Anda di halaman 1dari 10

PB.

3-3
TUGAS - I INDIVIDU
PEMBERDAYAAN MINYAK BUMI DI INDONESIA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengabdian Masyarakat dalam Agribisnis)

Oleh:
Nama
NIM
Kelas
Dosen Pengampu

: Imron Bima Nabrowi


: 145040101111006
:B
: Prof.Dr.Ir. Sugiyanto, MS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

PB.3-3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah pengetahuan tentang
ketidakberdayaan sumber minyak bumi di Indonesia.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Malang, September 2016
Penyusun

PB.3-3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi sebagai tempat tinggal bagi kehidupan berbagai makhluk hidup,
memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan untuk mendukung
kehidupan makhluk hidup tersebut. Disadari atau tanpa kita sadari, banyak
sekali barang-barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal
dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Mulai dari peralatan rumah
tangga, bahan bangunan, bahan-bahan pertanian, hingga bahan obat-obatan
banyak yang berasal dari bahan-bahan di sekitar kita. Bahan-bahan alam
tersebut ada yang langsung bisa dimanfaatkan oleh manusia. Namun ada juga
yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa kita manfaatkan. Sumber daya
alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati,
sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu
aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Kita harus menyadari bahwa Indonesia bukan lagi negara kaya minyak
seperti era 1970-1990-an. Cadangan minyak terbukti (proven reserves) di
perut bumi Nusantara kini tinggal tersisa 4 miliar barel. Padahal di tahun
1980-an, jumlahnya masih 12 miliar barel atau sekitar sepertiga cadangan Asia
(di luar Timur Tengah). Sebagai solusinya, negara kita harus bergerak cepat
untuk menemukan sumber-sumber cadangan baru agar dapat menghasilkan
produk yang minimal stabil atau jika memang harus mengalami penurunan,
prosentasenya tidak terlalu banyak.
Eksplorasi minyak dan gas harus dilakukan dari Sabang sampai Merauke
agar negara kita bisa terus memproduksi minyak dan gas dengan jumlah yang
dapat memenuhi permintaan masyarakat. Namun pada kenyataannya, jumlah
permintaan masyarakat akan migas sungguh tidak diimbangi dengan jumlah
produksi karena cadangan minyak kita memang semakin menipis. Untuk gas
sendiri dirasakan lebih aman karena memiliki potensi cadangan baru yang
lebih besar. Namun jika dilihat secara global, tetap saja konsumsi masyarakat
akan migas yang naik sekitar 8% per tahun berbanding terbalik dengan jumlah
produksi alami migas yang turun 15-20% per tahun. Akibatnya, banyak
kelangkaan energi dan harganya pun semakin mahal dari hari ke hari.
1.2 Rumusan Masalah
3

PB.3-3
1. Apa yang dimaksud dengan minyak bumi dan apa jenis olahan dari
minyak bumi?
2. Apa saja masalah yang dihadapai dalam pemberdayaan minyak bumi
bumi?
3. Apa solusi yang diberikan untuk menghadapai permasalahan tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian minyak bumi dan manfaatnya bagi manusia.
2. Mengetahui masalah yang dihadapi dalam pemberdayaan minyak bumi.
3. Mengetahui solusi dalam permasalahan yang dihadapi dalam
pemberdayaan minyak bumi.

PB.3-3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minyak Mumi dan Manfaatnya bagi Manusia
Pengertian dari minyak bumi adalah bahan bakar fosil yang berbentuk
cairan kental, berwarna coklat, atau kehijauan yang mudah terbakar
(Kusumastanto, 2003). Minyak bumi merupakan sumber energi utama dalam
kehidupan manusia .Sebagian besar penyusun dari minyak bumi adalah
senyawa alkana. Minyak bumi terbentuk dan bahan renik yang tertimbun
jutaan tahun yang lalu dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tertimbun dalam kerak bumi, tekanan yang hebat dari
timbunan itu dan suhu yang sangat ekstrem selama jutaan tahun membuat
semuanya mencair dan terbentuklah minyak bumi. Lamanya pembentukan
minyak bumi inilah yang menjadikan minyak bumi dikatakan sebagai sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui. Penampakan fisik minyak bumi sangat
beragam, tergantung dari komposisinya. Pada umumnya, minyak bumi yang
baru dihasilkan dari sumur pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau
cokelat gelap, meskipun ada juga minyak bumi yang berwarna kekuningan,
kemerahan, atau kehijauan. Sumur minyak sebagian besar menghasilkan
minyak mentah, terkadang ada juga kandungan gas di dalamnya Karena
tekanan di permukaan Bumi lebih rendah dari pada di bawah tanah, beberapa
gas akan keluar dalam bentuk campuran.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi sebagian besar terdiri
dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik,
ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen,
oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel,
tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari
minyak yang satu ke minyak yang lain. Kemudian minyak ini banyak sekali
bahan olahan yang bisa diambil dari minyak bumi yaitu: LNG, LPG, Avtur,
bensin, minyak tanah (kerosin), solar, pelumas, lilin, aspal.
2.2 Permasalahan dalam Pemberdayaan Minyak Bumi
Dalam industri minyak bumi, ada dua kegiatan utama yang dilakukan,
yaitu kegiatan hulu dan hilir. Kegiatan usaha hulu meliputi eksplorasi dan
produksi sedangkan kegiatan usaha hilir meliputi pengolahan, transportasi
serta pemasaran minyak bumi. Telah kita ketahui bahwa industri hulu minyak
5

PB.3-3
bumi jadi tulang punggung ekonomi negara Indonesia. Kegiatan industri hulu
terdiri atas kegiatan eksplorasi dan produksi. Eksplorasi yang meliputi studi
geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi, adalah
tahap awal dari seluruh kegiatan usaha hulu minyak bumi. Kegiatan ini
bertujuan mencari cadangan baru. Jika hasil eksplorasi menemukan cadangan
minyak bumi yang cukup ekonomis untuk dikembangkan, kegiatan eksplorasi
akan dilanjutkan dengan kegiatan produksi.
Cadangan energi kita mungkin memang semakin berkurang. Namun
negara kita yang masih kaya dengan potensi energi alam sudah seharusnya
tidak selemah ini dalam mengelola industri minyak bumi. Pemerintahan
Indonesia yang sudah silih berganti rupanya belum bisa menangani kasus ini
secara tuntas sehingga masalahnya semakin parah dan berlarut. Apa saja
gangguan yang sering terjadi di sektor hulu migas?
1. Gangguan Operasi
Gangguan operasi akibat cuaca buruk yang melanda berbagai
wilayah Indonesia seringkali mengganggu proses operasi minyak
bumi. Selain itu, awal tahun 2014 sempat terjadi insiden bocornya
selang penyalur minyak mentah (hose) yang menghubungkan alat
tambat (single point mooring) dan Floating Storage Offloading (FSO).
Akibat cuaca buruk yang terjadi di perairan Utara Surabaya. Tapi
syukurlah seluruh personel di lapangan dalam kondisi aman dan tidak
ada tumpahan minyak yang membahayakan. Ada juga masalah
gangguan keamanan yang tak terhindarkan seperti unjuk rasa,
sabotase, penghentian kegiatan operasi, ulah mafia minyak bumi
maupun preman yang tak lelah beraksi atau pun pencurian peralatan
minyak bumi yang sangat merugikan. Dengan masalah seperti ini tentu
ini akan sangat menganggu karena ketika hal ini terjadi, seluruh
kegiatan industri untuk memproduksi minyak bumi harus dihentikan
sementara waktu.
2. Decline Rate
Minyak bumi diambil dengan cara mengebor lubang pada
permukaan bumi, lalu memompanya keluar. Lubang itu dikenal
sebagai sumur minyak. Secara alamiah, sumur-sumur minyak akan
6

PB.3-3
turun produksinya karena energi yang mendorong minyak keluar
tersebut perlahan lahan menurun.
2.3 Solusi untuk Menghadapi Permasalahan Pemberdayaan Minyak Bumi
1. Gangguan Operasi
Seluruh personel harus meningkatkan pengamanan dan pengawasan
fasilitas dan kegiatan hulu minyak dari ancaman gangguan keamanan di
laut, bantuan pengamanan dan SAR (Search and Rescue), penugasan
sementara personel TNI AL dalam operasi hulu minyak bumi serta
menyadarkan seluruh masyarakat di sekitar lokasi industri agar
meningkatkan rasa memiliki terhadap sektor ini sehingga dapat membantu
mengawasi proses produksi migas agar berjalan sesuai yang diharapkan.
2. Decline Rate
Seluruh tim di industri harus bekerja keras sumur atau area yang digali
tidak makin anjlok. Jika keadaan anjlok ini dibiarkan terus menerus maka
akan terjadi produksi minyak bumi turun drastic, jika tidak ada usaha
untuk menahan zero decline tersebut. Oleh karenanya, sampai kini Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) masih tergantung pada PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dalam
mempertahankan zero decline pada produksi minyak nasional.
Melihat masih banyak permasalahan di sektor hulu produksi minyak
bumi di Indonesia maka pemerintah perlu mengadakan seperti penyuluhan
dan pemberdayaan terhadap proses produksi minyak bumi di Indonesia
agar produksi terus bisa berlanjut namun juga tetap memerhatikan
cadangan minyak bumi yang ada di wilayah Indonesia ini agar tidak habis
di pompa terus-menerus. Pemerintah sebenarnya sudah ada lembaga
khusus yang menangani semua seluk beluk tentang minyak bumi yaitu
Direktorat Pembinaan Program Migas. Dimana tugas dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
Melakukan pembinaan

terhadap

kegiatan

usaha

jasa

untuk

meningkatkan kemampuan usaha jasa agar mampu bersaing secara


nasional maupun internasional, melaksanakan pembinaan tenaga kerja
dalam usaha pengembangan kernampuan tenaga khusus nasional dan
penggunaan tenaga khusus asing berdasarkan standar kompetensi kerja,
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap asset perusahaan yang
menjadi milik negara dengan melaksanakan verifikasi, pemantauan dan
7

PB.3-3
pengawasan pemanfaatannya dengan mernpergunakan jasa independen
surveyor, melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh
perusahaan (Kontrak Kerja Sarna) dengan melaksanakan inventarisasi,
verifikasi, pemantauan dan pengawasan serta sosialisasi, serta turut
menumbuhkan kesadaran masyarakat yang memiliki akses untuk
memanfaatkan bahan bakar dan bahan baku secara hemat dan efisien.

PB.3-3
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Berbagai fakta diatas memberikan kesimpulan bahwa industri hulu
minyak bumi masih menyisakan banyak permasalahan. Melihat dari
perkembangan hukum yang ada, tentu ada kemungkinan akan muncul
permasalahan-permasalahan lain di sektor hulu minyak bumi yang layak
diwaspadai. Oleh karenanya, semua pelaku usaha di sektor hulu minyak
bumi haruslah bekerja keras untuk bisa mencapai target produksi dan
diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang menghambat jalannya
eksplorasi dan eksploitasi operasi minyak bumi.
2.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memerhatikan sektor hulu produksi
minyak bumi yang sedikit banyak masalah. Maka dari itu pemerintah lebih
meningkatkan keberdayaan dari orang-orang ataupun meningkatkan
keahlian untuk menghadapi permasalahan yang timbul di sektor hulu
produksi minyak bumi.

PB.3-3
DAFTAR PUSTAKA
Kusumastanto, T. (2003). Pemberdayaan Sumberdaya Kelautan, Perikanan dan
Perhubungan Laut dalam Abad XXI. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Sudrajad, A. (2006). Tumpahan Minyak di Laut dan Beberapa Catatan Terhadap
Kasus di Indonesia. SUSUNAN REDAKSI, 37.

10

Anda mungkin juga menyukai