Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KARAKTER BANGSA

TENTANG
KESADARAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN MAHASISWA DI SEPANJANG
SUNGAI GANGGA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Dosen Pengampu : Rita Anggraini, S.Pd. M.Pd.

Oleh Kelompok 3
1.
2.
3.
4.

Intan Ratna Juita


Ayu Azhari
Lufita Sari
Putri Dwi Ramadhan

Prodi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas negeri padang
2016

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar
yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan Karakter Bangsa secara khususnya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih.

Padang,
Penyusun

Desember 2016

SURAT PERNYATAAN

Kami dari kelompok 3 menyatakan bahwa karya ini adalah murni hasil karya kami.
Jika nantinya dikemudian hari terbukti sebagian atau seluruhnya hasil ciplakan, kami bersedia
nilai kami dibatalkan.

Kelompok 3
Intan Ratna Juita
Ayu Azhari
Lufita Sari
Putri Dwi Ramadhan

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

BAB II

Latar Belakang Masalah


Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Hipotesis

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian kesadaran
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat
(kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali, tahu dan
mengerti.
B. Pengertian lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Pengertian Lingkungan Menurut Para Ahli
1. Menurut Darsono (1995)
Pengertian lingkungan bahwa semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan
mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya.
2. Menurut StMunajat Danusaputra
Lingkungan adalah Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan
aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya.
3. Menurut Ensiklopedia Kehutanan
Lingkungan adalah Jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi
pertumbuhan reproduksi pohon
C. Pengertian Kesadaran Lingkungan
Daniel Chiras (Neolaka, 2008) menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan
adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang lingkungan. Etika lingkungan yang
lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang mendudukkan manusia bukan bagian
dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Didalam pendidikan

lingkungan hidup, konsep mental tentang manusia sebagai penakluk alam perlu diubah
menjadi manusia sebagai bagian dari alam.
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan, yaitu:
1. Faktor Ketidaktahuan
Tujuan pengembangan pengetahuan tidak hanya untuk mengatasi kebutuhan hidup tetapi
bahkan lebih dari itu yaitu memikirkan hal-hal baru, menjelajah alam semesta,
mengembangkan kebudayaan, memberi arti/makna pada kehidupan, memanusiakan
dirinya dan orang lain yang semua ini menjadi motivator untuk selalu mengembangkan
pengetahuannya.
2. Faktor Kemiskinan
Kesulitan hidup juga muncul karena selain faktor ekonomi, lingkungan, dan kemajuan
teknologi/pembangunan, faktor penentu lain adalah pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan dan nasionalisme yang menurun sehingga timbul sikap mementingkan diri
dan tidak peduli terhadap lingkungan.
3. Faktor Kemanusiaan
Tindakan manusia diabstraksikan melalui kehidupannya, yaitu dapat menyalurkan
keindahan/keburukan melalui bahasa, memory, empathy, dan segala sesuatu sesuai yang
terintegrasi dalam suatu sistem yang rumit, yaitu pengetahuan, kesadaran (awareness),
dan moral (morality).
4. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup konsumen tercermin dalam aktivitas, minat, dan opini.
Gaya hidup konsumen menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Sedangkan kepribadian adalah sekumpulan karakteristis yang
dimiliki oleh individu dan bersifat permanen, selain itu kepribadian merupakan pola
perilaku yang konsisten dan bertahan lama.
Ada beberapa gaya hidup masyarakat yang dapat memperparah rusaknya lingkungan
hidup, yaitu:
a. Gaya hidup yang menekankan pada kenikmatan, foya-foya, berpesta pora
(hedonisme).
b. Gaya hidup yang mementingkan materi (materialisme).
c. Gaya hidup yang konsumtif (konsumerisme).
d. Gaya hidup sekuler atau yang mengutamakan keduniaan (sekularisme).

e. Gaya hidup yang mementingkan diri sendiri (individualism).


D. Pengertian sampah
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri
dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat.
Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah
sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada
manfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya dan dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.
Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Menurut kamus istilah lingkungan
hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan
yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat
dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan
organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda bukan logam, yang dapat
terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah
menurut cara pengangkutannya atau cara pengolahannya.
E. Sumber Sampah
Sampah berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga,
perkotaan (kegiatan komersial/ perdagangan), penyapuan jalan, taman, atau tempat umum
lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industry dengan limbah yang sejenis sampah.
Sumber dari sampah di masyarakat pada umumnya, berkaitan erat dengan penggunaan
lahan dan penempatan. Beberapa sumber sampah dapat diklasifikasikan menjadi antara
lain: 1) perumahan, 2) komersil, 3) institusi, 4) konstruksi dan pembongkaran, 5)
pelayanan perkotaan, 6) unit pengolahan, 7) industri, dan 8) pertanian.

No.
1.

Sumber
Perumahan

Aktifitas, lokasi sampah dihasilkan


Keluarga kecil atau beberapa

Tipe sampah
Sampah makanan,

keluarga tinggal bersama, apartemen kertas, kardus, plastik,


kecil, menengah, dan tingkat tinggi
tekstil, kulit, sampah
kebun,
kayu,
kaca,
kaleng
timah,
aluminium,
logam
lainnya, debu daun dari
jalan, sampah khusus
(termasuk barang-barang
besar, elektronik, barang
elektronik besar, sampah
kebun
yang
dikumpulkan terpisah;
batere, oli dan ban),
sampah rumah tangga
berbahaya.
2.

Komersial

Toko, restoran, pasar, bangunan Kertas, kardus, plastik,


kantor, hotel, motel, percekatan unit
kayu, sampah makanan,
pelayanan, bengkel, dan lain-lain.
kaca, logam, sampah
khusus (lihat di atas)
sampah berbahaya,
dan lain-lain.

3.

Institusi

Sekolah, rumah sakit,penjara, pusat Kertas, kardus, plastik,


pemerintahan
kayu, sampah makanan,
kaca, logam, sampah
khusus (lihat di atas)
sampah berbahaya,
dan lain-lain.

4.

Konstruksi

Area
konstruksi
baru,
area Kayu, baja, beton, tanah
Renovasi
/perbaikan
jalan,
peruntuhan bangunan, perkerasan
yang rusak

dan
pembokaran
5.

Pelayanan
perkotaan
(tidak
termasuk
fasilitas
pengolahan)

6.

Unit
pengolahan
incinerator

Pembersihan jalan, pertamanan, Sampah khusus, kotoran,


pembersihan cekungan, area parkir hasil penyapuan jalan,
dan pantai, tempat rekreasi lainnya.
sisa penghiasan pohon
dan pertamanan, pusing
dari cekungan, sampah
umum dari area parkir,
pantai
dan
tempat
rekreasi
Proses pengolahan air, air limbah, Limbah unit pengolahan,
indusir, dan lain-lain
pada dasarnya terdiri
dari residu lumpur.

7.

kota
Sampah

8.

perkotaan
Industry

9.

Pertanian

(Seluruh sampah di atas)

(Seluruh sampah di atas)

Konstruksi,
fabrikasi,
produksi
ringan dan berat, perpipaan, unit
kimia,
pembangkit
energi,
pembongkaran dan lain-lain

Limbah proses industri,


potongan material, dan
lain-lain. Sampah nonindustri meliputi sampah
makanan,
debu,
pembongkaran
dan
konstruksi, sampah
khusus,
sampah
berbahaya.

Tanaman baris, kebun buah-buahan,


kebun anggur, produksi susu,
penggemukan, peternakan, dan lainlain.

Sampah makanan yang


rusak, sampah pertanian,
kotoran, sampah
berbahaya.

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN SOLUSI DARI PERMASALAHAN
A. Hipotesis

Hasil pengamatan kami sebelum melakukan wawancara dengan narasumber,


kondisi lingkungan kampus UNP sebagai instansi pendidikan terkhusus disepanjang
aliran sungai cukup menganggu penglihatan setiap orang yang berjalan disepanjang
tepian sungai. Seperti yang kami lihat di dekat FBS, masyarakat atau pedagang
membuang sampah langsung ketepian sungai. Sementara itu disekitaran kafe di
samping perpustakaan kampus UNP juga sedikit mengganggu, kalau sudah hujan air
sungai tersebut menjadi pasang dan meluap kedaerah pejalan kaki. Juga dapat dilihat
banyak sampah yang dibuang seperti sampah plastik dan sampah lainnya. Disekitar
rumah sementara yang didiami oleh para pekerja juga ada sampah dipinggiran tempat
mereka beristirahat, bisa jadi sampah juga berasal dari mereka karena mereka orang
asing dan tidak peduli lingkungan yang didiaminya.
Menurut hasil wawancara yang telah kami dapatkan dari beberapa sumber,
pertama dari ibu anis, masyarakat atau mahasiswa lingkungan sepanjang aliran sungai
tidak pernah membuang sampah kesungai. Sebagai bagian dari lingkungan UNP,
pedagang yang berjualan disamping perpustakaan UNP yang juga disebelahnya ada
sungai yang mengalir tidak pernah membuang sampah kesungai dan pihak kampus
juga melarang untuk membuang sampah kesungai. Sampah yang dihasilkan oleh
pedagang tersebut kadang dibuang sendiri dan kadang dibuang ke bak sampah yang
ada di UNP, kadang ada juga dibantu oleh petugas kebersihan membuang sampah
kebelakang labor kimia. Dan juga setiap hari sabtu petugas kebersihan dari UNP
bergotong royong bersama membersihkan sampah lalu mengumpulkannya dan
kadang-kadang juga ada sampah yang dibakar petugas.
Menurut sumber lain yaitu bapak Edi dan bapak Isar, sebagai petugas
kebersihan yang lumayan sudah lama bekerja di lingkungan kampus, masalah orang
yang buang sampah disungai itu tidak ada. Sampah yang terlihat disepanjang sungai
bukanlah dari masyarakat dan mahasiswa lingkungan kampus yang membuangnya,
mungkin masyarakat yang tinggal ditepi sungai sebelum UNP. Ini bukan merupakan
tanggung jawab dari petugas kebersihan namun itu menjadi tanggung jawab dari
kampus UNP. Tergantung dari kebijakan dari pimpinan atau rektor yan
memperhatikan lingkungan sungai ini, seperti menyuruh orang tertentu untuk
membersihkan sungai. Sedangkan jika masalah sampah plastik, kadang Bapak Isar
membersihkannya untuk bisa dijual dan sampah sisanya biasanya dibakar. Nah untuk
kondisi sampah yang berada disekitaran lingkungan kampus UNP tidaklah parah,
karena kita ketahui kawasan UNP merupakan kawasan lindung dengan banyak pohonpohon besar. Jika dedaunan pohon tersebut gugur maka dapat dikatakan itu sampah
yang harus dibersihkan oleh petugas. Misalkan pagi sudah dibersihkan lalu setelah
siang atau sorenya sudah mulai banyak lagi sampah daun kering yang berjatuhan.
Menurut mahasiswa yang kami temui, mengatakan masalah sampah yang
terlihat disungai cukup mengganggu. Karena ini jalanan yang sering dilewati oleh
mahasiswa untuk pergi kuliah seperti kuliah umum. Mereka tidak pernah buang
sampah disini, sebagai mahasiswa mereka tidak ingin memperlihatkan perilaku yang
tidak baik bagi yang lain. Dan mereka mengatakan kalau sampah ini mungkin saja
berasal dari sampah pemukiman warga yang tinggal ditepian sungai yang tidak peduli
dengan lingkungannya.
Menurut sumber yang kami wawancarai di pinggir sungai dekat FBS yaitu
bapak Burhanis yang berumur 57 tahun sebagai pedagang yang setiap hari berjualan
disana dan sudah hampir 10 tahun berjualan dipinggir sungai tersebut. Menurut

penuturan bapak tersebut sampah yang terletak dipinggir sungai tersebut adalah
tempat pembuangan sementara, biasanya diambil oleh mobil sampah sekitar satu kali
seminggu. Kadang ada juga masyarakat yang buang sampah disitu untuk sekalian
lewat. Kebanyakan sampah yang ada di sungai berasal dari hulu sungai, seperti
sampah rumah tangga. Setiap selesai berjualan biasanya bapak burhanis membakar
sampah-sampah plastik. Keberadaan sampah disekitar sungai sangat mengganggu,
selain merusak pemandangan juga menimbulkan bau yang tidak sedap. Upaya untuk
membersihkan sepanjang aliran sungai di kampus dengan cara mengeruk dengan alat
berat yang menjadi tanggung jawab kampus dan itupun dilakukan hanya 1 kali dalam
15 tahun. Sudah ada himbauan untuk tidak membuang sampah disekitar sungai namun
tidak dihiraukan. Jika ada acara besar di GOR, penjaga kebersihan biasanya
membuang sampah ketepian sungai karena tempat sampah yang kecil tidak cukup
untuk menampung sampah yang banyak. Apalagi beberapa hari ini ada acara seminar
akbar untuk guru, sampah-sampah dari acara itu dibuang dulu ketepi sungai dan
diambil oleh mobil sampah. Kebersihan lingkungan disini tidak parah dan biasanya
penjaga kebersihan gotong royong satu kali seminggu untuk membersihkan
lingkungan kampus namun tidak termasuk sungai. Kebersihan di kampus UNP
berwaktu, misalnya pagi sudah bersih siang sudah ada sampah lagi, lalu sore
dibersihkan lagi.
Menurut hasil pengamatan kami dengan hasil wawancara yang ada,
nampaknya masyarakat disekitar UNP maupun petugas kebersihannya tidak terlalu
peduli dengan keadaan sampah yang ada di sungai. Karena aliran sungai yang panjang
menganggap itu hanya sebagai barang hanyut dari lingkungan warga tepi sungai
sebelum UNP. Namun untuk kenyamanan nampaknya mereka juga terganggu karena
jika hari hujan air akan pasang membuat sampah yang ada juga disungai menjadi naik
dan tinggal di lingkungan tersebut. Apabila air sungai surut maka sungai akan kering
dan bau karena bagian bawah sungai yang kotor berlumpur.
Jadi seberapa parah kebersihan lingkungan yang terjadi dilokasi sekitaran
sungai, yaitu lumayan parah. Dari segi lingkungan kampus UNP memang para
narasumber mengatakan tidak parah karena yang kita ketahui di kampus UNP banyak
terdapat pohon yang daunnya gugur dan itulah yang sering dibersihkan oleh petugas
kebersihan disamping membersihkan sampah-sampah yang plastik lainnya. Dan yang
kami lihat disekeliling fakultas-fakultas yang ada di UNP lingkungannya sangat
bersih karena keaktifan dari cleaning servicenya membersihkan sampah. Namun dari
segi sungai menurut pengamatan kami itu lumayan parah. Masyarakat dan mahasiswa
UNP tidak pernah membuang sampah kesungai namun karena alirannya yang lewat
disepanjang kampus UNP mengganggu. Seolah itu adalah tanggung jawab petugas
kebersihan, namun petugas kebersihan sendiri tidak mengganggap itu tugas mereka.
Tidak ada yang diberi tanggung jawab untuk membersihkan sungai dan juga
sampahnya selalu mengalir disungai, jadi orang-orang sekitar bersikap tidak mau tahu
dengan hal tersebut. Itu tugas khusus yang dapat dijalankan oleh orang suruhan
tertentu sesuai dengan kebijakan Rektor. Harapan dari narasumber pun pasti ingin
melihat sungai bersih dan begitu juga mahasiswa sehingga ketika hari hujan dan air
pasang air tidak akan meluap lagi keatas karena sampah yang tersumbat dibagianbagian sungai.
B. Solusi berdasarkan hipotesis diatas maka kami mengemukakan solusi

Kelompok kami memberikan solusi untuk kebaikan lingkungan di sekitar UNP dan
Sungai, yaitu :
- Pertama, UNP harus menyediakan tempat sampah yang cukup banyak untuk
diletakkan di area-area strategis, agar Mahasiswa dan yang lainnya tidak malas
-

dan kesulitan dalam membuang sampah.


Tempat sampah tersebut hendaknya dibedakan menjadi tempat sampah organik
dan non organik, dan Mahasiswa dan lainnya hendaknya membuang sampah
dengan membedakan apakah sampah itu jenis organik atau non organik. Dan
membuangnya sesuai dengan jenis sampah tersebut agar para petugas kebersihan

tidak terlalu sulit saat membuangnya.


Para Mahasiswa-mahasiswi UNP seharusnya selalu menjaga kebersihan di sekitar
lingkungan UNP dengan membuang sampah selalu pada tempatnya, tidak
membuang sampah di laci, di kelas, dll. Dan jika melihat sampah berserakan
hendaknya Mahasiswa tersebut membuangnya langsung ke tempat sampah dan

tidak membiarkannya begitu saja meskipun bukan sampah miliknya.


C. Upaya konkrit yang berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan

BAB IV
REFLEKSI KELOMPOK

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai