Anda di halaman 1dari 16

Abhidhammatthasagaha

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit,


sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore
magna aliquam

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Dasa Tathgatabala
5. Tathgata memahami apa adanya bagaimana mahlukmahluk mempunyai kecenderungan-kecenderungan yang
berbeda (M 12).

Mahluk-mahluk yang mempunyai kecenderungan rendah


tergantung kepada, mendekati, berkumpul dengan mahlukmahluk yang berkecenderungan rendah. Mahluk-mahluk
yang mempunyai kecenderungan tinggi bergantung
kepada, mendekati, berkumpul dengan mahluk-mahluk
yang berkecenderungan tinggi.

Di masa lalu pun juga demikian; dan di masa depan pun


akan demikian juga. (Vibh. 813)

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Apabila guru dan guru penahbis berkepribadian


tidak baik (dussla) dan teman2 bhikkhu-nya
berperilaku yang baik (slavanta) maka mereka
tidak mendekat kepada guru mereka melainkan
mendekati hanya bhikkhu-bhikkhu yang seperti
mereka. Untuk yang berkecenderungan rendah
dipahami sebagai kebalikannya.

Cerita Tipiakacbhaya Thera bersama 500


bhikkhu mengunjungi Ngadpa. (Vibh.A. 458)

Lihat Dhtu Sayutta khususnya Cakamana Sutta


(S.14)

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

6. Tathgata memahami apa adanya kecenderungan


daya-pengendali (indriya) mahluk lain, orang
lain. (M 12)

Memahami: kecenderungan; tendensi laten,


perilaku; sifat; mahluk2 dengan sedikit debu,
dengan banyak debu di mata mereka, dengan
daya-pengendali yang tajam; dengan daya
pengendali yang lemah; dengan kualitas-kualitas
yang baik; dengan kualitas-kualitas yang jelek,
mudah untuk diberi instruksi, sulit untuk untuk
diberi instruksi, mampu atau tidak mampu.
(Vibh. 814)

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Kitab Komentar

Kecenderungan (saya=tempat yang sering


dikunjungi, habitat) yaitu pandangan-salah
(dihigata) atau pengetahuan sesuai realitas
(yathbhta a atau magga a ).

Tendensi laten (anusaya): kekotoran batin yang


tertidur dan tidak hancur (appahnnusayita
kilesa).

Perilaku (carita): kusala dan akusala yang


terbentuk oleh tubuh dll.

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Sattnusaya ( 7 Tendensi Laten)


1. Kmargnusaya: Tendensi laten thd nafsu sensual.
2. Paighnusaya: Tendensi laten thd antipati.
3. Mnnusaya: Tendensi laten thd kesombongan.
4. Dihnusaya: Tendensi laten thd pandangan-salah.
5. Vicikicchnusaya: Tendensi laten thd keraguraguan.
6. Bhavargnusaya: Tendensi laten thd nafsu
terhadap eksistensi.
7. Avijjnusaya: Tendensi laten ketidak-tahuan.

8 Keragu-raguan (Dhs.A. 354)


1. Ragu terhadap Guru: keraguan terhadap tubuh
dan kualitas Buddha; apakah beliau memiliki 32
tanda atau tidak, apakah beliau Maha
Mengetahui tentang masa lampau, masa depan
dan saat ini, atau meragukan apakah benar ada
Buddha yang mencapai kemaha-tahuan atas
apapun.
2. Ragu terhadap Dhamma: ragu apakah benar ada
4 Magga dan 4 Phala yang meninggalkan
kekotoran batin, atau apakah benar ada Nibbna.
atau apakah Dhamma bisa membebaskan kita.

8 Keragu-raguan (Dhs.A. 354)


3. Ragu terhadap Sagha: apakah benar permatasagha terdiri dari 8 mahluk mulia, apakah benar
bahwa orang mulia benar-benar suci dan
berperilaku sempurna, apakah persembahan
kepada Sagha benar-benar bermanfaat atau
tidak.
4. Ragu terhadap latihan: meragukan slasikkh,
samdhisikkh dan pasikkh.
5. Ragu terhadap masa lalu: meragukan eksistensi
agregat-agregat, elemen-elemen, landasanlandasan di masa lalu.

8 Keragu-raguan (Dhs.A. 354)


6. Ragu terhadap masa depan: ragu-ragu apakah
benar ada kehidupan di masa depan.
7. Ragu terhadap masa lalu dan masa depan:
meragukan kedua kehidupan.
8. Ragu terhadap pengkondisian khusus dan
kemunculan yang bergantungan: ragu apakah
benar ada perputaran 12 rangkaian dan apakah
satu rangkaian mengkondisikan rangkaian yang
lain.

Tempat Tidur 7 Anusaya (Yam. 268)


1. Tendensi laten nafsu sensual tertidur di 2 jenis
perasaan di lingkup-inderawi.
2. Tendensi laten kebencian tertidur di perasaan
tubuh dan batin yang sakit/tidak menyenangkan.
3. Tendensi laten kesombongan tertidur di 2 jenis
perasaan di lingkup-inderawi, dan di lingkup
materi halus serta non-materi.
4. Tendensi laten pandangan-salah tertidur di
semua dhamma yang berkaitan dengan identitas.
5. Tendensi laten keragu-raguan tertidur di semua
dhamma yang berkaitan dengan identitas.

Tempat Tidur 7 Anusaya (Yam. 268)


6. Tendensi laten nafsu terhadap eksistensi
tertidur di lingkup materi halus dan lingkup
non-materi.
7. Tendensi laten ketidak-tahuan tertidur di semua
dhamma yang berkaitan dengan identitas.

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

6. Tathgata memahami apa adanya kecenderungan


daya-pengendali (indriya) mahluk lain, orang
lain. (M 12)

Memahami: kecenderungan; tendensi laten,


perilaku; sifat; mahluk2 dengan sedikit debu,
dengan banyak debu di mata mereka, dengan
daya-pengendali yang tajam; dengan daya
pengendali yang lemah; dengan kualitas-kualitas
yang baik; dengan kualitas-kualitas yang jelek,
mudah untuk diberi instruksi, sulit untuk untuk
diberi instruksi, mampu atau tidak mampu.
(Vibh. 814)

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Kitab Komentar

Sifat (adhimutti): kecenderungan watak


(ajjhsaya).

dengan sedikit debu di mata mereka: mempunyai


sedikit, tidak banyak debu keserakahan, kebencian
dan delusi (LDM) di mata kebijaksanaan mereka
(pamaye akkhimhi).

dengan banyak debu di mata


mereka (mahrajakkha): mempunyai banyak LDM
di mata kebijaksanaan mereka.

Dhammavihr Buddhist Studies


www.dhammavihari.or.id

Kitab Komentar

dengan daya-pengendali yang tajam: mereka yang


mempunyai daya-pengendali seperti saddhindriya,
viriyindriya, satindriya, samdhindriya,
paindriya tajam. Sebaliknya adalah mereka
dengan daya-pengendali yang lemah.

dengan kualitas2 yang baik: mereka yang habitat


dll-nya baik. Jenis kebalikannya adalah
mempunyai kualitas2 yang tidak baik.

Mampu: mereka yang mempunyai kemampuan


(upanissaya) untuk menembus 4 KM. Jenis
kebalikannya adalah yang tidak mampu.

Kitab Komentar

Untuk tidak-mampu adalah mahluk yg


terhalang oleh paca nantariya kamma,
terhalang oleh kilesa (niyata micchadihi),
terhalang oleh buah-kamma (ahetuka dan dvi
hetuka paisandhi).

Tidak mempunyai saddh kepada Tiratana,


tidak mempunyai keinginan untuk
mengerjakan sesuatu yang baik, tidak
mempunyai kebijaksanaan (dalam paisandhinya), tidak mampu memunculkan magga citta.

Selesai
Dhammavihr Buddhist Studies
www.dhammavihari.or.id

Anda mungkin juga menyukai