Gangguan Menelan
Gangguan Menelan
proc. Styloideus
yakni Muskulus
stylopharyngeus,
berfungsi juga untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan,
pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus.(3)
Perdarahan faring sebagian besar berasal dari cabang arteri. carotis externa,
arteri faringeal ascendens, Ramus .dorsal arteri. lingualis, Ramus tonsillaris arteri
fascialis, dan Ramus palatine arteri maksillaris sedangkan untuk persarafan motorik
berasal dari N. Accecorius (XI) dan untuk persarafan sensorik berasal dari N.
Glossopharyngeus (IX) dan N. Vagus (X).(3)
3. Esophagus
Esophagus merupakan suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25
cm dan berdiameter 2 cm, yang terbentang dari hipofaring hingga kardiak lambung.
Esophagus terletak diposterior jantung, dianterior vertebra, dan menembus hiatus
diafragma tepat dianterior aorta.(4)
Pada kedua ujung esophagus terdapat otot sfingter. Otot krikofaringeus
membentuk sfingter esophagus bagian atas terdiri atas serabut-serabut otot rangka.
Bagian esophagus ini secara normal berada dalam keadaan tonik atau konstraksi
kecuali pada waktu menelan. Sfingter esophagus bagian bawah walaupun secara
anatomi tidak nyata, namun bertindak sebagai sawar terhadap refluks isi lambung
kedalam esophagus. Dalam keadaan normal sfingter ini menutup kecuali makanan
masuk kedalam lambung atau waktu muntah. (4)
Dinding esophagus terdiri dari empat lapisan yakni lapisan mukosa,
submukosa, muskularis dan serosa. Esophagus terdiri dari tiga pars
yakni pars
cervicalis, pars thoracalis dan par abdominalis Persarafan utama esophagus dipasok
oleh serabut simpatis dan parasimpatis dari system saraf otonom. Saraf parasimpatis
dibawa oleh nervus vagus yang dianggap sebagai saraf motorik esophagus. Dalam
proses peristaltic esophagus secara normal berperan jala-jala serabut saraf intramural
diantara lapisan otot sirkuler dan longitudinal (plexus Auerbach atau mienterikus)
dan jala-jala serabut saraf intrinsic kedua (plexus meissner) yang terdapat
disubmukosa saluran gastrointestinal, dan beberapa tersebar didalam esophagus.(4,5)
B. FISIOLOGI
Menelan merupakan suatu aksi fisiologis kompleks ketika makanan atau
cairan berjalan dari mulut ke lambung. Menelan merupakan rangkaiana gerakan otot
yang sangat terkoordinasi, dimulai dari pergerakan volunteer lidah dan diselesaikan
dengan serangkaian reflex dalam faring dan esophagus.(4)
Dalam proses menelan akan terjadi hal hal berikut :
1. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik
2. Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan
3. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi
4. Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring
5. Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus
makanan ke arah lambung
6. Usaha membersihkan kembali esophagus(6)
Proses menelan dapat terbagi dalam tiga fase yaitu
1. Fase Oral
Fase oral terjadi secara sadar. Fase persiapan oral merujuk kepada pemrosesan
bolus sehingga dimungkinkan untuk ditelan, dan fase propulsif oral berarti
pendorongan makanan dari rongga mulut ke dalam orofaring. Prosesnya dimulai
dengan kontraksi lidah dan otot-otot rangka mastikasi. Otot bekerja dengan cara yang
berkoordinasi untuk mencampur bolus makanan dengan saliva dan membentuk bolus
makanankemudian mendorong bolus makanan dari rongga mulut di bagian anterior
ke dalam orofaring, dimana reflek menelan involunter dimulai. Bolus ini bergerak
dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat kontraksi otot
intrinsik lidah.(6)
Kontraksi m.levator veli palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum
lidah diperluas, palatum mole dan bagian atas dinding posterior faring (Passavants
ridge) akan terangkat pula. Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat keatas
bersamaan dengan ini terjadi pentupan nasofaring sebagai akibat kontraksi Muskulus
levator velli palatine. Selanjutnya terjadi kontraksi muskulus palatoglosus sehingga
isthmus faucium tertutup diikuti oleh kontraksi Muskulus palatofaring sehingga bolus
tidak berbalik ke rongga mulut(6)
2. Fase Faringeal
Fase faringeal terjadi pada akhir fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan
dari faring ke esofagus.Aspirasi paling sering terjadi pada fase ini.(6)
Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi Muskulus stilofaring, Muskulus
salfongofaring, Muskulus tiroihioid dan Muskulus palatofaring. Aditus laring tertutup
oleh epiglottis sedangkan ketiga sfingter laring yaitu Plika ariepiglotika, plika
ventrikularis, dan plika vokalis tertutup karena kontraksi Muskulus ariepiglotika dan
Muskulus aritenoid obliqus. Bersamaan dengan ini terjadi penghentian udara ke
laring karena reflex yang menghambat pernapasan sehingga bolus makanan tidak
masuk ke dalam saluran napas, selanjutnya bolus makanan ke arah esofagus karena
valekula dan sinus piriformis dalam keadaan lurus(6)
Fase faringeal pada proses menelan adalah involunter dan kesemuanya adalah
reflek, jadi tidak ada aktivitas faringeal yang terjadi sampai reflek menelan dipicu.
Reflek ini melibatkan traktus sensoris dan motoris dari nervus kranialis IX
(glossofaringeal) dan X (vagus).(6)
3. Fase esophageal
Fase esophageal adalah fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke
lambung.
Pada
fase
esophageal,
bolus
didorong
kebawah
oleh
gerakan