Anda di halaman 1dari 43

Atletik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lari gawang, salah satu jenis olahraga atletik.

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon"
yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade
pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI
(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Daftar isi

1 Sejarah
o

1.1 Lintasan dan Lapangan Dalam Ruangan

1.2 Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan

1.3 Event

2 Pranala luar

Sejarah

Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi dimana satusatunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa Games yang digelar selama era
klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 Sebelum Masehi) digelar di
Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus
dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game
memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di
Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum
Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai

panggung). Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth
yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan
tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung
dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan
sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler
dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan
ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua
diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail
dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia
seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich
menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler
pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.
Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada.
Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik
termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya
kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event
Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun
1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada
beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan
Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi
dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor
Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya
Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh
dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The
Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau
USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club
of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern,
atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan amatirisme yang ada
sebelumnya.
Lintasan dan Lapangan Dalam Ruangan

Ada dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor,selama musim dingin dan
musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m
dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang
lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi
sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m

haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan
kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m,
dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada
tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari
jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di
medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor,
beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi.
Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di
event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan.
Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat
jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru
ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam
stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di
Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain,
terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di
Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang
rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang
rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor
ada heptathlon untuk wanita dan decathlon
Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan

Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi.
Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua
berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard
karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan
yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa
termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di
dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan
itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak
bola, atau lacrosse. Lapangan di dalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan
permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping
selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di
luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan
implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.
Event

Ada variasi lain selain yang ditulis dibawah, tetapi lomba dengan panjang tidak biasa (contohnya
300m) dilangsungkan lebih jarang. Balapan yang tidak lazim biasanya digelar selama musim
indoor karena lintasan 200m dalam ruangan. Dengan pengecualian lari mil, lomba berdasarkan
jarak kerajaan jarang sekali digelar di lintasan sejak kebanyakan lintasan diubah dari seperempat

mil (402,3m) ke 400m. Hampir semua catatan rekor untuk jarak kerajaan tidak dilangsungkan
kembali. Bagaimanapun, IAAF dalam buku rekornya masih memasukan rekor dunia mil
(dipegang oleh Hicham El Guerroj dari Maroko dan Svetlana Masterkova dari Rusia untuk
wanita) karena perbedaan signifikan yang mendunia.

Event Lintasan event lari di lintasan 400m.


o

Sprint: event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m
(hanya di dalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.

Jarak Menengah: event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu
mil dan 3000m.

Lari berintang lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus


melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.

jarak Jauh: berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang
kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.

Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan
400 m haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).

Estafet: 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x


800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang
dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.

Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di


lintasan. Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.

lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km.

Event lapangan
o

Event melempar

tolak peluru

lempar peluru

lempar lembing

lempar cakram

Event lompat

lompat tinggi

lompat galah

lompat jauh

lompat ganda

yang sangat tidak biasa

lompat tinggi berdiri

lompat jauh berdiri

lompat ganda berdiri

Event ganda atau kombinasi


o

Triathlon / Trilomba

Pentathlon / Pancalomba

Heptathlon

Decathlon / Dasalomba

Materi Atletik Lari

SPRINT (LARI JARAK PENDEK)


Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan
jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah
kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan
cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan
sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi
atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar
atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding

dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali
perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan
/bakat bukan dibuat.
Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan
pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang
kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.
Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap
yaitu :
tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)
tahap percepatan (acceleration)
tahap tansisi/perobahan (transition)
tahap kecepatan maksimum (speed maximum)
tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)
finish
tujuan lari jarak pendek adlah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang
dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang
langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu,
seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Urutan Gerak Keseluhan
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang
yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang
terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.
Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk memperkecil
penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila
dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot).
Tahap melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan
dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif
saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki
ayun bergerak ke depan dank e atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah
panjang langkah)
Tahap Tahap Pembelajaran
Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Tahap Bermain (games)
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap Bermain
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem)
lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara
anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi
siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah
meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta
koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang
dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.

Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)


Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang
sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
b.1. Latihan Dasar ABC
Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan
koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah : Tumit menendang
pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan
kaki diluruskan (D).
b.2. Latihan Dasar Koordinasi ABC
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat.
b.3. Lari Cepat Dengan Tahanan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan
kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau
suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dngan
tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul
lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.
b.4. Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari.
Latihan ni dapat menggunakan tomgkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan
berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali
siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.
b.5. Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan
maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di
ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan
percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai daerah 6 m dan pelari yang di
depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m
dibelakangnya.
b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk
melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m
tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m,
selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan
maksimum.

Lari jarak menengah

Lari jarak menengah


1. Pengertian Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang digunakan
untuk lari jarak menengah nomor 800 m adalah start jongkok, sedangkan untuk
jarak 1500 m menggunakan start berdiri. Pada lari 800 m masing masing pelari
berlari di laintasannya sendiri, setelah melewati satu tikungan pertama barulah
pelaripelari itu boleh masuk ke dalam lintasan pertama Hal yang perlu diperhatikan
pada lari jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan /
stamina dari masing masing pelari
2. Teknik Start Berdiri untuk Lari Jarak Menengah ( 1.500 m )
Teknik start berdiri untuk lari jarak menengah adalah :
a. Aba aba bersedia
Dengan sikap tenang tetapi menyakinkan melangkah maju ke depan, berdiri tegak di
belakang garis start.
b.Aba aba siap
Mengambil sikap kaki kiridi depan dan kaki kanan di belakang, tidak menginjak garis
start, badan condong ke depan.
c. Aba aba ya
Mulai berlari dengan kecepatan yang tidak maksimal melainkan cukup setengah atau
tiga perempat dari kecepatan maksimal.
3. Teknik Gerakan lari Jarak Menengah
Teknik gerakan lari jarak menengah meliputi :
a. Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap badan seperti sikap orang
berlari b. Sudut lengan antara 100 110 derajat
c. Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki
d. Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki
e. Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul

f. Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke depan tidak terlalu
tinggi
4. Teknik Lari Jarak Menengah Saat Melewati Tikungan
Teknik lari jarak menengah saat melewati tikungan adalah :
a. Usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan sebelah kiri
b. Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke kiri
c. Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada lengan kiri
5. Teknik Gerakan Memasuki Garis Finish
Teknik gerakan memasuki garis finish dalam lari jarak menengah yaitu :
a. Cara memasuki garis finish yaitu:
1) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
2) Dada maju, kedua tangan lurus ke belakang
3) Salah satu bahu maju ke depan ( dada diputar ke salah satu sisi )
4) Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke belakang
b. Hal hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar
2) Jangan melakukan gerakan melompat pada saat memasuki garis finish
3) Perhatian di pusatkan pada garis finish
4) Apabila ada pita jangan berusaha meraih dengan tangan
5) Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis finish
Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan yang ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional
IAAF
(International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI(Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia ) tentang perlombaan lari jarak pendek yaitu :
1. Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan dalam lari jarak pendek adalah

a. Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukan dengan sebuah garis selebar 5
cm sikusiku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari
tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start
b. Aba aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah : bersedia,
siapdan ya atau bunyi pistol.
c. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat abaaba ya atau bunyi pistol
yang ditembakkan ke udara.
d. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan ( maksimal 3
kali kesalahan )
e. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan 4 tahap, yaitu babak
pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final. f. Babak pertama akan
diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju
ke babak berikutnya
2. Diskualifikasi atau Hal hal yang Dianggap Tidak Sah
Halhal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu :
a. Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali
b. Memasuki lintasan pelari lain
c. Mengganggu pelari lain
d. Keluar dari lintasan
e. Terbuktui memakai obat perangsang
3. Petugas atau Juri dalam Lomba Lari
Petugas atau juri dalam lomba lari jarak pendek terdiri atas :
a. Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan perlari
b. Recall Starter yaitu petugas yang mengecek atau mengabsen para pelari
c. Timer yaitu petugas pencatat waktu
d. Pengawas lintasan yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu dan bertugas
mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan pelanggaran
e. Juri kedatangan yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang pertama sampai
dengan terakhir dan menentukan ranking / urutan kejuaraan
f. Juri pencatat hasil yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari memasuki garis finish

Lari sambung atau lari estafet


Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung
terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor
pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya
ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4
x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan
teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau
daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
2.TEKNIK
a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1 Dengan
cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari
sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari
sebelumnya. 2 Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima
tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari
sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.
No Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1 Dari Bawah Jika pemberi
memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima menggun`kan tangan
kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui
bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan
menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya
dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. 2 Dari atas Jika pemberi
memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan
kiri.
b. Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1 Pelari ke
1 Di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan 2 Pelari ke 2 Di daerah start
kedua dengan lintasan lurus 3 Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan
tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di
garis finish
c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1. Pemberian tongkat
sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan,
sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2.
Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masingmasing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam
lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang

baik. 3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
seperti pada waktu latihan. 4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera
keluar dari lintasan masing-masing.
d. Peraturan Perlombaan 1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20
meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter
pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat
mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. 2
Lari Estafet(Lari Beranting)
Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu
dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang
pemain untuk melakukan olahraga tersebut.
Jarak Tempuh Lari estafet : 4400 M (Putra/Putri) Dan 4100 M
Start yang sering di gunakan dalam Lari Estafet:
Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan
Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat /
(2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
1.Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4400 meter.
Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4100 meter.
Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:
1.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4400
meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.
2.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4100
meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam
pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak
terjatuh yaitu :
1.Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
GAMBARAN TONGKAT ESTAFET
-Panjang Tongkat Estafet : 29,21 Cm
-Diameter tongkat estafet :
- Untuk Dewasa
: 3,81 Cm
- Untuk Anak-anak
: 2,54 cm

Gambaran Lapangan Atletik untuk Lari


Estafet:
Zona pergantian pada Lari Estafet hanya berada 10 meter di depan garis start atau
berada 10 meter di belakang garis start.
Pengertian Lari Sambung (Estafet)
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada
perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu
regu
lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari
yang
lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada
pelari
berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4100 meter dan
nomor 4400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang
perlu
diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian
seperti
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk
meneruskan api
keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani
tersebutLari estafet 4100 meter dan 4400 meter bagi pria dalam bentuk
sekarang ini,
pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet
4100

meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4400 meter
dilombakan sejak tahun 1972
Teknik Lari Sambung (Estafet)
Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat.
Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet
berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari
yang
baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan
pergantian
tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah
Panjang tongkat : 28-30 cm
Diameter tongkat : 38 mm
Berat tongkat : 50 gr
Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet
dari
pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu
ada 2
macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).
Teknik Penerimaan Tongkat
Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:

Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat


Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan
kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan
tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4400 meter.

Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat

Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat
yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya
digunakan
dalam lari estafet 4100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa
melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara
penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan
yang tepat Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang
dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari
lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai
keterampilan
gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh
regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan
memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali
suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan
pemberian
tongkat.
Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan
tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan
tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan
kiri.
Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui
bawah.
Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya

dirapatkan. Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari


atas
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari
belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada
talapak
tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari
depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka
lebar
dan raji-jari angan lainnya rapat. Pada keterampilan teknik pemberian tongkat dari
atas, pemberian dan penerimaan tongkat dilakukan pada bagian tangan yang sama.
Apabila pemberi melakukannya dengan angan kanan, penerima akan melakukannya
dengan tangan kanan pula. Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antarpelari
Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat
memenangkan perlombaan jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet
dengan
cepat dan sempurna. Cara menempatkan pelari-pelari tersebut adalah sebagai
berikut.
Pelari ke-1 ditempatkan didaerah start pertama dengan lintasan di tikungan.
Pelari ke-2 ditempatkan didaerah start kedua dengan lintasan lurus.
Pelari ke-3 ditempatkan didaerah start ketiga dengan lintasan ditikungan
Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan linasan lurus dan berakhir
di
garis finish Latihan Memberi dan Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk
Perlombaan Tujuan: melatih kerjasama dalam ketepatan dan kecepatan berlari
sehingga hasil akhir dapat tercapai dengan baik. Cara Melakukannya: Buatlah
beberapa regu estafet (masing-masing terdiri dari 4 pelari atau siswa) dan masingmasing pelari atau siswa ditempatkan dengan jarak 100 meter
Setalah ada aba-aba bersiap pelari pertama segera menempatkan posisinya
(sikap
startjo n g k o k )
Setelah ada aba-aba ya, pelari tersebut berlari secepat-cepatnya menuju pelari
atau

atlat kedua yang sudah siap untuk menerima tongkat


Setelah keempat pelari menyelesaikan tugasnya dan pelari terakhir (keempat)
masuk
ke garisf i n i s h tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garisf i n i s h
pertama keluar sebagai pemenang
Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
Pemberian tingkat sebaiknyasecara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang
tongkat
pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima aau memegang tongkat
dengan tangan kiri
Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masingmasing
pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan.
Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masingmasing.
Peraturan Perlombaan
Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan bagi
pelari
estafet 4100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di
mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak
terjadi pergantian tongkat.
Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah
memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari
yang menjatuhkannya harus mengambilnya.

Tongkat estafet harus berukuran panjang tongkat 28-30 cm, diameter tongkat 38
mm,
berat tongkat 50 gr
Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai
tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan
pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai

kedatangan pelari seregunya.


Diposkan oleh info sahabat di2 0 . 5 2

LARI ESTAFET
Lari bersambung atau biasa disebut lari estafet adalah lari beregu yang terdiri dari
4 orang
pelari. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian membawa tongkat dari garis
start
sampai ke garis finish. Sebagian besar keberhasilan regu estafet ditentukan oleh
kelancaran pada saat melaksanakan pergantian tongkat estafetnya.
Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama (I)
menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua (II), ketiga (III), dan
pelari
yang keempat (IV) menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung yang
sering
diperlombakan dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 X 100 meter
atau 4
X 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
1. Teknik Lari Bersambung (Lari Estafet).

Satu regu pelari estafet biasanya terdiri dari 4 orang pelari. Keberhasilan yang akan
dicapai oleh tim s`ngat ditentukan pada saat melakukan pergantian estafet. Suatu
tim
pelari harus memiliki pelari-pelari yang tercepat dan mampu melakukan pergantian
tongkat dengan sempurna.
2. Teknik Pergantian tongkat Estafet.
Pergantian Tongkat estafet dalam lari bersambung atau lari estafet terbagi menjadi
2,
yaitu :
Pergantian Tongkat Estafet tanpa melihat (Non Visual) Yaitu cara pelari menerima
tongkat estafet tanpa melihat kepada yang memberi tongkat estafet.
Pergantian Tongkat estafet dengan melihat (Visual) yaitu cara pelari menerima
tongkat
estafet dengan melihat ke belakang
(pemberi tongkat estafet).
Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat :
Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka
penerima
menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari
belakang ke
depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan
telapak
tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya
dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang.
Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga

menggunakan tangan kiri.


Pergantian tongkat estafet harus berlangsung di dalam daerah pergantian yang

panjangnya 20 meter. Pergantian tongkat estafet yang terjadi diluar daerah


pergantian
akan terkena Diskualifikasi.
3. Cara Memegang tongkat Estafet.
Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang tongkat
dapat
dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari
tongkat
dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh penerima
tongkat
estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus dipegang
dibelakang
garis start dan tidak menyentuh garis start.
4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet :
1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat
pada
tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan
kiri.
2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masingmasing
pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan.
Pelari 2
dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti
pada
waktu latihan.
4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masingmasing.
5. Peraturan Perlombaan
lari sprint 100m

TEKNIK LARI SPRINT 100m


Atletik adalah aktifitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak
dasar
manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti
yang
kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern yang pertama kali
diselenggarakan di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan
dunia
federasi athletik amatir internasional tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan
di
Indonesia dengan sebutan Netherlands Indische Athletick Unie (NIBU) tanggal 12 Juli
1917 dan dalam perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang bergerak
dibidang
atletik dengan nama Persatuan
Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang olahraga
atletik.
Sprint atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta berlari
dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak yang ditempuh. Sampai dengan jarak 400
meter
masih digolongkan dalam lari cepat atau print. Menurut Arma abdoellah (1981; 50)
pada
dasarnya gerakan lari itu untuk semua jenis sama. Namun dengan demikian dengan
adanya perbedaan jarak tempuh, maka sekalipun sangat kecil terdapat pula
beberapa
perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan perbedaan
atau
pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek (100 400 meter), lari
menengah (800 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih). Lari jarak pendek
atau

sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai finish dilakukan dengan
kecepatan
maksimal. Beberapa faktor yang mutlak menentukan baik buruknya dalam sprint
ada tiga
hal yaitu start, gerakan sprint, dan finish.
Penguasaan teknik merupakan kemampuan untuk memahami atau mengetahui
suatu
rangkaian spesifik gerakan atau bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan
tugas
olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan
teknik
sprint diartikan sebagai kemampuan atlet dalam mengetahui atau memahami
teknik lari
sprint dan dapat menggunakan teknik lari sprint dengan baik.
Penguasaan teknik dipengaruhi beberapa dua faktor, yaitu:
a. Pengetahuan
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 103) pengetahuan pada hakekatnya adalah
merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk
kedalamnya
ilmu. Sedangkan menurut Sidi Gazalba dalam Amsal Bakhtiar (2006; 85)
pengetahuan
adalah apa yang kita ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah
hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
milik
atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha
manusia
untuk tahu.
b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang dilakukan
oleh

atlet didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha untuk
mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan
terbaik dan
prestasi maksimal. Setiap atlet memiliki kemampuan yang berbeda dan cara yang
berbeda
pula dalam menerapkan atau mengaplikasikan teknik sprint dalam perlombaan.
Seperti
yang dikatakan IAAF (1993; 115) kemampuan untuk melakukan suatu teknik yang
sempurna adalah tidak sama sebagai seorang pelaku yang penuh ketangkasan.
Atlet yang
tangkas memiliki teknik yang baik dan konsisten dan juga tahu kapan dan
bagaimana
menggunakan teknik guna menghasilkan prestasi yang baik.
2. Sprint
a. Pengertian sprint
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak
400
meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint
atau lari
cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang
menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Nomor lomba atau event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet
senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400
meter.
Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah
beragam
sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling
nyata
adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang
kuat dan

cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien
dibutuhkan
bagi berlari dengan kecepatan tinggi.
Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (A) Start,
(B)
gerakan lari cepat, (C) Gerakan finish.
b. Pengertian teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah
cara
yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau
masalah yang
dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga (Thomson Peter
J.L,
1993; 115). Menurut suharno (1983) yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002; 80)
teknik
adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik
mungkin
untuk menyelesaikan tugas yang perlu dalam cabang olahraga. Teknik merupakan
cara
paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fisik atau masalah
yang
dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.
c. Teknik lari sprint
Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui
tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otot-otot,
pola
waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap
transisi
tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di
tempat.
Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang

dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjanglangkah
dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan
satu
atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk
mengerahkan
jumlah optimum daya kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik
ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki
dan
badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF,
1993;22).
Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish
Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan
pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari
ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per
satuan
waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau
keduaduanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi
bagi
tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa
tahapan yaitu:
1. Start

Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi
aba-aba
bersediaaaaa
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba siaaap
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start
yang
maksimal
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power
yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start
optimum 450.
setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari)
percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama
harus
menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok
relatif
terhadap garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start),
c.
Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan,
ejak ini
memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang
lebih lama
daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak
menuntut
banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian
terhadap
teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian
dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi bersediaaa

Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi bersediaaa, kaki yang
paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan.
Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki
belakang
ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks,
kepala
segaris dengan tubuh (lihat gambar).
Menurut IAAF (2001;8) posisi siaaap ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang
atlet
menerima suatu posstur dalam posisi start siaaap yang menjamin suatu sudut
optimum
dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi
ketika
kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi
explosif dari
otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi siaaap yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok
c. Posisi (aba-aba) ya
Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan
papan-

pengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada
pada
saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter.
Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat
dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa
daya
kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari
titikpusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang
memungkinkan
gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki
belakang
menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya
kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya
kaki-belakang.
Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan
pantat
dengan pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai
bawah
tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin
dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam
langkah
mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari
kaki
ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun kedepan menolong menjamin
frekuensi langkah lari yang tinggi.

Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan
tanah.
Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan
sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangdatanda
tahap ini adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta.
Bandul
pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat
langkah
yang cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi
total dari
semua otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang
dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.
Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan
pinggang.
Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150
dibawah
horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan
mencakar aktif
dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki.
Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu
indikator
penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya
vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap
panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif.

Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk
mendarat
engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga
depan.
Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya
sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan diametris
yang
intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena
pelurusan
paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan
Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat
pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya.
Idenya guna menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar
dengan
membuat lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin.
Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja
utama.
Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan
sebelumnya
dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat ssuatu gerak explossif
memperpanjang
langkah sebelumnya. Tahapan ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.

2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak


wajar,
namun mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik
sanggah
kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin.
d. Tahap sangga/topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu
adalah
singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu
perluasan
elastik dari dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier
lengan
oleh suatu angkatan efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki
mengintensifkan dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh
dikenai
oleh gerakan garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan menghadap
kedepan.
Keriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1. waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan
2. suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga
belakang
4. hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga
untuk
waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan
horizontal yang
cepat. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:

1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusl dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut,
pinggul.
2. Menggunakan otot-otot plantar-flexor dan emua otot-otot pelurus kaki korset.
3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan
dari
arah lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan dalam keadaan rilex.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.
3. Penguasaan teknik sprint
Dalam penguasaan teknik sprint terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung
demi
tecapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993; 68) ada
5
(lima) kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran atau
komponen-komponen fitnes yaitu kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan, dan
koordinasi.
a. Kekuatan.
Adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci
menjadi
tiga tipe atau bentuk, yaitu:
1. kekuatan maksimum, yaitu daya atau tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot
yang
berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan
dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan
2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat
bergerak

cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan
gerak
kadang-kadang disebut sebagai power = daya. Kekuatan ini sangat penting bagi
even
eksplosip dalam lari, lompat, dan lempar.
3. Daya tahan kekuatan, yaitu kemampuan otot-otot untuk terus-menerus
menggunakan
daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah
kombinasi
antara kekuatan dan lamanya gerakan.
b. Dayatahan.
Dayatahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan
intensitasnya
dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang sama
mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki dayatahan
apabila
tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan,
dari
semua kemampuan biomotor harus dikembangkan lebih dahulu. Tanpa dayatahan
adalah
sulit untuk mengadakan pengulangan terhadap tipe atau macam latihan yang lain
yang
cukup untuk mengembangkan komponen biomotor lain. Ada dua tipe macam daya
tahan,
yaitu; dayatahan aerobik dan dayatahan anaerobik. Dayatahan aerobik yaitu kerja
otot
dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oksigen guna melepaskan energi
dari
bahan-bahan otot. Dayatahan aerobik harus dikembangkan sebelum dayatahan
anaerobik.
Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot dengan
menggunakan

energi yang telah tersimpan didalam otot. Dayatahan anaerobik terbagi menjadi
dua yaitu
anaerobik laktik dan anaerobik alaktik.
c. kecepatan. Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan sangat
cepat.
Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami untuk
mencapai
percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu
yang
sangat pendek.
d. Kelentukan. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui
jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab
umum
terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek juga
menghalangi kecepatan dan dayatahan karena otot-otot harus bekerja lebih keras
untuk
mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang.
e. Koordinasi. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat
kesukaran
dengan tepat dan dengan efesien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan
koordinasi
yang baik tidak hanya mampu melakukan skill dengan baik, tetapi juga dengan
tepat dan
dapat menyelesaikan suatu tugas latihan.
Selain faktor-faktor fisik yang telah dijelaskan diatas, dalam penguasaan teknik
sprint
terdapat pula faktor lain yang tidak kalah penting pengaruhnya, yaitu faktor
psikologis.
Seperti dikatakan Thomson Peter J.L. (1993; 134) psikologi ini adalah sama
pentingnya
bagi seorang pelatih guna membantu individu-individu (atlet) mengembangkan

bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga penting


untuk
mengembangkan ketangkasan fisik mereka. Ini jelas adalah aspek psikologis dalam
melatih namun juga benar bahwa tak ada bagian dari pelatihan/coaching yang
tanpa
aspek psikologis. Adapun faktor-faktor psikologis tersebut diantaranya yaitu;
a. Ketangkasan mental.
Ketangkasan mental ini sangat berguna/penting bagi para pelatih dan atlet.
Ketangkasan
mental ini bukan hanya suatu sarana untuk menghindari bencana ataupun
pemulihan
kembali dari cedera tetapi ketangkasan mental juga memainkan peranan penting
dalam
mengatur/mengorganisir praktek dan latihan secara efektif sehingga segala sesuatu
berjalan dengan benar. Kebanyakan atlet dan pelatih mengakui bahwa
perkembangan
fisik ssaja tidak menjamin dapat sukses dalam atletik. Seorang atlet harus memiliki
kerangka pemikiran yang benar. Persiapan psikologis sama pentingnya dengan
latihan
kondisioning fissik. Menyiapkan keduanya bersama-sama akan menciptakan prestari
terbaik. Ketangkasan mental ini memerlukan latihan praktek dengan cara yang
sama
seperti pada skill fisik/jasmaniah. Dengan skill/ketangkasan fisik, beberapa individu
akan
mengambil/memperoleh ketangkasan mental lebih gampang dibanding dengan
orang
lain. Dengan praktek, setiap orang dapat meningkatkan ketangkasan mental
mereka.
b. Motivasi.
Motivasi merupakan suatu kecendrungan untuk berperilaku secara selektif kesuatu
arah

tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku tersebut
dapat
dicapai. Pada dasarnya motivassi adalah betapa besarnya keinginan seorang
individu
untuk meraih/mencapai suatu sasaran. Setiap individu memiliki tujuan/sasaran yang
berbeda-beda dalam keterlibatannya dalam dunia atletik. Tujuan/sasaran itu
misalnya;
mencari kegembiraan, memahirkan skill baru, berlomba dan menang, menambah
teman,
serta masih banyak lagi tujuan/sasaran lain yang selalu berbeda pada setiap
individunya.
Dikatakan Thomson Peter J.L. (1993: 135) tekanan dari luar dari pelatih dan orang
tua
adalah tidak mungkin meningkatkan motivasi pada atlet dalam jangka jauh dan
mungkin
kenyataannya berkurang. Motivasi sendiri dan pengisiannya adalah yang membuat
suatu
sukses yang sebenarnya bagi atlet, dan bukan ambisi yang dipaksakan oleh orang
lain.
Pelatih membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana
cara
meraihnya.
c. Kontrol emosi.
Kontrol emosi adalah suatu kemamapuan seorang atlet dalam mengendalikan
perasaan
dalam menghadapi uatu ituasi tertentu. Menurut Thomson Peter J.L. (1993;136)
kegelisaan berarti berapa banyak seorang individu tergetar atau siap dalam
menghadapi
suatu situasi tertentu. Rasa gelisa selalu timbul dalam setiap situasi, meskipun bila
tingkatannya rendah kita tidak dapat memperhatikannya. Banyak rasa gelisa ini

ddigunakan secara tidak benar yang berarti hanya sifat-sifat individu yang
menunjukkan
tingkat yang sangat tinggi akan kegelisaan. Gejala-gejala kegelisaan dapat terlihat
dalam
dua bentuk yaitu: Khawatir dan getaran fisiologis. Rasa khawatir mengacu kepada
pikiran
atau kesan tentang apa yang mungkin terjadi dalam suatu event yang akan datang,
sedangkan getaran fisiologis adalah bagian dari persiapan (alami dalam) badan
untuk
suatu perlombaan. Contoh dari getaran fisiologis termasuk meningkatnya denyut
jantung,
keluar peluh/keringat dan rasa ingin buang hajat (besar/kecil) pergi kekamar kecil.
Penguasaan teknik sprint adalah sangat penting untuk mencapai prestasi maksimal.
Menurut Djoko P. Irianto (2002), dalam perlombaan teknik memiliki peran antara
lain:
(1) Sebagai cara efesien dalam mencapai prestasi, (2) Dapat mencegah atu
mengurangi
terjadinya cedera, (3) sebagai modal untuk melakukan taktik, (4) meningkatkan
kepercayaan diri. Sukadiyanto (2005) mengatakan, teknik yang benar dari awal
selain
akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga mampu bekerja lebih lama dan
berhasil
baik juga juga merupakan landasan dasar menuju prestasi yang lebih tinggi.
Dengan
teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat proses stagnasi prestasi,
sehingga pada
waktu tertentu prestasi akan stagnasi (mentok), padahal semestinya dapat meraih
prestasi
yang lebih tinggi.
Menurut Djoko P. Irianto (2002; 80) penguasaan teknik dipengaruhi oleh beberapa
faktor

antara lain;
a. Kualitas fisik yang relevan
b. Kualitas psikologis atau kematangan bertanding
c. Metode latihan yang tepat
d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu.
Menurut Josef Nossek (1982), terdapat tiga tahapan dalam proses belajar teknik:
a. Pengembangan koordinasi kasar. Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat
dikarakteristikkan
sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan terbatas yang berkenaan dengan
kualitas
gerakan-gerakan yang diperlukan, seperti:
1. Pengaruh kekuatan yang tidak memadai, pemborosan energi, kram otot
(koordinasi
otot yang rendah) dengan konsekuensi kelelahan yang cepat.
2. Unsur-unsur gerakan tunggal yang tidak digabungkan dengan lancar, karena
kurangnya
koordinasi.
3. Gerakan-gerakan belum cukup tepat.
4. kekurangan keharmonisan dan ritme gerakan-gerakan yang diamati.
b. Pengembangan koordinasi halus. Bentuk gerakan-gerakan halus dicapai melalui
pengulangn-pengulangan lebih lanjut yang mengambangkan kualitas gerakangerakan.
Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang kompetitif. Bagian-bagian
gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih kompleks dikembangkan secara
terpisah
dan dikombinasikan bersama. Aspek-aspek dalam tahap ini bercirikan:
1. Teknik-teknik dilakukan hampir tanpa kesalahan.
2. gerakan-gerakan distabilkan.
3. Gerakan-gerakan lebih berguna dan hemat, tidak ada pemborosan energi.

4. Beberapa gerakan-gerakan tidak benar yang terjadi dalam tahap pertama tidak
tampak
lagi.
5. Urutan gerakan-gerakan menjadi lancar dan harmonis.
6. Gerakan-gerakan tersebut tepat.
Namun demikian dalam tahap belajar ini, teknik-teknik tersebut tidak dilakukan
secara
otomatis. Atlet tersebut masih harus mengkonsentrasikan pada bagian-bagian yang
berbeda dari gerakan-gerakan dan oleh karena itu penerapan taktis hanya
dimungkinkan
sebagian.
c. Tahap stabilisasi dan otomatisasi.
Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana
ia
dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut
mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi yang sulit dan berubah-ubah
dari
suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai
melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi,
para
atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi.
Pengaruh dari
kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik dan kematangan
mental
atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab
satu
aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi
bagi
olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan dengan
baik jika

olahragawan memiliki kualitas fisik yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan
dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik

Setelah kemarin kita mempelajari seluk beluk atau sejarah dari atletik, tiba saatnya buat anda
semua mengetahui atau mengenal tehnik dasar pada atletik khususnya nomor lari jarak 100 meter
/ pendek / sprint. Pada dasarnya pada ataletik nomor lari memiliki tehnik dasar yang hampir
sama dari semua cabang atletik nomor lari. yang membedakan cuma jarak tempuh, halangan
serta daya tahan.
Pada atletik nomor lari 100 meter ini lebih cenderung membutuhkan kecepatan daripada daya
tahan. karena pada perlombaan lari 100 meter / sprint tidak membutuhkan waktu yang lama,
melainkan hanya beberapa detik saja. untuk itu anda harus mengenal bagaimana dan apa saja
yang terpenting dalam mendalami atletik nomor lari ini. pada atletik nomor lari 100 meter ini
memiliki 3 tehnik penting yang wajib di pelajari dan akan volimaniak bahas pada kesempatan
kali ini. ok langsung saja berikut rinciannya :

A. Teknik Start
Dalam perlombaan lari dikenal 3 macam start, yaitu start jongkok (crouching start) digunakan
pada lari jarak pendek, start berdiri (standing start) di gunakan pada lari jarak menengah, jarak
jauh dan marathon. Start melayang (flying start) digunakan lari sambung atau estafet oleh pelari
kedua dan pelari berikutnya.
Teknik start jongkok mempunyai 3 macam posisi start yang dilakukan pada block start,
yaitu:
a) Short Startbunc Start (Start Pendek)
Posisi start ini diukur 16 inci dari garis start sampai dengan block start depan. Saat jongkok lutut
kaki belakang berada di depan ujung kaki yang lain. Apabila berdiri, ujung kaki belakang akan
terletak kira-kira disamping tumit. Start ini dapat menghasilkan kecepatan yang tinggi, tetapi
bagi anak-anak start ini kurang sesuai karena dengan posisi kaki yang berdekatan, peranan kedua
tangan akan terasa lebih berat, maka start pendek ini akan sesuai dipakai pada atlet yang sudah
terlatih.

b) Medium start (start menengah)


Posisi start ini diukur 21 inci dari garis start sampai dengan block start depan, Saat berjongkok
lutut kaki belakang kira-kira berada di samping lekukan telapak kaki depan. Start ini juga biasa
menghasilkan kecepatan yang tinggi. Pada posisi ini atlet dapat mengeluarkan tenaga yang besar
untuk melesat dari block start, dengan kecepatan yang tinggi, sehingga posisi start ini banyak
digunakan oleh para atlet.
c) Long start (start panjang)
Posisi start ini diukur 21 inci dari garis start sampai block start depan, dengan jarak 26 inci
diantara block. Saat berjongkok lutut kaki belakang berada disamping atau kira-kira segaris
dengan tumit kaki depan atau letak lutut lebih mundur lagi, kedua telapak kaki saling berjauhan.
Start ini kurang menguntungkan. Pelari yang berkaki panjang biasanya sesuai dalam memakai
start ini.
Adapun gerakan aba-aba Siap lari jarak pendek 100 meter adalah :

a) Pada aba-aba bersedia atlet mulai menempatkan diri pada block start, dengan kedua kaki
bertumpu pada block start, dan lutut kaki belakang diletakan ditanah, pada saat yang sama tangan
diletakan dibelakang garis start, kurang lebih selebar bahu, dengan ujung-ujung jari menyentuh
tanah, antara ibu jari dan telunjuk membentuk seperti huruf V, kepala relak dengan pandangan
mata kedepan
b) Pada aba-aba siap lutut diangkat dari tanah sedemikian rupa sehingga kedua kaki samasama menjadi sedikit bengkok, untuk idealnya menurut Vern Gambetta, lutut depan membentuk
sudut 90 derajat, dan lutut belakang membentuk sudut antara110 sampai 120. Dan kaki kaki
tersebut menekan pada balok, pinggul menjadi naik sedemikian rupa sehingga lebih tinggi dari
bahu yang letaknya berada diatas tangan, lengan di pertahankan lurus dengan berat badan
dibebankan merata kepada semua titik tumpu, punggung tidak boleh tinggi dari bahu dan dicari
posisi mana yang paling enak untuk dapat melesat secepatnya dari balok start dan pandangan
mata melihat kedepan, kurang lebih 1,5meter didepan garis start.
c) Pada saat pistol bunyi atau aba-aba ya, si atlet dengan reaksi yang cepa bertolak dari
balok start, pada saat yang sama mengangkat tangan dari tanah, yang mengakibatkan
ketidakseimbangan badan sebagai tahap awal dari gerakan start, kaki belakang dalam keadaan
bengkok bergerak maju, kaki yang lain diluruskan dengan kuat untuk memberikan daya dorong
kedepan, kedua lengan memberikan imbangan gerak terhadap kedua kaki dan membantu
memberikan daya selama gerakan lari.

B. Teknik Lari Jarak Pendek 100 Meter


Pada teknik lari jarak pendek ada 3 macam bagian yang harus diperhatikan, yaitu: langkah kaki,
ayunan lengan serta kecondongan badan.

1. Langkah Kaki
Gerakan lari secara keseluruhan dimulai dengan tanah kembali, siklus keseluruhan dimulai saat
dimana satu kaki melangkah menyentuh tanah, dan sampai kemudian menyentuh lagi, jadi terdiri
dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap melangkah (drive)
Mata kaki dan lutut diangkat pada saat titik berat badan bergerak didepan kaki yang menumpu,
dan mendorong pinggul kedepan. Kaki yang melangkah ditekuk dan bergerak kedepan dan
keatas, ekstensi maksimum dari kaki yang melangkah bersamaan dengan gerak mengangkat paha
dari kiri, ekstensi tersebut kedepan sampai kejari jari kaki.
Kedua lengan mengayun memberi imbangan gerak terhadap kedua kaki, titik maksimum gerakan
ini bersamaan pula dengan gerak dorong akhir, sehingga bila siku berada dititik jauh dibelakang,
lutut yang satunya akan mencapai tinggi maksimum didepan badan, ayunan tangan kedepan
kearah hidung serta ayunan kebelakang agak keluar dengan siku ditekuk membuat sudut kirakira 90 derajat.
b. Kontak (contact)
Kontak dengan tanah untuk lari jarak pendek khususnya lari jarak 100 meter berbeda dengan lari
jarak jauh dan menengah. Pada lari jarak jauh dan menengah kontak terjadi saat telapak kaki
menyentuh tanah, sedangkan kontak pada saat lari jarak 100 meter terjadi pada saat bola kaki
menyentuh tanah.
c. Support
Pada saat yang sama lutut sedikit dibengkokan sebagai persiapan untuk melangkah, sedangkan
lutut yang lainya ketika bergerak kedepan terus dibengkokan (jaga keseimbangan dengan
kecepatan) sampai ini menjadi kaki tumpu (dibawah titik berat badan), dan diteruskan bersama
dengan pinggul bergerak kedepan pada saat rilek pada saat kaki tumpu menjadi kaki dorong.
Ayunan kedua tangan tetap kearah hidung.
d. Tahap pemulihan (recovery)

Sekali gerak melangkah itu selesai, sentuhan pada tanah yang dibuat oleh tungkai selesai juga,
dan titik pusat berat badan tetap diproyeksikan pada satu garis lurus kedepan (bukan parabola),
tungkai yang telah melangkah secara otomatis akan terangkat kebelakang, sedangkan tungkai
yang lain kedepan dan mulailah terbentuk tarikan yang aktif ketika tungkai mulai menyentuh
tanah.
Tungkai belakang membuat gerakan rotasi yang berulang ulang dan lengan berayun dengan arah
yang berlawanan. Siklus ini dapat disebut suatu gerakan rilek dalam saaat melayang atau tahap
pemulihan.
2. Ayunan Lengan
Ayunan lengan pada lari jarak pendek gerakannya lebih keras dibandingkan dengan lari jarak
menengah dan jauh karena dipengaruhi oleh kecepatan yang tinggi, sehingga secara otomatis
ayunan lengan akan lebih keras dan lebih tinggi juga frekwensinya dan lebih banyak di
bandingkan dengan lari jarak menengah dan jauh. Ayunan tangan harus kuat agar keseimbangan
titik terganggu, ayunan tangan ini mengarah kedepan hidung serta ayunan kebelakang agar
keluar dengan siku ditekuk membentuk sudut 90 derajat.
3. Kecondongan Badan
Pada lari jarak pendek posisi badan condong kedepan, tidak membungkuk dan juga tidak
membusungkan dada, pandangan tidak terlalu jauh kedepan, sebaiknya kurang lebih 5 sampai 10
meter kedepan (Yusuf Adisasmita, 1992:40)
Namun pada kenyataannya pada atlet kelas dunia, seperti Carl Lewis dan Ben Johnson, posisi
badan tidak condong kedepan, namun cenderung hampir tegak, hal ini bisa terjadi karena
dipengaruhi oleh kecepatan lari yang sangat tinggi, sehingga secara otomatis badan akan tegak
dalam melakukan lari jarak pendek 100 meter tersebut.
C. Teknik Finish
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pelari pada waktu melewati garis Finish, diantaranya:
a) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
b) Dada dicondongkan kedepan, tangan kedua-duanya diayunkan kebawah belakang, di Amerika
lazim disebut the lunge atau merobohkan diri.
c) Dada diputar dengan ayunan tangan kedepan atas, sehingga bahu sebelah maju kedepan.
Cara yang paling baik untuk memasuki garis finish adalah dengan cara dada dicondongkan
kedepan, tangan diayunkan kebelakang, karena cara ini paling efektif dan biasa dilakukan oleh
atlet-atlet lari jarak pendek 100 meter.
Demikianlah pembahasan singkat dari volimaniak mengenai tehnik dasar atletik nomor lari 100
meter, semoga bisa berguna bagi anda yang membutuhkannya dan tidak lain tujuan utama adalah
menambah pengetahuan kita dalam bidang olahraga. semoga bermanfaat, terimakasih

Anda mungkin juga menyukai