Identitas Jurnal
Judul Jurnal :
Preoperative factors influencing success in
pterygium surgery
Penulis :
Ana Torres-Gimeno, Luca Martnez-Costa,
and Guillermo Ayala
Dipublikasikan :
Bio Medical Center Ophthalmology ,2012
Pendahuluan
Tujuan
Kemudian
kuesioner
yang
terperinci
dilakukan
topi,
kacamata
hitam,
keduanya)
dan
pengukuran ketajaman visual dengan Snellen,
tonometri, pemeriksaan slit-lamp, funduscopy
dan fotografi segmen anterior dilakukan saat
pre-operatif
Prosedur
Pemeriksaan dilakukan antara 2 dan 7 hari
dan antara 2, 6 dan 12 bulan setelah operasi
Kekambuhan didefinisikan sebagai
pertumbuhan konjungtiva ke kornea. Semua
pasien bertanya tentang gejala-gejala
subyektif dan dinilai menjadi 4 kelompok:
sensasi asimtomatik, benda asing, sakit
ringan, atau sakit parah (ditentukan oleh
kebutuhan analgesik oral).
Analisis Statistik
Hasil
Tabel 2 menunjukkan odds ratio (dengan
interval kepercayaan yang sesuai) antara
rekurens dapat dilihat bahwa jenis kelamin
adalah faktor risiko terpenting untuk hasil
bedah.
Covariables yang tersisa dalam model setelah
pemilihan variabel adalah jenis kelamin, WDE,
NWDE dan WB
Tabel 3 menunjukkan perkiraan parameter dan
p-nilai pengujian koefisien nol
Rekurensi terutama terlihat pada 2 dan 6
bulan setelah operasi
Interval waktu kelangsungan hidup telah
dibandingkan (two sampel test) terhadap
Gender dan WB Signifikansi P-value telah
diteliti pada gender (p<0,001) dan tidak
signifikan pada WB (p=0,64)
39 pasien lengkap di follow-up selama 12 bulan
dan delapan dari mereka(22%) menunjukkan
kekambuhan selama satu tahun post-operasi
Variabel paling penting yang mempengaruhi
keberhasilan opeasi adalah gender
Semua pasien yang mengalami kekambuhan
adalah laki-laki
Variabel kedua terpenting adalah subyek
dengan paparan sinar matahari berjam-jam,
terutama saat bekerja, tetapi juga saat libur
Diskusi
Dalam sebuah studi retrospektif, 21 etnis Hispanik
telah dilaporkan berpotensi sebagai sebuah faktor
risiko penting untuk kekambuhan dari pterigium
primer yang dilakukan dengan autograft konjugtiva
paparan matahari telah menjadi faktor kedua
paling penting mempengaruhi kekambuhan
Dalam studi ini, pterigium dengan dasar yang
sempit ( kurang dari 5 mm di limbus )
menunjukkan sebuah hubungan yang lemah
dengan kekambuhan
Autografting konjungtival sering dimanfaatkan
dengan tingkat kekambuhan yang rendah dan
sukses baik pada pterigium primer dan
rekurens
Autograft dapat tetap dengan jahitan atau lem
fibrin. Penggunaan sebuah jaringan perekat
menyederhanakan teknik bedah dan
meminimalkan peradangan pasca-operasi,
mengurangi waktu operasi dan rasa nyeri
pasca operasi
Tingkat kekambuhan apabila menggunakan
teknik bedah ini dari 2% ke 34%,
tergantung pada pengalaman teknik bedah
individu glued-graft menurunkan rekurensi,
mengurangi waktu operasi dan meningkatkan
kenyamanan pasien pasca-operasi
Kesimpulan