: etio ( proliferasi dari sisa epitel karena adanya infeksi bakteri atau trauma )
Nasoalveolar kista : kista fisural dari jairngan lunak yang terletak di IO dari bagian caninus s/d I
lateral smpai bibir atas.
: etio ( sisa epitel yang terjebak selama penggabungan embrionik dari pross nasal lateral ,
globular dan maksila
Simple bone kista
Bladin-nuh kista : kelenjur liur tambahan pd permukaan ventral lidah dan terdiri atas campuran
elemen selulosa dan mukus
Kista odontogenik
Kista gingiva pada anak
Dentigerous
Kista erupsi
Kista peridontal lateral
Kista botroid odontogenik
Kista odontogenik glandula
Kista gingiva pada dewasa
Kista primordial
Menurut WHO berdasarkan asalnya :
Kista developmental ( yg tidak diketahui sebabnya )
Macamnya :
kista gingiva pada dewasa
dentigerous
terjadi disekitar mahkota gigi yang tidak erupsi ( gigi M )
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi menyebabkan asimetris muka
infeksinya melalu jalur hematogen
perawatan : enukleasi ( gigi yang tidak erupsi , kistanya dan epietlnya diambil ; biasanya
kistanya masih utuh)
: marsupialisasi ( mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas antara kista dan RM, sinus
maksilaris dan rongga nasal )
Pada anak biasanya terjadi di I 11% dan 30% di C , dan pada dewasa terjadi di gigi M1
Pada laki : 30 thn , wanita : 10 20 thn ; banyak melibatkan M3 baik RA dan RB
Pembengkakaknnya terjadi perlahan , klo nyeri biasanya terjadi infeksi
Gbran radiografinya : daerah radiolusen unilokular yang berhubungan dengan mahkota gigi
yang tidak erupsi ; kista mempunyai tepi sklerotik yang berbatas tegas jika tidak terjadi infeksi
Komplikasi perawatan :
Type : central ( mahkota terbungkus simetris ) , lateral ( dibatasi folikel pada salah satu
mahkota ) , sirkumferensial ( dari mahkota sampai akarnya dibungkus kista )
DD : ameloblastik fibroma , dan odontogenik keratosis
Kista Erupsi
Merupakan kista superfisial yang terjadi pada jaringan gingiva, berhubungan dengan gigi yang
sedang erupsi terutama gigi molar sulung
Tanda dan gejala : tidak ada rasa sakit kecuali bila terinfeksi , gusi membengkak, dapat
ditemukan rasa sakit bila ditemukan gigi lawannya, tampak sebagai pembengkakan gusi yang
bewarna biru, biasanya terjadi pembengkakan lunak dan fluktuasi
Pemeriksaan Ro : dipastikan gigi yang tidak erupsi dan disertai folikel yang besar
Kista odontogenik keratosis
Etiologi : perkembangan dari sisa dental lamina yang mengalami proliferasi dan berhubungan
dengan lifoid basal sel karsinoma
GK : dapat terjadi di maksila dan mandibula
gingiva pada bayi
lateral periodontal kista
terbentuk dari proliferasi dental lamina
GK : tampak pembengkakakn kecil di dalam atau dibawah papila interdental ; diamter < 1
cm ; mayoritas terjadi pada orang dewasa ; terjadi pada cusp P dan C RA atau RB
calsifying odontogenic cyst
etio : sebuah kista odontogenik dengan karakteristik pola mikroskopik ; adanya sisa epitel
odontogenik di dalam gusi RA dan RB
Karakteristik adanya ghost cell keratinization ( gambaran PA nya ) ; biasanya menyerang
orang berusia < 40 thn baik pria dan wanita
Gamb Ro : unilokuler atau multilokuler ; batasnya tegas ; menyebar
DD : osifying fibroma
Perawatan : enukleasi
kista glandular odontogenik
Kista inflammatory ( dri peradangan )
kista periapikal
= kista radikular
Kista yang berhubungan karena adanya gigi yang non vital / fragmen akar gigi yang
disebabkan karena adanya keberadaan nekrosis yg diawali dengan invasi bakteri
Penanganannya : kalo diameternya 1 cm -> enukleasi dg pembukaan tulang alveolar ; apabila
diameternya besar dan terjadi kekambuhan biasanya dilakukan kontrol infeksi , marsupialisasi ,
bisa dengan ekstralisasi dan diselingi dengan biopsi, setelah itu kalo sudah terjad pengurangan
diameter baru dilakukan enukleasi agar tidak terjadi kerusakan jar sekitarnya ; apabila terjadi
kerusakan pd tulang -> dilakukan rekonstruksi pd tulang
bukal bifurcatio kista
residual kista
PERTANYAAN SKENARIO
1. Jenis rontgen dan gambaran radiologis kista
a. Jenis rontgen secara umum
Panoramik
Periapical
b. Jenis rontgen untuk melihat kista
Panoramik
c. Gambaran Ro kista
- Berbatas tegas
- Tepi skelrotik jika ada infeksi
pada gusi bervariasi dalam warna dari putih menjadi kuning. They are not harmful and these
cysts usually break open by themselves. Mereka tidak berbahaya dan kista ini biasanya membuka
sendiri. This can happen a few days after birth or in some cases, several months later. Oral
surgery can be done to open the cysts but this generally proves unnecessary. Hal ini dapat terjadi
beberapa hari setelah kelahiran atau dalam beberapa kasus, beberapa bulan kemudian. oral
operasi bisa dilakukan untuk membuka kista tapi ini secara umum tidak perlu membuktikan.
- A gingival cyst in an adult is quite a different thing. Sebuah kista gingiva pada orang dewasa
cukup hal yang berbeda. These cysts are rare so there have been only a limited number of
studies. Kista ini jarang terjadi sehingga hanya ada sejumlah studi. They tend to occur in the area
of the premolars and canines and often have a bluish color. Mereka cenderung terjadi di daerah
premolar dan gigi taring dan sering memiliki warna kebiru-biruan. They tend not to grow over 1
cm in diameter and can be removed surgically. Mereka cenderung tidak tumbuh lebih dari 1 cm
dan dapat diangkat melalui pembedahan. Once they're removed, they generally show no
tendency to reoccur. Setelah mereka akan dihapus, mereka umumnya tidak menunjukkan
kecenderungan untuk terulang kembali
b. Odontogenic cyst (primordial cyst)
- Gambaran klinis
Terkadang terbentuk disekitar gigi yang tidak erupsi
Biasanya asymtomatik walaupun terdapat pembengkakan ringan
Nyeri bisa terjadi dengan infeksi sekunder
Aspirasi menunjukkan suatu material tebal, kuning dan cheesy material (keratin)
Kista ini cenderung berulang
- Gambaran RO
Lokasi
Badan posterior mandibula dan ramus mandibula
Epicenter terdapat pada superior hingga inferior alveolar nerve canal
Batas luar dan bentuk
Menunjukkan tepi kortical seperti kista-kista lainnya kecuali jika terjadi infeksi sekunder,
smooth round atau berbentuk oval atau scalloped outline.
Struktur internal
Radiolusen, adanya keratin internal tidak meningkatkan radioopasitas.
Pada beberapa kasus dapat menunjukkan septa internal berkurang, memberikan gambaran lesi
multilocular.
c. Dentigerous cyst (follicular cyst)
Kista odontogenik paling sering kedua adalah kista dentigerous, yang berkembang dalam folikel
dental yang normal dan mengelilingi gigi yang tidak erupsi. Kista dentigerous diperkirakan tidak
menjadi neoplastik. Lebih sering ditemukan dalam daerah dimana terdapat gigi yang tidak
erupsi, yaitu gigi molar ketiga rahang bawah, molar ketiga rahang atas dan kaninus rahang atas
dengan penurunan frekuensi mulai dari molar ketiga rahang bawah hingga kaninus rahang atas.
Kista ini dapat tumbuh sangat besar dan dapat menggerakkan gigi, tetapi, lebih umumnya, kista
ini relatif kecil. Kebanyakan kista dentigerus tidak memberikan gejala, dan penemuannya
biasanya meerupakan suatu temuan insidental pada gambaran radiografi.
Penampakan radiografi biasanya adalah suatu lesi radiolusen yang terdermakasi dengan baik
menyerang pada sudut akut dari daerah serfikal suatu gigi yang tidak erupsi. Tepi lesi dapat
radiopak. Perbedaan gambaran radiografi antara kista dentigerous dan folikel dental normal
selalu didasarkan pada ukurannya.
Bagaimanapun, secara histologi, suatu perbedaan selain dari ukurannya telah ditemukan. Folikel
gigi secara normal dibatasi oleh berkurangya epitel enamel, jika kista dentigerous dibatasi oleh
suatu epitelium skuamos stratified tidak terkeratinisasi. Kalsifikasi distropik dan suatu kelompok
sel mukous dapat ditemukan dalam kista.
Kista dentigerous berkembang dari epitel folikular dan epitelium folikular memiliki suatu potensi
yang besar untuk bertumbuh, berdiferensiasi dan berdegenerasi dibandingkan dengan epitrlium
dari kista radikuler. Kadangkala, lesi yang lebih merugikan lainnya muncul dalam dinding kista
dentigerous, termasuk karsinoma epidermoid yang muncul dari sel mukosa didalam dinding
kista, ameloblastoma (lihat tumor odontogenik; 17% ameloblastoma muncul dalam sebuah kista
dentigerous), dan karsinoma sel skuamous. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya,
kista dentigerous juga dapat menjadi sangat besar dan dapat memberikan risiko fraktur rahang
patologis kepada pasien.
Temuan ini berisikan paling banyak alasan medis untuk pengangkatan gigi molar ketiga yang
impaksi dengan radiolusensi perikoronal, bagaimanapun, gigi yang impaksi dengan radiolusensi
perikoronal yang kecil (dengan kesan adanya folikel gigi yang normal dibandingkan kista
dentigerous) juga dapat diamati dengan pemeriksaan radiografi secara berseri. Peningkatan
ukuran lesi harus dilakukan pengangkatan dan pemeriksaan histopatologi yang tepat. Beberapa
lesi yang tampak lebih besar dibandingkan folikel gigi normal mengindikasikan pengangkatan
dan pemeriksaan histopatologi.
- Gambaran Klinis
Berkembang disekitar mahkota gigi yang tidak erupsi/ gigi supernumerary
Pemeriksaan klinis menunjukkan suatu missing, pembengkakan yang keras (hard swelling) dan
biasanya mengakibatkan asimetri wajah.
Khasnya pasien tidak merasakan nyeri dan ketidaknyamanan
- Gambaran RO
Lokasi
Epicenter kista tepat diatas mahkota gigi yang bersangkutan, biasanya M3 maxilla atau
mandibula, atau yang paling sering terjadi adalah C maxilla. Kista melekat pada CEJ. Terkadang
kista berkembang dari aspek lateral follicle, menempati area disamping mahkota.
Batas Luar dan Bentuk
Secara khas memiliki batas luar yang tegas (well-defined cortex) dengan garis berkurva atau
sirkular.
Struktur Internal
Bagian internal radiolusen secara menyeluruh kecuali mahkota gigi.
Pengaruh pada struktur sekitar
Kista ini cenderung memindahkan (menggerakkan) dan meresorbsi gigi geligi tetangganya.
Biasanya pada direksi apical. Contohnya : M3 mandibula dapat digerakkan pada region condilar
atau coronoid/ hingga cortex inferior dr mandibula.
d. Eruption cyst
- Kista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi. Rongga
folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan cairan jaringan atau
darah, membentuk sejenis kista dentigerous (Shafer, Hine dan Levy, 1974 ; Shear, 1983). Kista
erupsi terjadi paling sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi-gigi molar susu. Mulamula terdapat daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dan kemudian terjadi
kemerahan dan pembengkakan mukosa. Pembesaran kista menyebabkan tergigit oleh gigi-gigi
lawannya, dan hal ini menambah rasa tidak enak pada anak.
- Merupakan kista dentigerous yang terjadi pada jaringan lunak.Tapi kista dentigerous yang
terjadi biasanya pada sekeliling gigi yang erupsidanterletak di dalam jaringan lumak yang terjadi
di atas tulang
Gambaran klinis
1.kista erupsi menyebabkan pembengkakan yang licin di atas gigi yang sedang erupsi,yang bisa
mempunyai warna gingival yang normal,ataupun biru.
2. biasanya tanpa nyeri kecuali jika terinfeksi.
3. lunak dan berfluktuasi
4.kadang-kadang terdapat lebih dari satu kista .
Gambaran radiologi
Kista bisa membuat bayangan lunak,tetapi biasanya tidak melibatkan tulang ,kecuali kripta
terbuka yang terdilatasi yang bisa terlihat pada radiograf.
Patogenesa
Patogenesa kista erupsi mungkin sangat serupa dengan kista dentigerous. Perbedaanya bahwa
gigi pada kasus kista erupsi lebih terpendam di jaringan kunak gingival ketimbang di dalam
tulang. Belum diketahui faktor-faktor yang sebenarnya menghalangi erupsi ke dalam jaringan
lunak ini,tetapi adanya jaringan fibrosa yang sangat padat dapat bertanggung jawab.
Patologi
Pada daerah yang tidak meradang,dinding epitel kista khas berasal dari epitel enamel yang
berkurang, yang terutama terdiri dari2-3 lapisan sel epitel gepeng dengan beberapa fokus, tempat
ia mungkin sedikit lebih tebal.
Pengobatan
Kista erupsi diobati dengan marsupialisasi. Kubah kista di eksisi ,yang memaparkan mahkota
gigi sehingga memungkinkan gigi tersebut erupsi.
e. Lateral periodontal cyst
- Kista periodontal lateral, seperti namanya, terjadi pada lokasi periodontal lateral dan itu adalah
berasal dari perkembangan yang timbul dari degenerasi kistik sel yang jelas tentang lamina gigi.
In order to establish the proper diagnosis, an inflammatory origin as well as exclusion of a
possible odontogenic keratocyst must be ruled out clinically and histologically. Dalam rangka
menegakkan diagnosa yang tepat, asal inflamasi serta pengecualian dari keratocyst odontogenik
mungkin harus dikesampingkan klinis dan histologis. This cyst's most frequent location is at the
level of the mandibular premolars but it has been reported occurring in other areas. kista yang
paling sering Lokasi ini berada pada tingkat premolar mandibula namun telah dilaporkan terjadi
di daerah lain. This cyst is generally an accidental radiographic finding and it characterized by
being located mid distance between the apex and the cervical area of the affected tooth. kista ini
umumnya merupakan temuan radiografi disengaja dan ditandai dengan pertengahan yang terletak
jarak antara puncak dan daerah servikal dari gigi yang terkena. Radiographically, the majority of
the cases are seen as a well delineated, round, small (generally not exceeding 1 cm in diameter),
radiolucency with a radiopaque rim. Radiografi, sebagian besar kasus dilihat sebagai
digambarkan, bulat dengan baik, kecil (umumnya tidak melebihi 1 cm diameter), radiolusensi
dengan pelek radiopak. They are generally asymptomatic. Mereka umumnya tanpa gejala. The
periodontal ligament space as a rule is not enlarged and there must not be a communication
between the cyst's cavity and the oral environment. Ruang ligamentum periodontal sebagai
sebuah aturan tidak membesar dan tidak boleh ada komunikasi antara kista's rongga dan
lingkungan oral. The root of the affected tooth is intact, the pulpal tissue is not necrotic and the
tooth is vital. Akar gigi yang terkena utuh, jaringan pulpa tidak nekrotik dan gigi sangat penting.
A multilocular variety has been described. Berbagai multilocular telah dijelaskan.
- The cystic wall is lined by a thin layer of an odontogenic epithelium presenting clear cells and
resembling the reduced enamel epithelium. Dinding kistik dibatasi oleh lapisan tipis dari sel
epitel odontogenik penyajian yang jelas dan menyerupai epitel enamel berkurang. Some areas of
cellular condensation have been described as epithelial plaques, which may protrude into the
cystic lumen. Beberapa daerah di kondensasi selular telah digambarkan sebagai plak epitel, yang
dapat menonjol ke dalam lumen kistik. A different histologic appearance has been described with
the name of BOTRYOID ODONTOGENIC CYST. Sebuah penampilan histologis yang berbeda
telah dijelaskan dengan nama BOTRYOID odontogenik KISTA. This name reflects the
histologic similarity of the cystic cavities to that of a bunch of grapes. Nama ini mencerminkan
kesamaan histologis dari rongga kistik dengan yang sekelompok anggur.
- The treatment of the lateral periodontal cyst is surgical ablation and if at all possible the
affected tooth should be preserved, which some times it is difficult. Perlakuan kista periodontal
lateral ablasi bedah dan jika sama sekali mempengaruhi gigi mungkin harus dipertahankan, yang
beberapa kali sulit. The multilocular variety including the botryoid type require a more careful
surgical elimination because of their higher tendency to recur. Berbagai multilocular termasuk
jenis botryoid memerlukan operasi eliminasi lebih hati-hati karena tinggi kecenderungan mereka
untuk kambuh.
- This a lateral periodontal cysts. Ini kista lateral periodontal. Both adjacent teeth were vital and
clinically there was no communication between the cystic cavity and the oral cavity. Kedua gigi
yang berdekatan adalah vital dan secara klinis tidak ada komunikasi antara rongga kistik dan
rongga mulut. Histologically it was proven to be lined by a thin layer of clear odontogenic
epithelial cells and epithelial plaque formation. Histologi itu terbukti dilapisi oleh lapisan tipis
jelas sel epitel odontogenik dan pembentukan plak epitel. Note well delineated oval
radiolucency. Catatan juga digambarkan radiolusensi oval
Nama kista periodontal lateral merupakan suatu istilah yang tidak cocok. Kista ini bukan
merupakan peradangan, kista ini tidak muncul dari periodontitis dan bukan suatu fenomena yang
dihubungkan dengan saluran lateral dalam struktur gigi. Kista ini selalu terdermakasi dengan
baik, relatif kecil, dan radiolusen (kadang-kadang dengan akar yang radiopak). Lesi ini
umumnya dihubungkan dengan daerah premolar dan molar dan kadang ditemukan pada daerah
anterior rahang atas. Kista ini biasanya tidak tampak secara klinis tetapi terdeteksi pada
pemeriksaan radiografi. Kista ini memiliki suatu histologi yang berbeda teriri dari dinding kista
noninflamasi fibrous yang tebal, dan batas epitelium terbuat dari sel kubus yang tipis. Tepi ini
tidak sempurna dan mudah terkelupas dengan gambaran penebalan sel bersih pada interval
berkala. Kista ini tumbuh dari lamina gigi postfungsional dan tidak ada penjelasan yang baik
diketahui untuk lokalisasi yang ditunjukkan.
Etiologi : terbentuk karena proliferasi dentalamina
Gambaran klinis : tampak pembengkakan kecil pada jaringan lunak di dalam atau di bawah
papilla interdental diameter < 1cm. Mayoritas pada orang dewasa terjadi pada cuspid premolar
dan caninus atas/ bawah. ( vitalnya di rahang bawah )
Gambaran radiograf : radiolusen Berbentuk bulat/ seperti tetesan airmata unilokuler dan kadang2
multilokuler.
f. Botryoid odotogenic cyst
g. Glandular odotogenic cyst
- Kista odontogenik glandula adalah salah satu lesi kista rahang yang sangat jarang dijumpai
dengan karakteristik histopatologis yang unik dan tidak jelas histogenesisnya, dimana secara
histopatologi, kista odontogenik glandula merupakan suatu kista dengan dindingnya dibatasi
epitel non keratinisasi pada permukaannya dan dibatasi kripta atau ruangan seperti kista didalam
ketebalan epitel dan mengandung elemen musin tanpa keterlibatan jaringan kelenjar ludah
didalanmya. Gambaran klinis kista odontogenik pada umunmya seperti kista yang lain adalah
adanya pembengkakan pada daerah yang terkena, mayoritas kista akan ditemukan setelah teljadi
peradangan. Gambaran radiografi kista odontogenik glandula menunjukkan lesi radiolusen
unilokuler atau multilokuler yang tergambar dengan jelas. Berdasarkan cepat lambatnya
perluasan area radiokusensi lesi yang terlihat dalam pemeriksaan radiografi, kista odontogenik
glandula dapat didiagnosa banding sebagai lateral periodontal cyst, botryoid odontogenic cyst,
simple bone cyst, odontogenic keratocyst, ameloblastoma dan central mucoepidermoid
carcinoma. Gammbaran histologi menunjukkan suatu ruang kistik yang dibatasi oleh epitel pipih
berlapis non keratinisasi dengan beberapa lapisan. Di beberapa area, sel epitel tersusun dalam
bentuk struktur menyerupai bola atau area melingkar Lapisan superfisial epitel menunjukkan
eosinofilik dan sel kuboidal, dan beberapa sel spinus merniliki vakuolisasi dalam sitoplasmanya.
Sel epitel menunjukkan banyak sel-sel mukus, dan kadang-kadang mukus PAS positif dibatasi
oleh sel kuboidal eosinofilik berbentuk struktur menyerupai bola. Ruang antar epitel dan bentuk
jaringan ikat fibrous adalah petak tanpa rete peg. Kapsul fibrous jarang diinfiltrasi oleh sel
inflamasi mononuklear. Dalam perawatan kista odontogenik glandula, pada dasarnya digunakan
teknik bedah dengan metoda enukleasi.
- Kista odontogenik glandula adalah salah satu lesi kista rahang yang sangat jarang dijumpai
dengan karakteristik histopatologis yang unik dan tidak jelas histogenesisnya, dimana secara
histopatologi, kista odontogenik glandula merupakan suatu kista dengan dindingnya dibatasi
epitel non keratinisasi pada permukaannya dan dibatasi kripta atau ruangan seperti kista didalam
ketebalan epitel dan mengandung elemen musin tanpa keterlibatan jaringan kelenjar ludah
didalanmya. Gambaran klinis kista odontogenik pada umunmya seperti kista yang lain adalah
adanya pembengkakan pada daerah yang terkena, mayoritas kista akan ditemukan setelah teljadi
peradangan. Gambaran radiografi kista odontogenik glandula menunjukkan lesi radiolusen
unilokuler atau multilokuler yang tergambar dengan jelas. Berdasarkan cepat lambatnya
perluasan area radiokusensi lesi yang terlihat dalam pemeriksaan radiografi, kista odontogenik
glandula dapat didiagnosa banding sebagai lateral periodontal cyst, botryoid odontogenic cyst,
simple bone cyst, odontogenic keratocyst, ameloblastoma dan central mucoepidermoid
carcinoma. Gammbaran histologi menunjukkan suatu ruang kistik yang dibatasi oleh epitel pipih
berlapis non keratinisasi dengan beberapa lapisan. Di beberapa area, sel epitel tersusun dalam
bentuk struktur menyerupai bola atau area melingkar Lapisan superfisial epitel menunjukkan
eosinofilik dan sel kuboidal, dan beberapa sel spinus merniliki vakuolisasi dalam sitoplasmanya.
Sel epitel menunjukkan banyak sel-sel mukus, dan kadang-kadang mukus PAS positif dibatasi
oleh sel kuboidal eosinofilik berbentuk struktur menyerupai bola. Ruang antar epitel dan bentuk
jaringan ikat fibrous adalah petak tanpa rete peg. Kapsul fibrous jarang diinfiltrasi oleh sel
inflamasi mononuklear. Dalam perawatan kista odontogenik glandula, pada dasarnya digunakan
teknik bedah dengan metoda enukleasi.
h. Gingival cyst of adults
- Gingiva kista orang dewasa
The gingival cyst of the adult is thought to derive from epithelial rests of the dental lamina and
some authors considered it to be a superficial version of the lateral periodontal cyst. Kista
gingiva dewasa diperkirakan berasal dari epitel terletak dari lamina gigi dan beberapa penulis
menganggapnya sebagai versi dangkal kista periodontal lateral. This latter cyst, which generally
has an intraosseous location, develops often in the premolar-canine area of the mandible and it is
directly connected to the periodontium. Kista ini yang terakhir, yang umumnya memiliki lokasi
intraosseous, berkembang sering di daerah-anjing premolar mandibula dan terhubung langsung
ke periodonsium tersebut. The gingival cyst of the adult generally develops in the mandibular
premolar-canine area. Kista gingiva dewasa umumnya berkembang di daerah-anjing premolar
mandibula. If in the maxilla it develops with greater frequency in the lateral incisor area. Jika di
rahang itu berkembang dengan frekuensi yang lebih besar di daerah gigi seri lateral. In some
cases it may slightly reabsorb the alveolar crest. Dalam beberapa kasus mungkin sedikit
menyerap kembali puncak alveolar. The gingival cyst of the adult is a slow growing lesion which
as a rule does not measure more than one centimeter in diameter. Kista gingiva dewasa adalah
lesi yang tumbuh lambat sebagai sebuah aturan tidak mengukur lebih dari satu sentimeter
diameter. The cyst may even develop in the interdental papilla and in either location is a painless
swelling presenting the normal gingival color, however, some of them may have a slight bluish
color. Kista bahkan dapat berkembang di papilla interdental dan di lokasi baik adalah rasa sakit
pembengkakan penyajian warna gingiva normal, namun, beberapa dari mereka mungkin
memiliki warna yang sedikit kebiruan. Statistical studies are scant because this cyst is of rare
occurrence, generally it is reported as having an equal sex distribution and observed in patients
over 40 years of age. studi statistik adalah kurang karena kista ini adalah kejadian langka,
umumnya dilaporkan sebagai memiliki distribusi seks sama dan diamati pada pasien lebih dari
40 tahun. The gingival cyst of the adult should be differentiated from the odontogenic keratocyst
and the epidermoid cyst which occasionally develop in the same areas. Kista gingiva orang
dewasa harus dibedakan dari keratocyst odontogenik dan kista epidermoid yang sering
berkembang di daerah yang sama. The differentiation and final diagnosis is established
microscopically. Diagnosis diferensiasi dan terakhir didirikan mikroskopis. The gingival cyst of
the adult is mostly lined by an odontogenic epithelium which resembles the reduced enamel
epithelium and is formed by a few rows of cells. Kista gingiva dewasa sebagian besar dilapisi
oleh epitel odontogenik yang menyerupai epitel enamel berkurang dan dibentuk oleh beberapa
baris sel. The clinical differential diagnosis should also include mucocele and abscesses of
periodontal origin. Diferensial diagnosis klinis juga harus mencakup mucocele dan asal abses
periodontal. The treatment is surgical ablation and there is no tendency to recur. Pengobatan ini
ablasi bedah dan tidak ada kecenderungan untuk kambuh.
Figure 3. Gambar 3. The arrows point to a rounded gingival blister-like lesion which upon biopsy
was shown to be a gingival cyst of the adult. Panah menunjukkan seperti lesi gingiva melepuhbulat yang ditunjukkan pada biopsi menjadi kista gingiva dewasa. Figure 4. Gambar 4. This
radiograph is from another adult patient with a gingival cyst. radiograf ini berasal dari pasien lain
dewasa dengan kista gingiva. Note the bone depression produced by the cyst. Perhatikan tulang
depresi diproduksi oleh kista. In this case the differential diagnosis should include the lateral
periodontal cyst. Dalam hal ini diagnosis diferensial harus mencakup kista periodontal lateral.
i. Calcifying odontogenic cyst
Gambaran radiograf : unilokuler atau multilokuler radiolusen terpisah batasnya tegas menyebar
bentuknya irreguler
Etiologi : karena ada sisa epitel odontogenik di dalam gusi maksila dan mandibula
Gambaran klinis : karakteristiknya ada ghost cell keratinization biasanya menyerang orang usia
B. Inflamatory
a. Radicular cyst ( periapical cyst)
Suatu kista periapikal (radikuler) merupakan kista odontogenik yang paling umum. Etiologi
umumnya adalah sebuah gigi yang menjadi terinfeksi, memicu nekrosis pulpa. Toksin keluar dari
akar gigi, memicu inflamasi periapikal. Inflamasi ini merangsang sisa epitel Malassez yang
ditemukan dalam ligament periodontal, menghasilkan pembentukan granuloma periapikal yang
bias jadi menginfeksi ataupun steril. Secepatnya, epitelium ini berlanjut menjadi nekrosis
disebabkan oleh berkurangnya asupan darah, dan granuloma berkembang menjadi kista. Lesi
umumnya tidak dapat terdeteksi secara klinis jika masih kecil tetapi paling sering ditemukan
sebagai suatu temuan yang insidental atau tidak disengaja pada pemeriksaan radiografi.
Secara radiografi, perbedaan antara suatu granuloma dan kista adalah tidak mungkin, meskipun
beberapa orang mengatakan bahwa jika lesi yang sangat besar lebih dicurigai menjadi kista.
Keduanya muncul dengan gambaran lesi radiolusen dalam hubungannya dengan akar gigi
nonvital. Adakalanya. Lesi ini dapat menjadi sangat besar karena mereka tumbuh sebagai respon
terhadap tekanan. Bagaimanapun, granuloma dan kista bukanlah suatu neoplastik.
Secara makroskopik, epitelium merupakan suatu epitelium skuamos stratified nondeskrip tanpa
pembentukan keratin. Perubahan peradangan dapat diamati pada dinding kista, dan perubahan
ini, pada gilirannya dapat menyebabkan perubahan epitelial (misalnya; ulserasi, atropi, dan
hyperplasia). Terutama lesi yang terkena inflamasi, dapat muncul celah kolesterol dan/atau
makrofage berbusa.
Beberapa pilihan perawatan yang ada untuk beberapa kista. Kebanyakan kista dapat diatasi
dengan terapi endodontik dari gigi yang terlibat. Lesi-lesi ini harus pantau secara radiografi
untuk memastikan pemecahannya. Lesi yang gagal untuk diatasi dengan beberapa terapi harus
diangkat melalui pembedahan dan diperiksa secara histopatologi. Meskipun kista ini terbentuk
dari suatu sisa epitel yang matang dan memiliki potensi yang relatif untuk bertumbuh, kadangkadang suatu karsinoma sel skuamos dapat muncul de novo dalam suatu kista radikuler, oleh
karena itu dianjurkann untuk pemeriksaan histopatologi ari semua jaringan yang diangkat.
- Definisi
Kista radikular adalah suatu kista yang berasal dari sisa-sisa epitel Malassez yang berada di
ligamen periodontal, karena suatu infeksi gigi (gangren pulpa, gangren radik) ataupun trauma
perawatan.
Gambaran RO
Lokasinya
Mendekati apeks gigi-gigi non-vital, tanpa pada permukaan mesial akar gigi, pada pembukaan
canal aksesoris atau pada pocket periodontal gigi dalam.
Batas dan Bentuk
Biasanya memiliki batas kortical. Jika kista menjadi infeksi sekunder, reaksi inflamasi disekitar
tulang menyebabkan hilangnya lapisan luar (corteks) atau cortex berubah menjadi lebih banyak
pinggiran sklerotik.
Struktur internal
Pada kebanyakan kasus, struktur internal kista ini adalah radiolusen. Kadang-kadang kalsifikasi
distrofik bisa berkembang pada kista lama (menetap), kelihatan seperti penyebaran tipis,
radioopasitas kecil.
b. Residual cyst
Kista residual adalah istilah yang sesuai karena tidak ada gigi yang tertinggal dimana dapat
mengidentifikasikan lesi. Paling umum, hal ini merupakan sisa dari kista periapikal dari gigi yng
telah dicabut. Histologinya merupakan epitelium skuamous stratified nondeskrip.
- Gambaran klinis
Asymtomatik
Sering ditemukan pada pemeriksaan RO daerah edentulous
Mungkin terjadi ekspansi pada rahang atau nyeri pada kasus dengan infeksi sekunder
- Gambaran RO
Lokasi
Terjadi pada kedua rahang
Lebih sering pada mandibula
Epicenter terletak pada lokasi periapikal
Pada mandibula ; epicenter selalu diatas canal inferior alveolar nerve
Batas dan Bentuk
Memiliki garis tepi cortical kecuali jika menjadi infeksi sekunder. Bentuk kista residual ini
adalah oval atau bulat.
Struktur Internal
Radiolusen, kalsifikasi bisa terdapat pada kista lama.
Kista residual dapat menyebabkan displacement gigi atau resorbsi. Kista bisa invaginasi pada
antrum maxilla atau menekan saluran inferior alveolar nerve.
c. Paradental cyst
- Kista paradental merupakan kista odontogenik yang mengalami peradangan yang timbulnya
disebabkan gigi molar tiga mandibula impaksi yang mengalami perikoronitis. Etiologi kista
paradental sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tapi terdapat tiga kemungkinan unruk
pembentukannya yakni dari epitel krevikular, dari sisa-sisa epitel Malassez dan dari epitel
enamel yang berkurang. Kista ini jarang terjadi, tetapi memiliki karakteristik klinis yakni: terjadi
pada gigi molar tiga mandibula yang impaksi, mempunyai riwayat perikoronitis, paling banyak
terletak di daerah distal dan distobukal gigi, terjadi pada usia dekade ketiga, dan dari penelitian
yang dilakukan, kista ini banyak dijumpai pada orang kulit putih dan pada pria dibanding dengan
wanita. Gambaran histopatologi dan radiologi kista paradental ini tidak patognomonik sehingga
sering terkacau dengan kista yang lain. Perawatan yang tepat dari kista paradental ini adalah
teknik bedah metode enukleasi dengan odontektomi gigi molar tiga mandibula yang terkena. Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi rekurensi.
- Kista paradental merupakan suatu kista yang timbul berhubungan dengan gigi yang erupsi
sebagian atau penuh dengan pulpa vital. Kebanyakan dari kasus dijumpai pada gigi molar raliang
bawah, terutama molar ketiga rahang bawah yang erupsi sebagian dengan riwayat perikoronitis.
Gejala klinik yang timbul adalah adanya pembengkakan khususnya pada kista yang melibatkan
molar pertama dan molar kedua rahang bawah. Klasifikasi WHO dari kista odontogenik
peradangan mencakup kista radikular (residual) dan kista paradental (kista kolateral peradangan,
kista bukal infected mandibula). Grup kista paradental secara klinik menimbulkan masalah
diagnosis dan terapi bila dihubungkan dengan gigi molar pertama dan molar kedua rahang
bawah. Etiologi dan gambaran histologi dari kista paradental, kista kolateral peradangan dan
kista bukal infected mandibula adalah identik dan perbedaanya terdapat pada gambaran klinik
dan radiografi yang dihubungkan dengan perbedaan gigi yang terlibat dan perbedaan umur
dimana gigi tersebut erupsi. Karakteristik radiografi dari kista paradental terlihat bervariasi,
umumnya menunjukkan suatu lesi radiolusen yang berbatas jelas superimposed diatas akar dari
gigi yang terlibat. Penemuan konsisten pada gambaran histologi dimana kista dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng hiperplastik non~keratinisasi, Adanya infiltrat sel radang yang kronis didalam
jaringan ikat adalah sesuai dengan hipotesis bahwa peradangan adalah penting untuk
perkembangan kista ini. Pengangkatan kista dari permukaan akar bukal menunjukkan adanya
proyeksi enamel perkembangan yang meluas dari cemento-enamel junction kearah bifurk'asi
akar. Anomali enamel perkembangan ini mungkin penting dalam patogenesis kista paradental.
Penemuan makroskopis dan mikroskopis mendukung bahwa asal kista paradental adalah epitel
enamel yang telah berkurang.
d. Buccal bifurcation cyst
- Gambaran klinis
Tertundanya erupsi M1 dan M2 mandibula
Pada pemeriksaan klinis, molar mungkin missing atau puncak cusp lingual bisa abnormal
menonjol keluar melalui mukosa, lebih tinggi dari pada posisi cusp buccal.
Gigi geligi selalu vital
Hard swelling bisa terdapat pada buccal molar dan jika terdapat infeksi sekunder, pasien bisa
merasakan nyeri
- Gambaran RO
Lokasi
Paling sering terjadi pada m1 mandibula
Terkadang terjadi secara bilateral
Selalu terdapat pada furkasi buccal dari molar yang bersangkutan
Batas Luar dan Bentuk
Pada beberapa kasus tidak ada batas luar, lesi bisa sangat halus region radiolusen berlapis pada
gambaran akar molar.
Beberapa kasus, lesi memiliki bentuk sirkular dengan tepi cortical yang tegas
Struktur Internal
Radiolusen
II. Non-odontogenik
a. Enukleasi
- Merupakan proses pengangkatan seluruh lesi kista tanpa terjadinya perpecahan pada kista.
Kista itu sendiri dapat dilakukan enukleasi karena lapisan jaringan ikat antara komponen epitelial
(melapisi aspek anterior kista) dan dinding kista yang bertulang pada rongga mulut. Lapisan ini
akan lepas dan kista dapat diangkat dari kavitas yang bertulang. Proses enukleasi sama dengan
pengangkatan periosteum dari tulang. Enukleasi pada kista seharusnya dilakukan secara hati
hati untuk mencegah terjadinya lesi rekuren.
- Indikasi :
Pengangkatan kista pada rahang
Ukuran lesi kecil, sehingga tidak banyak melibatkan struktur jaringan yang berdekatan
- Keuntungan :
Pemeriksaan patologi dari seluruh kista dapat dilakukan
Pasien tidak dilakukan perawatan untuk kavitas marsupialisasi dengan irigasi konstan
Jika akses flap mucoperiosteal sudah sembuh, pasien tidak merasa terganggu lebih lama oleh
kavitas kista yang ada
- Kerugian :
Jika beberapa kondisi diindikasikan untuk marsupialisasi, enukleasi bersifat merugikan seperti :
Fraktur rahang
Devitalisasi pada gigi
Impaksi gigi
Banyak jaringan normal yang terlibat
- Teknik :
Insisi
Flap mucoperiosteal
Pembuangan tulang pada aspek labial dari lesi
Osseous window untuk membuka bagian lesi
Pengangkatan kista dari kavitas menggunakan hemostate & kuret
Menjahit daerah pembedahan
Penyembuhan mukosa & remodelling tulang, dimana terbentuk jaringan granulasi pada dinding
kavitas yang bertulang dalam waktu 3-4 hari. Dan remodelling tulang akan terjadi selama 6 12
bulan.
b. Marsupialisasi
- Merupakan metode pembedahan yang menghasilkan surgical window pada dinding kista,
mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas antara kista dan rongga mulut, sinus
maksilary atau rongga nasal. Proses ini mengurangi tekanan inrakista dan meningkatkan
pengerutan pada kista. Marsupialisasi dapat digunakan sebaga terapi tunggal atau sebagai tahap
preeliminary dalam perawatan dengan enukleasi.
- Indikasi :
Jumlah jaringan yang terluka
Dekatnya kista dengan struktur vital berarti keterlibatan jaringan tidak baik jika dilakukan
enukleasi.
Contoh : jika enuklesi pada kista menyebabkan luka pada struktur neurovaskular mayor atau
devitalisasi gigi sehat, sebaiknya diindikasikan metode marsupialisasi.
Akses pembedahan
Jika akses untuk pengangkatan kista sulit, sebaiknya dilakukan marsupialisasi untuk mencegah
lesi rekuren.
hilang suplai neurovaskularnya ketika kuretase dilakukan dekat dengan ujung akar. Kuretase
harus dilakukan dengan ketelitian yang baik untuk mencegah terjadinya resiko ini.
- Teknik :
Kista dienukleasi atau diangkat
Memeriksa kavitas serta stryktur yang berdekatan dengannya
Melakukan kuretase dengan rigasi steril untuk mengangkat lapisan tulang 1 2 mm sekitar
kavitas kista
Dibersihkan dan ditutup
d. Marsupialisasi disertai enukleasi
- Dilakukan jika terjadi penyembuhan awal setelah dilakukan marsupialisasi tetapi ukuran
kavitas tidak berkurang.
- Teknik :
Kista pertama kali dimarsupialisasi
Menunggu penyembuhan tulang, untuk mencegah terjadinga fraktur rahang saat melakukan
enukleasi
Terjadi penurunan ukuran kista
Dilakukan enukleasi
PERTANYAAN SKENARIO
1. Jenis rontgen dan gambaran radiologis kista
Jenis rontgen secara umum
Panoramik
Periapical
Jenis rontgen untuk melihat kista
Panoramik
Gambaran Ro kista
f. Berbatas tegas
g. Tepi skelrotik jika ada infeksi
2. Pasien sudah berobat sampai 3x tetapi tidak sembuh . why ?
Karena tidak dilakukan enukleasi dan marsupialisasi
Penyebabnya tidak dihilangkan
Dx belum tepat
3. Kenapakah bisa ada ping pong phenomena ?
LI
4. Dalam skenario termasuk jenis odontogenik apa ?
Kista dentigerous ( soalnya dari gigi 35 tidak tumbuh )
Dari usia pasien
5. Dx dan DD nya ?
DD : ameoblastoma ( tumor jinak ) ; odontogenic keratocyst
6. Sejak kapan bisa timbul ping pong phenomena ?
LI
7. Apakah kista odontogenik selalu diikutin / ciri khas dengan ping pong phenomena ?
LI
8. Gigi 35 tidak tumbuh , why ? adakah pengaruhnya dengan kista odontogenik ?
Ada pengaruhnya , karena ....... ??? LI
9. Pasien sudah mengalami asimetris tetapi pasien tidak merasakan sakit , berbeda dengan kasus
impaksi. Why ?
Karena tidak ada infeksi
Pembengkakan terjadi secara perlahan sehingga tidak merasakan sakit
10. Mengapa ada fluktuasi + dan ping pong phenomena + ?
LI