12 Cara Mengkaji P ID PDF
12 Cara Mengkaji P ID PDF
DIAGRAM
PENDAHULUAN
Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi produksi pabrik minyak dan gas bumi industri
hulu, terlihat bahwa kekurangsempurnaan seseorang dalam mengartikan gambar P&ID terletak
pada pengetahuan yang kurang terhadap unit operasi, keterkaitan antar unit operasi, plant safety,
serta perhatian detil pada catatan-catatan kaki di P&ID itu sendiri. Tidak dimengertinya atau
tidak dibacanya Process Flow Diagram atau PFD juga merupakan faktor penyumbang yang
cukup significant.
Tulisan ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di front line operation, para operator, para
process engineer, operation engineer, dan mereka yang berminat terhadap surface facility
operation. Diusahakan dalam tulisan ini, seminimal mungkin menghilangkan hal-hal yang terlalu
teknik karena konsumen utamanya adalah para operator dan pekerja lapangan.
Di dalam tulisan ini, ada beberapa tebakan yang memancing para pembaca untuk berpikir.
Diusahakan tebakannya adalah hal-hal praktis yang akan ditemui di lapangan. Jawaban tebakan
ini ada di halaman akhir tulisan.
Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dipublikasikan di Milis Migas Indonesia, ataupun milis
Teknik Kimia ITB, hanya saja sedikit diubah guna mendukung tema dari tulisan ini.
Semoga berguna dan tiada maksud untuk menggurui.
Salam,
Cahyo Hardo
DAFTAR ISI
Prinsip Kerja Beberapa Alat Proses
Separator
Prinsip Control Sederhana
Elemen Pengendali Akhir
Steap A head: Pengenalan kurva Karakteristik Sumur
Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal
Karakteristik kurva pompa sentrifugal
Operasi seri-paralel
Minimum re-circulation
Prinsip Pengendalian di pompa sentrifugal
Lead and lag principle
Kompresor Sentrifugal
Karakteristik kurva
Surge
Stonewall
Prinsip control kompresor sentrifugal capacity vs surge control
Safety yang tergambarkan di P&ID
Kekuatan material yang tertampilkan di P&ID
MAWP vessel, pipa, serta komponen-komponen di perpipaan
Kelas-kelas kekuatan pipa (ANSI rating, API rating)
Specification Break
Pengenalan Pressure Safety Valve: konsep perancangannya
Shutdown System instrumented-based
Overpressure protection : separator, pompa, kompresor
Overpressure protection : by-pass control valve, reducing flow (menggunakan RO,
limited pipe diameter), fail-safe condition (control valve fail open, fail close, fail at last
position), lock open dan lock close
Sistem pembuangan fluida (Flare system, burn pit)
Membaca P&ID
Pengenalan Legenda
Pengenalan valve
Tanda-tanda khusus
Tipe pengendalian (selector, cascade, on-off)
Memperhatikan catatan kaki
25 psi
50 psi
Bejana-bejana yang dilengkapi dengan pressure switch shutdown harus ditambahkan 5% atau 5
psi dari nilai beda minimum antara tekanan operasi dan MAWP, mana yang lebih besar
Jika bejana tekan dilengkapi dengan pressure switch shutdown, maka kolom kanan pada tabel di
atas adalah setting dari pressure shutdownnya.
Contoh 4.1.
Separator yang beroperasi pada tekanan 200 psig, maka:
Setting PSHH-nya dalah 200+25 = 225 psig.
Setting dari PSV-nya adalah angka yang lebih besar dari:
225 x 1.05 vs 225 + 5 , yaitu 236 psig.
Pertanyaannya adalah, apakah kita akan merancang separator tersebut pada MAWP 236 psig ?.
Sebaiknya tidak, mengingat kita harus menyediakan allowance untuk kenaikan tekanan operasi di
masa depan. Untuk kasus ini, sebaiknya dirancang separator yang mempunyai MAWP setara
dengan ANSI 150 pada temperatur 100 0F, yaitu 285 psig.
Ketika mendesain ketebalan plate untuk shell dan headnya, maka yang akan dipilih adalah
ketebalan plate berdasarkan standard, yang tentunya harus diatas ketebalan perhitungan desain.
Artinya, bejana itu sendiri mempunyai MAWP yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan, pada saat
itu. Katanya, mengingat hal ini, maka banyak owner menuliskan dalam bid document tentang
MAWP suatu bejana proses berdasarkan tekanan normal operasi, serta meminta vendor untuk
menyertakan informasi nilai maksimum MAWP untuk bejana proses tersebut yang dapat di test
dan disetujui.
Berikut adalah contoh-contohnya.
Pertimbangan biaya tentunya merupakan suatu faktor yang harus dicermati. Hanya saja, katanya,
untuk separator tekanan rendah, mendesain suatu bejana tekan yang tekanan desainnya
disamakan dengan MAWP setara ANSI 150, biaya yang dikeluarkan tidaklah terlalu significant.
Perhatikan kembali tabel 4.1 dan contoh 4.1. Pertanyaannya, apakah tabel dan contoh tersebut
berlaku untuk semua kasus, atau hanya melihat per-unit operasi ?. Jawabannya akan
disampaikan pada sub bab mengenai Shutdown System instrumented-based ditambah dengan
pemahaman kita mengenai minimum safety protection device required, seperti yang disarankan
oleh API RP-14C.
Sistem Perpipaan
MAWP di sistem perpipaan ditentukan oleh bagian yang terlemah dari pipa, yaitu
sambungannya. Secara umum, MAWP sambungan flange menentukan secara keseluruhan
MAWP sistem perpipaan. Misalnya, suatu pipa bisa saja MAWP-nya digolongkan ke dalam
ANSI 300 ataupun ANSI 150, tetapi, flange-nya tidak. Bisa saja suatu pipa bermaterial identik,
berdiameter sama, ber-MAWP sama, akan tetapi karena masing-masing flange-nya, misalnya
adalah bergolongan ANSI 150 dan 300, maka MAWP-nya juga beda. ANSI adalah singkatan
dari American National Standard Institute, suatu lembaga dari Amerika Serikat yang
mengeluarkan berbagai standard.
Masing-masing flange yang berbeda ANSI, juga berbeda dalam hal perancangannya. Jarak antar
lubang untuk baut pun berbeda. Tipe gasket-nya pun berbeda pula. Ada yang cukup dengan jenis
RF atau raised face (memang mukanya flange-nya monyong) dan ada pula jenis gasket yang
mendesak ke dalam seperti RTJ atau Ring Type Joint.
Akan tetapi, ada juga yang mirip-mirip, sehingga sepintas mata tidak ada perbedaannya, kecuali
jika kita rajin mau melihat cetakan angka ANSI di sekitar leher flange-nya. Hal-hal yang serupa,
terkadang memang harus diwaspadai. Sebab kalau tidak awas, safety adalah taruhannya 1).
Misalnya, jika yang dibutuhkan adalah material dengan kekuatan minimum setara ANSI 300,
apakah flange-nya bisa ditukar dengan ANSI 150 dengan alasan dari bentuk visualnya saja mirip.
Tentu tidak, tetapi namanya orang kalau sudah dalam keadaan terjepit atau lupa, hal ini bisa saja
terjadi. Ini, saya kira adalah salah satu pemicu kenapa pipa yang hendak dipasang di pabrik harus
melalui serangkaian uji ketahanan, misalnya saja dengan menaikkannya ke tekanan sebesar satu
setengah kali dari MAWP pipa ketika di hydrotest. Satu setengah kali MAWP sebagai patokan
untuk hydrotest hanya berlaku untuk perpipaan yang ada di plant saja, menurut ASME B.31.3.
Untuk perpipaan gas di pipeline, ukuran hydrotest akan berbeda, tergantung kelas atau daerah
kepadatan di sekitar pipa tersebut ditambah dengan tekanan operasi maksimum yang diijinkan.
Kalau sistem perpipaan tersebut dihubungkan dengan bejana tekan/proses, bagaimana
menentukan MAWP sistem secara keseluruhan ?. Dalam kaitannya dengan safety di P&ID,
menurut kaidah umumnya, maka harga MAWP suatu sistem ditentukan oleh MAWP yang
terlemah dari sistem tersebut. Katakan suatu sistem yang dibuat melulu dari bahan logam besi
karbon, terdiri dari separator yang beroperasi pada tekanan 60 psig. Maka ditentukan MAWPnya, misalnya 100 psig. MAWP pipa-nya misalnya sekian psig, dan flange-nya adalah ANSI 150.
ANSI 150 untuk flange berbahan besi karbon golongan material kelas 1.1 pada temperatur antara
20 s/d 100 F adalah 285 psig. Sehingga, dapat dikatakan, MAWP sistem tersebut secara
keseluruhan adalah 100 psig. Hal ini tidak valid jika anda ingin menaikkan desain MAWP
separator tersebut setara dengan ANSI 150 dengan alasan penambahan biayanya tidaklah
significant.
Kenapa harus memilih pipa yang ber-MAWP lebih tinggi dari 100 psig ?. Sebenarnya, bisa saja
kita memesan pipa yang berkekuatan demikian. Permasalahannya adalah, material perpipaan
sudah dibuat sedemikian rupa agar dapat dipertukarkan serta sudah menjadi standard. Agar
mudah intinya. Jika kita tetap kukuh untuk memesan pipa tersebut, bisa saja delivery time-nya
lama, atau bahkan tidak bisa dibuat atau mungkin tidak ada yang mau membuat. Bikin susah saja,
katanya.
Lalu, apakah material yang terlemah dari suatu sistem pasti selalu bukan pipa atau flange-nya,
tetapi bejana tekan/proses atau unit operasi lainnya ?. Yach jawabannya belum tentu juga.
Perhatikan gambar 4.3 berikut untuk penjelasannya.
Gambar 4.3. P&ID Sederhana Kompresor Sentrifugal
ANSI 300
ANSI 600
ANTI
SURGE
VALVE
PSV-3
SET @
1000 PSIG
TO DEHYDRATION
SYSTEM
PSV-2
MAWP 2000
PSIG
GAS
TURBINE
ANSI 600
MAWP 2000
PSIG
BDV
COMPRESSOR
COOLER
MAXIMUM
DISCHARGE
PRESS = 1100
PSIG
MAWP 1100
PSIG
TO
FLARE
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari
aftercooler dan bukan sistem perpipaan.
Contoh lain
Gambar 4.4 Gambar P&ID sederhana untuk Production Separator Re-used
TO FLARE
SET @
80 PSIG
SET @
50 PSIG
TO LP COMP.
SET @
100 PSIG
PSHH
TO FLARE
ANSI
150
SET @
120 PSIG
LP SEP.
ex-HP SEP
MAWP 700 psig
ANSI 150
ANSI 150
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari sistem
perpipaan dan bukan separatornya.
Tulisan ini tidaklah dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut bagaimana suatu desain pipa,
bagaimana menentukan diameter ekonomis, bagaimana pemilihan schedule number, bagaimana
jenis-jenis sambungan, jenis-jenis flange dan lainnya, tetapi lebih dimaksudkan untuk melihat
secara garis besar apa-apa yang harus dicermati untuk menentukan MAWP suatu sistem atau
unit operasi yang tergambar di P&ID.
Karena saya percaya bahwa tulisan tentang perpipaan, desainnya, dinamikanya, tata peletakannya
serta hal-hal unik yang berkaitan dengannya membutuhkan disiplin ilmu tersendiri, maka
bahasan selanjutnya bertumpu pada MAWP dari flange, yang merupakan salah satu bagian
terlemah dari sistem perpipaan.
MAWP
Temp, F
150
300
400
600
900
1500
2500
-20 to 100
285
740
990
1480
2220
3705
6170
200
260
675
900
1350
2025
3375
5625
300
230
655
875
1315
1970
3280
5470
400
635
745
1270
1900
3170
5280
500
600
800
1200
2995
4990
600
550
730
1095
650
535
715
1075
710
1065
700
750
1010
800
825
4560
API 6A men-spesifikasi tujuh kelas sistem perpipaan, yaitu 2000, 3000, 5000, 10000, 15000,
20000, dan 30000. Dasar dari maximum non-shock working pressure kelas-kelas tersebut adalah
pada temperatur 100 0F.
API 6A membutuhkan control, pengujian dan metoda pembuatan yang lebih ketat daripada ANSI
B. 16.5. Sebagai implikasinya, meskipun kelas flange API 2000, 3000, dan 5000 mempunyai
dimensi yang sama dan dapat dipertukarkan dengan ANSI kelas 600, 900, dan 1500, pada
hakekatnya flange API mempunyai kelas pressure rating yang lebih tinggi. Sehingga, jika ada
flange kelas API disambungkan dengan kelas ANSI, maka penentuan flange ratingnya adalah
mengikuti kelas ANSI.
Tabel berikut memberikan penjelasan tentang kelas rating dari API.
Tabel 4.2 API Flange ratings
Temperature
Classification
Operating Range, F
Minimum
Maximum
-75
180
-60
180
-40
180
-20
180
180
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
Temperature , F
MAWP
0 250
300
350
400
450
500
550
600
650
2000
1995
1905
1860
1810
1735
1635
1540
1430
3000
2930
2860
2785
2715
2505
5000
4880
4765
4645
ANSI Flange
Dibutuhkan untuk penggunaan pada operasi Lebih cepat tersedia dan lebih murah
tekanan tinggi
Digunakan di kepala sumur (wellhead) dan Terkadang digunakan untuk manifold
flowline di sekitar wellhead
Terkadang digunakan untuk manifold
1.1
1.2
2.2
3.1
B 462, B463
dst
dst
Tabel 4.5. Contoh Pressure-Temperature rating untuk berbagai material untuk kelas ANSI 300
CLASS 300 PRESSURE-TEMPERATURE RATINGS
Pressures are in psig
Matl Group
1.1
1.2
1.3
1.4
Materials
1.5
1.7
1.9
1.10
1.13
1.14
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
3.1
3.2
3.4
3.5
3.7
3.8
X%Cr,
X%Mo,
Ni-CrMo
dst
dst
dst
dst
Type
304
Type
316
Type
304L,
316L
Type
321
dst
dst
dst
Cr
Fe
Mo
Cu
Cb
20Cb
Nickel
Alloy
200
dst
dst
dst
dst
X%Mo
695
680
655
640
620
750
750
730
705
665
720
620
560
515
480
450
445
430
425
dst
600
505
455
415
380
360
350
345
335
Dst
720
610
545
495
460
435
430
420
415
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
360
360
360
dst
720
600
530
470
435
415
410
405
400
dst
600
555
525
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
Carbon Steel
0
Temp, F
-20 100
200
300
400
500
600
650
700
750
dst
740
675
655
635
600
550
535
535
505
dst
750
750
730
705
665
605
590
570
505
dst
695
655
640
620
585
535
dst
dst
dst
dst
620
560
550
530
500
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst
Dari tabel-tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan material akan turun seiring kenaikan
temperatur operasi. Untuk material besi baja (grup 2), kenaikan temperatur akan menyebabkan
penurunan yang cukup tajam terhadap kekuatan materialnya, dibandingkan dengan material besi
karbon (grup 1).
Gambar 4.5 Contoh kecenderungan penurunan kekuatan material dengan kenaikan temperatur
untuk beberapa material
Pressure-Temperature Rating for Several Materials
ANSI 300 Class
800
700
Pressure, psig
600
Carbon Steel 1.1
500
304 SS 2.1
316 SS 2.2
300
200
100
0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Temperature, F
Jika dianalogikan desain suatu separator, maka MAWP separator tersebut juga akan turun jika
temperatur operasi meningkat. Bayangkan jika kenaikan temperatur disebabkan oleh faktor luar,
seperti kebakaran. Untuk itulah, banyak sekali terpasang sistem pembuangan gas ke flare atau
yang dikenal sebagai blowdown system, guna mengurangi secara significant tekanan gas yang
meningkat karena panas dari api. Tambahan cara untuk menahan keruntuhan mechanical
integrity dari separator tersebut, misalnya dengan tetap menjaga cairan tetap ada di separator
supaya kenaikan temperatur di dalam separator tersebut jadi lambat. Diharapkan, sebelum semua
cairan menjadi uap, temperatur di dalam separator tidak akan lebih dari titik didih cairan yang
dikandungnya. Selama cairan masih dalam fasa cair, maka energi panas dari api dibutuhkan
untuk memasok panas perubahan wujud atau panas latent.
Hal tersebut pun dengan asumsi bahwa penyebaran panas di sekitar badan separator tersebut
adalah homogen. Suatu asumsi yang layak untuk diperdebatkan, dan itu sebabnya pula, ada
beberapa pihak, yang menyangsikan kehandalan dari PSV jenis fire. 2)
PT ABC
Project No:
789
Client:
PSC
Project Title:
LP Booster Compresor
Item
Elements
Pipe
Pipe
Seamless
Seamless
Wall Thickness
PE
BE
Rev.
16
18
pt abc
123456789
6
10
12
14
20
24
Notes
inch.
ASME B36.10
ASME B36.10
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME
ASME B16.9
ASME B16.9
ASME B16.9
ASME B16.11
ASME B16.9
ASME B16.9
BS3799
BS3799
ASME B16.11
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A105
4, 5
4, 5
4, 5
Coupling - Reducing
Union - Cone Seat
Plug - Hexagon Head
ASME B16.11
ASME B16.11
ASME B16.11
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A105
4, 5
5
14
Description
B16.9
B16.9
B16.9
B16.11
B16.11
B36.10
B16.9
B16.9
B16.11
B16.11
Elbow
LR 90 Deg. BW
Elbow
LR 45 Deg. BW
Elbow
SR 90 Deg. BW
Elbow
90 Deg.
SW 3000#
Elbow
45 Deg.
SW 3000#
Pulled bends, produce from pipe
Equal Tee
BW
Reducing Tee
BW
Equal Tee
SW 3000#
Reducing Tee
SW 3000#
SW 3000#
SW 3000#
NPT 3000#
Rev.
Rev
Date
29/03/00
HPR
By
B
0
29/12/99
20/10/00
HPR
HPR
9
5
5
2
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A106 Gr. B Max. Bend Radius = 3D
ASTM A 234 Gr. WPB
ASTM A 234 Gr. WPB
ASTM A105
ASTM A105
5
5
ASTM A 234 Gr. WPB
ASTM A 234 Gr. WPB
ASTM A 234 Gr. WPB
3
3
ASTM A105
14
ASTM A 234 Gr. WPB
ASTM A 234 Gr. WPB
Carbon Steel
150#
Corrosion Allow . : 0.125 inch
Chk. App.
Maximum Allow able Design Pressure At Tem perature
DSA TRC Deg.F
-20 100 120 200 300 400
TRC SB Psig
285 285 280 260 230 200
Material :
DSA
Design Code :
SRR
Rating :
ASME B31.3
P IP E CLA SS
A22
Item
Elements
PBE
BW
SW
NPT
SW
BW 150# R.F.
SW 150# R.F.
SO 150# R.F.
ASME B16.5
ASME B16.5
ASME B16.5
BW 300# R.F.
ASME B16.5
Flange - Slip On
SO 300# R.F.
ASME B16.5
As Pipe
ASME B36.10
10
12
14
16
18
20
24
Notes
5
ASTM A 105
3000#
3000#
3000#
Screw ed
1/2" NPT 150# R.F.
Scrd-Red. x 1/2" NPT 150# R.F.
Orifice.
W.N. BW 300# R.F.
Blind
150# R.F.
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A105
ASME
ASME
ASME
ASME
B16.5
B16.5
B16.5
B16.5
Spectacle Blind
Spectacle Blind
Spade
Spade
Spacer Ring
Spacer Ring
Drip Ring
Drip Ring
Nippoflange 150mm long
Nippoflange 150mm long
150# R.F.
300# R.F.
150# R.F.
300# R.F.
150# R.F.
300# R.F.
150# R.F.
300# R.F.
150# R.F.
300# R.F.
ASME B16.5
ASME B16.5
Gasket
Gasket
150# R.F.
300# R.F.
API 601
API 601
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A 105 Bore to match pipe
6
6, 9
ASTM A105
ASTM A105
ASTM A105
7, 14
7, 14
6
Studbolts
Nuts - Hexagon Head / Washer
5
11, 14
5
2 per studbolt
ASTM A105
ASTM A105
Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler
Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler
Fluorocarbon coated
Fluorocarbon coated
8
6, 8
8
6, 8
8
6, 8
8
6, 8
7
7
Rev.
PT ABC
Item
Elements
Carbon Steel
Material :
10
12
14
Project No:
16
18
789
20
24
Rev. :
A22
Notes
Rev.
Ball
Valves
Full Bore.
Reduced Bore.
Full Bore.
Reduced Bore.
Reduced Bore.
Reduced Bore.
Wafer
Piston Horiz'l.
Ball Vert'l.
Gate
Valves
Flex. Wedge
Solid Wedge
Solid Wedge
VG-601
VG-602
Globe
Valves
Ball / Plug
Plug
Plug
VT-601
VT-602
Butterfly
Valves
Wafer Type
Flanged Type
150# R.F.
150# R.F.
Needle
Valves
Check
Valves
VB-101
VB-102
VB-103
VB-104
SEE NOTE 10
SEE NOTE 10
VB-601
VB-602
VC-101
VC-602
VC-601
VG-101
VT-101
VF-102
VF-101
13, 15, 17
13, 15, 17
10, 13
10, 13
5
5, 7, 14
13
5, 13
5, 13
13
5
5, 7, 14
13
5
5, 7, 14
5
13
13
5
VN-601
VM-101
VM-102
7, 14, 16
7, 14, 16
0
0
PT ABC
Carbon Steel
Material :
BRANCH CONNECTIONS
1
2
3
4
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
4
4
4
3
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
4
4
3
1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
4
3
1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
3
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
1
3
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
1
4
5
5
5
5
5
5
5
2
2
1
BRANCH SIZE
6
8
10
5
5
5
5
5
2
5
5
2
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
Project No:
789
Rev. :
A22
Notes
12
2
2
2
2
2
1
14
2
2
2
2
1
16
2
2
2
1
18
2
2
1
20
2
1
Rev.
24
1
Branch stub-in may be used on open drains subject to approval by Stress Dept.
NOTES :
1. Quality factor for pipe and fittings 'E' to be 1, refer to ASME B31.3 Table A-1B.
Any deviation from this quality factor w hen using w elded pipe shall be subject to
engineering approval.
2. Pulled Bends shall only be used in approved situations subject to CLIENT approval
Where possible but limited to the follow ing size range:
Hydrocarbon and toxic service;
" to 1" inclusive.
Utility systems;
" to 2" inclusive.
Utility systems w here space permits;
3" and 4".
3. Lateral Tees shall be used for flare and drain connections only.
4. For Sw ages nipple and coupling w ith other permitted end conditions refer to Paragraph 2.6
CO00014-000-00-RE-L-001.
5. For all socket w eld fittings a 1/16" cavity betw een pipe and inside fitting to be allow ed or
gap-o-let shall be used.
6. 300# Flanges, Gaskets and other components shall only be used for in - line instrument
connections and for connecting to 300# piping systems and equipment.
PT ABC
Material :
Carbon Steel
Project No:
789
Rev. :
A22
1400 PSIG
API 2000 OR ANSI 600
450 PSIG
ANSI 300
100 PSIG
ANSI 150
TO
FLARE
LO
LO
WELLHEAD
HP
SEPARATOR
LO
LO
OUTLET
GAS
TO FLARE
LO
OUTLET
GAS
TO FLARE
LO
LC
TO
FLARE
Catatan:
Temperatur desain sistem adalah 150 F
Shutdown system tidak digambarkan
Flowline & manifold tidak digambar, dianggap desain
rating-nya mengikuti wellhead
MAWP masing-masing sistem berdasarkan
komponen atau alat yang terlemah
Setting PSV maksimum adalah MAWP
PSV desainnya diasumsikan block discharge
MP
SEPARATOR
LO
LC
LO
LP
SEPARATOR
OUTLET
GAS
LC
Dengan memperhatikan catatan kaki dari gambar tersebut, maka secara konseptual, ditampilkan
perubahan pressure rating mulai dari hulu, yaitu kepala sumur sampai dengan hilirnya, yaitu
separator tekanan rendah.
Apa tujuannya specification break tersebut. Tidak lain adalah untuk penghematan. Bayangkan
jika semua material, jika mengacu pada gambar tersebut, harus dibuat sesuai pressure rating
kepala sumur. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan..??
Perhatikan gambar P&ID 4.7 dan 4.8 berikut ini. PSV di tiap separator di desain atas dasar
kriteria block discharge. PSV spare-nya tersedia tetapi tidak digambarkan untuk penyederhanaan.
Temperatur operasi maksimum diasumsikan 150 0F.
Gambar 4.8 Specification Break di P&ID Manifold dan Separator Penambahan Valve di upstream LP Separator
Jika gambar 4.7 dan 4.8 dicermati, maka hanya dengan menambah Valve A di upstream LP
Separator, maka banyak sekali flange dan pipe rating yang berubah mengikutinya.
Cara Mendesain Specification Break
Agar dapat mengerti mengapa terjadi perubahan di gambar 4.8 tersebut, maka perlu bagi kita
untuk mengetahui bagaimana mendesain suatu specification break. Dalam merancang
specification break ini, diasumsikan:
1. Check valve passing atau fail open/close sehingga memungkinkan terjadinya/terputusnya
aliran fluida dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
2. Control valve, termasuk self-containt regulator, dapat terbuka atau tertutup, yang
memungkinkan suatu bagian dalam pipa berisi fluida bertekanan maksimum.
3. Block valve dapat terbuka atau tertutup, yang memungkinkan terjadinya tekanan
tertinggi. Lock Open dan Lock Close valve akan tetap menjaga posisi valve demikian,
jika kuncinya dijaga dengan prosedur yang ketat dan benar. Process Hazard Analysis
harus dilakukan untuk menentukan apakah proteksi jenis ini dapat diterima. Untuk
aplikasi valve yang menggunakan lock close, disarankan untuk tidak digunakan karena
resiko valve passing adalah umum ditemui di production facility.
4. Pressure Safety High (PSH) dianggap tidak memberikan perlindungan yang cukup,
kecuali dengan menggunakan metode HIPPS. Meskipun demikian, pemilihan metode ini
haruslah melalui kajian yang mendalam, termasuk melihat kemungkinan menggunakan
metode proteksi yang lain.
5. Pressure Safety Valve dan Rupture disk selalu bekerja. Desain PSV atau RD tersebut
adalah block discharge.
Pemeriksaaan Specification Break
Untuk memeriksa suatu specification break, maka dapat dilakukan penelusuran sistem perpipaan
dan unit operasi terkait. Jangan lupa juga untuk menggunakan tabel pressure-temperature rating
dari material yang digunakan, seperti yang sudah dicontohkan di tabel-tabel 4.
Untuk desain PSV yang dipasang guna melindungi bagian upstream-nya, maka penelusuran
dimulai dari PSV menuju upstream termasuk percabangannya, sampai bertemu dengan valve atau
control valve pertama. Diasumsikan valve atau control valve tersebut tertutup. Kemudian mulai
dari valve tersebut, ditelusuri lagi sampai menemukan PSV yang lain atau sumber penghasil
tekanan (seperti sumur, pompa, atau kompresor). Sistem perpipaan mulai dari block valve atau
control valve yang pertama tadi sampai dengan PSV di upstream-nya atau sumber penghasil
tekanannya, harus di desain pada pressure rating PSV atau pada tekanan maksimum dari sumber
penghasil tekanan tersebut, jika tidak ada PSV. Hal tersebut juga berlaku untuk setiap
percabangan pipa.
Gambar 4.7 dan 4.8 sampai gambar selanjutnya menggunakan asumsi bahwa material yang
digunakan adalah besi karbon kelas 1.1 dengan temperatur operasi maksimum 150 0F.
Sekarang perhatikan gambar 4.7 kembali. Untuk sistem perpipaan di HP dan Test Separator,
maka jika ditelusuri, akan ditemui valve-valve dari sumur #1 dan sumur #2, yaitu valve 1, 3, 2,
dan 4. Lalu diasumsikan valve-valve tersebut tertutup tetapi passing. Desain pressure rating
perpipaan sampai dengan valve-valve tersebut akan mengikuti setting PSV-PSV di HP atau Test
Separator, yaitu 1480 psig atau berarti setara dengan ANSI 600.
Mulai dari valve-valve 1, 3, 2, 4, maka ditelusuri kembali ke upstreamnya sampai menemukan
valve-valve 5 dan 6. Lalu diasumsikan valve-valve ini tertutup (tetapi passing). Maka desain
pressure rating mulai dari valve-valve 1, 3, 2, dan 4 plus perpipaannya sampai ke valve 5 dan 6
haruslah sanggup menahan tekanan maksimum yang mungkin terjadi, dengan asumsi valve 5 dan
6 pasti passing meskipun tertutup.
Tekanan maksimum yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah Shut in Tubing pressure (SITP)
dari masing-masing sumur #1 dan #2. Sehingga valve-valve (1 dan 2) dan perpipaannya di
flowline sumur #1, desain pressure ratingya mengikuti SITP sumur #1, yaitu 5000 psig, sehingga
desainnya adalah API 5000. Untuk valve-valve (3 dan 4) dan perpipaannya di flowline sumur #2,
desain pressure ratingnya akan mengikuti SITP sumur #2, yaitu API 2000.
Untuk pressure rating valve-valve 5 dan 6 sampai sistem perpipaan menuju upstreamnya, yaitu
kepala sumur, harusnya sudah jelas, yaitu API 5000 dan API 2000, masing-masing untuk sumur
#1 dan #2.
Bagaimana dengan valve-valve 7 dan 8 ?. Karena valve-valve ini berhubungan dengan sistem
separator LP di downstreamnya, maka penelusuran dimulai dari Separator LP.
Mulai dari PSV di LP Separator menuju upstreamnya, maka akan ditemui valve 7 di flowline
sumur #1 dan valve 8 di flowline sumur #2. Desain pressure rating perpipaan mulai dari separator
LP tersebut sampai dengan valve-valve tersebut, akan mengikuti setting PSV dari LP separator
tersebut, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150.
Untuk valve 7, jika valve 1 dan 2 serta valve 7 tertutup, maka tekanan tertinggi yang mungkin
terjadi tentunya adalah SITP sumur #1, yaitu 5000 psi, sehingga pressure rating untuk valve 7
berikut perpipaan disekitarnya menuju upstream dan bertemu dengan flowline sumur #1 haruslah
API 5000.
Untuk valve 8 dan perpipaannya, dengan penjelasan yang sama, desain pressure ratingnya akan
mengikuti API 2000.
Mulai dari PSV di LP Separator menuju perpipaan keluaran cairan di HP Separator, hingga
bertemu dengan check valve 9, maka sistem perpipaannya adalah setara dengan setting PSV dari
LP separator, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150.
Mulai dari check valve 9, valve 10, control valve 11, dan valve 12, yang kesemuanya
diasumsikan passing jika pada kondisi tertutup serta check valve yang diasumsikan tidak bekerja
(close), maka tekanan tertinggi yang mungkin terjadi pada system tersebut adalah sama dengan
setting PSV dari HP separator, yaitu 1480 psig atau setara dengan ANSI 600.
Dengan analogi yang sama, jelaslah sudah kelas ANSI perpipaan untuk valve-valve (13, 14, 15,
dan 16) di sistem perpipaan keluaran cairan di Test Separator, yaitu ANSI 600.
Perhatikan bahwa untuk setiap valve, maka spec break akan terjadi di perpipaannya dan bukan di
flange valve tersebut, karena untuk setiap valve dengan pressure rating tertentu, maka jenis
flange-nya sudah standard. Kalaupun ada yang bisa dipertukarkan dengan pressure rating yang
lebih rendah, adalah sangat dilarang untuk melakukannya dengan alasan apapun, karena sangat
berbahaya.
API 5000
API 5000
ANSI 600
ANSI 600
Jika sudah mengerti bagaimana merancang spec break di gambar 4.7, marilah kita menganalisa
gambar 4.8. Di P&ID yang tertampilkan di gambar 4.8, penambahan satu valve di upstream LP
separator akan berpengaruh banyak terhadap perancangan spec break untuk sistem perpipaan di
upstream-nya.
Jika valve A di upstream LP Separator tertutup/ditutup, valve 1, 2, 3, dan 4 tertutup/ditutup,
maka tekanan maksimum yang mungkin terjadi jika ditelusuri sampai ke LP manifold akan setara
dengan SITP sumur #1, yaitu API 5000. Maka semua valve, termasuk valve A, perpipaan LP
beserta manifoldnya haruslah mempunyai rating API 5000.
Dengan konfigurasi demikian, maka kemungkinan sistem tekanan sumur #1 dan #2 menjadi
terhubung adalah sangat mungkin, yang mana mengakibatkan tekanan tertinggi di sistem flowine
sumur #2 menjadi lebih tinggi dari SITP sumur #2, yaitu setara SITP sumur #1. Maka, pressure
rating untuk sistem perpipaan flowline #2 termasuk valve-valve-nya (valve 3, 4, 6, dan 8)
haruslah setara dengan API 5000.
Penjelasan di atas sepintas terlihat berlebihan jika menganut prinsip HAZOP yang terkenal
dengan No double Jeopardies, akan tetapi sebenarnya tidak, karena jika ingin mengalirkan
fluida dari sumur #1 dan #2 langsung menuju LP Separator, maka kondisi valve-valve tersebut
haruslah sedemikian rupa.
Dengan analogi yang sama, harusnya sudah jelas kenapa valve-valve di pipa keluaran cairan HP
Separator (9, 10, 11, dan 12) serta valve-valve di pipa keluaran cairan Test Separator (13, 14, 15,
dan 16) mempunyai pressure rating setara API 5000.
Gambar 4.9 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Close.
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LC adalah Lock Close)?
Gambar 4.10 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Open
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LO adalah Lock Open)?
Sambil berpikir manakah yang direkomendasikan dari gambar 4.9 dan 4.10 tersebut, perhatikan gambar 4.11 yang merupakan alternatifnya.
Gambar 4.11 Perubahan Spec Break dengan Pemasangan PSV
Bagi para engineer, process atau operation/field engineer, jika merasa sudah paham dengan
konsep perancangan specs break, periksalah pengetahuan anda dengan mengerjakan soal-soal
berikut.
Tentukanlah specs break untuk masing-masing sistem berikut ini. Ingatlah, bahwa specs break
yang akan anda rancang ini haruslah dapat diterima secara engineering dan cost wise dengan
tetap mengedepankan safety.
Jika anda adalah piping engineer, tebaklah apa yang salah dari gambar manifold nya ! (Ini juga
terlihat pada semua gambar di P&ID sebelumnya).
Catatan: Desain wellhead selalu mengikuti API.
34
Soal A
36
Soal B
37
Soal C
38
Soal D
39
40
#$
%
&% '
()*
!
" !
*%
+#
,
41
PSV
Pressure Safety Valve mempunyai spec break di PSV-nya sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan kecermatan dalam mengaplikasikan LO/LC
principle di daerah sekitar PSV tersebut.
Perhatikan gambar-gambar berikut dan bandingkan!
Gambar 4.14 Prinsip LO/LC di daerah sekitar PSV
/
0
"
/0
1
2
0
Jika diperhatikan, gambar yang kanan mempunyai kesalahan mendasar karena untuk PSV spare-nya, isolasi Lock Close terhadap manual
block valve-nya dilakukan di downstream PSV. Mengingat PSV bisa saja passing, maka aplikasi gambar di sebelah kanan dapat
menyebabkan overpressure.
Untuk aplikasi penambahan Restrictive Orifice (RO) di PSV, maka harus ditempatkan di upstream PSV dan bukan di downstreamnya guna
menghindari masalah overpressure juga.
42
Untuk kedua gambar PSV di bawah ini, menurut anda, manakah yang diperbolehkan?
Gambar 4.15 Prinsip LO/LC di daerah sekitar PSV - Pertanyaan
Gambar yang sebelah kiri harusnya bisa dijawab dengan membaca kembali tulisan di halaman-halaman sebelumnya. Untuk yang di sebelah
kanan, sebelum dapat menjawabnya, nampaknya anda harus mengerti dahulu bagaimana konsep perancangan suatu PSV.
43
Selamat!!
Jika anda sudah membaca sampai di halaman ini, dan secara umum mengerti isinya, saya
memperkirakan bahwa anda sudah mencapai setengah dari perjalanan dalam rangkaian tulisan
saya mengenai Cara Mengkaji P&ID. Di setengah perjalanan sisanya, akan ditemui lots of fun,
karena sudah mulai menguak isi P&ID secara umum. Di sana, akan dibahas tentang pengenalan
dan konsep perancangan PSV, shutdown system instrumented-based, overpressure protection,
serta sistem pembuangan fluida.
Salus Populi Est Lex Suprema
Peoples Safety is The Highest Law
Vivat Process Engineering!
Referensi:
1. Pengalaman pribadi komissioning 1 x 250 MMscfd RR compressor di Nilam Plant, Vico
Indonesia.
2. Cacat Bawaan PSV fire, Cahyo Hardo, tulisan di Milis Migas Indonesia.
3. AGX Platform Piping Specification, Premier Oil Natuna Sea B.V.
4. Vico Engineering Standard (VES) Piping Specification.
5. Surface Production Operation volume 1 dan 2, Maurice Stewart PhD, PE, Ken Arnold PE.
6. API RP 14E, Recommended Practice for Analysis, Design, Installation, and Testing of Basic
Surface Safety Systems for Offshore Production Platforms.
7. API RP 14J, Recommended Practice for Design and Hazard Analysis for Offshore
Production Facilities.
8. Piping and Pipeline System Course, Maurice Stewart PhD.
44
Filename:
12 Cara Mengkaji P&ID - Safety #2
Directory:
D:\personal\milis migas\articles\12 Cara Mengkaji P&ID Safety #2
Template:
C:\Documents and Settings\arief\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title:
KBK Proses
Subject:
Cara Mengkaji P&ID - Safety#2
Author:
Cahyo Hardo Priyoasmoro
Keywords:
P&ID
Comments:
http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia
http://www.migas-indonesia.com
http://www.migas-indonesia.net
Creation Date:
2/24/2007 9:57 PM
Change Number:
23
Last Saved On:
2/28/2007 10:10 AM
Last Saved By:
DSI
Total Editing Time: 113 Minutes
Last Printed On:
2/28/2007 10:51 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 44
Number of Words:
5,144 (approx.)
Number of Characters: 29,324 (approx.)