Pembimbing :
Dr. Adri Rivai, Sp.PD.
Oleh :
M. Hafidz Ramadhan (2306.834.2011)
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
: Ny. Holyla
Pekerjaan
No. RM
: 80-87-57
Tanggal MRS
: 13 Juni 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Buang air besar cair sejak satu hari sebelum masuk RS.
Keluhan Tambahan
Mual, muntah, mules, dan lemas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSIJ PK dengan keluhan buang air besar cair lebih dari dua puluh kali
sejak satu hari sebelum masuk RS. Kotoran yang dikeluarkan awalnya berupa ampas dengan
konsistensi cair, berwarna kekuningan, namun lama kelamaan hanya cairan saja tanpa
disertai dengan darah dan lendir. Setiap kali buang air besar, kira kira sebanyak dua buah
air mineral gelas. Pasien juga mengeluhkan adanya mual mual, dan muntah satu kali pada
awal keluhan dirasakan, dan perut terasa mules. Pasien juga mengeluhkan badannya sangat
lemas untuk beraktivitas di rumah akibat buang air besar cair yang terlalu sering. Pasien
masih dapat makan dan minum namun dalam jumlah yang sedikit. Keluhan demam
disangkal. Pasien masih dapat buang air kecil seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan seperti ini disangkal. Riwayat tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
diabetes, dan asma disangkal.
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 76 x/m
Suhu
: 36,7 C
Pernapasan
: 18 x/m
Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Mata
Hidung
: Sekret (-)
Leher
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
Atas
Bawah
Hangat : (+/+)
Hangat : (+/+)
CRT
CRT
Edema : (-/-)
Edema : (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tanggal
13-07-2016
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Na
K
Cl
Hasil
14,8
9,8
43
353
146
2,96
111
Satuan
g/dL
103/uL
%
3
10 /uL
mEq/L
mEq/L
mEq/L
Nilai Rujukan
12,5 15,5
5 10
37 47
150 400
135 147
3,5 5,0
94 111
Resume
Wanita, 39 tahun, datang dengan keluhan BAB cair berwarna kekuningan sedikit
berampas lebih dari dua puluh kali sejak satu hari sebelum masuk RS. BAB cair sebanyak
dua buah air mineral gelas. Mual (+), muntah (+) satu kali, mules (+), lemas (+), makan dan
minum (+) sedikit. BAK dalam batas normal. Riwayat pengobatan (+) dengan neoentrostop
dan imodium masing masing satu kali satu tablet.
Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan TD : 110/70 mmHg; N : 76 x/m; S : 36,7
C; P : 18 x/m. Mata cekung (+/+), mukosa bibir kering, Abdomen : BU (+) 20 x/m, nyeri
tekan epigastrium (+). Pada pemeriksaan lab didapatkan K+ 2,96 mEq/L.
Daftar Masalah
1. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
2. Hipokalemia
Asessment
1. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
S : BAB cair berwarna kekuningan sedikit berampas, >20 x/hari sejak satu hari SMRS. BAB
cair sebanyak dua buah air mineral gelas. Mual (+), muntah (+) satu kali, mules (+), lemas
(+), makan dan minum (+) sedikit. BAK dalam batas normal. Riwayat pengobatan (+)
dengan neoentrostop dan imodium masing masing satu kali satu tablet.
O : TD : 110/70 mmHg; N : 76 x/m; S : 36,7 C; P : 18 x/m. Mata cekung (+/+), mukosa bibir
kering, Abdomen : BU (+) 20 x/m, nyeri tekan epigastrium (+).
A : Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
P:
2. Hipokalemia
S : Lemas
O : Lab : K+ 2,96 mEq/L.
A : Hipokalemia
P:
Follow up
14 07 2016
S : BAB cair (+) 2 kali, mual (+) berkurang, mules (+) berkurang, lemas (+) berkurang.
O : TD : 120/80 mmHg; N : 80 x/m; S : 36,7 C; P : 16 x/m. Mata cekung (-/-), mukosa bibir
lembab, Abdomen : BU (+) 12 x/m, nyeri tekan epigastrium (+), Lab (13/06/16) : K + 2,96
mEq/L.
A : Diare akut + Hipokalemia
P:
TINJAUAN PUSTAKA
Diare akut pada orang dewasa merupakan penyakit yang sering dijumpai dan secara umum
dapat diobati sendiri. Namun, komplikasi akibat dehidrasi atau toksin dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan
baik, serta prosedur diagnostiknya juga makin baik.
Definisi
Diare atau
mencret
berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare
berlangsung 2 minggu atau lebih, di- golongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan
atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri
abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi.
Epidemiologi
Berdasarkan data World Health Organization ( WHO) ada 2 milyar kasus diare pada orang
dewasa
di
seluruh
dunia
setiap
mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu
perawatan di rumah sakit. Di seluruh dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per
tahun. Di Amerika Serikat, diare terkait mortalitas tinggi pada lanjut usia. Satu studi data
mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000 kematian akibat diare dalam waktu 9
tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia. Selain itu, diare masih merupakan penyebab
kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju.
Etiologi
1. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis virus
penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 pada manusia, Norwalk
virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40, 41), Small bowel structured virus, Cytomegalovirus.
2.
Bakteri
coli (EPEC),
Enteroaggregative
Protozoa
Helminths
inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di
kolon dengan manifestasi sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah. Gejala
klinis berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala
dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin
makroskopis ditemukan
lendir dan/
sel epitel
enterotoksin
atau
dengan
atau
menggunakan
dan
pemakaian obat terutama antibiotik, riwayat perjalanan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.2-4
Riwayat pasien meliputi onset, durasi, frekuensi, progresivitas, volume diare, adanya
buang
air besar (BAB) disertai darah, dan muntah. Selain itu, perlu diketahui riwayat
penggunaan obat, riwayat penyakit dahulu, penyakit komorbid, dan petunjuk epidemiologis.
Pemeriksaan fisik
Demam > 38 C
Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus,
hematochezia, nyeri perut
atau
yang
mengakibatkan
bio-
turgor kulit menurun, serta suara serak. Keluhan dan gejala ini
tubuh
untuk
wajah pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan kadang sianosis. Kehilangan kalium juga
dapat menimbulkan aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebab- kan perfusi ginjal menurun dan akan timbul
anuria; bila tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut,
yang berarti gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan
terjadi pemusatan sirkulasi paru-paru dan dapat menyebabkan edema paru pada pasien
yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses.
Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika
ada,
dianggap
sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non-infeksi. Sampel harus diperiksa sesegera mungkin
karena neutrofil cepat berubah. Sensitivitas leukosit feses terhadap inflamasi patogen
(Salmonella, Shigella, dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi
dari 45% - 95% tergantung pada jenis patogennya.
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut
nunjukkan inflamasi kolon. Positif palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu
studi, laktoferin feses dideteksi menggunakan uji aglutinasi lateks komersial, sensitivitasnya
83-93% dan spesifisitas 61-100% terhadap Salmonella, Campylobacter, atau Shigella spp,
yang dideteksi dari biakan kotoran.
Biakan feses harus dilakukan pada setiap pasien tersangka atau menderita diare inflamasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis, pemeriksaan leukosit feses atau laktoferin positif,
atau keduanya. Pada diare berdarah harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157: H7.
Pada pasien diare berat dengan demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus
diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisis gas darah, dan
pemeriksaan darah lengkap.
Pemeriksaan radiologis, seperti sigmoidos- kopi, kolonoskopi dan lainnya, biasanya tidak
membantu evaluasi diare akut infeksi.
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi
Bakteri
a. Infeksi non-invasif: Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens,
Vibrio cholerae, Escherichia coli patogen.
b. Infeksi
invasif:
dengan
cairan atau
larutan rehidrasi oral dan koreksi dehidrasi berat dengan larutan intravena yang tepat, b)
Memberikan
4.
Stratifikasi manajemen: a)
klinis: diare
dicampur air. Jika sediaan secara komersial tidak ada, cairan rehidrasi
oral pengganti dapat di- buat dengan menambahkan sendok teh garam, sendok teh
baking soda, dan 2-4 sendok makan gula per liter air. Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk
diberikan untuk mengganti kalium. Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin
sejak merasa haus pertama kalinya. Jika terapi intravena diperlukan, dapat
diberikan
cairan normotonik, seperti cairan salin normal atau ringer laktat, suplemen kalium diberikan
sesuai
panduan
dan
urin, serta
cairan
yang
hendak
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40%
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian
antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam,
feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien
immunocompromised. Obat pilihan yaitu kuinolon (missal siprofloksasin 500 mg 2 x/hari
selama 5-7 hari). Obat ini baik terhadap bakteri pathogen invasif termasuk Campylobacter,
Shigella, Salmonella, Yersinia,
kotrimoksazol. Metronidazol 250 mg 3 x/hari selama 7 hari diberikan bagi yang dicurigai
giardiasis.
Obat Antidiare
Obat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala:
a. Yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur
opium.
b. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 4 x 2 tab/hari, smectite 3 x 1 saset diberikan tiap
diare/BAB encer sampai diare berhenti.
Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3 x 1 tab/hari
Diet
Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien dianjurkan
justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti
pisang, nasi, kripik dan sup. Susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase
transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol
harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada
lanjut usia dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera, kehilangan cairan terjadi secara
mendadak sehingga cepat terjadi syok hipovolemik. Kehilangan elektrolit melalui feses
dapat mengarah terjadinya hipo- kalemia dan asidosis metabolik. Pada kasus-kasus yang
terlambat mendapat pertolongan medis, syok hipovolemik sudah tidak dapat diatasi lagi,
dapat timbul nekrosis tubular akut ginjal dan selanjutnya terjadi gagal multi organ.
Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat, sehingga
rehidrasi optimal tidak tercapai.
PROGNOSIS
Dengan
penggantian
cairan yang
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas terutama
pada anak-anak dan pada lanjut usia.