Anda di halaman 1dari 13

SISTEM BILANGAN

Sistem Biner
Sistem bilangan pada dasarnya adalah suatu pengkodean atau penyandian dari suatu besaran atau
kuantitas. Misalnya yang sering kita pakai adalah sistem bilangan desimal yaitu suatu sistem bilangan
dengan kuantitas 10 atau modul 10 atau bilangan puluhan, dimulai dari angka 0 sampai 9. Demikian
halnya sistem biner adalah sistem bilangan dimana mempunyai dua kuantitas atau bilangan duaan,
terdiri dari angka "0" dan "1". Analogi biner untuk sistem digital biasanya berarti suatu level tegangan
untuk logika positif maka biner "1" berarti level "high" atau sekitar/kurang lebih +5V dan untuk biner "0"
berarti level "low" atau kurang lebih 0V.
Bilangan Biner
Dalam hal ini kita kenal LSB (Least Significant Bit) atau berarti bit terendah dan MSB (Most Significant
Bit) yang berarti bit yang bobotnya tertinggi. Misalnya : Desimal 9 mempunyai biner 1001 dapat
diuraikan menjadi

1001
MSB

LSB

Sistem Biner dan Desimal


Biner

Desimal

0000

0001

0010

0011

0100

0101

0110

0111

1000

1001

1010

10

1011

11

1100

12

1101

13

1110

14

1111

15

10000

16

10001

17

LSB menyebabkan perubahan yang kecil antara 0 dan 1 dari suatu bilangan.
Misal : 1000 (2) = 8 (10)
1001 (2) = 9 (10)

Perubahan nilai LSB menyebabkan perubahan nilai 9 - 8 = 1


MSB menyebabkab perubahan yang besar dari selisih perubahan binernya.
Misal: 1001 (2) = 9 (10)
0001 (2) = 1 (10)
Perubahan nilai MSB menyebabkan berubahnya nilai dari 9 - 1 = 8
Perubahan "8" dari sistem bilangan puluhan adalah sangat besar.

Konversi Biner ke Desimal


Pengubahan ini dilakukan dengan memperhatikan bobot bit-bitnya.
Misalnya:
1011 (2) = 11 (10)
3
2
1
0
= (1 x 2 ) + (0 x 2 ) + (1 x 2 ) + (1 x 2 )
= 8+0+2+1
= 11 (10)
Untuk bilangan pecahan biner dapat diubah dahulu bagian mantisanya (bulat), baru kemudian bagian
pecahannya.
Contoh:
1010,1101 (2) = 10,8125 (10)
Bagian mantisanya
1010

Bagian pecahannya
0,1101 (2)

= (1 x 2 ) + (0 x 2 ) + (1 x 2 ) + (0 x 2 )
=8+0+2+0
= 10 (10)
-1

-2

-3

-4

= (1 x 2 ) + (1 x 2 ) + (0 x 2 ) + (1 x 2 )
= 0,5 + 0,25 + 0 + 0,0625
= 0,8125 (10)
Jadi bilangan biner 1010,1101 (2) akan sama dengan bilangan desimal 10,8125 (10).

Konversi Desimal ke Biner


Konversi ini pada dasarnya merupakan sisa tiap langkah pembagian bilangan desimal dengan 2 (dua).
Contoh:
9 (10) = 1001 (2)

2
2
2
2

9
4
2
1

LSB

0
0

1
MSB
0
Untuk bilangan pecahan maka bagian mantisanya dulu kita bagi dengan 2 (dua), kemudian bagian
pecahannya kita kalikan dengan dua hingga hasil pecahannya "0" (nilainya bulat).
Contoh:
12,125 (10) = 1100,001 (2)
Bagian mantisanya:

2
2
2

12
6
3

LSB

0
1

1
Bagian pecahannya :
2 0
1
MSB
0,125 x 2 = 0,25
0
0,25 x 2 = 0,5 0
0,5 x 2
= 1,0 1
0x2
= 0
Jadi bilangan desimal 12,125 (10) akan menjadi bilangan biner 1100,001 (2)

Penjumlahan Bilangan Biner


Penjumlahan bilangan biner pada dasarnya sama dengan penjumlahan biasa di sistem bilangan
desimal. Operasi pada penjumlahan biner adalah sbb:

0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0 plus bawaan 1
Bawaan atau carry adalah merupakan digit terbesar dari setiap jumlahan yang hasilnya lebih besar dari
satu digit, maka satu digit sebagai bawaannya.

Contoh :

101
110
1011

11.01
101.11
1001.00

111
110
1101

Pengurangan Bilangan Biner


Sedangkan pengurangan bilangan biner merupakan pengambilan nilai dari bit ke bit.
Operasi pada pengurangan bilangan biner adalah sbb:
0-0=0
0 - 1 = 1 pinjam 1
1-0=1
1-1=0
Pinjaman atau borrow adalah merupakan pengambilan nilai biner pada bit yang lebih besar.

Contoh:

1001
101
100

10000
11
1101

110.01
100.10
1.11

1101
1010
0011

Perkalian Bilangan Biner


Perkalian bilangan biner adalah merupakan operasi "AND" Operasi perkalian sbb:

0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
Perkalian biner sama dengan prinsip perkalian pada desimal.
Contoh:

1100
1010
0000
1100
0000
1100
11110000

1.10
10.10
000
101
000
101
11.0010

Pembagian Bilangan Biner


Sedangkan pembagian bilangan biner, adalah sangat sederhana seperti pada desimal, dan pembagian
dengan nol tidak mempunyai arti
Contoh:

10

110
1100
10
10
10
00

101

101
11001
101
101
101
0

Sistem Heksadesimal
Bilangan dengan sistem heksadesimal sering dipakai dalam penyandian bahasa assembly atau sering
disebut bahasa array rendah dan sering juga disebut bahasa mesin. Dengan kode sistem heksa ini
setiap "peripheral" akan memfecth, membaca dan mengkodekannya untuk selanjutnya melaksanakan
instruksi yang dimaksud.
Kode heksa ini juga dipakai untuk penyandian kode ASCII. Sistem heksadesimal adalah suatu sistem
menghitung bilangan menggunakan kelipatan 16 untuk kembali mengulang hitungan satuannya. Kodekode angka yang digunakan adalah; 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
Tabel 4.3 Tabel Perbandingan sistem Heksa dan Desimal
Desimal

Heksadesimal

Cara membacanya

nol

satu

dua

tiga

empat

lima

enam

tujuan

delapan

sembilan

10

11

12

13

14

15

16

10

satu-nol

17

11

satu-satu

18

12

satu-dua

Tampak bahwa sistem heksadesimal sama dengan desimal untuk bilangan 0 sampai 9. Oleh sebab itu
untuk penulisan heksadesimal ada beberapa aturan agar dapat membedakan-nya dengan angka
desimal atau variabel. Untuk bilangan heksadesimal ditambah huruf h atau H dan jika diawali dengan
huruf maka diberi awalan"0" (nol) untuk membedakan bilangan heksdesimal dengan variabel.
Contoh penulisan kode heksadesimal:
7(16)
ditulis
17(16)
ditulis
A7(16)
ditulis
FF(16)
ditulis

7H
17H
0A7H
0FFH

atau
atau
atau
atau

7h
17h
0A7h
0FFh

Konversi Desimal ke Heksadesimal


Dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16, sisa dari setiap pembagian
dengan 16 itulah yang merupakan bilangan heksanya
Contoh:
4095 (10) = FFF (16) = 0FFFH

16
16

4095
255
15

16

15

15

15

LSB

MSB

10

Konversi Heksadesimal ke Desimal


Konversi seperti pada biner ke desimal yakni dengan memperhatikan bobot tiap bit-bitnya.
Contoh:
7H
= 7 (10)
0
7H
= 7 x 16 = 7 x 1 = 7
17H
= 23 (10)
1
0
17H
= (1 x 16 ) + (7 x 16 )
= 16 + 7
= 23
0AEH = 174 (10)
1
0
0AEH = (10 x 16 ) + (14 x 16 )
= 160 + 14
= 174

11

Konversi Biner ke Heksadesimal


Pengubahan biner ke heksa perlu meninjau bobot dari tiap bit binernya, terhadap modulus heksanya.
Heksadesimal merupakan bilangan modulus 16, dimana dimulai dari angka 0 dan berakhir dengan
angka 15. Sedangkan bobot bit pada biner adalah 1,2,4,8,16 oleh sebab itu bilangan biner akan
berakhir pada angka 1111B, untuk harga heksanya 15 atau F
Tampak bahwa setiap 4 bit biner mendukung 1 angka heksa
Contoh:
1001 (2) = 9H
3
2
1
0
1001 (2) = (1 x 2 ) + (0 x 2 ) + (0 x 2 ) + (1 x 2 )
= 8+1
= 9
1010011 (2)
= 53H
1010011 (2)
= 0101 0011 (2)
3
2
1
0
3
2
= (0x2 ) + (1x2 ) + (0x2 ) + (1x2 ) (0x2 ) + (0x2 ) +
= ( 4 + 1)
= 53H

(1x2 ) + (1+2 )
( 2 + 1)

Tabel 4.3.3 Tabel perbandingan sistem heksa, sistem biner serta desimal
Heksadesimal

Biner

Desimal

0000

0001

0010

0011

0100

0101

0110

0111

1000

1001

1010

10

1011

11

1100

12

1101

13

1110

14

1111

15

10

10000

16

11

10001

17

Jelaslah bahwa setiap pengubah dari biner ke heksadesimal pasti melalui perubahan ke desimal dahulu
setiap 4 bit binernya.

12

Konversi Heksadesimal ke Biner


Demikian pula sebaliknya perubahan ini menjadikan tiap bilangan heksadesimal menjadi 4 bit bilangan
biner.
Contoh:
0EH = 1110 (2)

2
2
2

0EH = 14 (10)
32H = 00110010 (2)

2
2
2

2
2

14
7
3
1
0
3
1
0
2
1
0

LSB

1
1
1

MSB

1
1

0011

0
1

0010

13

Anda mungkin juga menyukai