DISUSUN OLEH :
LAILI HASANAH
BUNGA TRI AMANDA
BANURUSMAN
ARDIANSYAH
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 58 tahun
Agama: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan Terakhir
Status Pernikahan
: Bercerai
: 7 September 2016
RIWAYAT PERAWATAN
Rawat Jalan : Selama 16 tahun, pasien berobat jalan ke psikiater di Tasikmalaya
Rawat Inap : Belum pernah
ANAMNESA
Anamnesis didapatkan dari autoanamnesis terhadap pasien sendiri,
akrab, dan dapat dipercaya pada tanggal 7 September 2016
KELUHAN UTAMA
Merasa sedih dan takut
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 16 tahun yang lalu, pasien berobat rawat jalan ke psikiater yang
bertempat praktek di Tasikmalaya. Selama itu pasien tidak teratur minum
obat karena terkadang pasien lupa kontrol. Penderita pernah rawat inap di
RSU Kota Banjar 1 bulan yang lalu selama satu minggu karena kadar gula
darah yang tinggi. Kemudian pulang dengan perbaikan. Sebelum berobat
ke psikiater 16 tahun yang lalu pasien memiliki masalah dengan suami.
Kemudian, pasien bercerai dengan suaminya. Setelah itu, pasien merasa
sedih dan takut. Lalu pasien berobat, dan ada perbaikan keluhan selama 3
tahun.
RIWAYAT KELUARGA
dan
saat
kehamilan
ibu
pasien
tidak
persalinan ibu
Perkembangan
fisiknya
cukup
baik,
pola
anak
yang
normal.
Sejak
sekolah,
pasien
: Compos mentis
Suhu
: 36.7
Nadi
: 94x/menit
Nafas
: 22x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan
Pasien seorang perempuan, dengan tinggi 150 cm dan berat badan 50
Kg. Pasien berkulit sawo matang, berpakaian bersih dan cukup rapih.
Menggunakan baju gamis berwarna merah dan jilbab berwarna putih.
Kuku terpotong rapi dan tidak kotor. Cara berjalan pasien tampak tidak
bersemangat.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien cukup akrab, dapat dipercaya, dan dapat diajak kerja sama.
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak sedih, tingkah laku hipoaktif. Perhatian pasien kurang.
Pembicaraan (speech)
Cara berbicara
: spontan, relevan
Volume berbicara
: sedang
Kecepatan berbicara
: sedang
Gangguan berbicara
Keadaan Umum
: Murung
Roman Muka
: Sedih
Kontak/Raport
Alam Perasaan
Mood
: Sedih
Afek
: Depresif
Kesesuaian
: Sesuai
Persepsi
Halusinasi
Auditorik
: Tidak Ada
Visual
: Ada
Taktil
: Tidak Ada
Gustatorik
Ilusi
: Tidak Ada
: Tidak ada
GANGGUAN PIKIR
BENTUK PIKIR
Realistik
PROSES PIKIR
Produktivitas
: Baik
Kontinuitas
Blocking
: Tidak
ada.
Assosiasi longgar : Tidak
ada
Inkoherensia
: Tidak
ada.
Word salad
:
Tidak ada.
ISI PIKIR
Bizarre
: Tidak Ada
Paranoid
: Tidak Ada
Kejar
: Tidak ada
Curiga
: Ada
Referensi
: Tidak ada
Kebesaran
: Tidak ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Thought of broadcasting : Tidak Ada
Thought of withdrawal : Tidak Ada
Delution of control
: Tidak Ada
Ide mati
: Ada
Ide Bunuh diri
: Ada
Obsesi
:Tidak ada
Kompulsi
: Tidak ada
Preokupasi pikiran
: Khawatir
Putus asa
: Ada
: Baik
: Baik
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Baik
Menurut pasien mencuri adalah perbuatan tidak
baik.
Uji Daya Nilai
: Baik
: murung
Roman muka
: Sedih
Perhatian
: Kurang
RTA
: tidak terganggu
Mood
: Sedih
Afek
: Depresif, sesuai
Persepsi
: realistik
: tidak ada
: putus asa
FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS
Psikotik.
AKSIS II :
PROGNOSIS
TATALAKSANA
Rawat inap
Pengobatan:
FARMAKOTERAPI
R/ Lodomer tablet
2 mg
(1-0-1)
R/Hexymer tablet
2 mg
(1-0-1)
R/ Fluoxetin kapsul
20 mg
(1-0-0)
R/ Clobazam tablet
(0 0 1)
10 mg
TATALAKSANA
PSIKOTERAPI SUPORTIF INDIVIDUAL
Memotivasi pasien agar minum obat teratur dan kontrol rutin
Dengan cara memberi tahu akibat yang terjadi apabila tidak rutin
minum obat. Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien
dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar
lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan memperberat
pikiran dalam menghadapi suatu masalah. Dengan cara agar
tidak memendam masalah sendiri, bahwa dengan bercerita
dengan keluarga akan membuat pasien lebih tenang dan
kemungkinan kambuh kecil.
Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat yang diminum
tidak menimbulkan ketergantungan justru sebagai pengontrol zat
kimia di otak agar gejala yang dialami pasien bisa terkontrol dan
pasien bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti sebelum
sakit.
Hal ini sangat penting, karena banyak pasien merasa seperti
berbeda dari orang lain. Sehingga pasien merasa tidak pantas
TATALAKSANA
Terapi Kognitif
Menjelaskan pada pasien tentang penyakit dan gejalagejalanya, menerangkan tentang gejala penyakit yang
timbul akibat cara berfikir, perasaan dan sikap
terhadap masalah yang dihadapi. Apabila tedapat
beban pikiran yang berlebihan pada pasien akan
menimbulkan kekambuhan gejala lagi, walaupun
pasien diterapi obat. Hal ini pentingnya pengetahuan
pasien tentang keadaan pasien tersebut.
Terapi Sosial
Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi
aktivitas kelompok di lingkungan rumah agar ia dapat
beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya.
ANALISA KASUS
Pada pasien ini terdapat gejala utama depresi yaitu,
afek depresif
kehilangan minat, dan
malas beraktifitas
ditambah gejala lainnya seperti
kepercayaan diri berkurang,
pandangan masa depan yang suram,
tidur terganggu, dan
nafsu makan berkurang.
ide bunuh diri
Dimana gejala utama depresi dan gejala lainnya tersebut (psikotik) juga
disertai
halusinasi visual berupa bayangan.
TERIMAKASIH