Anda di halaman 1dari 5

Vivi Ruthmianingsih

131810301018
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
1. Pengertian Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri merupakan titrasi yang berdasarkan pada reaksi antara ion logam
(kation) dengan zat pembentuk kompleks untuk membentuk senyawa kompleks logam-ligan.
Pembentukkan kompleks logam-ligan dapat dituliskan seperti persamaan berikut:

Logam

Ligan

Kompleks Logam-Ligan

Logam pada persamaan reaksi tersebut berupa asam Lewis atau penerima pasangan elektron,
sedangkan ligan merupakan basa Lewis atau pendonor pasangan elektron. Berikut ini
merupakan contoh pada pembentukkan kompleks metal-ligan dari logam EDTA4- dan ligan
yang berupa Mn2+, dimana beberapa atom dari EDTA mengikat molekul Mn2+.

Titrasi kompleksometri didasarkan pada reaksi asam-basa Lewis, dimana pasangan


elektron disumbangkan (didonorkan) dari satu atom ke atom yang lainnya. Ligan yang
digunakan dalam titrasi kompleksometri disebut juga dengan agen pengkhelat. Ligan yang
melekat pada ion logam (kation) melalui lebih dari satu atom ligan. Sebagian dari agen
pengkhelat mengandung atom N atau O, dimana unsur-unsur dari agen pengkhelat yang
mengandung pasangan elektron bebas dapat disumbangkan ke logam. Logam khelat yang
terdapat di alam diantaranya yaitu ion kalium dalam saluran membran sel.
2. Kompleks Logam-Khelat
a. Konstanta Pembentukkan Kompleks Logam-Khelat (Kf)
Konstanta pembentukkan atau konstanta kestabilan

merupakan

konstanta

kesetimbangan untuk reaksi antara ion logam (M +n) dan agen pengkhelat (L-P).
Penggunaan nama untuk konstanta kesetimbangan biasanya digunakan Ksp untuk konstanta

hasil kali kelarutan, Ka-Kb untuk konstanta asam-basa, Kw untuk konstanta disosiasi air,
dan lain sebagainya. Kemampuan suatu ligan multidentat untuk membentuk kompleks
logam yang lebih kuat dibandingkan dengan ligan monodentat disebut dengan efek khelat.
b. Efek Khelat
Agen pengkhelat yang memiliki lebih dari satu pasangan elektron yang bisa didonorkan
biasanya akan membentuk kompleks yang lebih kuat daripada dengan agen pengkhelat
yang memiliki hanya satu pasangan elektron. Agen pengkhelat yang memiliki lebih dari
satu pasangan elektron bebas untuk disumbangkan biasanya atom O atau N dan memiliki
nilai-nilai Kf yang lebih besar. Ligan multidentat merupakan agen pengkhelat yang
menyumbangkan lebih dari satu pasangan elektron bebas ke atom pusat, sedangkan ligan
monodentat merupakan agen pengkhelat yang hanya menyumbangkan satu pasangan
elektron bebas ke atom pusat.
3. Titrasi EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid)
EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid) merupakan salah satu agen pengkhelat yang
sering digunakan untuk titrasi kompleksometri dalam analisis kimia. EDTA memiliki 6 atom
nitrogen (N) dan oksigen (O) yang dalam strukturnya memberikan 6 pasangan elektron bebas
yang disumbangkan pada ion logam (atom pusat). Oleh karena itu, EDTA memiliki nilai K f
yang tinggi dan dalam strukturnya memiliki 6 asam-basa sites. Berikut ini merupakan
struktur dari EDTA dan nilai konstanta yang dihasilkan:

EDTA terdapat hingga 7 bentuk asam-basa yang berbeda bergantung pada pH larutan.
Bentuk yang paling umum dari EDTA yaitu Y4- yang paling sering bereaksi dengan ion
logam. Fraksi () dari bentuk dasar EDTA (Y 4-) dipengaruhi oleh konsentrasi H+ dan
konstanta kesetimbangan asam-basa.
Bentuk dasar dari EDTA (Y4-) akan bereaksi dengan ion logam untuk membentuk
kompleks dengan perbandingan mol 1:1, sehingga bentuk lain dari EDTA juga disebut ion
logam khelat. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu seperti berikut, tetapi reaksi ini hanya
untuk bentuk Y4- tidak untuk bentuk lain dari EDTA.
Kf

[ MY n-4 ]
[ M n ][Y 4 ]

[Y 4 ] Y 4 EDTA
Konsentrasi Y4- dan konsentrasi EDTA total dapat diketahui berdasarkan
persamaan di atas, sehingga dapat diperoleh persamaan seperti berikut:
dimana, Y4 ini bergantung pada pH.
Substitusi Y4- ke dalam persamaan Kf adalah seperti berikut:
Kf

[ MY n-4 ]
[ M n ] Y 4 - [ EDTA ]

dimana, [EDTA] merupakan konsentrasi total EDTA yang ditambahkan ke dalam larutan
bukan yang terikat pada ion logam.
4. Batas pH
Kompleks logam-EDTA menjadi kurang stabil seiring dengan penurunan pH, oleh karena
itu, akan terjadi penurunun nilai Kf. Cara untuk mendapatkan titrasi yang sempurna
(Kf 106), EDTA membutuhkan pH minimum untuk titrasi dari masing-masing ion logam.
Salah satu jenis ion logam misalnya Fe3+ dapat di titrasi tanpa adanya gangguan dari logam
lain seperti Ca2+ dengan menyesuaikan pH titrasi EDTA.
5. Kurva Titrasi EDTA
Titrasi dari EDTA dengan ion logam hampir sama dengan titrasi asam kuat (M +) dan basa
lemah (EDTA). Persamaan yang terjadi adalah sebagi berikut:

Kurva titrasi memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu sebelum titik ekivalen (kelebihan
Mn+), pada titik ekivalen ([EDTA] sama dengan [Mn+]), dan setelah titik ekivalen (kelebihan
EDTA).

6. Agen-Agen Kompleks Pendukung

Logam hidroksida merupakan salah satu agen pengkompleks pendukung pada titrasi
EDTA. Peningkatan pH pada titrasi ion logam dengan EDTA akan meningkatkan nilai K f
(memiliki nilai Kf yang lebih tinggi), dimana nilai K f yang lebih besar terjadi pada titik
ekivalen kecuali jika Mn+ bereaksi dengan OH- membentuk logam hidroksida yang tidak
dapat larut. Agen-agen kompleks pendukung merupakan ligan yang dapat ditambahkan pada
kompleks yang mengandug Mn+ yang cukup kuat untuk mencegah terjadinya pembentukkan
hidroksida. Contoh dari agen-egen kompleks pendukung yaitu ammonia, tartrat, sitrat atau
trietanolamin. Contoh dari penggunaan agen komplekspendukung yaitu pada titrasi CuSO 4
dengan EDTA, dimana dilakukan penambahan buffer ammonia yang menghasilkan larutan
berwarna biru tua dan terbentuk kompleks Cu(II)-ammonia. Adanya penambahan EDTA ini
akan menggantikan ammonia dengan terjadi perubahan warna yang sesuai.
7. Indikator-Indikator Ion Logam
Metode yang dapat dilakukan untuk menentukan titik akhir titrasi EDTA adalah sebagai
berikut, dimana metode ini berdasarkan pengukuran potensial.
a. Indikator ion logam
Indikator ion logam merupakan senyawa yang dapat mengalami perubahan warna ketika
mengikat ion logam. Indikator ion logam ini hampir sama dengan indikator pH yang
mengalami perubahan warna berdasarkan pH atau senyawa yang mengikat H +. Pada titrasi
EDTA, indikator harusmengikat ion logam yang lebih kuat daripada EDTA yang hampir
mirip dengan konsep agen kompleks pendukung.
b. Elektroda merkuri
c. Elektroda pH
d. Elektroda selektif ion
8.

Hal-hal yang tidak dipahami:


1. Grafik pada batas pH yang penambahan pH dengan menyesuaikan pH titrasi EDTA.

2.
3.
4.
5.

Oooo
Oo
Hh
Hh
6. hh

Anda mungkin juga menyukai