Ciletuh IAGI PDF
Ciletuh IAGI PDF
717
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
SARI
Kompleks Gunung Badak, Kompleks Cikepuh-Citisuk, dan Kompleks Citirem berada di
Teluk Ciletuh, merupakan lokasi dari kumpulan batuan Pra-Tersier. Daerah Teluk
Ciletuh berada di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Batuan Pra-Tersier di
Ciletuh dikenal luas sebagai tektonik melange yang terbentuk dari penujaman lempeng
Indo-Australia terhadap Eurasia selama kala Kapur- Paleosen.
Ini merupakan studi menyeluruh dari kumpulan petrotektonik melalui perangkuman dan
analisis penelitian terdahulu (peta geologi dan studi laporan tidak terbit). Data diperoleh
melalui pemetaan geologi detil skala 1: 100.000, pengamatan lapangan, analisis
petrografi, analisis geokimia (dengan peralatan JEOL superprobe 733), analisis kimia
mineral dan pengukuran tekanan dan temperatur.
Kompleks Gunung Badak terdiri dari ofiolit (peridotit, gabro dan lava basal), batuan
metamorfik (serpentinit, kuarsit, filit, dan sekis), Kompleks Cikepuh-Citisuk disusun
batuan beku basa, ultrabasa, dan metamorfik sebagai lava basal, gabro, peridotit, dan
sekis, Kompleks Citirem disusun oleh lava basal (struktur bantal dan vesikuler).
Ke arah selatan (Gunung Badak menuju Citirem), kompleks ini disusun oleh kerak
samudera bagian atas; sebaliknya ke utara Kompleks Ciletuh disusun oleh kerak
samudera bagian dalam. Tersingkapnya batuan-batuan Pra-Tersier akibat adanya
pengurangan kecepatan penekukan pada masa Eosen-Oligosen Bawah, diimbangi
terbentuknya akresi, sehingga hadirnya kompleks melange yang mengandung blokblok batuan ultramafik dan terdiri dari lempeng-lempeng serpentinit dan lava bantal. Di
saat bersamaan terjadi obduksi yang menyebabkan proses metamorfisme; pada kala
Oligosen Atas, adanya penambahan penekukan yang menyebabkan batuan metamorf
mengalami retrograde metamorfism, ditunjukkan dengan hadirnya mineral klorit yang
menggantikan aktinolit, albit dan kelompok epidot menggantikan plagioklas pada
batuan epidot amfibolit.
Kata kunci : Petrotektonik, Ciletuh, Melange, Penunjaman, Gunung Badak.
ABSTRACT
Gunung Badak, Cikepuh-Citusuk and Citirem Complex is situated in Ciletuh Bay. This
location consist of Pre-Tertiary rocks assemblages. Ciletuh Bay region located in
Sukabumi Regency, in West Java Province. The Pre-Tertiary rocks at Ciletuh have
been widely considered as tectonic mlange, which occured by subduction of IndoAustralian and Eurasian plate during Cretaceous - Paleocene time.
This is a comprehensive study of petrotectonic assemblages by the results of
summary and analysis of previous research (geological map and unpublished reports).
Primary data are obtained from detailed geological mapping on 1: 100000 scale, field
observations and petrographic analysis, geochemical analysis (with JEOL superprobe
733), mineral chemical analysis, and temperature and stress measurement.
717
PROSIDING
718
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Gunung Badak Complex consists of ophiolite (peridotite, gabbro, and pillowed basalt),
metamorphic (serpentinite, quartzite, phyllite, and schist), and sedimentary rocks
(greywackes, nummulites limestone, black shale, red clay, and polymic breccias).
Cikepuh-Citisuk Complex consists of basic, ultrabasic and metamorphic rocks as
basaltic lava, gabbro, peridotite, and schist. Citirem Complex consists of thoelitic
basaltic lava (pillowed and vesiculars).
In southernward (Gunung Badak to Citirem), this complex consists of upper part
Oceanic Crust, inversely northward the Ciletuh Area consist inner part Oceanic Crust.
Uplifting of pre-Tertiary rocks is due to less of speed in underside Eosen-Oligosen
times, in balance by created of accretion, during the present of melange complex that
implied blocks of ultramafic rocks and consists of sepernitite plates basaltic lava. In the
same time obduction that made metamorphic process, at Upper Oligosen period, the
increase of subduction which cause metamorf rocks to go through metamorphism
retrogrades, showing by attended of klorite mineral that replaced aktinolit, albit and
epidot groups replaced amfibolit epidot rocks.
Keywords: Petrotectonic, Ciletuh, Melange, Subduction, Gunung Badak.
PENDAHULUAN
tektonik
dan
ditafsirkan
sebagai
utara
geografis
peta
No.4221,
termasuk
dan
dalam
secara
fisiografis
lava
yang
batuan
dibentuk
oleh
Pegunungan
ke
selatan,
bantal).
masing-masing
Hubungan
kompleks
stratigrafi
melange
Ciletuh
(Gambar 1).
mengatakan
pembentuk
melange
bahwa
Ciletuh
batuan
yaitu
gabro
dan
lava
bantal),
HASIL
Gunung Badak
Tersingkap andesit dan tuf, di selatan
Gunung Badak didominasi serpentinit,
batuan
basalt
dengan
struktur
Batuan
serpentinit
718
PROSIDING
719
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
jenis
bantal telah
teralterasi, terlapukkan
peridotit
bastit
interlocking.
porfiritik,
plagioklas
(tidak
sedikit
serpentin
terubah
bertekstur
berstruktur
menjadi
bastit,
interlocking.
olivin
Analisis
jejak
harzburgit.
sampai
dengan
adalah
asal
mineral
Dunit
didominasi
oleh
(10%),
dengan
ukuran
piroksen
tekstur
mesh.
sebagian
menjadi
faneritik
Olivin
besar
serpentin.
dan
terubah
Serpentinit
Cikepuh-Citisuk
plagioklas
terlihat
telah
dan
ditunjukkan
mineral
opak
pembengkokan
pemadaman
dan
terlihat
mineral
bergelombang
dan
pada
menunjukkan
struktur
kehadiran
plagioklas
dengan
ditutupi
konglomeratik
oleh
dengan
endapan
komponen
diperkirakan
alterasi
dari
merupakan
plagioklas.
Dari
hasil
hasil
Pamakaman,
tersusun
oleh
719
PROSIDING
720
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
serpentinisasi
dunit
dan
harzburgit,
mengiklusi
basal
mineral
Perubahan
litologis
piroksen
klinopiroksen
lamellae,
tampak
bertekstur
piroksen
kembar
agak
sejajar
pada
jelas,
exsolution
memperlihatkan
kabur,
pemadaman
ortopiroksen
dan
atau
sebaliknya.
dari
utara
ke
yang
merupakan
berbutir
halus,
tampak
olivin
interlocking.
menumpang
pada
Peridotit bertekstur
cermin sesar.
hadir
bertekstur
secara
batuan metamorf.
tektonik
kuat
didominasi
gejala
kehadiran
DISKUSI
Analisis Geokimia
Data
geokimia
merupakan
data
amfibolit
bertekstur
porfiroblas
dan
struktur
schistose
berukuran
butir
mengandung
(Al2O3>15%)
berkomposisi
kepulauan
alumina
yang
komposisinya
batuan
beralumina
basal
tinggi
tinggi
mirip
busur
dari
Citirem
Guinea;
Middlemost,
1985),
pada
PROSIDING
721
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Diagram
karena
TiO2-MnO-P2O5
unsur-unsur
dipakai
relatif
tersebut
komposisi
(Al2O3),
memiliki
tinggi
alumina
kemiripan
dengan
Analisis
2000)
atas
olivin,
ortopiroksen,
dilakukan
dengan
kimia
pada
kompleks
melange
733.
a. Ofiolit
Pada
batuan
berkomposisi
harzburgit,
forsterit
Fo80
olivin
-
Fo82
mantel
tapi
merupakan
hasil
dan
serisit
ortopiroksen
alterasi
tremolit
penguraian
plagioklas,
sebagai
hasil
piroksen.
aktinolit-
Mn
umumnya
bernilai
berbentuk
nol,
klino-enstatit
alterasi
Gabro
Arc
proses
berbentuk
En46.38-42.88%,
berasosiasi
lingkungan
Island
peleburan.
salit,
Klinopiroksen
augit,
wolastonit
Fs5.75-8.19%.
721
PROSIDING
722
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Fe-Hornblende,
Aktinolit.
komposisi
tapi
magmatick
disimpulkan
akibat
impregnasi
(Monnier,1996).
Dapat
Edenit,
Mineral
kaya
dan
sedikit
plagioklas
Al,
Ca
pada
dan
Fe.
dalam
penentuan
karakteristik
kimia
mineral
komposisi
bervariasi,
magnesio-hornblende,
aktinolit,
yaitu
plagioklas
albit.
Albit
merupakan
batuan.
fero-
piroksen.
geotermometer
Na-
Pengukuran
Tekanan
dan
Temperatur
Hasil deskripsi petrografis dan analisis
kimia
mineral
menunjukkan
bahwa
tekanan
Mg-Hornblende,
Fe-
temperatur
4kbar-6kbar,
o
600 C-660 C.
dengan
Kalibrasi
amfibol
yang
berdampingan
PROSIDING
723
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
paragenesa
(1982), Brown
Raase
mengalami
geotermobarometer
(1977), dan
Raase(1974),
kalibrasi
Pluysnina(1982),
Brown(1977),
termometer
Holand(1990),
serta
Blundy
didukung
dan
epidot.
mineral)
diperkirakan
proses
Selain
itu
retrograde
&
oleh
KESIMPULAN
1. amfibolit
dengan
kumpulan
mineralnya,
yaitu
:
andesin+hornblendekuarsa
kalsitmineral opak, mempunyai
tekanan minimum 5kbar dan
tekanan optimum 6kbar dengan
temperatur 640oC-650oC.
menjadi
bahwa
batuan
mengalami
penurunan
ini
temperatur.
klorit
epidot
kalibrasi
terbentuk
370oC-390oC,
temperatur
sementara
hasil
bahwa
yang
data
merupakan
di
1977;
Raase,
1974;
terdiri
harzburgit
atas
serpentinit,
terserpentinisasi,
dunit,
proses
batuan
metamorfisme
metamorf,
yaitu
data
bahwa
geokimia
gabro
menunjukkan
berasosiasi
dengan
Calc-alcaline
Basalt/CAB
(Mullen,
Arc
1982)
yang
(Al2O3)
dan
mempunyai
atas
Ciletuh
serta
Berdasarkan
hasil
kalibrasi
PROSIDING
724
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
pengurangan
bahwa
Bawah)
amfibiolit
terbentuk
pada
kecepatan
(Suparka,
penekukan
1980)
yang
640 C-650 C.
amfibiolit
Sementara
terbentuk
pada
epidot
tekanan
serta
ditandai
dengan
hadirnya
blok-blok
peridotit
Ciletuh
di
komplek
pembentukannya
ultramafik
yang
1996)
batuan
terjadi
obduksi,
yaitu
kerak
terdiri
harzburgit
atas
serpentinit,
terserpentinisasi,
dunit,
proses
batuan
metamorfisme
metamorf,
yaitu
penurunan
kandungan
Al,
menyebabkan
terjadinya
proses
metamorf.
dengan
tingginya
batuan
Hal
ini
temperatur
metamorf,
tekanannya
ditandai
pada
sementara
sedang.
Akibat
pengangkatan
Atas,
pada
yaitu
kala
adanya
selatan
menyebabkan
(Suparka,
batuan
1980)
metamorf
dengan
meningkatnya
metamorphism
Tersingkapnya
Tersier
di
batuan-batuan
kompleks
melange
Prake
proses
retrograde
ditunjukkan
oleh
PROSIDING
725
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
DAFTAR PUSTAKA
Van Bemmelen, R.W., (1949). The
Geology
of
Indonesia.
Government Printing Office,
Den Haag, Vol I, IA and IB, hal
732 .
Dharmasyraya, (1982). Geologi Daerah
Citirem, Surade Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Jurusan
Geologi FMIPA UNPAD. Thesis,
Unpublished.
Deer, Howie & Zussman, (1992). An
Introduction to Rock-Forming
Mineral,
Second
edition.
Longman Group (FE) Limited.
pp.7,85,143, 223, 332.
Dirk, M.H.J., (1997). Studi Petrologi
Batuan Ofiolit dari Komplek
Bancuh Ciletuh Jawa Barat.
Jurnal Geologi dan Sumber
Daya Mineral. hal. 26-30.
Hartono, U., (2000). Island Arc
Magmatism : A general Review
on Petrogenetic Model. Jurnal
Geology and Sumber daya
Mineral. pp 16.
Karid, D.E., dan Sharman G.F. (1975).
Subduction and accreation in
trenches, Geol. Soc. Amer. Bull.,
v. 86, hal. 377-389.
Karig, D.F., Suparka, S., Moore, G.F.,
and Hehanusa, P., (1976).
Cenozoic Evolution of The
Sunda Arc in The Central
Sumatra
Region.
CCOP
Meeting.
Katili, J., (1975). Volcanism and Plate
Tectonics in the Indonesian
Island Arc, Tectonophysic, v.26,
hal.165-188.
Martodjojo, S., (1984).
Evolusi
Cekungan Bogor, Jawa Barat.
Institut Teknologi Bandung.
Dissertation, Unpublished.
Martodjojo,
S.,
Suparka
S.,
Hadiwisastra, S., (1978). Status
Formasi Ciletuh Dalam Evolusi
Jawa Barat. Geologi Indonesia
Vol 5. (2)
Mullen, D.E., (1982). MnO/TiO2/P2O5 :
a Minor Element Discriminant
for Basaltic Rocks of Oceanic
Environment and Its Implication
for Petrogenesis. Earth and
plantery
Science
letters,
Amsterdam. pp.53-61.
Noeradi, D., Lanin E.S. (2001) Guide
Book Field Trip Ciletuh 2001.
Departemen Teknik Geologi ITB.
Unpublished.
Patonah, Aton., (2003). Studi Ofiolit
Komplek
Melange
Ciletuh
Daerah Ciletuh dan Sekitarnya
Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Jawa Barat. Jurusan Teknik
Geologi UNPAD. Unpublished.
Rosana, M.F., Mardiana, U., Syafri,
I.,Sulaksana, N., Haryanto, I.,
(2006).
Geologi
Kawasan
Ciletuh, Sukabumi: Karakteristik,
Keunikan, dan Implikasinya.
Jurusan Teknik Geologi UNPAD.
Unpublished.
Satyana, A. H. (1989) Geologi dan
Kerabat Ofiolit Gunung Badak.
Jurusan
Geologi
UNPAD.
Skripsi, Unpublished.
Suhaeli, E.T., et al., (1977). The status
of the melange complex in
Ciletuh area, Southwest Java:
Proc. 6th Ann.Conv. IPA, pp.
241-253.
Suhanda, T., (1967). Geologi Daerah
Ciletuh
Jampangkulon,
Sukabumi. Jurusan Geologi
FMIPA
UNPAD.
Thesis,
Unpublished.
Sukamto, Rab.,
(1975). Geologi
Lembar
Jampang
dan
Balekambang, Skala 1:100.000.
Direktorat Geologi. Bandung.
Martodjojo, Suparka S., Hadiwisastra,
S., (1977). Suatu Tinjauan
725
PROSIDING
726
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Mengenai
Formasi
Citirem.
Berita Direktorat Geologi V.9. N.
15
Jawa
Barat
Berdasaran
Pengamatan Struktur Geologi.
Teknologi Indonesia. Jilid III.
No.1.
Noeradi,
Dardji,
(1994).
CONTRIBUTION A LETUDE
GEOLOGIQUE DUNE PARTIE
OCCIDENTALE DE LILE DE
JAVA-INDONESIE. Universitie
de Savoie.pp 99-110,211.
Pluysnina,
L.P.,
(1982).
Geothermometry
dan
Geobarimetry of Plagioklas
Hornblende
Bearing
Assembelages.
Contribution
Mineral.80. pp. 140-146.
Thayyib, S.,
Endang, Said S.E.,
Siswoyo,
Prijomarsono
S.,
(1977). The status of the
Melange Complex in Ciletuh
area, SouthWest Java. Proc. 6th
Ann.Conv. IPA, pp. 241-253
726
PROSIDING
727
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
GUNUNG BADAK
CIKEPUH-CITISUK
CITIREM
Gambar 1.
727
PROSIDING
728
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Gambar 3
Sayatan tipis : (a) Gabro (Gunung Badak); (b) Serpentinit (Gunung
Badak); (c) Epidot, urat dalam gabro (Sungai Cikepuh); (d) Lava Basal
(muara Sungai Citirem); (e) Mikrogabro (Utara Sungai Citirem); (f)
Peridotit (Sungai Cikopo); (g) Epidot Amfibolit (Sungai Cikopo); h.
Amfibolit (Sungai Citisuk); (i) Peridotit (Sungai Citisuk).
Gambar 4.
a). Komposisi amfibol dari amfibiolit dalam diagram Si (Na+K)A
b). Komposisi amfibol dari epidot amfibolit dalam digram Si(Na+K)A
(Leake et.Al., 1997)
728
PROSIDING
729
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Gambar 5.
a). Tekanan dan Temperatur batuan Metamorf kompleks Ciletuh.
b). Geotermobarometer pada epidot amfibolit.
(Pluysnina, 1982)
Gambar 6
Model Tektonik dan metamorfisme daerah Ciletuh (Suparka,1980
729