II.
III.
IV.
Judul Percobaan
: TITRASI ASAM BASA
Tanggal/Hari Percobaan
: Rabu, 18 November 2015
Selesai Percobaan
: Rabu, 18 November 2015
Tujuan Percobaan
:
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
V.
Dasar Teori
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Titrasi asam basa sering disebut
asidi-alkalimetri. Kata metri berasal dari Yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. Jadi
asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam (yang
diukur dalam jumlah basa atau garam).
Titrasi dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah volume dari larutan tertentu
yang sudah diketahui konsentrasinya, untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang
belum diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna,
maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi.
Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam proses reaksinya, yaitu :
a. Titrasi Asam Basa
Prinsip dasar dari metode ini adalah reaksi penetralan yang terdiri dari H + (asam) dan OH(basa) dan menjadi netral (H2O).
b. Titrasi Redoks (Oksidometri)
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang terdiri dari O
(oksidator) dan R (reduktor).
c. Titrasi Pengendapan
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah proses pengendapan yang terdiri dari kation
sehingga terbentuk endapan.
d. Titrasi Pengomplekan
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi akseptor donor pasangan elektron yang
terdiri dari ion logam dan ligan.
Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut yaitu titrasi asam basa. Titrasi ini
melibatkan larutan asam dan basa. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai
titer maupun titran. Titran ditambahkan titer setetes demi setetes sampai keadaan ekuivalen
yang artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi, dalam hal ini biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen
yaitu dimana jumlah mol asam sama dengan jumlah mol basa. Sehingga didapat persamaan :
mol titran = mol titer
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen,
tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalennya. Dalam titrasi biasanya titran telah
dapat diketahui. Dan untuk menghitung konsentrasi titer dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
na . Ma . Va = nb . Mb . Vb
Keterangan :
na = Valensi asam
Ma = Molaritas asam
Va = Volume asam
nb = Valensi basa
Mb = Molaritas basa
Vb = Volume basa
Ada 2 cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, yaitu :
1) Dengan memakai pH meter, untuk menentukan perubahan pH selama titrasi dilakukan.
Kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh konsentrasi.
Titik tengah dari titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2) Memakai indikator asam dan basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat
inilah titrasi dihentikan. Pada umumnya, cara kedua dipilih karena kemudahan pengamatan,
tidak diperlukan alat tambahan dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam
basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Indikator ini akan
berubah warna pada saat titik ekuivalen tercapai. Terdapat beberapa indikator yang memiliki
trayek perubahan warna yang cukup akurat akibat pH larutan berubah, seperti indikator metil
jingga, metil merah, fenolftalein memiliki trayek pH rentang 8,0-9,6 sehingga memiliki
warna antara tidak berwarna-warna merah. Selain indikator sitetis, ada bekerapa tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Indikator ini juga memiliki tingkat
akurasi yang cukup tinggi. Indikator herbal digunakan untuk mengurangi polusi kimia yang
disebabkan oleh indikator sintesis. Contoh dari indikator herbal adalah ekstrak kunyit, bunga
sepatu, kol ungu, dan juwet.
Selain indikator, di didalam proses titrasi terdapat istilah larutan baku. Larutan baku
adalah larutan yang zat terlarutnya telah diketahui konsentrasinya. Terdapat 3 macam larutan
baku, yaitu
1. Larutan Baku Primer
Larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri atau
perhitungan.
2. Larutan Baku Sekunder
Larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan melakukan titrasi dengan larutan baku
primer.
3. Larutan Baku Tersier
Larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara melakukan titrasi dengan larutan baku
sekunder.
VI.
VII.
sebagai pembilas
gondok
NaOH
10 mL C2H2O4 0,1 M
diteteskan sedikit demi sedikit
di goyang goyang
Molaritas NaOH
sebagai pembilas
dimasukkan ke dalam buret sampai
gondok
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
NaOH
10 mL HCl
diteteskan sedikit demi sedikit
di goyang goyang
Molaritas HCl
sebagai pembilas
dimasukkan ke dalam buret sampai
gondok
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
NaOH
10 mL HCl
diteteskan sedikit demi sedikit
di goyang goyang
Molaritas HCl
IX.
Analisis Data
Pada percobaan pertama kami melakukan titrasi untuk menentukan konsentrasi NaOH
dengan larutan C2H2O4 0,05 M sebanyak 10 mL. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, dan
Volume NaOH yang digunakan sampai larutan berwarna merah muda pudar sebesar 7,5 mL;
7,4 mL; dan 7,2 mL. Sehingga dapat diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,133 M, 0,135 M,
dan 0,139 M dengan konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,136 M dari persamaan :
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
Persaaman reaksi pada percobaan pertama yaitu :
2NaOH(aq) + C2H2O4(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
Perhitungan
Diketahui : V C2H2O4 = 10 mL
* 1 = C2H2O4
M C2H2O4 = 0,05 M
2 = NaOH
Pengulangan 1
V NaOH = 7,5 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
0,05 x 10 x 2 = M2 x 7,5 x 1
1
= 7,5 M2
1
= M2
7,5
Pengulangan 2
V NaOH = 7,4 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
0,05 x 10 x 2 = M2 x 7,4 x 1
1
= 7,4 M2
1
= M2
7,4
0,133 M = M2
0,135 M = M2
Pengulangan 3
V NaOH = 7,2 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2
0,05 x 10 x 2 = M2 x
1
= 7,2 M2
1
= M2
7,2
M NaOH rata-rata =
0,133+ 0,135+0,139
3
0,139 M = M2
x n2
7,2 x 1
0,40689
3
Pada percobaan yang kedua kami melakukan titrasi untuk menentukan konsentrasi HCl
dengan larutan NaOH yang konsentrasinya diperoleh dari percobaan pertama yaitu sebesar
0,136 M. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, dan Volume NaOH yang digunakan
sampai larutan berwarna merah muda pudar sebesar 3,6 mL; 3,5 mL; dan 3,5 mL. Sehingga
dapat diperoleh konsentrasi HCl sebesar 0,049 M, 0,048 M, dan 0,048 M dengan konsentrasi
HCl rata-rata sebesar 0,048 M dari persamaan :
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
Persaaman reaksi pada percobaan kedua yaitu :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Perhitungan
Diketahui : V HCl
= 10 mL
* 1 = HCl
M NaOH = 0,136 M
2 = NaOH
Pengulangan 1
V NaOH = 3,6 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x 3,6 x 1
M1 x 10
Pengulangan 2
V NaOH = 3,5 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x 3,5 x 1
M1 x 10
= 0,4760
0,4760
M1 =
10
= 0,4896
M1 =
0,4896
10
M1 = 0,049 M
Pengulangan 3
V NaOH = 3,5 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x
M1 x 10
= 0,4760
M1 =
M1 = 0,048 M
M NaOH rata-rata =
0,049+ 0,048+0,048
3
x n2
3,5 x 1
0,4760
10
0,143
M
3
Pada percobaan yang ketiga kami melakukan titrasi untuk menentukan konsentrasi HCl
M1 = 0,048
dengan larutan NaOH yang konsentrasinya diperoleh dari percobaan pertama yaitu sebesar
0,136 M. Namun, pada percobaan ketiga menggunakan ekstrak tumbuhan (bunga sepatu) .
Percobaan dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali, dan Volume NaOH yang
digunakan sampai larutan berwarna hijau pudar sebesar 3,6 mL; 3,5 mL; dan 3,6 mL.
Sehingga dapat diperoleh konsentrasi HCl sebesar 0,049 M, 0,048 M, dan 0,049 M dengan
konsentrasi HCl rata-rata sebesar 0,049 M dari persamaan :
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
Persaaman reaksi pada percobaan ketiga yaitu :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Perhitungan
Diketahui : V HCl
= 10 mL
* 1 = HCl
M NaOH = 0,136 M
2 = NaOH
Pengulangan 1
V NaOH = 3,6 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x 3,6 x 1
M1 x 10
Pengulangan 2
V NaOH = 3,5 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x 3,5 x 1
M1 x 10
= 0,4760
0,4760
M1 =
10
= 0,4896
M1 =
0,4896
10
M1 = 0,049 M
Pengulangan 3
V NaOH = 3,5 mL
M1 x V1 x n1 = M2 x V2
M1 x 10 x 1 = 0,136 x
M1 x 10
= 0,4896
M1 =
M1 = 0,049
M1 = 0,048 M
M NaOH rata-rata =
0,049+ 0,048+0,049
3
0,146
3
x n2
3,6 x 1
0,4896
10
M
= 0,049 M
X.
Pembahasan
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Pada percobaan titrasi asam-basa
ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi NaOH dan HCl. Pada percobaan ini kami
menentukan molaritas NaOH dengan menggunakan proses titrasi antara larutan baku C 2H2O4
sebanyak 10 mL 0,05 M dengan larutan NaOH. 10 mL larutan C 2H2O4 dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer lalu ditambahkan 4 tetes indikator PP, lalu ditetesi dengan larutan NaOH
yang sudah disediakan dalam buret setetes demi setetes sampai ekuivalen atau habis bereaksi.
Begitu pula titrasi antara larutan HCl sebanyak 10 mL dengan larutan NaOH. 10 mL larutan
HCl dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer lalu ditambahkan 4 tetes indikator PP, lalu
ditetesi dengan larutan NaOH yang sudah disediakan dalam buret setetes demi setetes sampai
ekuivalen atau habis bereaksi.
Titik ekuivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi
dengan jumlah mol basa. Titik ekuivalen dapat diketahui dengan bantuan larutan PP ,kisaran
warna yaitu tidak berwarna sampai merah muda, yakni apabila tak berwarna berarti sifatnya
asam dan jika berwarna merah muda berarti basa. Jika larutan sudah ekuivalen, maka larutan
akan mengalami perubahan warna paling awal, dan warnanya sangat muda dan cerah saat
itulah titrasi dihentikan. Saat larutan telah menunjukkan perubahan warna itulah yang disebut
titik akhir titrasi. Sementara untuk indikator ekstrak bunga sepatu, akan berubah menjadi
hijau pudar ketika menunjukkan basa dan menjadi jingga kemerahan ketika menunjukkan
asam. trayek pH perubahan warna ekstrak bunga sepatu pH 6 pH 7.
Percobaan 1 menggunakan larutan baku C2H2O4
Dalam percobaan titrasi yang kami lakukan pada larutan C 2H2O4 sebanyak 10 mL
dititrasi dengan NaOH menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :
2NaOH(aq) + C2H2O4(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
Pengulangan 1
Dalam percobaan pertama, langkah pertama yang dilakukan adalah
C2H2O4 sebanyak 10 mL ke dalam Labu Erlenmeyer, kemudian
dimasukkan
ditambahkan 4 tetes
fenoftalin. NaOH dimasukkan ke dalam buret hingga skala nol, kemudian dibiarkan menetes
setetes demi setetes hingga larutan dalam erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi
tercapai, dan didapatkan volume titrasinya 7,5 mL dan warnanya merah muda pudar.
Pengulangan 2
C2H2O4 sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam Labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 4 tetes fenoftalin. NaOH dari buret dibiarkan menetes hingga larutan dalam
erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan volume titrasinya
7,4 mL dan warnanya merah muda pudar.
Pengulangan 3
C2H2O4 sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam Labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 4 tetes penoftalin. NaOH dari buret dibiarkan menetes hingga larutan dalam
erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan volume titrasinya
7,2 mL dan warnanya merah muda pudar.
Dari ketiga percobaan yang dilakukan didapatkan konsentrasi NaOH sebesar 0,136 M
yang didapatkan dari rata-rata nilai konsentrasi NaOH dari setiap percobaan yaitu, 0,133 M,
0,135 M, 0,139 M.
Percobaan 2 menggunakan HCl dengan indikator Phenolptalein
Dalam percobaan titrasi yang kami lakukan pada larutan HCl sebanyak 10 mL
dititrasi dengan NaOH menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Pengulangan 1
10 mL HCl dimasukkan ke dalam Labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 4 tetes
indikator PP. Kemudian NaOH dari buret dibiarkan menetes setetes demi setetes hingga
larutan dalam erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan
volume titrasinya 3,6 mL dan warnanya merah muda pudar.
Pengulangan 2
10 mL HCl dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 4 tetes
indikator PP. NaOH dalam buret, dibiarkan menetes setetes demi setetes hingga larutan
dalam erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan volume
titrasinya 3,5 mL dan warnanya merah muda pudar.
Pengulangan 3
10 mL HCl dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 4 tetes
indikator PP. Kemudian NaOH dalam buret dibiarkan menetes setetes demi setetes hingga
larutan dalam erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan
volume titrasinya 3,5 mL dan warnanya merah muda pudar.
Dari ketiga percobaan yang dilakukan didapatkan konsentrasi HCl sebesar 0,048 M
yang didapatkan dari rata-rata nilai konsentrasi HCl dari setiap percobaan yaitu, 0,049 M,;
0,048 M; 0,048 M.
Percobaan 3 menggunakan HCl dengan indikator ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)
Dalam percobaan titrasi yang kami lakukan pada larutan HCl sebanyak 10 mL
dititrasi dengan NaOH menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Pengulangan 1
10 mL HCl dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 4 tetes
ekstrak bunga sepatu. Kemudian NaOH dalam buret dibiarkan menetes setetes demi setetes
hingga larutan dalam erlenmeyer berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan
didapatkan volume titrasinya 3,6 mL dan warnanya hijau pudar.
Pengulangan 2
Kesimpulan
Berdasarkan percoban yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
Pada percobaan pertama diperoleh konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,136 M.
Dari seluruh pengulangan terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda
pudar (+).
Pada percobaan kedua diperoleh konsentrasi HCl rata-rata sebesar 0,048 M.
Dari seluruh pengulangan terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda
pudar (++).
Pada percobaan ketiga dengan menggunakan indikator ekstraks tumbuhan
(bunga sepatu) diperoleh konsentrasi HCl rata-rata sebesar 0,049 M. Dari
XII.
basa, sehingga asam oksalat yang telah diberi indikator phenolptalein akan berubah
warna menjadi kemerahan ketika ditetesi NaOH.
Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1. Surabaya : Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
http://repository.unib.ac.id/4777/
Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing
Praktikan,
()
(........................................)
LAMPIRAN
No.
Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Pada percobaan ketiga pengulangan pertama
pertama warna larutan berubah menjadi hijau
pudar.
18.
19.
Pada percobaan ketiga pengulangan ketiga
volume NaOH yang terpakai sebesar 3,6 mL
yaitu dengan skala = 39,9 dan skala= 43,5
20.