Anda di halaman 1dari 9

GEOLOGI

Geologi Kalimantan Tengah terdiri dari cekungan sedimen dan daerah


pegunungan membentang dari barat ke utara lalu ke selatan. Cekungan sedimen terdiri
dari cekungan Melawai (bagian barat), cekungan Barito (di selatan dan barat) dan
termasuk sedikit dari bagian barat cekungan Kutai (bagian timur). Pegunungan berupa
pegunungan Schwaner dan dataran Sunda (berada dibagian tengah dan barat) serta
pegunungan Muller (dibagian utara).
Karakteristik topografi Kalimantan Tengah adalah dataran rendah berusia
dewasa dengan beberapa daerah tinggian yang tersebar 11 (sebelas) sungai utama
memotong area dari bagian utara kedaerah pantai dibagian selatan (Sungai Barito,
Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Mentaya, Sungai Katingan, Sungai
Pembuang dll). Kebanyakan sungai-sungai ini memiliki dataran banjir yang lebar dan
sejumlah meander yang luas.
Stratigrafi Kalimantan Tengah tersusun oleh batuan malihan yang merupakan
batuan tertua yang tersingkap. Aktifitas metamorf berlangsung selama akhir periode
Paleozoikum sampai Mesoikum Awal dimana aktifitas tersebut terjadi dalam temperatur
rendah dan bertekanan tinggi. Proses metamorf yang terakhir inilah yang mungkin
menghasilkan endapan-endapan bijih di Kalimantan Tengah.
Batuan Malihan yang berumur tertua tadi adalah Philit, Schist, Gneiss, Marmer,
Kuarsit, Shist Kristalin dan yang lainnya seperti batuan vulkanik dan batuan sediment.
Sementara itu batuan Granit Plutonik (Granit, Granodiorit, Diorit, Gabro, Tonalit dan
Monzonite) mengintrusi batuan Malihan pada Zaman Perm Trias.
Periode Tersier memperlihatkan aktifitas sediment dan vulkanisme yang luas
selama Kala Eosen sampai akhir Miosen telah menghasilkan sejumlah Sedimen Klastik,
Batu gamping dan Tufaan yang membentuk batuan sediment dan lapisan batubara.
Aktifitas vulkanik terjadi selama pertengahan sampai akhir Miosen dimana
menghasilkan Breksi, Aliran Lava, Batu pasir, Tufaan, Tuff dan intrusi Andesit Basaltik.
Formasi Dahor yang terendapkan disaat Kala Pliosen tidak secara langsung
mengalami proses tektonik. Formasi ini terendapkan secara regressive dan mempunyai
cirri-ciri lingkungan Fluvial Litoral.

MINERAL-MINERAL POTENSIAL
Saat ini terdapat 15 (lima belas) daftar mineral-mineral potensial yang terdapat di
Kalimantan Tengah, mineral-mineral tersebut adalah :
1. Emas
2. Batubara
3. Gambut
4. Intan
5. Kaolin
6. Pasir Kuarsa
7. Fosfat
8. Batu gamping
9. Kristal Kuarsa
10. Batuan Beku / Batu belah
11. Besi
12. Timah Hitam
13. Tembaga
14. Air Raksa
15. Zircon
Beberapa yang sudah produksi seperti batubara, emas, intan, batu lempung,
batu gamping, pasir kuarsa, kristal kuarsa dan zircon. Sedangkan mineral-mineral lain
sedang berada dalam proses survey dari tahap pengamatan lapangan sampai
eksplorasi detail, karena itu data-data sumberdaya mineral tersebut cukup akurat
karena berdasarkan tahapan survey.
1. Potensi Emas
Kalimantan Tengah memiliki sejumlah endapan emas primer dan letakan (placer).
Endapan letakan (placer) banyak ditemukan di sungai, danau, rawa-rawa dan paleo
chanel (gosong), sedangkan yang merupakan hasil endapan hidrotermal yang
secara genetic berasosiasi dengan intrusi batuan beku asam dan juga sering
berasosiasi dengan kuarsa dan sulfide (pirit, arseno pirit, tetrahidrit, kalkopirit dan
sedikit pada galena dan spalerit).
Endapan emas di Kalimantan Tengah dapat dijumpai di :
- Kab.Kapuas
: Kec.Kapuas Hulu, Kapuas Tengah dan Timpah
- Kab.Gunung Mas
: Kec.Tewah, Kahayan Hulu Utara, Rungan, Manuhing,
Sepang dan Kurun.
- Kota Palangka Raya
: Sungai Takaras Kec.Bukit Batu.
- Kab.Murung Raya
: Kec.Sumber Barito, Permata Intan dan Tanah Siang
- Kab.Barito Timur
: Kec.Dusun Tengah.
- Kab.Seruyan
: Kec.Seruyan Hulu, Kec.Seruyan Tengah.
- Kab.Katingan
: Kec.Katingan Hulu, Katingan Tengah, Sanaman
Mantikei dan Katingan Hilir.

2. Potensi Batubara
Batubara yang menyusun suatu formasi/lapisan batubara pada awalnya berupa
gambut atau akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,
melalui proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka
gambut akan berubah menjadi batubara.
Batubara di Indonesia banyak digunakan untuk bahan bakar, industri semen, PLTU
dan dalam jumlah kecil dalam peleburan timah dan nikel.
Batubara di Kalimantan Tengah sudah mulai ditambang sejak awal abad 19
tambang batubara didekat Muara Teweh sudah ditambang sejak tahun 1910 dan
mampu menghasilkan sekitar 7.000 ton pertahun saat itu.
Produksi berkurang sejak Perang Dunia ke II dan kemudian berhenti total sekitar
tahun 1960.
Survey penyelidikan batubara di Kalimantan Tengah telah dilakukan sejak tahun
1975 oleh beberapa institusi baik pemerintah maupun perusahaan asing, salah
satunya PT. BHP-Biliton yang telah memprediksikan bahwa terdapat sekitar 400 juta
ton batubara dengan nilai kalori >7.000 berkualitas baik (> 8.000 kal/gr) juga
ditemukan di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya bagian utara.
Didaerah ini batubara banyak ditemukan di Muara Bakah, Bakanon, Sungai
Montalat, Sungai Lahei, Sungai Maruwai dan sekitarnya. Beberapa lapisan batubara
mempunyai ketebalan mencapai 1,5 7 meter dan mempunyai kualifikasi Cooking
Coal dengan kandungan sebagai berikut :
- Kandungan air
- Volatile Matter
- Karbon
- Sulfur
- Nilai Kalori
- CSN

:
:
:
:
:
:

8,74 15,53 %
0,39 1,76 %
38,44 48,66 %
0,35 0,46 %
7.000 8.000 cal/gr.
5-7

Lokasi lain yang juga memiliki potensi kandungan batubara dengan nilai kalori
<6.000 kal/gr antara lain :
- Kab.Gunung Mas
: Kec.Tewah, Rungan, Kurun, Manuhing.
- Kotawaringin Timur
: Kec.Mentaya Hulu, Mentaya Hilir dan Cempaga.
- Kab.Katingan
: Kec.Katingan Tengah, dan Tewang Sangalang garing.
- Kab.Kotawaringin Barat : Pangkalan Banteng dan Kotawaringin Lama.
3. Potensi Gambut
Gambut adalah endapan organik yang mengandung sisa-sisa tumbuhan yang telah
mengalami dekomposisi sebagian dan mengandung bahan lain seperti air dan
bahan-bahan lain non organic biasanya berupa lempung dan lanau.
Gambut di Indonesia diperkirakan memiliki area lebih 20 juta hektar dan kebanyakan
dalam bentuk dataran rendah dan rawa. Lebih dari 7 juta hektar berada sepanjang
daerah barat, tengah dan selatan pantai pulau Kalimantan.
Survey tanah gambut telah banyak dilakukan secara intensif terutama untuk
keperluan pertanian (agricultur). Penyelidikan yang dilakukan untuk tujuan pertanian
biasanya hanya gambut yang mempunyai kedalaman 100 cm atau kurang. Gambut
yang mempunyai kedalaman lebih dari 100 cm mempunyai potensi sebagai energi.
Sumber energi gambut biasanya digunakan untuk tenaga pembangkit tapi dapat
juga digunakan untuk bahan baker dan memasak yang biasanya dalam bentuk
briket.

Penyelidikan gambut untuk bahan baker telah dilakukan oleh Direktorat batubara
dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sejak tahun 1984 didaerah
Bereng Bengkel, Palangka Raya dan Kanamit, Kuala Kapuas.
Daerah Bereng Bengkel Kanamit mempunyai potensi yang cukup besar dengan
rata-rata kedalaman gambut sekitar 2 meter, dan di Bereng Bengkel sendiri sekitar
20 hektar telah diselidiki secara detail dan telah dilakukan ujicoba produksi gambut
bekerjasama dengan Finlandia.
Kualitas gambut Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut :
- Kandungan air
: 6,11 18,70 %
- Abu
: 0,66 6,72 %
- Karbon
: 21,03 37,66 %
- Zat Terbang
: 41,75 57,13 %
- Nilai Kalori
: 3.982 5.426 cal/gr
Daerah lain yang mempunyai potensi gambut di Kalimantan Tengah adalah :
- Daerah antara Sampit dan Kota Besi.
- Daerah antara Sampit dan Pangkalan Bun
- Daerah antara Palangka Raya dan Pulang Pisau.
4. Potensi Intan
Intan telah banyak ditambang dibanyak tempat di Pulau Kalimantan oleh penduduk
sejak lama dan berkembang diberbagai tingkatan sampai sekarang. Intan dipotong
dan dipoles/digosok di Martapura Kalimantan Selatan.
Secara umum endapan utama intan berasosiasi dengan batuan ultrabasic
khususnya batuan periodit, contohnya batuan yang kita kenal sebagai Kimberlitepipe di Afrika Selatan.
Saat ini penduduk local Kalimantan Tengah menambang endapan intan alluvial
mempergunakan peralatan dan metode yang masih sederhana. Intan yang terdapat
dalam endapan alluvial biasanya terdapat bersama sejumlah mineral seperti
korundum, rutile, brookite, quartz, emas, platinum dan pirit.
Pasir hitam yang terbentuk dari pencucian residu (disebut puya) terdiri dari : Titano
magnetite, kromit, garnet, spinel, hyacinth, topaz, dan ruby.
Penyelidikan terhadap endapan intan sudah dilakukan sejak dulu tetapi masih belum
mendapatkan hasil berupa penemuan endapan utamanya. Tetapi kesempatan bagi
eksplorasi endapan utama dan alluvial masih ada dan dilakukan.
5. Potensi Endapan Mineral Lainnya
Kalimantan Tengah masih mempunyai sumber endapan mineral lain sebagai bahan
tambang yaitu kaolin, pasir kuarsa, fosfat dan batu gamping.

a. Kaolin
Kaolin adalah salah satu jeni mineral industri yang terbentuk dari hasil proses
dekomposisi dan merupakan pelapukan dari batuan yang kaya akan silikat
aluminium.

Terdapat 5 endapan kaolin yang cukup besar dan berpotensi tinggi. Endapan
kaolin yang terbesar terdapat di Kereng Bangkirai, yang berada dekat Kota
Palangka Raya dengan perkiraan jumlah cadangan terukur sekitar 13.897.650
ton.
Endapan berada disuatu area dengan luas 125 ha dan mempunyai karakteristik
endapan sebagai berikut :
- Warna
: Putih keabu-abuan
- Butiran lempung
: Halus
- Ketebalan rata-rata
: 6,76 meter
- Ketebalan Overbuden : 1,06 meter
Endapan ini mempunyai kualitas yang cukup baik dan mempunyai ketahanan
terhadap panas (seger cone 35/1780) dan kandungan TiO2 = 1,03 2,04 %
yang potensial untuk industri keramik.
Kebutuhan lain untuk kaolin dengan kualitas baik adalah untuk industri farmasi
dan kosmetika.
Endapan utama lainnya adalah :
- Kasongan dengan jumlah cadangan terukur : 2.091.754,5 ton
- Pahirangan Mentaya Kab.Kotim dengan jumlah cadangan terukur : 2.438.000
ton.
- Bereng, Manuhing dengan jumlah cadangan indikasi : 1.380.000 ton
- Telang Baru, Barito Selatan dengan jumlah cadangan terukur : 1.856.000 ton.
Sedangkan lokasi endapan lain yang cukup potensial terdapat didaerah :
- Tanah Putih
Indikasi cadangan
:
46.000 ton
-

Tanjung Jaringau
Cadangan terukur

30.856 ton

Bukit Arang
cadangan terukur

48.300 ton

Pantai Harapan
Indikasi cadangan

690.000 ton

Pengkang
Indikasi cadangan

: 4.600.000 ton

Petak Putih
Cadangan terukur

Parit
Indikasi cadangan

: 20.400.000 ton

Pundu
Indikasi cadangan

: 5.370.000 ton

640.000 ton

Kereng Pangi
Indikasi cadangan

: 16.110.000 ton

Kualitas kaolin yang ada adalah sebagai berikut :


- SiO2 : 41,70 69,97 %
- Al2O3 : 4,94 36,23 %
- Fe2O3 : 0,32 3,16 %
- TiO2 : 0,01 2,64 %
- MgO : 0,08 1,45 %
b. Pasir Kuarsa
Pasir Kuarsa merupakan endapan sediment dengan ukuran butir pasir dan
mempunyai komposisi dominant kristal kuarsa.
Endapan utama pasir kuarsa di Telang Baru, Barito Selatan dengan cadangan
terukur 14.955.000 ton, endapan berada diareal seluas 544 hektar dengan
karakteristik endapan sebagai berikut :
- Warna
- Ukuran butiran
- Ketebalan rata-rata
- Ketebalan Overbuden

:
:
:
:

Putih, coklat kekuningan


Halus - kasar
1,11 meter
0,46 meter

Endapan lain berada didaerah :


- Tuanan
Indikasi cadangan
:
-

4.680.000 ton

Sungai Marui
Indikasi cadangan

4.160.000 ton

Batengkong
Indikasi cadangan

1.950.000 ton

Sungai Manyuluh
Indikasi cadangan

3.900.000 ton

Sungai Hawuk
Indikasi cadangan

650.000 ton

Lahei
Indikasi cadangan

3.900.000 ton

Merapit
Indikasi cadangan

23.400.000 ton

Takaras
Indikasi cadangan

15.000.000 ton

Pembuang
Indikasi cadangan

15.600.000 ton

Danau Sembuluh
Indikasi cadangan

2.160.000 ton

Kualitas pasir kuarsa yang ada adalah sebagai berikut :


- SiO2 : 95,16 99,8 %
- Al2O3 : 0,68 1,22 %
- Fe2O3 : 0,04 1,07 %
- TiO2 : 0,10 0,28 %
- MgO : 0,001 0,16 %
Kebutuhan pasar dalam negeri untuk pasir kuarsa saat ini meningkat terutama
untuk bahan industri gelas. Pasir kuarsa sebagai bahan mentah dan industri
gelas merupakan satu peluang untuk memperluas ekspor didaerah.
c. Fosfat
Pada saat ini hanya ada satu lokasi potensial yang sudah ditemukan di
Kalimantan Tengah. Tipe endapan ini ada fosfat guano yang ditemukan didaerah
Bukit Angah, Barito Utara dengan jumlah cadangan terindikasi sekitar 60.386
ton.
Kualitas Fosfat yang ada adalah sebagai berikut :
- SiO2 : 7,10 %
- P2O5 : 44 %
- Al2O3 : 30,7 %
- Fe2O3 : 6,18 %
Endapan fosfat guano ini direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan local
khususnya bidang perkebunan dan agrikultur.
d. Batu Gamping
Istilah untuk batu gamping dipakai untuk semua batuan sediment yang
mengandung bahan karbonat.
Kalimantan Tengah mempunyai sejumlah endapan batu gamping yang sudah
diselidiki yaitu didaerah Hayaping, Barito Selatan dengan kemungkinan
cadangan sekitar 133.337.080 ton. Endapan ini berada di area seluas 1.518,5
hektar dengan karakteristik batuan :
- Warna
- Kualitas

: Putih, keabu-abuan kompak dan berfosil.


: Baik, digunakan untuk industri semen.

Lokasi lain yang menyimpan endapan batu gamping adalah :


- Wonorejo
Indikasi cadangan
: 52.000.000 ton
-

Pendreh
Indikasi cadangan

11.466.000 ton

Muara Sepayang
Indikasi cadangan

19.500.000 ton

Muara Juloi
Indikasi cadangan

Batu Qadar
Indikasi cadangan

: 260.000.000 ton

Batu Besar
Indikasi cadangan

21.480.000 ton

Gunung Angah
Indikasi cadangan

8.280.000 ton

Sarang Burung
Indikasi cadangan

150.000 ton

Bukit Sali
Indikasi cadangan

500.000 ton

39.000.000 ton

e. Kristal Kuarsa
Di Kalimantan Tengah dikenal 3 macam yaitu kristal kuarsa yang berwarna ungu,
putih dan kecoklatan (istilah pasar menyebutnya kecubung). Jenis ini telah lama
diusahakan oleh masyarakat didaerah Kabupaten Kotawaringin Barat dan
Sukamara.
Karena sifatnya yang sporadic maka data pasti tentang cadangan ataupun
jumlah produksinya belum diketahui dengan pasti.
Lokasi endapan kristal kuarsa terdapat didaerah :
- Pangkut, Kecamatan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat.
- Pangkalan Muntai, Nibung Terjun, Ajang, Kabupaten Kotawaringin Barat.
f. Batuan Beku/Batu Belah
Batuan beku adalah hasil pembekuan magma berkomposisi asam sampai basa.
Di Kalimantan Tengah dijumpai dibagian tengah kearah utara, kecuali di
Kecamatan Katingan Kuala.
Lokasi dijumpainya batuan beku adalah :
- Kabupaten Murung Raya
- Kabupaten Barito Utara
- Kabupaten Barito Selatan
- Kabupaten Gunung Mas
- Kabupaten Katingan
- Kota Palangka Raya
- Kabupaten Kotawaringin Barat
- Kabupaten Kotawaringin Timur
- Kabupaten Sukamara
- Kabupaten Lamandau

g. Besi
Biji besi mempunyai 2 tipe yaitu magnetis dan kolovial, biji besi tipe magnetis
dijumpai didaerah Kabupaten Lamandau, sedangkan tipe kolovial dijumpai
didaerah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Tipe magnetis terdiri dari hematite dan pegmatite, sedangkan tipe kolovial terdiri
dari limonit dan Ilmenite.
Lokasi tipe magnetis berada didaerah :
- Bukit Karim, Kabupaten Lamandau
- Bukit Gojo, Kabupaten Lamandau
- Petarikan, Kabupaten Lamandau
- Tumbang Manggu, Kabupaten Katingan
- Barito Timur
Lokasi tipe kolovial berada didaerah :
- Kenyala, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Cadangan bijih besi yang sudah ditemukan 41,2 juta ton.
h. Timah Hitam
Timah Hitam yang lebih dikenal sebagai timbale dijumpai sebagai indikasi.
Kegiatan tahap lanjutan untuk mendapatkan informasi mengenai timah hitam di
Kalimantan Tengah belum dilakukan.
Di Kalimantan Tengah timah hitam dijumpai didaerah Rungan Hirang, Batu
Ngasah dan Sungai Miri, Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kabupaten Gunung
Mas.
i. Tembaga
Tembaga di Kalimantan Tengah juga dijumpai sebagai indikasi, yang berasosiasi
dengan besi.
Dijumpai didaerah Tumbang Manggu dan Sungai Manukoi, Kecamatan
Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan.
j. Air Raksa
Air Raksa sebagai bahan pada dijumpai mineral Cinabar yang merupakan
senyawa HgS. Di Kalimantan tengah keterdapatannya juga masih merupakan
indikasi didaerah Rantau Pandan.
k. Zircon
Zircon sebagai bahan pada logam yang keterdapatannya sebagai hasil
sampingan kegiatan pertambangan emas alluvial. Pada saat ini menjadi bahan
galian primadona dan terdapat menyebar luas diseluruh Kalimantan Tengah
bagian barat. Belum ada catatan pasti tentang potensi dan produksi Zircon
Kalimantan Tengah pada saat ini. Produksi diperkirakan 150.000 ton per tahun.

Anda mungkin juga menyukai