Bila digunakan gen insulin sintetik maka cloning rantai alfa dilakukan terpisah
dengan rantai beta, masing masing disisipkan pada plasmid yang berbeda, untuk
selanjutnya insulin rantai alfa hasil cloning akan digabung dengan rantai beta menjadi insulin
aktif. Tahapannya sebagai berikut :
1. Seperti pada proses pembuatan insulin menggunakan lactose operon (gen lac Z),
pembuatan insulin menggunakan bantuan -galaktosidase juga membuat rantai A dan
B secara terpisah.
2. Gen yang menyandi baik rantai A dan rantai B digabung dengan gen -galaktosidase.
-galaktosidase ini digunakan sebagai promotor, dengan hanya IPTG (suatu analog
laktosa) maka gen -galaktosidase akan tersintesis.
3. Gen rantai A maupun rantai B yang berada didekatnya, tentu juga akan tersintesis. Ini
adalah cara bagaimana gen rantai A tersintesis menjadi protein A.
4. Bila gen -galaktosidase bertemu dengan inducer yaitu IPTG, maka gen ini akan
tersintesis. Metionin dan rantai A metionin B yang berada didekatnya akan ikut
teersintesis, proses selanjutnya, sama seperti menggunakan laktose operon .
5. Pada tahap terakhir, rantai A dan B akan digabungkan menggunakn proses oksidasi.
Proses oksidasi berlangsung sebagai berikut: Rantai A dan B dioksidasi, bila tidak
terbentuk protein yang diinginkan maka direduksi kembali. Proses oksidasi-reduksi
ini memakan waktu dan tidak efisien.
3. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim
DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri
yang disebut DNA rekombinan.
4. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.
5. Bila bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang
memiliki DNA rekombinan.