Skenario 4 Total
Skenario 4 Total
SKENARIO 4
09700063
09700065
09700067
4. Aditya Azwar S
5. Ida Ayu Praba Mahimadevi
6. Jihan Mauludina
7. Ismi Fatimah
8. Ria Fikdawati
9. Tri Aji Bangun Nuswantoro
10. Rissa Puspitasari
11. Stefani Soraya Yonelis
12. Indra
09700069
09700071
09700073
09700077
09700081
09700083
09700085
(2008)
(2008)
BAB I
SKENARIO
Seorang ibu datang ke Puskesmas membawa anaknya usia 5 tahun dengan
keluhan panas dan batuk yang sudah berlangsung sekitar 3 hari. Ibunya tidak tahu pasti
kapan mulai batuk-batuknya karena dianggap biasa-biasa saja, tapi panas yang tinggi
membuat ibunya khawatir dan segera membawanya ke Puskesmas. Sewaktu dilihat oleh
dokter setempat segera dia bisa melihat sesak yang sangat jelas.
BAB II
KATA KUNCI
a. Panas
pada saluran
BAB III
PROBLEM
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Batasan
segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada
lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai
sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen
pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini
masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut
duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2 0,3 mm. Letak paru-paru di rongga dada datarannya
menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah
terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada mediastinum depan
terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura
dibagi menjadi dua:
@Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
@Pleura
parietal,
yaitu
selaput
yang
melapisi
rongga
dada
luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding
dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Histologi Paru-paru
Secara histologi, sistem respirasi dibagi dua:
1. Pars konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan bronkiolus terminalis yang dilapisi oleh epitel bertingkat
silindris bersilia dengan sel goblet (sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel
sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil)
2. Pars respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus
Patogenesis Bronkopneumonia
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan
paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara
daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat
timbulnya
infeksi
penyakit.
sekitarnya.
hemoglobin.
tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan
dengan ganbaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh
darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran
pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora
normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan
kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
Jenis-jenis penyakit yang berhubungan
a. Bronkopneumonia
b. TB Paru Pada Anak
c. ISPA
Nama
: Andi
Usia
: 5 tahun
Alamat
: Kupang, NTT
ANAMNESA :
KU
RPS
o Panas sekitar 3 hari yang sebelumnya.
o Sulit makan
o Suka makan nasi, kecap, dan krupuk.
RPD
PEMERIKSAAN FISIK
KU
Kesadaran
VS
cm
Akral
: Masih hangat
Leher
Tampak
: Sesak
Auskultasi
Palpasi
: Normal
Perkusi
: Normal
Pemeriksaan Penunjang
@ Pemeriksaan dahak
1.Mempunyai banyak keterbatasan
2.Usahakan bebas dari kontaminan dengan berbagai cara :
a.Sputum dicuci dg garam faali, diambil sputum yang mengandung darah dan
nanah
b.kavum orofaring dibersihkan dulu dengan cara berkumur
c.aspirasi trakeal
d.memakai bronkosokopi
e.pungsi transtorakal
3.Spesimen yg diperoleh lalu dilakukan pengecatan gram dan kultur
@ Pemeriksaan darah
a.Umumnya lekositosis ringan sampai tinggi
b.Hitung jenis bergeser ke kiri ( shift to the left)
c.LED dapat juga tinggi
d.Kultur darah dapat positif 20-25 % pada penderita yang tidak diobati
@ Foto thorax PA/lateral
a.Abnormalitas radiologis pada pneumonia disebabkan karena pengisian alveoli
oleh cairan radang berupa : opasitas / peningkatan densitas ( konsolidasi )
disertai dengan gambaran air bronchogram
b.Bila di dapatkan gejala klinis pneumonia tetapi gambaran radiologis negatif,
maka ulangan foto toraks harus diulangi dalam 24-48 jam untuk menegakkan
diagnosis.
c.Pemeriksaan gas darah:
BAB V
HIPOTESIS AWAL
( DIFFERENTIAL DIAGNOSIS )
a. Bronkopneumonia
b. TB paru pada anak
c. ISPA
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
a. Bronkopneumonia
Gejala Klinis
@ Demam 3 hari sebelumnya
@ Pola nafas cuping hidung cepat atau rapid nose respiration
@ Dypsneu
@ Tanda & gejala lain yang tidak spesifik : anoreksia dan malaise.
Pemeriksaan Fisik
@ Inspeksi / palpasi : sisi hemitoraks yg sakit tertinggal
@ Palpasi / Perkusi / Auskultasi
@ Tanda-tanda konsolidasi : Redup, fremitus raba / suara meningkat, suara
napas bronkovesikuler bronchial, suara bisik, krepitasi
Pemeriksaan Penunjang
@ Pemeriksaan dahak
1.Mempunyai banyak keterbatasan
2.Usahakan bebas dari kontaminan dengan berbagai cara :
a.Sputum dicuci dg garam faali, diambil sputum yang mengandung darah
dan nanah
b.kavum orofaring dibersihkan dulu dengan cara berkumur
c.aspirasi trakeal
d.memakai bronkosokopi
e.pungsi transtorakal
3.Spesimen yg diperoleh lalu dilakukan pengecatan gram dan kultur
@ Pemeriksaan darah
a.Umumnya lekositosis ringan sampai tinggi
b.Hitung jenis bergeser ke kiri ( shift to the left)
c.LED dapat juga tinggi
d.Kultur darah dapat positif 20-25 % pada penderita yang tidak diobati
@ Foto thorax PA/lateral
a.Abnormalitas radiologis pada pneumonia disebabkan karena pengisian alveoli
oleh cairan radang berupa : opasitas / peningkatan densitas ( konsolidasi )
disertai dengan gambaran air bronchogram
b.Bila di dapatkan gejala klinis pneumonia tetapi gambaran radiologis negatif,
maka ulangan foto toraks harus diulangi dalam 24-48 jam untuk menegakkan
diagnosis.
c.Pemeriksaan gas darah
1.Hipoksemia & hipokarbia
2.Asidosis respiratorik pada stadium lanjut
b.TB paru pada anak
Gejala Klinis
Gejala klinik TB terdiri atas gejala umum atau sistemik (seperti demam,
anoreksia, berat badan menurun, keringat malam dan malaise), dan gejala khusus
sesuai dengan organ yang terkena.
Pemeriksaan Fisik
1. Berat badan menurun berturut-turut selama 3 bulan tanpa sebab jelas atau tidak
naik selama 1 bulan meskipun dengan intervensi gizi
2. Anoreksia dan gagal tumbuh (failure to thrive)
3. Demam lama/berulang tanpa sebab jelas
4. Pembesaran KGB superfisial seperti: KGB leher, inguinal dan sebagainya
5. Gejala saluran napas seperti batuk lama lebih dari 30 hari
6. Gejala GI tract seperti diare lama/berulang, masa di abdomen dan sebagainya.
Pemeriksaan Penunjang
Pada umunya berdasarkan hasil uji tuberkulin, foto rontgen paru dan gambaran
klinis sudah dapat ditegakkan diagnosis kerja tuberkulosis. Tetapi pada
kenyataannya menegakkandiagnosis TB pada anak tidak selalu mudah.
c. Infeksi virus lain
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
( DIAGNOSIS )
Menurut kami diagnosa pada kasus skenario 4 ini Andi yang berusia 5 tahun mengalami
penyakit Bronkopneumonia karena terdapat pernafasan cuping hidung, dyspneu, terdapat
ronki halus di seluruh lapangan paru.
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Diagnosis :
Bronkopneumonia
Ananmnesa
KU :
Panas,batuk,sesak
RPS:
- Panas
Pemeriksaan Fisik
-Sulit makan
-Suka makan nasi, kecap, dan krupuk.
RPD
:
-Sejak 1 bulan terakhir sering batuk tiap
malam.
Riwayat Pengobatan :
Vital Sign
Riwayat Sosial :
Perkusi
nrocoh,
silau bila melihat sinar,
BAB IX
Auskultasi
1. Tindakan umum
suportif
) keturunan
Menikah( 1general
tahun belum
memiliki
2. Koreksi kelainan tubuh yang ada
3. Pemilihan antibiotic
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat inap dapat diobati di rumah. Juga
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi, yaitu keadaan yang dapat meningkatkan
resiko infeksi patogen yang spesifik misalnya S. pneumoniae yang resisten terhadap
penesilin.
A.) Faktor modifikasi adalah keadaan yang dapat meningkatkan resiko infeksi dengan
kuman patogen yg spesifik. Kuman-kuman tersebut meliputi :
1. Streptococcus pneumoniae yg resisten terhadap penisilin :
a. Usia > 65 tahun
b. Mendapat tx betalaktam dlm 3 bulan terakhir
c. Pecandu alkohol
d. Penyakit gangguan imunitas (tms tx steroid)
e. Adanya penyakit ko-morbid yang lain
f. Kontak dengan anak-anak
1.
Enterik gram-negative :
1. Penghuni rumah jompo
2. Adanya dasar penyakit kardiopulmoner
3. Adanya penyakit ko-morbid yang lain
4. Pengobatan antibiotika sebelumnya
5. 3.
Pseudomonas aeruginosa :
1. Kerusakan jaringan paru (bronkiektasis)
2. Terapi kortikosteroid (>10 mg pednison/hari)
3. Pengobatan
sebelumnya
4. Malnutrisi
antibiotik
spektrum
luas
lebih
dari
hari
B.) Faktor antibiotik diperlukan adanya pendekatan yang logis untuk memperkirakan
etiologi dan memberikan pengobatan inisial secara empiris. Pendekatan ini harus
mempertimbangkan :
1. kecenderungan epidemiologis setempat
2. usia penderita
3. penyakit penyerta / komorbid
4. faktor risiko sosial (alkohol, drug abuse, dll)
5. temuan kelainan paru (pemeriksaan fisik dan radiologis)
Penatalaksanaan rawat jalan
a. Pengobatan suportif / simtomatik
1. Istirahat di tempat tidur
2. Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
1. Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
2. Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
3. Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang dari 4 jam
Penatalaksanaan rawat inap
a. Pengobatan suportif / simtomatik
1. Pemberian terapi oksigen
2. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
3. Pemberian obat simtomatik antara laim antipiretik, mukolitik
4.Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang dari 4 jam
Penatalaksanaan rawat inap di ruang rawat intensif
a. Pengobatan suportif / simtomatik
1. Pemberian terapi oksigen
2. Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori & elektrolit
3. Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik
b. Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang darti 4 jam
c. Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik.
BAB X
PROGNOSIS
Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk
bilakeadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau
bila ada
Daftar Pustaka
http://www.anneahira.com/pengertian-batuk.htm
http://hsilkma.blogspot.com/2008/03/bronkopneumonia.html
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35508-Kep%20Respirasi-Askep
%20Bronkopneumonia.html
http://www.scribd.com/doc/47975401/DEFINISI-SESAK
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1957902-anatomi-paruparu/#ixzz20KOLKL2l
http://windsflower-dandelion.blogspot.com/2012/06/respirologi.html
http://www.scribd.com/doc/56352427/TB-Paru-Pada-Anak-I