Anda di halaman 1dari 4

Satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment)

Satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment) yang diluncurkan pada tanggal
17 Maret 2002 oleh NASA, merupakan satelit kembar (twin satellite) yang digunakan untuk
penentuan medan gaya berat bumi secara global dan juga mengamati perubahan massa bumi
secara global berikut perubahan iklimnya.
Misi utama satelit GRACE ini adalah mempelajari dan mengamati variasi temporal medan
gaya berat bumi yang dikaitkan untuk penentuan geoid dan studi perubahan iklim secara global.
Pengaruh perubahan densitas massa bumi akan mempengaruhi perubahan medan gaya berat
bumi, yang berkaitan dengan perubahan global dari atmosfer, lautan, benda padat dipermukaan
bumi dan juga interior didalam bumi misalnya kerak bumi, mantel dan inti bumi sehingga variasi
tersebut akan mempengaruhi variasi medan gaya berat di permukaan bumi pada selang waktu
tertentu.
Variasi temporal sendiri yaitu perubahan secara berkala dari suatu nilai terhadap selang
waktu tertentu, contohnya perubahan geoid. Geoid sendiri berubah setiap waktu dan biasanya
perubahan tersebut dapat dilihat dengan mengamati perubahan medan gaya berat dibumi. Karena
densitas massa bumi bersifat heterogen dan anisotropik, satelit GRACE akan mendeteksi pengaruh
perubahan densitas massa bumi terhadap perubahan undulasi geoid dipermukaan bumi. Pengaruh
tersebut dapat dideteksi dari perubahan jarak satelit GRACE, berdasarkan informasi perubahan
jarak antar kedua satelit.
Cakupan pengamatan satelit GRACE adalah global, termasuk wilayah Indonesia dan
sekitarnya. Oleh karena itu teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memantau variasi spasiotemporal geoid di wilayah Indonesia.

Gravity Recovery And Climate Experiment (GRACE), misi bersama NASA dan Jerman
Aerospace Center, telah melakukan pengukuran rinci anomali medan gravitasi bumi sejak
diluncurkan pada Maret 2002.
Gravity ditentukan oleh massa. Dengan mengukur anomali gravitasi, GRACE menunjukkan
bagaimana massa didistribusikan di planet ini dan bagaimana itu bervariasi dari waktu ke waktu.
Data dari satelit GRACE adalah alat penting untuk mempelajari bumi laut, geologi, dan iklim.
GRACE merupakan upaya kolaboratif yang melibatkan Center for Space Research at the University
of Texas, Austin; NASA's Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, Calif.; the German Space Agency
and Germany's National Research Center for Geosciences, Potsdam. Jet Propulsion Laboratory
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan misi di bawah program NASA ESSP.
Peneliti utama adalah Dr Byron Tapley dari University of Texas Pusat Space Research, dan copeneliti utama adalah Dr Christoph Reigber dari GeoForschungsZentrum (GFZ) Potsdam.
Satelit GRACE diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk, Rusia pada kendaraan peluncuran Rockot
(SS-19 + Breeze atas panggung), pada 17 Maret 2002.
Pada November 2012 kerajinan diperkirakan akan tetap berada di orbit perlahan-lahan merosot
bobrok sampai dengan tahun 2015 atau 2016.

ABSTRAK

Geoid merupakan model bumi yang mendekati sesungguhnya. Selanjutnya geoid


didefinisikan sebagai suatu permukaan ekipotensial gaya berat yang secara praktis
didekati oleh permukaan laut rata- rata. Geoid memiliki peranan penting dalam kajian
ilmu Geodesi khususnya Geodesi Fisik. Kendala yang ditemui untuk menentukan geoid
di wilayah Indoenesia adalah kurang tersedianya data gaya berat. Pemanfaatan aplikasi
satelit GRACE terhadap pemodelan gaya berat dan geoid mulai dikembangkan pada saat
ini. GRACE merupakan satelit gaya berat yang dapat mendeteksi variasi densitas massa
bumi terhadap geoid yang menggunakan koefisien geopotensial bola harmonik sebagai
data. Teknik penentuan geoid ini dinilai lebih tepat dan sesuai dengan kondisi wilayah
kepulauan Indonesia. Dalam penelitian ini geoid dimodelkan dengan pemetaan undulasi
geoid dari data koefisien geopotensial bola harmonik. Sumber data adalah GFZ dengan
derajat maksimum mencapai 120 pada interval tahun 2004 sampai 2009. Pengolahan data
koefisien geopotensial dari satelit GRACE dilakukan sesuai fungsi undulasi geoid dalam
bentuk parameter koefisien bola harmonik dengan WGS84 sebagai ellipsoid
referensinya.. Perhitungan dilakukan dengan aplikasi pemrograman Fortran. Sedangkan
pemodelan undulasi geoid dilakukan dengan software MATLAB. Hasil dari penelitian ini
adalah model undulasi geoid Indonesia dengan grid 15X15 tahun 2004 sampai 2009.
Secara visual hasil pemodelan undulasi geoid sama dengan model undulasi EGM9 dan
EGM2008. Sedangkan secara kuantitatif terdapat perbedaan nilai undulasinya.

Anda mungkin juga menyukai