Anda di halaman 1dari 2

TEKTONIK MALUKU

Evolusi tektonik yang mempengaruhi pembentukan pegunungan, yang disertai dengan gejala
vulkanisme, dapat dilihat dalam evolusi pembentukan pegunungan lipatan Bukit Barisan di Pulau
Sumatera
Melalui penampang yang ditarik melalui pulau tersebut, yaitu mulai Samudera Indonesia dan
Kepulauan Mentawai di sebelah barat ke arah timur laut melalui daerah Jambi - kepulauan
Lingga yang terletak di sebelah barat selat Karimata,Van Bemmelen(1954) memberikan
gambaran hubungan evolusi gejala-gejala di pulau Jawa. Kepulauan Mentawai dalam
penampang Sumatera, merupakan daerah busur luar bukan vulkanik, yang dicirikan oleh
anomali isostatik negatif, serta sebagian besar terbentuk dari batuan serpentin dan terobosan
batuan ultra basa, yaitu menempati daerah yang terletak antara cekungan muka dan cekungan
antara yang dipengaruhi oleh gejala pensesaran naik selama pengangkatan pada kala pra-Miosen.
Daerah yang memiliki isostatik negatif yang menempati busur dalam bukan vulkanik di pulau
Jawa, menurut Van Bemmelen (1954) merupakan punggungan dalam yang terletak di bawah
samudera Indonesia, dimana daerah tersebut sedang mengalami proses pengangkatan, halmana
dicirikan dengan pusat-pusat gempa bumi dalam yang tersebar di daerah tersebut
Maluku dibagi ke dalam 2 (dua) bagian, yakni utara dan selatan. Pembagian itu tentu saja
menciptakan kegiatan tektonisme yang berbeda antara utara dan selatan. Maluku utara pada
dasarnya dibentuk oleh dua sistem punggung yang memusat yakni:
Membatasi basin Sulawesi yang cembung ke timur.
Membatasi bagian tengah kelompok Halmahera.

Suatu peta tektonik yang disusun berdasarkan usia perlipatan, fasa mineralisasi dan bentuk
struktur yang terdapat di berbagai pulau, telah diperkenalkan oleh Wester Veld (1952, dalam
Sukendar , 1976), dimana bisa dipisahkan menjadi beberapa orogen yaitu:
Orogen Maluku,
Dicirikan oleh adanya perlipatan yang sangat kuat yang disertai dengan gejala pensesaran
lapisan batuan berumur paleozoik Akhir, Mesozoik dan Tersier Bawah. Selain itu juga dicirikan
dengan terbentuknya batuan Ultra basa yang sangat besar berumur Mesozoik Akhir sampai
permulaan Tersier, yaitu meliputi daerah-daerah kepulauan disebelah barat Sumatera, Pulau
Timor, daerah yang termasuk dalam Busur luar Banda dan akhirnya daerah Sulawesi bagian
timur.
Sirkum Mediterania
Sirkum Mediterania berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke
Pegunungan Himalaya di Asia dan masuk ke wilayah Indonesia melalui Pulau Sumatra.
Pegunungan Sirkum Mediterania ini terbagi menjadu dua jalur utama, yakni sebagai berikut :
1. Busur dalam
Busur dalam dari rangkaian Sirkum Mediterania bersifat vulkanis.

2. Busur luar
Busur luar dari rangkaian Sirkum Mediterania, tidak bersiat vulkanis

https://www.academia.edu/9774839/TEKTONIK_DAN_VULKANISME (Putra Pratama)


https://geologi.iagi.or.id/2009/03/10/krakatoa-simon-winchester/
https://www.academia.edu/3760744/Geologi_Maluku (Irianto Uno)

Anda mungkin juga menyukai