Oleh:
Laili Hasanah
2011730052
(Valencia, Spanyol) dari September 2007 sampai Juli 2008. etika komite dari Dr. Peset, 13 pasien
lahir dan selalu tinggal di Spanyol, 26 pasien datang dari negara lain, sebagian besar dari
Amerika Latin. Kemudian kuesioner yang terperinci dilakukan dalam rangka untuk
mengevaluasi: tempat tinggal utama (nama tempat di mana dia tinggal sepanjang hidupnya),
paparan cahaya matahari selama hidup, (jam per hari selama hari kerja dan istirahat),
menggunakan pelindung terhadap matahari (tidak ada, topi, kacamata hitam, keduanya) dan
menggunakan resep kacamata. pengukuran ketajaman visual dengan Snellen, tonometri,
pemeriksaan slit-lamp, funduscopy dan fotografi segmen anterior dilakukan saat pre-operatif.
Teknik bedah yang digunakan mirip dengan prosedur yang dijelaskan sebelumnya. Pasien diacak
menjadi 2 sub kelompok: kelompok lem Tissue (TG) dan kelompok Mersilk (MG). lem jaringan
digunakan untuk melampirkan graft auto di 21 pasien dan 7.0 Mersilk jahitan yang digunakan
dalam 18 kasus. Pemeriksaan dilakukan antara 2 dan 7 hari dan antara 2, 6 dan 12 bulan setelah
operasi.
Hasil: 39 pasien lengkap di follow-up selama 12 bulan dan delapan dari mereka(22%)
menunjukkan kekambuhan selama satu tahun post-operasi. Sejumlah total 8 laki-laki (tidak ada
perempuan) disajikan kambuh, terutama antara 2 dan 6 bulan. Variabel paling penting yang
mempengaruhi keberhasilan opeasi adalah gender. Semua pasien yang mengalami kekambuhan
adalah laki-laki. Variabel kedua terpenting adalah subyek dengan paparan sinar matahari berjamjam, terutama saat bekerja, tetapi juga saat libur. Prevalensi meningkat secara geografis ke arah
khatulistiwa dan paparan matahari telah disampaikan sebagai salah satu faktor paling penting
yang mempengaruhi perkembangan pterigium. Dalam studi ini, pterigium dengan dasar yang
sempit ( kurang dari 5 mm di limbus ) menunjukkan sebuah hubungan yang lemah dengan
kekambuhan. Autografting konjungtival sering dimanfaatkan dengan tingkat kekambuhan yang
rendah dan sukses baik pada pterigium primer dan rekurens. Autograft dapat tetap dengan jahitan
atau lem fibrin. Penggunaan sebuah jaringan perekat menyederhanakan teknik bedah dan
meminimalkan peradangan pasca-operasi, mengurangi waktu operasi dan rasa nyeri pasca
operasi. Tingkat kekambuhan apabila menggunakan teknik bedah ini dari 2% ke 34%,
tergantung pada pengalaman teknik bedah individu glued-graft menurunkan rekurensi,
mengurangi waktu operasi dan meningkatkan kenyamanan pasien pasca-operasi
Kesimpulan: Aspek epidemiologi dan klinis yang mempengaruhi pengembangan pterigium.
jenis kelamin laki-laki dan paparan sinar matahari yang kuat berhubungan dengan keberhasilan
pembedahan setelah pengambilan pterigium dan rekurensi post autograft conjungtival