Anda di halaman 1dari 11

HASIL TAMBANG PROVINSI SUMATRA

1. Kekayaan alam di setiap provinsi pulau ini juga sangat melimpah, di Aceh misalnya Usaha
pertambangan umum telah dimulai sejak 1900. Daerah operasi minyak dan gas di bagian
utara dan timur meliputi daratan seluas 8.225,19 km dan dilepas pantai Selat Malaka
38.122,68 km. Perusahaan migas yang mengeksploitasi tambang Aceh berdasarkan kontrak
bagi hasil (production sharing) saat ini adalah Gulf Resources Aceh, Mobil Oil-B, Mobil
Oil-NSO, dan Mobil Oil-Pase. Endapan batubara terkonsentrasi pada Cekungan Meulaboh
di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Terdapat 15 lapisan batubara hingga
kedalaman 100 meter dengan ketebalan lapisan bekisar antara 0,5 m 9,5 m. Jumlah
cadangan terunjuk hingga kedalam 80 meter mencapai 500 juta ton, sedeangkan cadangan
hipotesis 1,7 miliar ton.
2. Sumatera Utara juga memiliki kekayaan tambang. Survey 2006 mencatat bahwa terdapat 27
jenis barang tambang nonlogam (golongan C), 15 jenis barang tambang logam dan enam
jenis minyak, gas (migas) dan energi. Barang tambang nonlogam antara lain batu gamping,
dolomite, pasir kuarsa, belerang, kaolin, diatomea dan bentonit. Sedangkan barang tambang
logam mencakup emas, perak, tembaga dan timah hitam. Sementara potensi migas dan
energi antara lain minyak bumi, gas alam dan panas bumi. Saat ini telah dilakukan
eksploitasi terhadap minyak bumi di Sumatera Utara, dengan hasil produksi pada 2006
mencapai 21.000 barel minyak bumi.
3. Lebih lagi pertambangan di Riau yang berdenyut relatif pesat, ditandai dengan banyaknya
perusahaan yang ikut andil bergerak di bidang ini. Mereka seolah berlomba mengeruk isi
perut bumi Riau, mulai dari menggali pasir laut, granit, bauksit, timah, emas, batu bara,
gambut, pasir kuarsa sampai andesit. Di samping minyak dan gas timah juga merupakan
hasil tambang Riau. Konstribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Riau mencapai Rp.57.927.709,65,- atau sekitar 41,68 %. Karena itu, sektor
pertambangan menjadi andalan provinsi dalam memperkokoh perekonomiannya.
4. Sumatera Barat, tambang yang diusahakan dengan skala besar hanyalah batubara. Selama
periode 2005 produksi batubara mencapai 787.404,58 ton, dikonsumsi untuk pasar dalam
negeri 787,4 ribu ton dan sisanya 296,56 ton diekspor. Dari hasil penjualan ini berhasil
diperoleh pendapatan Rp. 299,06 miliar. Demikian juga Jambi sebagai penghasil batubara.
5. Data dari Departemen ESDM, Provinsi Bengkulu memiliki potensi pertambangan dan energi
diantaranya lima yang terbesar, yaitu: batu bara, emas, pasir besi, batu apung, bentonit. Hasil
produksi batu bara tercatat sebanyak 673.542.000 ton.
6. Sumatera Selatan, Provinsi ini memiliki potensi pertambangan yang besar, antara lain
cadangan minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel (10% cl) atau 5.032.992 matrick stack
tank barrel. Cadangan minyak bumi diproduksi dengan pertumbuhan 10% per tahun dan
dapat bertahan 60 tahun, Sedangkan cadangan batu bara diperkirakan sebesar
16.953.615.000 ton atau 60% cadangan nasional. Luas areal usaha pertambangan umum
mencapai 1.030.128,75 ha, dengan pertambangan minyak dan gas 2.243,120,15 ha.
7. Bijih timah adalah sumberdaya alam yang paling bernilai di provinsi Bangka Belitung,
bahkan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan nasional. Di sini
terdapat satu BUMN yang menambang bijih timah, PT Timah Tbk, dan satu perusahaan
asing, PT Koba Tin. Luas area Kuasa Pertambangan (KP) PT Timah Tbk di darat sekitar
360.000 ha atau 35% dari luas daratan Pulau Bangka. BUMN ini juga memiliki areal KP
darat di Pulau Belitung seluas 126.455 ha atau 30% dari luas daratan Pulau Belitung.
Untuk PT Koba Tin, diberikan sekitar 41.000 ha. Di luar area kuasa pertambangan PT
Timah Tbk dan kontrak karya (KK) PT Koba Tin, kegiatan penambangan juga diusahakan
oleh pengusaha tambang inkonvensional dan masyarakat secara tradisional yang juga
memberikan nilai ekonomi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
8. Pada provinsi Lampung, bahan galian logam yang ada di provinsi ini meliputi emas,
mangaan, bijih besi dan pasir besi, namun baru sebagian saja dari potensi ini yang telah
dikelola
HASIL TAMBANG PROVINSI SULAWESI

SULAWESI SELATAN
Sulawesi Selatan dikaruniai oleh sumber daya alam yang berlimpah baik sumberdaya
alam darat maupun laut. Potensi sumberdaya alam tambang antara lain berupa bahan deposit
bahan galian, sumberdaya air, hutan, perikanan dan kelautan tersedia dalam jumlah yang sangat
besar dan baru sebagian kecil potensi tersebut yang telah dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Potensi deposit bahan galian yang tersedia dalam
jumlah besar antara lain gas alam, batubara, nikel, pasir besi, batu gamping, marmer, pasir
kuarsa. Potensi daya air yang cukup besar telah memberikan keuntungan besar bagi Sulawesi
Selatan dalam mengembangkan sektor pertanian sebagai basis perekonomian wilayah.
Pemanfaatan lain dari sumberdaya air yang melimpah tersebut adalah untuk penyediaan tenaga
listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat daerah seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Bakaru yang melayani sebagian besar kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan. Sedangkan potensi
sumberdaya perikanan dan kelautan tersedia dalam jumlah yang sangat besar adalah ikan tuna,
cakalang, ikan terbang, ikan karang, udang, teripang serta rumput laut.

SULAWESI TENGAH
Perkembangan sektor pertanian sangat dominan. Berbagai program dan kegiatan telah
dilakukan untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dan telah dapat meningkatkan produksi dan
ekspor beberapa komoditas unggulan walau secara keseluruhan belum memberikan nilai tambah
dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani. Selain itu, terdapat pula
potensi sumber air laut, diperkirakan luas perairan sekitar 3 (tiga) kali luas daratan yakni
193.923,75 km membentang sepanjang wilayah. sebelah timur sejauh Teluk Tolo dan Teluk
Tomini dan sebelah barat adalah Selat Makassar dan sebagian laut Sulawesi. Potensi perairan
laut mengandung sumber penghasilan yang sangar besar berupa bahan makanan ikan dan
tumbuhan laut. Potensi lestari perairan laut Sulawesi Tengah diperkirakan sebesar 1.593.796 ton
pertahun. Potensi lain yang taka akalah pentingnya adalah bidang pertambangan dan energi.
Daerah Sulawesi Tengah memiliki berbagai bahan mineral seperti emas, nikel, bijih besi,
mangan, mika skis, limestone, granit, marmer, kaolin, gypsum, dan batubara. Seluruh potensi
tambang mineral tersebut tersebar di beberapa wilayah dati II. Sementara itu, cadangan (deposit)
minyak bumi dan gas terdapat di Kabupaten Donggala dan Poso. Jenis-jenis pertambangan
antara lain nikel dengan luas areal bahan galian mencapai 322.200 ha dengan jumlah potensi
cadangan mencapai 8.000.000 WMT dan jumlah cadangan Infered imonit 14.062,20 juta ton.
Jenis pertambangan lainya adalah gelena dengan potensi cadangan mencapai 100.000.000 ton,
emas mancapai 16.000.000 ton, molibdenum mencapai 100 juta ton, granit potensi cadangan
terukur berdasarkan hasil pemetaan semi mikro 1:50.000 sebesar 259.461.283.470 m, pasir
dfelspar potensi cadangan sebesar 71.211.000 m, gips dengan luas areal 200 ha, Lempung
potensi cadangan mencapai 6.970.000 m dan batu bara dengan ketebalan lapisan 0,3-0,1 m
yang pada ketebalan 0,15-3,0 m penyebarannya sekitar 15 ha.
SULAWESI BARAT
Sulawesi Barat juga dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi lokasi
wisata yang Indah. banyak sekali potensi wisata alam yang ditawarkan dari provinsi Sulawesi
Barat ini seperti wisata alam laut berupa hamparan pantai yang indah dan kekayaan alam bawah
laut , sedangkan dari sektor pegunungan berupa pertanian, perkebunan dan kehutanan .Di bidang
Perkebunan Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa,
kelapa sawit dan cengkeh. Di sektor pertambangan dan energi, potensi sumberdaya alamnya
meliputi batu bara dengan potensi 322.142.102 ton. Kedua potensi ini terdapat di Kabupaten
Mamuju. Potensi bijih besi sebesar 88.819 ton terdapat di Kabupaten Polewali Mandar, potensi
tembaga 50.000 ton, zeng dan mangan 15.000 ton. Semua potensi ini terdapat di Kecamatan
Karossa, Kabupaten Mamuju. Potensi pasir kuarsa sangat besar, sebanyak 3.534.411 ton dan
zeolit di Kabupaten Mamasa dengan potensi sebesar 17.057.600 ton, kaolin di Kabupaten
Polewali Mandar dengan potensi sebesar 570.937 ton, batu gamping sebesar 3.864.430 ton di
Kabupaten Majene serta potensi marmer dengan potensi sebesar 570.937 ton. Setelah di
eksplorasi, potensi minyak dan gas bumi terdapat di Kabupaten Bloka Surumanal Pasangkayu,
Kurna, BudangBudong, dan Karama.

SULAWESI UTARA
Luas lahan sawah sebesar 100 ribu ha yang meliputi lahan sawah irigasi teknis, lahan
sawah irigasi semi teknis, lahan sawah irigasi non teknis, lahan sawah tadah hujan dan areal
sawah pasang surut. Hasil padi yang diproduksi mencapai 471 ribu ton. Hasil palawija,
hortikultura, sayur-sayuran, buah-buahan sebesar 701 ribu ton dengan luas lahan yang digunakan
342 ribu ha. Potensi tanaman perkebunan adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanili.
Luas perkebunan kakao adalah 4 ribu ha. Perkebunan tanaman pala berada di Kabupaten Sangihe
dan Kabupaten Tonasa. Hasil produksi perikanan mencapai 164 ribu ton yang terdiri dari
perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 1,88 juta ha
yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produk
konversi dan hutan suaka alam. Hasil kehutanan yang dihasilkan adalah jenis kayu besi, meranti,
kayu lokal lainnya, rotan, damar, kayu manis, ijuk,daun woka dan lainnya.
Potensi pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara meliputi tembaga, emas, perak, nikel, titanium,
besi, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu,
krikil dan trass.

No Potensi Tambang Lokasi

1 Tembaga Kab. Bolaang Mongondow,


Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud

2 Emas dan Perak Kab. Sangihe Talaud, Kab. Minahasa,


Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa
Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow

3 Nikel dan Titanium Kab. Sangihe Talaud

4 Besi Kab. Minahasa

5 Mangan Kab. Minahasa

6 Semen Kab. Bolaang Mongondow

7 Pasir Besi/ Hitam Kab. Sangihe Talaud, Minahasa dan


Gorontalo

8 Belerang Kab. Minahasa dan Kab. Bolaang


Mongondow

9 Kaolin Toraget Minahasa

SULAWESI TENGGARA
Sektor kelautan dan perikanan merupakan sumber daya alam yang potensial. Pada lokasi
penangkapan ikan berpotensi mencapai sebesar 250.000 ton/tahun. Tingkat pemanfaatan pada
saat ini banyak 157.479 ton/tahun (63%) dengan jenis produksi antara lain ikan layang,
kembung, lemuru, ikan merah, tenggiri, dan kerapu.
Pada perairan laut Banda, Laut Flores, Teluk Bone, dan Teluk Tomini (perairan ZEE) potensi
ikan mencapai 77.500 ton/tahun dan ikan cakafang 38.670 ton/tahun.
Di daerah Prov. Sultra terdapat 3 perusahaan pertambangan besar yaitu PT. Antam Tambang
(Pertambangan Nikel) terletak di Pomalaa Kab. Kolaka, PT. Sarana Karya (Pertambangan Aspal)
terletak di Banabungi Kab. Buton dan PT. Bakrie Prima yang mengelola pertambangan Marmer
di Kec. Moramo Kab. Kendari.
Potensi pertambangan yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara diantaranya adalah Tambang aspal
di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, potensi
tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara dan
untuk potensi tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton. Khusus untuk tambang
aspal, beberapa perusahaan memegang kuasa pertambangan (KP) untuk melakukan eksplorasi.
Produksi biji nikel tahun tahun 2004 sebesar 1.426.672 ton atau turun sebesar 18,86%. Tahun
2005 menjadi 1.157.657 ton turun sebesar 16,19 %. Sebaliknya ferro nikel berfluktual, tahun
2003 sebesar 8.279.135 tahun 2004 menjadi 7.441235 ton atau turun 10,12 % sebaliknya tahun
2005 sebesar 9.892440 ton atau naik 32,94%

GORONTALO
Memiliki potensi lahan seluas 824.668 Ha yang terbagi menjadi 24,81% hutan lindung,
51,34% hutan produksi, dan selebihnya adalah hutan konversi. Menjadikan Daerah Gorontalo
sebagai salah satu provinsi di Pulau Sulawesi yang cukup prospektif untuk dikembangkan
potensi hutannya. Beberapa jenis hasil hutan seperti kayu jati, rotan, dan damar, sekarang ini
mulai dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai bahan baku industri meubel, industri damar,
serta dijadikan sebagai salah satu tempat yang strategis untuk membudidayakan lebah madu.
Selain itu, potensi hutan di Gorontalo juga dimanfaatkan sebagai objek wisata alam yang
menawarkan keindahan dan keasrian hutan bagi para pengunjungnya. Disamping memiliki
potensi hasil hutan yang cukup berlimpah, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi hasil
perkebunan yang tak kalah hebat. Berdasarkan sumber yang kami dapatkan, hasil tanaman
perkebunan di Gorontalo yang cukup mendominasi adalah tanaman kelapa (sebesar 58.804 ton),
tanaman kakao (sebesar 3.669 ton), tanaman kopi dengan hasil 929 ton, dan sisanya adalah
tanaman cengkeh, pala, jambu, kacang mete, jagung, serta ubi kayu.
Memiliki luas perairan yang cukup besar yakni sepanjang 270 kilometer di bagian utara dan 320
kilometer di sebelah selatan, Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
potensi perikanan dan kelautan cukup melimpah. Tiga daerah perairan yang menjadi sentra
penghasil sumber daya perikanan antara lain Teluk Tomini, Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi
Eksklusif Laut Sulawesi. Setidaknya sektor perikanan tangkap di Gorontalo bisa memproduksi
37.036 ton/ tahunnya, budidaya laut menghasilkan 5.648,3 ton/tahun, budidaya air payau sebesar
1.553,2 ton/tahun, serta ditambah dengan budidaya ikan air tawar yang terus mengalami
peningkatan hingga mampu menghasilkan 928,6 ton/tahun. Untuk sektor pertambangan dan
energi, Gorontalo memiliki beberapa produk unggulan yang memiliki nilai ekonomi cukup
tinggi. Sebut saja seperti emas, perak, tembaga, batu gamping, toseki, batu granit, sirtu, zeolit,
kaolin, pasir kuarsa, feldspar, serta lempung (clay). Di Provinsi Gorontalo sendiri, potensi-
potensi tersebut banyak ditemukan di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.

SDA BARANG TAMBANG DI SULAWESI


Pulau Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar bila ditilik
dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis Wallace berada di sepanjang Selat Makassar,
yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok Kepulauan Sunda Besar di zaman es. Saat ini
pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Utara.
Salah satu faktor yang mendorong tingginya PDRB Provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor
pertambangan. Produksinya mencakup emas, mangan, besi, pasir besi, granit, timah hitam, batu
nikel sebagai produk unggulannya. Sulawesi Tenggara sumber daya alam yang potensial adalah
sektor pertambangan seperti aspal, marmer dan biji nikel. Lokasi penyebaran aspal di Kabupaten
Biton dan Kabupaten Muna. Luas areal pertambangan aspal dikedua kabupaten itu sebesar
13.003,67 ha dengan jumlah cadangan potensi/deposit mencapai 680.747.000 ton. Setelah di
eksplorasi di Sulawesi Barat, juga potensi minyak dan gas bumi terdapat di Kabupaten Bloka
Surumanal Pasangkayu, Kurna, BudangBudong, dan Karama. Potensi tak kalah penting di
provinsi Sulawesi Tengah adalah juga bidang pertambangan dan energi. Seperti emas mancpai
16.000.000 ton, molibdenum mencapai 100 juta ton
TIMAH
Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3
g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal
(13 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.Timah terbentuk sebagai
endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang
biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder,
yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium. Mineral yang
terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit,
kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan
monasit merupakan mineral ikutan. Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku
logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau
Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun Tambang timah terdapat di pulau
Singkep, Bangka, Belitung, dan lepas pantai di sekitarnya. Hasil tambang timah di darat disebut
timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut timah sekunder. Di Indonesia banyak
dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik peleburan timah terbesar ketiga setelah Bolivia
dan Malaysia. Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau
Belitung (Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).

BESI

Biji besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi
sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit
atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari kelabu
tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat anjing Saat ini, cadangan biji besi nampak
banyak, namun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial
berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap.
Tambang bijih besi terdapat di Cilacap (pasir besi) Jawa Tengah, Cilegon Banten, Gunung
Tegak Lampung, Lengkabana Sulawei Tengah, Longkana Sulawesi Tengah, Peg. Verbeek
Sulawesi Tengah, Pulau Dermawan Kalimantan Selatan, Pulau Sebuku Kalimantan
Selatan, dan Pulau Suwang Kalimantan Selatan. Selain itu, terdapat pula di Bengkulu,
Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Bijih besi diolah oleh PT Krakatau Steel, Cilegon Jawa
Barat. Pasir besi diolah PN Aneka Tambang, Cilacap Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai