Biografi Georg Contur
Biografi Georg Contur
teori himpunan , penemu konsep bilangan jewat terhingga (transfinit) guru besar,
dan pengarang, ia lahir di St Patersburg sekarang Leningrad Rusia,pada tanggal 18
maret 1845 dan meninggal di halle, jerman, pada 6 januari 1918 pada umur 73
tahun karena sakit jiwa, sebab teorinya di tentang para ahli matematika sezamanya
Teori himpunan merupakan dasar matematika yang tepat. Sekitar tahun 1867 dan
1871, Cantor menerbitkan sejumlah artikel tentang topik teori bilangan. Suatu
kejadian yang sangat penting terjadi sekitar tahun 1872 ketika Cantor melakukan
perjalanan ke Swiss. Cantor bertemu Richard Dedekind yang kemudian tumbuh
persahabatan di antara mereka. Sekitar tahun 1873-1879, banyak huruf yang
diawetkan meskipun hanya sedikit membahas tentang matematika yang dijelaskan
Dedekind secara abstrak yang mana mengembangkan ide-ide dari Cantor.
Cantor pindah dari teori bilangan ke karya seri trigonometri. karya ini berisi ide-ide
Cantor tentang teori himpunan dan juga tentang bilangan irrasional. Sekitar tahun
1874, Cantor menerbitkan artikel di jurnal Crelle yang mana menandai kelahiran
teori himpunan. Karya delanjutnya diserahkan oleh Cantor ke jurnal Crelle pada
tahun 1878 tetapi menjadi kontroversi. Kronecker yang berada di redaksi Jurnal
Crelle tidak suka dengan karya Cantor, yang mana membuat Cantor ingin
menariknya kembali namun Dedekind membujuknya untuk tidak menarik karya
tersebut dan Weierstrass mendukung publikasi. Akhirnya karya tersebut diterbitkan,
nmaun karya yang selanjutnya tidak diserahkan ke Jurnal Crelle. Orang pertama
yang secara eksplisit mencatat bahwa ia menggunakan aksioma seperti itu
tampaknya telah Peano pada tahun 1890 dalam berurusan dengan bukti adanya
solusi untuk sistem persamaan diferensial. pada tahun 1902 itu disebutkan oleh
Beppo Levi tapi yang pertama untuk secara resmi memperkenalkan aksioma
Zermelo ketika dia terbukti, pada tahun 1904, yang mengatur setiap dapat tertata
dengan baik. mile Borel menunjukkan bahwa Aksioma Pilihan ini sebenarnya
setara dengan teorema Zermelo
eknaeko.blogspot.co.id/2014/09/sejarah-teori-himpunan-georg-cantor.html?m=1
musik. Setelah pendidikan awal di rumah dari guru pribadi, Cantor bersekolah di
sekolah dasar di jalan Petersburg, kemudian pada tahun 1856, ketika berusia
sebelas tahun keluarganya pindah ke Jerman. Pada mulanya mereka hidup di
Wiesbaden, kemudian mereka pindah ke Frankfurt. Cantor belajar di Darmstadt dan
lulus pada tahun 1860, dengan keahlian luar biasa di bidang matematika,
khususnya trigonometri. Setelah dari Darmstadt dia masuk politeknik di Zurich
hingga tahun1862. Pada tahun 1862 Cantor meminta ijin sang ayah untuk belajar
matematika di universitas dan dia sangat gembira ketika akhirnya sang ayah
menyetujuinya. Tetapi karena kematian sang ayah pada Bulan Juni 1963 dia
mengakhiri belajarnya di Zurich. Cantor akhirnya pindah ke universitas Berlin
dimana dia berteman dengan Hermann Schwarz. Setelah menerima gelar doktor
pada tahun 1867, Cantor mengajar di Berlin. Pada tahun 1869, dia menyajikan
tesisnya tentang teori bilangan. Pada tahun 1873 pada umur 28 tahun, Cantor
mengumumkan teorinya. Selama 10 tahun ia terus menerus menyebarluaskan
teorinya dalam tulisan-tulisannya. Teori himpunan dan Konsep Bilangan Transfinitnya menggemparkan dunia matematika. Tapi penemuannya itu tidak
menguntungkan Cantor. Ia mendapatkan tantangan hebat dari ahli-ahli matematika
pada waktu itu, terutama dari gurunya, ialah Kronecker. Akan tetapi penemuan
beliau sampai sekarang hampir seluruh orang di dunia menerima Teori Himpunan.
Beberapa hikmah yang mungkin kita petik dari Sejarah Georg Cantor adalah : 1.
Barang siapa yang bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang diinginkan,
maka ia akan mendapatkan apa yang diinginkan. 2. Salah satu ciri orang yang
cerdas dan kreatif adalah selalu mempertanyakan segala sesuatu yang ada di
sekitarnya. Misalnya, mengapa ada kelompok-kelompok hewan? Mengapa ada
kelompok tumbuhan? Mengapa ada pembagian wilayah waktu? Mengapa ada ikan
yang hidupnya di laut dan di air tawar? Mengapa ada pengelompokan siswa di
kelas? Dan lain-lain. 3. Kita harus selalu bersyukur atas semua nikmat apapun yang
diberikan Alloh kepada kita. Nikmat hidup, nikmat dapat melihat, nikmat dapat
mendengar, nikmat rezeki, dan masih banyak lagi yang lainnya. 4. Hidup di dunia
ini memang untuk memecahkan masalah dan hambatan. Setiap manusia pastilah
mempunyai masalah yang mebuat hidupnya kadang kala senang dan kadang kala
susah. Jika seseorang mampu melewati dan memecahkan masalah dan hambatan
yang dihadapinya dengan baik dan sabar, maka ia termasuk orang mensyukuri
nikmat Alloh. 5. Alloh Yang Maha Adil memberikan ilmunya kepada siapapun yang
dikehendaki-Nya. Dan ilmu yang dimanfaatkan akan menjadi bekal kita di
kehidupan yang akan datang. Semoga saya yang sekarang menjadi Guru
Matematika, kelak akan menjadi orang yang dikenang karena ilmunya oleh orang di
masa yang akan datang, dan menjadi orang hebat yang namanya disebut-sebut
karena kebaikannya. Amin.
Selengkapnya : http://m.kompasiana.com/euis_hasanah/georg-cantor-penemu-teorihimpunan_5626140a957e61a50976a32e
m.kompasiana.com/euis_hasanah/georg-cantor-penemu-teorihimpunan_5626140a957e61a50976a32e
Ayah Georg Cantor, Georg Waldemar Cantor, adalah seorang pedagang yang
berhasil, bekerja sebagai agen wholesaling di jalan Petersburg, kelak sebagai
makelar pasar bursa di jalan Petersburg. Georg Waldemar Cantor lahir di Denmark
dan dia seorang pria yang sangat cinta pada budaya dan seni. Ibu Georg, Maria
Anna Bohm, adalah orang Rusia yang sangat tertarik pada musik.
Setelah pendidikan awal di rumah dari guru pribadi, Cantor bersekolah di sekolah
dasar di jalan Petersburg, kemudian pada tahun 1856, ketika berusia sebelas tahun
keluarganya pindah ke Jerman.
Pada mulanya mereka hidup di Wiesbaden, kemudian mereka pindah ke Frankfurt.
Cantor belajar di Darmstadt dan lulus pada tahun 1860, dengan keahlian luar biasa
di bidang matematika, khususnya trigonometri. Setelah dari Darmstadt dia masuk
politeknik di Zurich hingga tahun1862.
Pada tahun 1862 Cantor meminta ijin sang ayah untuk belajar matematika di
universitas dan dia sangat gembira ketika akhirnya sang ayah menyetujuinya.
Tetapi karena kematian sang ayah pada Bulan Juni 1963 dia mengakhiri belajarnya
di Zurich. Cantor akhirnya pindah ke universitas Berlin dimana dia berteman
dengan Hermann Schwarz.
Setelah menerima gelar doktor pada tahun 1867, Cantor mengajar di Berlin. Pada
tahun 1869, dia menyajikan tesisnya tentang teori bilangan.
belajarmenyukaimatematika.blogspot.co.id/2012/05/georg-ferdinand-ludwig-philippcantor.html?m=1
Georg Cantor
Georg Cantor2.jpg
Lahir Georg Ferdinand Ludwig Philipp Cantor
3 Maret 1845
Saint Petersburg, Russian Empire
Meninggal
Mathematics
Institusi
University of Halle
Ernst Kummer
Karl Weierstrass
Mahasiswa doktoral
Dikenal karena
Alfred Barneck
Set theory
Georg Cantor
Georg Cantor (1845-1918) ialah seorang matematikawan asal Jerman keturunan
Yahudi. Ia adalah orang pertama yang menemukan teori himpunan. Ketika teori
himpunan diperkenalkan pertama kalinya oleh Georg Cantor, tidak banyak
matematikawan yang melihat seberapa penting teori itu. Akan tetapi, sekarang
teori himpunan digunakan sebagai dasar untuk mempelajari matematika modern
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Georg_Cantor
Himpunan merupakan kumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan jelas.
Kumpulan itu dapat berupa daftar, koleksi, kelas. Objek merupakan anggota atau
elemen dari himpunan. Sedangkan objek dapat berupa benda konkrit atau benda
abstrak. Contohnya, himpunan mahasiswa matematika 2010.
Himpunan dinyatakan dengan huruf besar seperti A, B, C, ..., X, Y, Z. Elemen
himpunan dinyatakan dengan menggunakan huruf kecil seperti a, b, c, ..., x, y, z.
Cara sederhana dan mudah untuk menggambarkan relasi antara dua himpunan
adalah dengan menggunakan diagram Venn-Euler. Daerah di dalam kurva tertutup
pada diagram ini mewakili objek-objek yang dimaksud.
Himpunan hanya membicarakan objek-objek yang berlainan saja. Sehingga ada dua
metode dalam penulisan himpunan yaitu
1.
Metode Roster yaitu dengan menuliskan semua anggota himpunan di dalam
tanda kurung {...........}
contoh: himpunan bilangan ganjil N = {1,3,5,7,9,.......}
2.
Metode Rule yaitu menggunakan notasi pembentuk himpunan dengan
menyebutkan syarat keanggotaannya
contoh: N = {x|x adalah bilangan asli}
Jenis himpunan antara lain himpunan kosong, himpunan semesta, himpunan
berhingga (finit), himpunan tak berhingga (infinit). Himpunan kosong adalah
himpunan yang tidak mempunyai anggota, notasi { }. Himpunan semesta adalah
himpunan yang mempunyai anggota semua objek yang sedang dibicarakan, notasi
S atau U. Suatu himpunan dikatakan berhingga jika himpunan itu beranggotakan
elemen-elemen berbeda yang banyaknya tertentu (berhingga). Suatu himpunan
dikatakan tak berhingga jika himpunan itu beranggotakan elemen-elemen berbeda
yang banyaknya tak berhingga.
Adapun jenis himpunan berdasarkan elemennya antara lain
1.
Himpunan Sama ( = )
Dua himpunan A dan B adalah sama, jika tiap elemen himpunan A adalah elemen
himpunan B, dan tiap elemen himpunan B adalah elemen himpunan A. Ditulis A =
B. Contoh K = {x | x-3x+2=0} dan L = {2,1} maka K = L
3.
Himpunan lepas ( // )
Dua himpunan A dan B disebut saling lepas, jika himpunan A tidak mempunyai
anggota persekutuan dengan himpunan B. Ditulis A // B.
Contoh A = {a,b,c} dan B = {k,l,m} Maka A // B
4.
Cantor juga membuktikan bahwa himpunan bilangan real adalah "lebih banyak" dari
himpunan bilangan asli , ini menunjukkan bahwa tidak ada himpunan tak terbatas
yang berbeda ukuran. Beliau juga yang pertama menemukan korespondensi satusatu (selanjutnya dilambangkan "korespondensi 1-1") dalam menetapkan teori. Dia
menggunakan konsep ini untuk mendefinisikan himpunan terbatas dan tak
terbatas . Pengelompokan yang terakhir ke denumerable himpunan (atau countably
tak terbatas) dan himpunan terhitung (himpunan terbatas nondenumerable).
Pada tahun 1874 kertas Crelle Cantor adalah yang pertama menjelaskan
korespondensi 1-1, meskipun beliau tidak menggunakan frase itu. Beliau kemudian
mulai mencari korespondensi 1-1 antara titik-titik dari unit persegi dan poin dari unit
segmen garis. Dalam sebuah surat 1877 untuk Dedekind, Cantor membuktikan jauh
lebih kuat. Hasilnya untuk tiap himpunan n bilangan bulat positif, terdapat
korespondensi 1-1 antara titik-titik pada ruas garis unit dan semua titik dalam ruang
n-dimensi . Hal ini Cantor menulis kepada Dedekind: "Je le vois, mais je ne le crois
pas!" ("Aku melihatnya, tapi saya tidak percaya!"). Hasil yang beliau menemukan
begitu menakjubkan memiliki implikasi untuk geometri dan konsep dimensi .
Pada tahun 1878, Cantor menyerahkan kertas lain untuk Jurnal Crelle, di mana ia
mendefinisikan secara akurat konsep korespondensi 1-1, dan memperkenalkan
konsep " kekuasaan "(istilah yang diambilnya dari Jakob Steiner ) atau
"kehimpunanaraan" himpunan : dua himpunan adalah himpunan sama (memiliki
kekuatan yang sama) jika terdapat korespondensi 1-1 di antara mereka. Cantor
mendefinisikan himpunan dapat dihitung (atau himpunan denumerable) sebagai
himpunan yang dapat dimasukkan ke dalam korespondensi 1-1 dengan bilangan asli
, dan membuktikan bahwa bilangan rasional adalah denumerable.
Cantor mengembangkan konsep penting dalam topologi dan hubungannya dengan
kardinalitas. Misalnya, beliau menunjukkan bahwa himpunan Cantor memiliki
kardinalitas yang sama dengan himpunan semua bilangan real.
Cantor diperkenalkan konstruksi fundamental dalam teori himpunan, seperti
kekuatan himpunan dari himpunan A, yang merupakan himpunan semua
kemungkinan himpunan bagian dari A. Beliau kemudian membuktikan bahwa
ukuran dari kekuatan himpunan adalah sangat lebih besar dari ukuran A, bahkan
ketika A adalah himpunan yang tak terbatas. Hasil ini dikenal sebagai Teorema
Cantor .
Cantor mengembangkan seluruh teori dan aritmatika terbatas pada himpunan ,
yang disebut kardinal dan ordinal dari alam nomor. Notasinya untuk nomor kardinal
adalah surat Ibrani ( aleph ) dengan subskrip nomor alam, karena ordinal
menggunakan huruf Yunani (omega ). Notasi ini masih digunakan sampai
sekarang.
Awal teori himpunan sebagai cabang matematika sering ditandai dengan terbitnya
tahun 1874 artikel Cantor, "ber eine Eigenschaft des Inbegriffes aller reellen
algebraischen Zahlen" ("Pada Properti dari Koleksi Semua Nomor Aljabar Real") .
Artikel ini adalah yang pertama untuk memberikan bukti ketat yang ada lebih dari
satu jenis tak terbatas.
Beliau juga membuktikan bahwa n-dimensi Euclidean ruang R n memiliki kekuatan
yang sama dengan bilangan real R, seperti halnya countably tak terbatas produk
salinan R. Sementara ia membuat bebas menggunakan akuntabilitas sebagai
sebuah konsep, ia tidak menulis kata "dihitung" sampai 1883. Cantor juga
membahas pemikirannya tentang dimensi , menekankan bahwa pemetaan antara
selang satuan dan unit persegi bukan terus menerus satu.
Antara 1879 dan 1884, Cantor menerbitkan serangkaian enam artikel dalam
Mathematische Annalen merupakan sebuah pengantar teori himpunannya. Pada
saat yang sama, ada oposisi tumbuh untuk gagasan Cantor, yang dipimpin oleh
Kronecker, yang mengaku konsep matematika hanya dapat dibangun dalam
terbatas dari alam nomor, sebagai intuitif. Untuk Kronecker, hirarki Cantor dari
konsep tak terbatas itu adalah tidak dapat diterima, karena menerima konsep
infinity sebenarnya akan membuka pintu untuk paradoks yang akan menantang
keabsahan matematika secara keseluruhan.
Kertas kelima dalam seri ini, adalah "Grundlagen einer allgemeinen
Mannigfaltigkeitslehre" ("Dasar-dasar Teori Umum Agregat"), diterbitkan pada tahun
1883, yang paling penting dari enam dan juga diterbitkan sebagai monografi
terpisah. Isinya kritikan dan menunjukkan bagaimana nomor transfinite adalah
ekstensi sistematis dari alam nomor. Ini dimulai dengan mendefinisikan tertata baik
himpunan. Nomor urut yang kemudian diperkenalkan sebagai jenis urutan yang
tertib himpunan.
Cantor kemudian mendefinisikan penjumlahan dan perkalian dari kardinal angka
dan ordinal. Pada tahun 1885, Cantor memperluas teori tipe order sehingga angkaangka ordinal hanya menjadi kasus khusus dari tipe order.
Pada tahun 1891, beliau menerbitkan sebuah kertas yang berisi "argumen diagonal"
untuk keberadaan sebuah himpunan terhitung. Beliau menerapkan ide yang sama
untuk membuktikan Teorema Cantor : yang kardinalitas dari himpunan kekuatan
himpunan A adalah sangat lebih besar dari kardinalitas A. Argumennya adalah
fundamental dalam solusi dari masalah untuk menghentikan bukti dari teorema
ketidaklengkapan Gdel yang ditulis Cantor pada dugaan Goldbach pada tahun
1894.
Pada tahun 1895 dan 1897, Cantor menerbitkan kertas dua bagian dalam
Mathematische Annalen di bawah keredaksian Felix Klein . Makalah terakhirnya
yang signifikan pada teori himpunan. Makalah pertama dimulai dengan
mendefinisikan himpunan, bagian , dll, dengan cara yang akan sangat diterima
sekarang. Para kardinal dan ordinal aritmatika ditinjau. Cantor ingin kertas kedua
untuk menyertakan bukti dari rangkaian hipotesa, tetapi harus menetapkan nomor
urut. Cantor mencoba untuk membuktikan bahwa jika A dan B adalah himpunan
sama dengan A merupakan subhimpunan dari B dan B merupakan subhimpunan
dari A, maka A dan B adalah himpunan sama. Ernst Schrder telah menyatakan
teorema ini sedikit lebih dulu, tapi bukti, seperti juga dengan kisah Cantor, adalah
cacat. Felix Bernstein diberikan bukti yang benar pada tahun 1898 tesis PhDnya;
maka dinamakan teorema Cantor-Bernstein-Schroeder .
Diskusi himpunan-teori paradoks mulai muncul sekitar akhir abad kesembilan belas.
. Beberapa masalah mendasar yang tersirat dengan program menetapkan teori
Cantor . Dalam makalah 1897 pada topik yang tidak berhubungan, Cesare BuraliForti menetapkan paradoks seperti pertama, Burali-Forti paradoks : yang nomor
urut dari himpunan semua ordinals harus menjadi ordinal dan ini menyebabkan
kontradiksi. Cantor ditemukan paradoks ini pada tahun 1895, dan
menggambarkannya dalam sebuah surat tahun 1896 untuk Hilbert . Kritik dipasang
ke titik di mana Cantor meluncurkan kontra-argumen pada tahun 1903,
dimaksudkan untuk membela prinsip dasar dari teori himpunan-nya.
Pada tahun 1899, Cantor menemukan paradoks : apa jumlah kardinal dari himpunan
semua himpunan? Namun untuk tiap himpunan A, jumlah kardinal dari himpunan
kuasa dari A adalah sangat lebih besar dari jumlah kardinal A (fakta ini sekarang
dikenal sebagai Teorema Cantor ). Paradoks ini, bersama dengan Burali-Forti, yang
dipimpin Cantor untuk merumuskan konsep yang disebut pembatasan ukuran yang
menurutnya koleksi semua ordinals, atau dari semua kelompok, merupakan sebuah
"multiplisitas tidak konsisten" yang "terlalu besar" untuk menjadi satu himpunan.
Koleksi tersebut kemudian dikenal sebagai kelas yang tepat .
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Himpunan_theory diakses pada Senin, 7 Mei 2012 pukul
01:54 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Georg_Cantor diakses pada Senin, 7 Mei 2012 pukul
02:00 WIB
http://www.mathresource.iitb.ac.in/project/history.htm diakses pada Senin, 7 Mei
2012 pukul 02:09 WIB
http://stanford.library.usyd.edu.au/entries/himpunan-theory/ diakses pada Senin, 7
Mei 2012 pukul 02:19 WIB
Buku Man of Mathematics Karya E. T. Belle Penerbit Simon dan Schuster
Sumber : vita-sd.blogspot.co.id/2012/05/tugas-sejarah-matematika-ke-8.html?m=1
diakses pukul 08.09
Pada umur 27 tahun ia diangkat jadi guru besar pembantu. Baru pada umur
34 tahun ia diangkat jadi duru besar tetap. Cantor menikah pada umur 29 tahun di
Interlaken, Swiss, dengan Valley Guttman. Meskipun gajinya kecil, ia dapat
membangun rumah untuk istri karena mendapat warisan dari ayahnya.
Pada tahun 1873 pada umur 28 tahun, Cantor mengumumkan teorinya.
Selama 10 tahun ia terus-menerus menyebarluaskan teorinya dalam tulisantulisannya. Teori himpunan dan Konsep Bilangan Transfinit-nya menggemparkan
dunia matematika. Tapi penenmuannya itu tidak menguntungkan Cantor. Ia
mendapat tantangan hebat dari ahli-ahli matematika pada waktu itu, terutama dari
gurunya, ialah Kronecker. Akan tetapi penemuan beliau sampai sekarang hampir
seluruh orang di dunia menerima Teori Himpunan
www.konsep-matematika.com/2015/08/nama-nama-tokoh-dan-ilmuanmatematika.html?m=1
Homepage
CATEGORIES
Art & Photos
Automotive
Business
Career
Data & Analytics
Design
Devices & Hardware
Economy & Finance
Education
Engineering
Entertainment & Humor
Environment
Food
Government & Nonprofit
Health & Medicine
Healthcare
Internet
Investor Relations
Law
Leadership & Management
Lifestyle
Marketing
Mobile
News & Politics
Presentations & Public Speaking
Real Estate
Recruiting & HR
Retail
Sales
Science
Self Improvement
Services
Small Business & Entrepreneurship
Social Media
Software
Spiritual
Sports
Technology
Documents
Travel
Others
SHARE & DOWNLOAD
Teori Himpunan
Teori Himpunan
Documents
on Oct 09, 2015 152 views
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI HIMPUNAN I. PENDAHULUAN Ilmu matematika
sudah ada sejak zaman kuno sebelum masehi dan terus berkembang hingga
sekarang. Perkembangan sejarah matematika dibagi dalam beberapa periode
waktu: 1. Early Beginnings (Sebelum abad ke-6 Sebelum Masehi) 2. Classical Period
(Abad ke-6 Sebelum Masehi sampai abad ke-5) 3. Medieval and Renaissance Periods
(Abad ke-6 sampai abad ke-16) 4. Early Modern Period (Abad ke-17 sampai abad ke18) 5. Modern Period (Abad ke-19 sampai abad ke-20) Untuk dapat lebih memahami
perkembangan ilmu matematika, maka sangatlah penting mempelajari sejarahnya.
Salah satu sejarah matematika yang menarik untuk diketahui adalah sejarah teori
himpunan. Teori himpunan merupakan salah satu ilmu matematika dalam bidang
analisis yang muncul pada periode modern. Meskipun demikian, teori himpunan kini
juga digunakan dalam bidang matematika yang muncul terlebih dahulu seperti
bidang aljabar dan geometri. Hal ini menunjukkan bahwa banyak matematika kuno
atau tradisional yang mengalami revolusi menjadi matematika modern karena
pengaruh teori himpunan. Makalah ini akan membahas sejarah dan perkembangan
teori himpunan mulai dari latar belakang penemuan, perkembangan teori
himpunan, hingga kemunculan paradoks teori tersebut. Tujuan penyusunan
makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui sejarah matematika khususnya
mengenai sejarah dan perkembangan teori himpunan. Pembaca atau
matematikawan yang membaca makalah ini diharapkan nantinya dapat termotivasi
untuk lebih mengembangkan teori himpunan atau bahkan menemukan ilmu
matematika yang baru. II. PEMBAHASAN 1. LATAR BELAKANG Pemikiran tentang
himpunan sebenarnya sudah ada jauh sebelum periode modern. Sebagai contoh,
ahli Yunani yang mendefinisikan lingkaran sebagai himpunan titik-titik yang berjarak
sama dari suatu titik tetap. Konsep himpunan tak hingga dan berhingga lah yang
sulit dipecahkan oleh para ilmuwan dan matematikawan selama berabad-abad.
Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa tak terbatas ialah tidak sempurna,
belum selesai dan karena itu tak terpikirkan, itu tak berbentuk dan bingung. Kaisar
Romawi dan filsuf Marcus Aqarchus (121-180 M) mengatakan tak terhingga adalah
sebuah teluk yang tak dapat diduga di mana segala sesuatu lenyap. Filusuf Inggris
Thomas Hobbes (1588-1679) berkata, "Ketika kita mengatakan sesuatu adalah tak
terbatas, kami hanya menandakan bahwa kita tidak bisa hamil berakhir dan batasbatas hal yang bernama". Pada abad ke-17, Galileo mencoba untuk memikirkan
tentang himpunan tak terhingga (infinite), namun terdapat ketidakcocokan dari
hasil analisisnya yang kemudian dikenal dengan Galileo Paradox. George Cantor
yang kurang puas dengan gagasan Galileo akhirnya berusaha menemukan konsep
himpunan tak terhingga, hingga pada akhirnya menjadi penemu teori himpunan di
sekitar tahun 1870. 2. PERKEMBANGAN TEORI HIMPUNAN Pada tahun 1870, Georg
Cantor berhasil membuktikan kesetaraan dua himpunan tak terhingga. Cantor juga
berhasil menemukan konsep himpunan terhitung dan tak terhitung. Antara tahun
1874 dan 1884, Cantor menetapkan teori dasar notasi himpunan. Selama tahun
1880-an dan 1890-an teori himpunannya disempurnakan kembali dengan
memperkenalkan himpunan yang terdefinisi dengan baik, himpunan kuasa, serta
kardinalitas himpunan. Selama tahun 1880-an, teori himpunan Cantor banyak
mendapatkan perlawanan dari beberapa matematikawan, salah satunya adalah
mantan dosennya, Kronecker. Beberapa teori Cantor sulit diterima oleh beberapa
matematikawan yang menimbulkan paradoks dari teori himpunan. Yang paling
terkenal dari kalangan ini adalah Bertrand Russell pada tahun 1918, yang sekarang
dikenal dengan paradoks Russell. Dalam upaya untuk menyelesaikan paradoks ini,
reaksi pertama matematikawan adalah aksiomatis teori himpunan intuitif Cantor.
Aksiomatisasi berarti suatu himpunan pernyataan jelas disebut aksioma, kebenaran
yang diasumsikan, seseorang dapat menyimpulkan semua sisa proposisi teori dari
aksioma menggunakan aksioma inferensi logis. Russell dan Alfred North Whitehead
(1861-1974) pada tahun 1903 mengusulkan teori aksiomatik himpunan dalam
Principia. Sebuah teori himpunan aksiomatik yang dapat dikerjakan dan logis
sepenuhnya diberikan pada tahun 1908 oleh Ernst Zermello (1871-1953). Hal ini
meningkat pada tahun 1921 oleh Fraenkel A. Ibrahim (1891-1965) dan T. Skolem
(1887-1963) dan sekarang dikenal sebagai 'Zermello-Frankel (ZF) teori aksiomatikhimpunan. Meskipun mendapat banyak perlawanan, namun sampai kini teori
himpunan Cantor tetap digunakan, bahkan digunakan sebagai dasar untuk
memelajari matematika modern. Aturan himpunan yang di perkenalkan Georg
Cantor antara lain sebagai berikut : 1. Himpunan A dan B dikatakan sama jika
elemen dari himpunan A dan B tersebut sama. 2. Himpunan A merupakan bagian
dari himpunan B, jika elemen himpunan A merupakan elemen himpunan B. 3. Jika
himpunan A sama dengan himpunan B, maka himpunan A subset himpunan B. 4.
Jika himpunan A merupakan himpunan bagian dari B, dan ada sedikitnya satu
elemen B yang bukan merupakan elemen himpunan A maka A adalah proper subset
B. 5. Himpunan tediri dari satu elemen maupun tidak mempunyai elemen. 6.
Himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan kosong. Selain itu
Georg Cantor juga menyatakan teorema : For any set M there exist sets larger
than A , in particular the set of all subsets of A is larger than A Biografi Georg
Cantor Georg Ferdinand Ludwig Phillipp Cantor (1845-1918) dikenal sebagai
penemu teori himpunan. Cantor lahir di St. Petersburg , Rusia pada 3 Maret 1845
sebagai anak pertama dari pasangan Georg Woldermar Cantor dan Maria Bohm.
Cantor mengenyam pendidikan dasarnya di rumah melalui guru privat. Di usia 11
tahun, ia bersama keluarganya pindah ke Jerman dan Cantor melanjutkan
pendidikannya di Gymnasium lalu pindah ke Frankfrut dan Darmstadt. Di tahun
1860, Cantor lulus dari Realschule di Darmstadt dengan hasil yang luar biasa dan
menunjukkan bahwa ia memiliki bakat yang hebat dalam bidang matematika,
khususnya trigonometri. Keinginan Cantor untuk mempelajari matematika di
universitas mendapat hambatan dari ayahnya yang menginginkan ia menjadi