yang
diperkirakan
lebih
cepat
dibandingkan dengan negara-negara
lain telah menyebabkan Badan Pusat
Statistik menjadikan abad 21 bagi
bangsa Indonesia sebagai abad
lansia. Menurut WHO, pada tahun
2025, Indonesia akan mengalami
peningkatan lansia sebesar 41,4%,
yang
merupakan
peningkatan
tertinggi
di
dunia.
Bahkan
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
merperkirakan bahwa jumlah warga
Indonesia akan mencapai kurang
lebih 60 juta jiwa pada tahun 2050
seterusnya meletakkan Indonesia
pada tempat ke-4 setelah China,
India, dan Amerika Serikat untuk
jumlah penduduk lansia terbanyak
(Notoadmodjo, 2010).
Menurut
penelitian
yang
dilakukan sebelumnya oleh Mulia
Nofrianda (2014). Penelitian ini
menggunakan metode penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Lansia dalam Melakukan
Personal Hygiene di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
Wilayah
Binjai
dan
Medan.
Penelitian ini dilakukan di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan

Anak Balita Wilayah Binjai dan


Medan, selama bulan November
sampai bulan Desember 2013. Cara
pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik
simple random sampling dengan
jumlah sampel 64 responden. Hasil
penelitian mengambarkan bahwa
sebagian
besar
responden
berpengetahuan baik sebanyak 44
orang
sebesar
(69%),
berpengetahuan cukup sebanyak 20
orang
sebesar
(31%),
dan
berpengetahuan kurang sebanyak
(0%). Sedangkan untuk sikap, yang
memiliki sikap positif sebanyak 58
orang sebesar (91%), dan yang
memiliki sikap negative sebanyak 6
orang sebesar (9%). Kesimpulan
pengetahuan lansia dalam melakukan
personal hygiene baik sebanyak 44
orang sebesar (69%), dan sikap
lansia dalam melakukan personal
hygiene positif sebanyak 58 orang
sebesar (91%). Sehingga disarankan
untuk peneliti selanjutnya agar
melakukan
penelitian
tentang
Perilaku Lansia dalam Melakukan
Personal Hygiene.
Personal
hygiene
atau
perawatan
diri/kebersihan
diri
merupakan perawatan diri sendiri
yang
dilakukan
untuk
mempertahankan kesehatan (Sharma,
2009). Peningkatan personal hygiene
dan perlindungan terhadap linkungan
yang
tidak
menguntungkan
merupakan perlindungan khusus
yang dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan. Perawatan fisik diri
sendiri mencakup perawatan kulit,
kuku, alat kelamin, rambut, mata,
gigi-mulut, telinga dan hidung
(Setiabudhi, 2012). Masyarakat
lanjut usia terutamanya harus
didorong
untuk
melaksanakan

rutinitas personal hygiene sebanyak


mungkin karena upaya ini lebih
menguntungkan karena lebih hemat
biaya, tenaga dan waktu dalam
mewujudkan kesejahteraan dan
kesehatan.
Dari hasil data yang peoleh di
Kantor
Kelurahan
Jawi-jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba.
Berdasarkan
hasil
observasi dan wawancara lansia dari
10 lansia, terdapat diantaranya 8
lansia yang memiliki pengetahuan
kurang atau tidak mengetahui cara
merawat diri atau personal hygiene
dan 2 diantara memiliki pengetahuan
yang baik terhadap personal hygiene.

Data Jumlah lanjut usia tahun 2015


yang tinggal di lingkungan kampung
baru sebanyak 50 orang yang terdiri
dari 29 orang laki-laki dan 21 orang
perempuan. (Profil Kelurahan Jawijawi
Kecamatan
Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba, 2015).
Berdasarkan dari beberapa data
diatas mendasari peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai
Hubungan
antara
tingkat
pengetahuan dan sikap lansia dengan
pemenuhan personal hygiene di
Lingkungan
Kampung
Baru
Kelurahan Jawi-jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.

Bahan atau Metode


Jenis
penelitian
yang
digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian
analitik
dengan
pendekatan crossectional study yang
bertujuan
untuk
mengetahui
hubungkan pengetahuan dan sikap
lansia dengan pemenuhan personal
hygiene.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
di
Lingkungan
Kampung
Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 26 Maret 30 Maret 2015
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lanjut usia (lansia) di
Lingkungan
Kampung
Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba
pada bulan januari 2015 sebanyak 50
orang lansia.
2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi


yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Teknik yang
digunakan
dalam
pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah
teknik total sampling karena sampel
yang akan diteliti merupakan
keseluruhan dari populasi mengingat
populasi dari penelitian jumlahnya
kecil dan jumlah sampel sebanyak 50
orang. dengan criteria.
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang
diperoleh dengan menggunakan
kuesioner untuk variabel independen
(pengetahuan dan sikap) dan variabel
dependen (perilaku lansia dalam
personal hygiene).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang
akan diambil sebagai bahan untuk
melengkapi penyusunan karya ilmiah
ini, seperti : data jumlah lansia pada
tahun bulan januari tahun 2015. Data
diperoleh melaui laporan kelurahan

Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa


Kabupaten Bulukumba.
Hasil
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan di Lingkungan
Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba. Penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu dari tanggal 26 Maret
sampai dengan 30 Maret 2015. Populasi pada penelitian ini adalah semua lanjut
usia (lansia) di Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Sampel yang diteliti sebanyak 50 orang
sampel tersebut semuanya memenuhi kriteria yang telah ditentukan dalam kriteria
inklusi.
Berdasarkan hasil pengolahan data maka berikut ini akan disajikan analisis
univariat dan analisis bivariat.
1.

Karakteristik Responden
Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi
frekuensi dari data demografi responden (umur, jenis kelamin, pendidikan)
variabel independen, pengetahuan dan sikap variabel dependen yaitu personal
hygiene.
a. Umur
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Di Lingkungan
Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba.

Umur
65 66
67 68
69 70
Jumlah
Sumber : Data Primer 2015

n
21
17
12
50

%
42,0
34,0
24,0
100,0

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 50 orang yang dijadikan


responden menunjukkan distribusi kelompok berdasarkan umur paling banyak adalah
yang berumur 65 - 66 tahun sebanyak 21 orang (42,0%) dan kelompok umur paling
sedikit adalah yang berumur 69 - 70 tahun yaitu 12 orang (24,0%).

b. Jenis Kelamin
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Di Lingkungan Kampung
Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumba Kabupaten Bulukumba

Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Jumlah
Sumber : Data Primer 2015

n
21
29
50

%
42,0
58,0
100,0

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 50 orang yang dijadikan responden


menunjukkan distribusi kelompok berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah
kategori laki-laki sebanyak 29 orang (58,0%) dan kelompok jenis kelamin paling sedikit
adalah kategori perempuan yaitu 21 orang (42,0%).

c. Pendidikan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di Lingkungan Kampung
Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba

Pendidikan
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Jumlah
Sumber : Data Primer 2015

n
18
24
8
50

%
36,0
48,0
16,0
100,0

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 50 orang yang dijadikan responden


menunjukkan distribusi kelompok berdasarkan pendidikan paling banyak adalah
kategori SMA sebanyak 24 orang (48,0%) dan kelompok pendidikan dalam kategori
paling sedikit adalah perguruan tinggi yaitu 8 orang (16,0%).

1. Analisa Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Di Lingkungan Kampung
Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba.

Pengetahuan
n
%
Kurang
20
40,0
Cukup
30
60,0
Jumlah
50
100,0
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 50 orang yang dijadikan
responden menunjukkan distribusi kelompok berdasarkan pengetahuan dalam
kategori cukup yaitu 30 orang (60,0%) dan kelompok pengetahuan termasuk
dalam kategori kurang yaitu 20 orang (40,0%).
b. Sikap
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Di Lingkungan Kampung Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.

Sikap
Kurang
Baik
Jumlah
Sumber : Data Primer, 2015

N
22
28
50

%
44,0
56,0
100,0

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 50 orang responden


mayoritas menunjukan distribusi kelompok berdasarkan sikap termasuk dalam

kategori cukup yaitu 28 orang (56,0%) sedangkan sikap termasuk dalam kurang
yaitu 22 orang (44,0%).
c. Personal Hygiene
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Personal Hygiene Responden Di Lingkungan
Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba

Personal Hygiene
Kurang
Baik
Jumlah
Sumber : Data Primer, 2015

N
23
27
50

%
46,0
54,0
100,0

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 50 orang responden mayoritas


menunjukan distribusi kelompok berdasarkan personal hygiene termasuk dalam
kategori baik yaitu 27 orang (54,0%) sedangkan personal hygiene termasuk dalam
kategori kurang yaitu 23 orang (46,0%).

2. Analisis Bivariat
a. Hubungan pengetahuan dengan personal hygiene.
Tabel 7
Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Personal Hygiene Di Lingkungan Kampung
Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba.

Personal Hygiene
Pengetahuan

Jumlah

Kurang
n

Baik
n

Kurang

15

75,0

25,0

20

100,0

Cukup

26,7

22

73,3

30

100,0

Jumlah

23

46,0

27

54,0

50

100,0

Uji
ChiSquare
x2 / p
9,424/
0,002

Sumber : Data Primer, 2015


Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa responden yang memiliki
pengetahuan kurang dan personal hygiene dalam kategori kurang sebanyak 15
orang (75,0%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup dan
personal hygiene dalam kategori baik sebanyak 22 orang (73,3%). Dan responden
yang memiliki pengetahuan kurang tetapi personal hygiene baik sebanyak 5 orang
(25,0%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup tetapi
pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
x hitung(9,424) > xtabel (3,841) atau p (0,002) < (0,05). Dengan demikian
maka hipotesis penelitian dinyatakan diterima. Berarti ada hubungan pengetahuan
2

lansia dengan personal hygiene Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi


Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
b. Hubungan sikap dengan personal hygiene
Tabel 8
Hubungan Sikap Lansia Dengan Personal Hygiene Di Lingkungan Kampung Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba

Personal Hygiene

Uji Chi
Square
x / p

Jumlah

Sikap
Kurang
n

Baik
n

Kurang

15

68,2

Cukup

28,6

Jumlah

23

46,0

31,8

22

100,0

20

71,4

28

100,0

27

54,0

50

100,0

6,269
0,012

Sumber : Data Primer, 2015


Berdasarkan tabel 8 diperoleh bahwa responden yang memiliki sikap
dalam kategori kurang dan personal hygiene dalam kategori kurang sebanyak 15
orang (68,2%) sedangkan responden yang memiliki sikap dalam kategori cukup
dan personal hygiene dalam kategori baik sebanyak 20 orang (71,4%). Dan
responden yang memiliki sikap kurang tetapi personal hygien baik sebanyak 7
orang (31,8%). Sedangkan responden yang memiliki sikap dalam kategori cukup
tetapi personal hygiene kurang sebanyak 8 orang (28,6%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
x2hitung (6,269) > xtabel(3,841) atau p (0,12) < (0,05). Dengan demikian maka
hipotesis penelitian dinyatakan diterima. Berarti ada hubungan sikap lansia
dengan personal hygiene Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Kampung Baru Kelurahan JawiJawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba selama 4 hari dari tanggal 26
Maret sampai dengan 30 Maret 2015. Dimana dalam penelitian ini utnuk variabel
pengetahuan dan sikap menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikan
yaitu x2hitung > xtable (3,841). Adapun pembahasan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Hubungan pengetahuan dengan personal hygiene
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square pada hasil penelitian ini
diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan lansia dengan personal hygiene
Lingkungan Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba xhitung (9,424) > xtabel (3,841) atau (p = 0,002 < =
0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silis Erdhayanti,
(2014) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku
Dalam Personal Hygiene di Panti Werdha Darma Bakti Pajang Surakarta,

dimana terdapat hubungan pengetahuan lansia dengan perilaku dalam personal


hygiene yaitu (p = 0,014 < = 0,005).
Hasil penelitian juga menunjukkan pada table 4 responden yang memiliki
pengetahuan kurang terhadap personal hygiene sebanyak 20 oarng (40,0%) hal ini
dipengaruhi bukan hanya faktor pengetahuan melainkan karena faktor lain seperti
pendidikan, status ekonomi dan budaya. Hal ini didukung oleh Silis Erdhayanti
(2014) pemenuhan personal hygiene pada lansia tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan saja. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pemenuhan
personal hygiene seperti gambaran tubuh, variabel budaya, status sosial ekonomi,
keinginan pribadi, kondisi fisik.
Responden yang memiliki pengetahuan cukup terhadap personal hygiene
sebanyak 30 oarng (60,0%) hal ini dipengaruhi karena faktor pendidikan dimana
mayoritas responden memiliki pendidikan tamat SMA. Hal ini didukung oleh
dalam Silis Erdhayanti (2014) bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang berpendidikan
ketika menemui suatu masalah akan berusaha difikirkan sebaik mungkin dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang berpendidikan cenderung akan
mampu berfikir tenang terhadap suatu masalah. Melalui proses pendidikan yang
melibatkan serangkaian aktivitas, maka seorang individu akan memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tingg.
Menurut Natoatmojo (2007) bahwa pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan yang diharapkan oleh
perilaku pendidikan. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai proses pengembangan
kepribadian dan intelektual seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh
tanggung jawab.
Menurut Dwi (2010), mengatakan bahwa rata-rata kognitif lansia ditatanan
pelayanan kesehatan memiliki pengetahuan baik dimana pada dasarnya
penyelenggara pelayanan kesehatan lansia mempunyai program-progran
pengembangan kesehatan yang berbasis pada preventif berupa pendidikan
kesehatan. Menurut Ekasari (2007), mengatakan bahwa pendidikan kesehatan
yang diberikan kepada individu akan meningkatkan pengetahuan karena pada
dasarnya pengetahuan yang baik didapat dari proses berpikir. Pengetahuan baik
penelitian ini dikarnakan oleh beberapa faktor antara lain lingkungan, usia dan
pengalaman.
Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh responden yang pengetahuan
kurang dan personal hygiene baik sebanyak 5 orang (25,0%) sedangkan
pengetahuan cukup dan personal hygiene kurang sebanyak 8 orang. Hal ini
disebabkan karena faktor citra tubuh. Hal ini di dukung oleh Potter dan Perry
(2006), citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene. Jika
seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian
ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan perawawatan hygienis. Klien yang
tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene atau pemeriksaan lebih lanjut
untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian.

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal


hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang tubuhnya, termasuk penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh
dapat berubah karena operasi, pembedahan, menderita penyakit, atau perubahan
status fungsional. Maka perawat harus berusaha ekstra untuk meningkatkan
kenyamanan dan penampilan hygiene klien (Potter & Perry, 2006).
2. Hubungan sikap dengan personal hygiene
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square pada hasil penelitian ini diperoleh
bahwa ada hubungan pengetahuan lansia dengan personal hygiene Lingkungan
Kampung Baru Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba x hitung (6,269) > x table (3,841) atau (p = 0,012 < = 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 dimana lansia yang memiliki
sikap yang kurang sebanyak 22 orang (44,0%) dan lansia yang memiliki sikap
baik sebanyak 28 orang (56,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Mula
Nofrianda (2014) bahwa dari 64 responden yang diteliti mayoritas responden
memiliki sikap yang positif sebanyak 58 orang (91,0%) sedangkan responden
yang memiliki sifat yang negatif sebanyak 6 orang (9,0%).
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup.
Dalam sehari-hari pengertian sikap adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Dari pengertian ini dapat digaris bawahi bahwa selama perilaku
itu masih tertutup, maka dinamakan sikap, sedangkan apabila sudah terbuka itulah
perilaku yang sebenarnya yang ditunjukkan seseorang (Adnani, 2011).
Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadapt objek ini
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif
terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya dan iya akan bersikap
negative terhadap objek yang dianggap tidak bernilai atau merugikan. Sikap ini
kemudian akan mendorong kearah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya
berhubungan. Hal yang menjadi objek sikap bermacam-macam, sekalipun
demikian orang hanya mempunyai sikap terhadapt hal-hal yang di ketahuinya,
harus ada sekedar informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila
berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negative terhadap objek dan
menimbulkan kecendrungan bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap (Sapriyana,
2013).
Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh responden yang memiliki sikap
kurang dan personal hygiene baik sebanyak 7 orang (31,8%), sedangkan
responden yang memiliki sikap baik dan personal hygiene kurang sebanyak 8
orang (28,6%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor psikososial dan faktor kondisi
fisik. Hal ini di dukung oleh
Kehidupan lansia yang sudah banyak mendapatkan permasalahan baik
masalah keterbatasan gerak fisik dapat mempengaruhi tindakan lansia dalam
melakukan pemenuhan personal hygiene. Menurut Tarwoto & Wartonah (2006)
salah faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah kondisi
fisik (Physical Condotion). Kondisi fisik individu yang mengalami penyakit
tertentu atau kecacatan akan mengalami kesulitan dalam melakuakan praktek

kebersihan diri. Bahkan kadang memerlukan bantuan orang lain untuk


melaksanakan perawatan kebersihan diri.
Berkaitan dengan pendapat Tartowo dan Wartonah (2006) tersebut, responden penelitian
mendapat informasi bahwa responden terkadang menyatakan sering merasa pusing.
Kondisi ini mempengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene secara keseluruhan.
Kesimpulan
1. Diharapkan Pihak pelayanan

Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan di Lingkungan Kampung
Baru
Kelurahan
Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba
dapat
disimpulkan
bahwa :
1. Ada hubungan pengetahuan
lansia dengan personal hygiene
Di Lingkungan Kampung Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa
Kabupaten
Bulukumba.
2. Ada hubungan sikap lansia
dengan personal hygiene Di
Lingkungan
Kampung
Baru
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa
Kabupaten
Bulukumba.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas,
penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Adnani, Hariza (2011). Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Nuha
Medika: Yogyakarta
Bandiyah Siti. 2009. Lanjut Usia dan
Keperawatan
Gerontik.
Medikal Book: Yogyakarta.
Beare G Patricia, Stanley Mickey.
2012.
Buku
Ajar
Keperawatan Gerontik Edisi
2. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Dingwall Lindsay. 2014. Higiene
Personal Keterampilan Klinis

kesehatan di Lingkungan Kampung


Baru
Kelurahan
Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba
diharapkan
dapat
melakukan
penyuluhan
tentang
personal hygiene kepada lansia yang
tinggal di daerah tersebut.
2. Diharapkan lansia untuk mau
berperilaku
dalam
menjaga
kesehatan, termasuk perperilaku
dalam personal hygiene seperti
menggosok gigi secara teratur,
berpakaian yang bersih dan rapi,
mandi dua kali sehari dan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Untuk peneliti selanjutnya Pada
penelitian akan datang diharapkan
agar peneliti dapat mengkaji tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku lansia terhadap personal
hygiene
serta
hubungan
ketergantungan
hidup
terhadap
personal hygiene.
Perawat. Penerbiat Buku
Kedokteran. Jakarta.EGC.
Dwi, W. Vina dan Fitrah (2010).
Memahami Kesehatan Pada
Lansia. Trans Info Media:
Jakarta.
Ekasari (2007). Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi.
Jakarta: EGC
Puji Esse, dkk, 2015. Pedoman
Penilisan Skripsi Edisi II.
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Kesehatan Makassar.

Mubarak, I, W, Chayatin, N, Rozikin


K,
Supradi.
(2007).
PROMOSI KESEHATAN :
Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam
Pendidikan. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Mula, Nofrianda, 2014. Pengetahuan
dan sikap lansia dalam
melakukan Personal hygiene
di UPTD Pelayanan Social
Lanjut Usia dan Anak Balita
Wilayah Binjai dan Medan.
USU: Medan.
Notoadmodjo, S., 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu & Seni.
Rineka Cipta: Jakarta.
Notoadmodjo,
2010.
Promosi
Kesehatan
Dan
Ilmu
Perilaku. PT Rineka Citra
Remaja Rosdakarya, Jakarta
Nugroho
wahjudi.
2012.
Keperawatan Gerontik &
Geriatrik. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
2013.
Buku
Ajar
Keperawatan
Gerontik
Dilengkapi Aplikasi Kasus
Asuhan
Keperawatan
Gerontik, Terapi Modalitas,
dan Sesuatu Kompetensi
Standar.Penerbit
Nuha
Medika: Jakarta.
Profil
Kelurahan
Jawi-jawi
Kecamatan
Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba, 2015.

dan praktik.
EGC.
Salim

Jakarta:

Emil,
dkk.
2010.
Pembangunan Berkelanjutan
Peran dan Kontribusi. KGP:
Jakarta.

Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik


Penulisan
Riset
Keperawatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Setiabudhi, T., 2012. Menuju
Bahagia di Usia Lanjut.
Pusat
Kajian
Nasional
Masalah Lanjut Usia: Jakarta
Sharma, K., N., 2009. Personal
Hygiene (e-book). Online
Book Publication: India
Silis Erdhayanti, 2014. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lansia
Dengan Perilaku Dalam
Personal Hygiene di Panti
Werdha Darma Bakti Pajang
Surakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Padila.

Perry dan Potter. 2006. Fundamental


keprawatan: konsep,proses,

Sapriana, N (2013) Pengetahuan dan


sikap keluarga dalam upaya
pencegahan
dan
penyalahgunaan
narkoba
pada
remaja
di
desa
Seuleukat
kecamatan
Bakongan Timur kabupaten
Aceh Selatan. USU: Medan
Wartonah,
Tarwoto.
2006.
Kebutuhan dasar manusia dan
proses keperawatan. Edisi ketiga.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai