ITS Undergraduate 12436 Presentation PDF
ITS Undergraduate 12436 Presentation PDF
Oleh :
Patriandari
2206 100 026
Dosen Pembimbing :
Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.
Prof. Dr.Ir. Adi Soeprijanto, MT.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
3
Permasalahan
4
Batasan Masalah
5
Tujuan
6
TEORI PENUNJANG
p
2
Frekuensi sistem :
Menunjukkan
keseimbangan
sesaat antara daya nyata (MW)
pembangkitan dengan daya nyata
(MW) dikonsumsi beban
Analogi Hubungan
Beban dengan Frekuensi
48,40
48,30
(TG-TB) = H x
Frekuensi akan turun jika daya aktif yang dibangkitkan tidak mencukupi
kebutuhan beban dan sebaliknya frekuensi akan naik jika kelebihan daya aktif
dalam sistem. Secara mekanis apabila :
(TG-TB) = T < 0 maka
Dari persamaan di atas, secara tidak langsung penyediaan daya aktif dapat pula
mempengaruhi frekuensi sistem.
Dari uraian 1 dan 2 di atas ternyata governor tidak bisa mencapai nilai F0
kembali secara stabil melainkan akan berosilasi di sekitar nilai F0.
katup
uap
Tm
Pm
Turbin dengan
reheat
Te
Governor
Speed Droop
Pe
G
Generator
Load (PL)
Dimana :
R
= putaran nominal
R1
= putaran tanpa beban
R2
= putaran beban penuh
18
Keterangan gambar
KG
TG
KT
FHP
TCH
TRH
= konstanta load-damping
, artinya perubahan kecepatan sudut putaran turbin sebanding dengan perubahan
frekuensi. Di lapangan frekuensi sebesar 50 Hz sebanding dengan kecepatan putaran
3.000 rpm.
Pada PLTU Gresik, baik unit 1/2 dan unit 3/4, pengaturan
frekuensinya menggunakan load limit.
PLTU unit 1/2 menggunakan load limit sebesar 100% dan speed
droop sebesar 5 %
PLTU unit 3/4 memiliki speed droop 5 % dan load limit diatur
pada nilai 10 % diatas governor.
27
Kondisi awal governor, baik PLTU 1 dan 2 juga PLTU 3 dan 4 pada
pengaturan frekuensinya menggunakan Load Limit.
Data yang telah didapatkan dari lapangan untuk melakukan simulasi dan
perhitungan adalah sebagai berikut :
PLTU unit 1 dan 2
MVA rated
: 125 MVA
MVAR rated
: 20 MVAR
Tegangan
: 13.2 KV
MVA rated
: 250 MVA
MVAR rated
: 150 MVA
Tegangan
: 15 KV
Nilai
0.09
0
7
0.3
0.3
10
5
0.05 pu
Batasan antara load limit dengan governor untuk PLTU unit 3 dan
4 ini adalah 10 %, setara dengan 20 MW.
Kontrol ini digunakan dengan maksud agar ketika unit beroperasi
dengan governor, kenaikan suplai akibat penurunan frekuensi
yang cukup besar tidak boleh melebihi 20 MW.
Karena kenaikan suplai lebih dari 20 MW akan sulit diikuti oleh
boiler.
Berdasarkan hasil simulasi PLTU 1/2 dengan jenis turbin nonreheat lebih cepat merespon perubahan frekuensi akibat
kenaikan beban sebesar 0.05 pu, dibandingkan dengan PLTU
unit 3/4. Lebih detailnya respon frekuensi dari masing-masing
PLTU ditunjukkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
Unit Pembangkit
PLTU 1
PLTU 2
PLTU 3
PLTU 4
Overshoot
(p.u)
-0.002558
-0.002558
-0.00452
-0.00452
Time Settling
(detik)
7.03
7.21
13.05
13.45
Simulasi 2 % < R < 12 % PLTU unit 1/2 menggunakan Matlab Simulink 7.6
37
Simulasi 2 % < R < 12 % PLTU unit 3/4 menggunakan Matlab Simulink 7.6
38
43
Tabel 4.3
Nilai
0.09
0
7
0.3
0.3
10
3
4
3.4
0.05
45
PLTU 1
PLTU 2
PLTU 3
PLTU 4
Overshoot
(p.u)
-0.00116
-0.00116
-0.00296
-0.00296
Time Settling
(detik)
8
8
13
13
KESIMPULAN
48
Kesimpulan
49
1.
Mode pengaturan frekuensi di PLTU Gresik unit 1/2 dan unit 3/4
menggunakan load limit,yang artinya bahwa governor free tidak
diaktifkan.
2.
Dari hasil analisis, apabila free governor diaktifkan, maka kerja dari
governor dalam pengaturan frekuensi semakin baik. Respon frekuensi
menggunakanspeed droop yang nilai prosentasenya lebih kecil maka hasil
respon frekuensi lebih baik.
3.
Kesimpulan
50
Tabel 4.2 Respon frekuensi PLTU 1/2 dan 3/4 Gresik tanpa menggunakan free governor
Unit Pembangkit
Overshoot
(p.u)
Time Settling
(detik)
PLTU 1
-0.002558
7.03
PLTU 2
-0.002558
7.21
PLTU 3
-0.00452
13.05
PLTU 4
-0.00452
13.45
Tabel 4.4 Respon frekuensi PLTU 1/2 dan 3/4 Gresik menggunakan free governor
Unit Pembangkit
Overshoot
(p.u)
Time Settling
(detik)
PLTU 1
-0.00116
PLTU 2
-0.00116
PLTU 3
-0.00296
13
PLTU 4
-0.00296
13
TERIMA KASIH
51