Anda di halaman 1dari 34

06

HUKUM SEBAB-AKIBAT MORAL


• APA SEBAB SEMUA ITU?

• ADAKAH PENJELASAN RASIONALNYA?

• ADILKAH DUNIA INI?

• APAKAH TAKDIR?

• SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB?

• APA YANG BISA KITA LAKUKAN?


Sesuai dengan benih yang ditabur,
begitulah buah yang akan dituai.

Pelaku kebajikan akan menuai kebaikan.


Pelaku kejahatan akan menuai keburukan.

Begitu benih ditabur,


engkau akan merasakan buahnya.

(Samyutta Nikaya I, 227)


HUKUM KAMMA-VIPAKA

• Kamma = perbuatan/tindakan. Vipaka = akibat/hasil/buah

• Hukum sebab-akibat moral (ada implikasi moralnya).

• Hukum sebab-akibat umum: Hukum Hetu-Phala

• Bersifat universal, tak pandang-bulu, tak pilih-kasih,

tak peduli percaya atau tidak, beragama atau tidak.

• Hukum yang tidak memiliki penegak hukum (impersonal).

• Akibat tidak muncul sebagai imbalan atau hukuman.

• Kamma tidak ditakdirkan sebelumnya. Kamma bukan kartu mati!


KAIDAH SEMESTA
Tidak semua yang kita alami merupakan karma kita.
Apa yang kita alami merupakan kombinasi aksi-reaksi yang tunduk pada
berbagai jenis hukum/kaidah semesta (Niyama) yang bekerja dalam
dunia fisik dan mental:

1. Hukum Musim (Utu-niyama)


berkaitan dengan asas fisik anorganik: fenomena musim
2. Hukum Benih (Bija-niyama)
berkaitan dengan asas benih/organik
3. Hukum Karma (Kamma-niyama)
berkaitan dengan kausal moral atau asas sebab-akibat
4. Hukum Pikiran (Citta-niyama)
berkaitan dengan proses kesadaran, kekuatan pikiran
5. Hukum Alam (Dhamma-niyama)
berkaitan dengan gravitasi, magnetis, gerakan gelombang
APAKAH KARMA ITU?

“O, Para Biku, KEHENDAK (cetana) itulah


yang Ku-sebut KARMA.
Setelah timbul kehendak dalam pikirannya,
seseorang akan melakukan karma melalui
pikiran (mano), dan/atau perkataan (vacci),
dan/atau perbuatan (kaya).”

(Angutara Nikaya III, 415)


Semua makhluk adalah:

Pemilik karma-nya sendiri (kammassaka)


Pewaris karma-nya sendiri (kammadayada)
Lahir dari karma-nya sendiri (kammayoni)
Berhubungan dengan karma-nya sendiri (kammabhandu)
Terlindung oleh karma-nya sendiri (kammapatisarana)

Perbuatan menentukan apakah seseorang itu hina atau mulia.

(Majjhima Nikaya 135)


DI MANA KARMA TERSIMPAN?

Karma tidak tersimpan dalam batin atau badan kita,


tetapi ada sebagai potensi yang bilamana kondisinya
terpenuhi akan berbuah.
Potensi ini akan terus terbawa dari satu kehidupan ke
kehidupan berikutnya.

Analogi:
- buah mangga tidak tersimpan di dalam pohon mangga
- api tidak tersimpan di dalam korek
PEMBAGIAN KARMA
MENURUT SUTTA (4 MACAM):

1. Karma hitam (Kanhan-kamma / Akusala-kamma)

2. Karma putih (Sukkan-kamma / Kusala-kamma)

3. Karma campuran (Kanhan-sukkan-kamma)

4. Karma bukan hitam bukan putih


(Akanhan-asukkan-kamma)
PEMBAGIAN KAMMA
MENURUT ABHIDHAMMA (16 MACAM):

1. Menurut fungsi : ada 4

2. Menurut kekuatan : ada 4

3. Menurut waktu berbuah : ada 4

4. Menurut tempat berbuah : ada 4


1. KARMA MENURUT FUNGSI

1. Karma penghasil (Janaka-kamma)

 membuahkan akibat

2. Karma penguat (Upatthambhaka-kamma)

 memperkuat akibat karma lain


3. Karma pelemah (Uppapilaka-kamma)

 melemahkan akibat karma lain


4. Karma penghancur (Upaghataka-kamma)

 mampu menghancurkan akibat karma lain


2. KARMA MENURUT KEKUATAN

1. Karma berat (Garuka-kamma)


 karma yang sangat berat/dahsyat akibatnya
contoh: akusala-kamma berat: membunuh ibu/ayah/arahat,
melukai Buddha, memecah-belah Sanggha
contoh: kusala-kamma berat: pencapaian jhana, magga-phala
2. Karma menjelang ajal (Maranassana-kamma)
 karma yang dilakukan saat menjelang kematian
3. Karma kebiasaan (Acinnaka-kamma)
 karma yang dilakukan sebagai kebiasaan selama hidup
4. Karma kumulatif/cadangan (Katatta-kamma)
 karma yang akan membuahkan hasil jika karma lainnya tidak ada
3. KARMA MENURUT WAKTU BERBUAH

1. Karma yang berbuah pada kehidupan ini

(Ditthadhamma Vedaniya-kamma)

2. Karma yang berbuah pada satu kehidupan yang akan datang

(Upapajja Vedaniya-kamma)

3. Karma yang berbuah pada kehidupan-kehidupan mendatang

atau waktu tak tertentu

(Aparapariya Vedaniya- kamma)

4. Karma yang kadaluwarsa (Ahosi-kamma)


4. KARMA MENURUT TEMPAT BERBUAH

1. Karma buruk yang dapat berbuah di alam indrawi (Kamaloka)

2. Karma baik yang dapat berbuah di alam indrawi (Kamaloka)

3. Karma baik yang dapat berbuah di alam bentuk (Rupaloka)

4. Karma baik yang dapat berbuah di alam tanpa-bentuk (Arupaloka)


10 KARMA BAIK

1. Memberi (Dana)
2. Menjalani sila (Sila)
3. Mengembangkan batin (Bhavana)
4. Menghargai, menghormati (Apacayana)
5. Melayani (Veyyavacca)
6. Melimpahkan jasa (Pattidana)
7. Bergembira atas jasa orang lain (Pattanumodana)
8. Membabarkan Dharma (Dhammadesana)
9. Mendengarkan Dharma (Dhammasavana)
10. Meluruskan pandangan (Ditthijjukamma)
KARMA BAIK & BUAHNYA
Karma Baik Buah Karma Baik
Memberi (dana)
a. materi a. kekayaan materi
b. memberikan keberanian, rasa nyaman, b. banyak sahabat
dan hiburan bagi orang yang terguncang
c. memberikan nasihat c. mempunyai pengaruh kuat di lingkungannya

Menjalani Sila (sila) Lahir di keluarga terhormat yang berbahagia


Mengembangkan batin (bhavana) Membantu terlahir di alam bentuk dan tanpa-
bentuk
Menghormati (apacayana) Selalu dihormati
Melayani (veyyavacca) Mendapat pembantu, asisten yang loyal dan
teman yang setia
Melimpahkan jasa (pattidana) Berkemampuan memberi secara berlimpah
pada kehidupan berikutnya
Bergembira atas jasa orang lain Selalu berbahagia di keluarga mana pun ia
(pattanumodana) dilahirkan
Membabarkan Dhamma (dhammadesana) Arif, pintar, berpengetahuan luas
Menyimak Dhamma (dhammasavana) Arif, pintar, berpengetahuan luas

Meluruskan pandangan (ditthijukamma) Arif, pintar, berpengetahuan luas


10 KARMA BURUK

1. Membunuh (Panatipata)
2. Mencuri (Adinnadana) Perbuatan
3. Berzinah (Kamesumichacara)

4. Berdusta (Musavada)
5. Memfitnah (Pisunavaca)
Perkataan
6. Berkata kasar (Pharusavaca)
7. Omong kosong (Samphappalapa)

8. Iri (Abhijjha)
9. Berniat buruk (Vyapada) Pikiran
10. Berpandangan salah (Micchaditthi)
KARMA BURUK, KONDISI, DAN BUAHNYA
Karma Buruk Kondisi-Kondisi yang Diperlukan Buah Karma Buruk

Membunuh 1. adanya makhluk; 2. tahu adanya makhluk; 3. Pendek umur, sakit-sakitan, selalu sedih krn
niat; 4. usaha; 5. terjadi kematian berpisah dengan orang yang dicintai, dan
ketakutan selalu.
Mencuri 1. Adanya harta orang lain; 2. tahu adanya harta Kemiskinan, sial, malang, keinginan yang
orang lain; 3. niat; 4. usaha, 5. terjadi tak tercapai, dan ketergantungan pada
pengambilan orang lain.
Berzina 1. niat untuk menikmati objek terlarang; 2. Mendapatkan pasangan hidup yang tak
usaha; 3. terjadi kontak diinginkan, mempunyai banyak musuh,
organ seks bermasalah, menjadi waria.
Berdusta 1. ketidakbenaran; 2. niat untuk menipu; 3. Disiksa oleh ucapan kasar dari orang lain,
usaha; 4. terjadi komunikasi selalu dicemarkan nama baik, tak dipercaya
orang, dan bau mulut.
Memfitnah 1. keretakan hubungan; 2. niat untuk Selalu diputus hubungan secara sepihak
memisahkan; 3. usaha; 4. komunikasi tanpa alasan yang jelas.
Berkata kasar 1. ada orang yang dimaki; 2. pikiran marah; 3. Dibenci orang lain kendati tak salah; suara
menggunakan kata kasar kasar.
Omong kosong 1. kecondongan untuk bicara yang tak berguna; Organ tubuh tidak selaras; ucapan tak
2. narasi lancar dan tidak enak didengar.
Iri 1. barang orang lain; 2. hasrat untuk memilikinya Keinginan yang selalu tak tercapai.
Niat buruk 1. makhluk lain; 2. niat untuk mencelakai Jelek rupa, aneka penyakit, dan sifat yang
menjijikkan orang lain.
Berpandangan 1. cara menyimpang dalam hal sebuah objek Kemelekatan pada objek yang hina (tak
salah dipandang; 2. kesalah-pahaman terhadap objek bermutu), kurang arif, kurang pintar,
itu sesuai dengan pandangan tsb. penyakit kronis, dan gagasannya yang
selalu dikritik orang lain.
AIR & GARAM

Batin-Badan = gelas
Karma baik = air
Karma buruk = garam


Saat mati

Saat lahir

Jangan menganggap remeh kebaikan,
dengan berkata:
"Hal ini tidak akan berguna bagiku."

Bahkan dengan jatuhnya tetes demi tetes,


seguci air akan penuh.

Seperti halnya orang bijaksana,


mengumpulkan sedikit demi sedikit,
memenuhi dirinya dengan kebajikan.

(Dhammapada 122)
Jaga PIKIRAN,
Pikiran jadi PERKATAAN.

Jaga PERKATAAN,
Perkataan jadi PERBUATAN.

Jaga PERBUATAN,
Perbuatan jadi KEBIASAAN.

Jaga KEBIASAAN,
Kebiasaan jadi WATAK.

Jaga WATAK,
Watak jadi “NASIB”.

“Nasib” = apa yang kita alami dan apa yang terjadi dalam diri kita.

Be Happy

Anda mungkin juga menyukai