Anda di halaman 1dari 7

1.

Subject E-mail
Tidak sedikit yang mengirim email lamaran dengan subject yang tidak jelas. Kadang hanya nama
saja. Kadang hanya tulisan lamaran pekerjaan saja. Bahkan ada juga yang kosong subject-nya.
Gaes, yang melamar kerja itu bukan hanya Anda saja. Tapi b(uuuu)anyak.
Harus membuka email satu-persatu adalah hal yang cukup membosankan. Karena itu, seleksi
awal melalui kelengkapan subject itu sering dilakukan.

Contoh lamaran kerja tanpa subject


Analoginya sama seperti Anda mengirim lamaran dalam sebuah amplop ke suatu gedung
perusahaan, tapi tidak ditulis di bagian sampulnya, bahwa itu surat untuk apa. Jelas aja Anda
tidak diterima, belum sampai ke HRD, amplopnya sudah dibuang sama satpam.
Biasanya, saya akan langsung menghapus email lamaran kerja yang subject-nya kosong. Tapi
saya masih baik. Setidaknya sebelum saya hapus, saya buka body email-nya, siapa tahu justru
email dari klien. Soalnya saya kan merangkap sales di kantor, bukan cuma HRD. Hahaha..
Saran saya, untuk melamar kerja, tulis subject yang sesuai dan menjelaskan apa harapan Anda.
Apabila perusahaan pencari pekerja telah menentukan format subject, sebaiknya ikuti saja.
Apabila tidak ditentukan, silakan tulis subject yang baik. Misalnya:

[Lamaran Kerja Programmer iOS] Muhammad Fauzil Haqqi ~> posisi yang
diinginkan itu penting

[Programmer Web] Lamaran Kerja Lulusan Universitas Ma Chung ~> misalkan


almamaternya keren

[HRD Lamaran Akuntan] M.F. Haqqi ref Joni ~> apabila ada yang mereferensikan
dan ingin ditujukan ke divisi tertentu

[Lamaran Pengisi Hatimu][Forward ke Bapakmu] M.F. Haqqi ~> yang ini jangan
ditiru

2. Body E-mail
Kesalahan kedua yang membuat saya cukup malas untuk follow up pelamar kerja adalah body/isi
e-mail. Kasus yang paling umum adalah body e-mail kosong, hanya berisi attachment saja.
Mungkin subject sudah benar, tapi membuka email seperti ini rasanya nggak banget deh.

Contoh body email yang mengenaskan


Oke, misal surat lamaran sudah dalam bentuk docx/pdf sebagai attachment pun, hal ini tetap
membuat saya jengah. Rasanya hampa entah gimana, susah menjelaskannya.
Kadang juga ada yang menggunakan body email cukup singkat, tapi menjengkelkan. Contohnya,
Ini surat lamaran saya. Saya tunggu kabarnya.. Krik. Krik.
Gaes, oke kita butuh tambahan tenaga kerja. Tapi Anda beneran butuh kerja gak sih? Kok
kesannya malah nantang.

Saran saya, tulis body email yang baik namun komprehensif. Tidak perlu terlalu panjang dan
bertele-tele. Jelaskan secara singkat siapa Anda, tujuan Anda melamar kerja, apa saja yang Anda
lampirkan, dan hal-hal apa yang menurut Anda perlu diketahui oleh pemberi kerja. Gunakan
bahasa yang benar, dengan tanda baca yang benar, dan kata-kata yang profesional.
3. Alamat E-mail
Oke, subject sudah benar. Oke, body email sudah menarik. Lah tapi kalau alamat email yang
digunakan semacam luphitacayankditho2311@email.com atau gundamx1309@email.com,
ya ketawa donk. Ini yang mau ngelamar ini beneran pencari kerja apa anak SD/SMP yang masih
labil sih?
Belum lagi kalau display name dari email tersebut tidak diganti, atau malah dibuat lebih alay
lagi.
Gaes, di tampilan list email (contoh: Gmail), displayname itu muncul di sebelah kiri. Kalau tidak
disetting, yang muncul ya alamat email. Dari situ, kalau sudah tidak menunjukkan bahwa Anda
manusia normal, mana bisa Anda diterima kerja di sana. Pengecualian untuk perusahaan yang
memang mencari orang tidak normal. Misal, pemain sirkus. Nama pun dibuat sirkus.
Saran saya, begini nih:

Sejak awal meniti karir, kuliah, atau bahkan masih SMA, buat email yang profesional
dengan nama asli. Misalkan, fauzil.haqqi@gmail.com.

Kalau nama asli termasuk (sorry to say) nama pasaran, gunakan prefix atau suffix yang
mendukung karir, misalkan haqqi.programmer@gmail.com.

Gunakan provider email yang memang berkualitas, misalkan GMail atau Live. Sedikit isu
di kalangan IT, yang pakai email Y**oo itu terkesan out-dated. Atau malah provider
email gak jelas lainnya.

Kalau ada modal dan ada kemampuan, gunakan email dengan domain custom. Misalkan,
me@haqqi.net. Kalau ini malah lebih terlihat profesional dan keren.

Jangan menggunakan email perusahaan sebelumnya. Ini masalah etika saja sih. Apalagi
kalau Anda masih bekerja di sana.

4. Attachment/Lampiran
Yang berikutnya adalah tentang attachment. Jelas hampir tidak mungkin mengirimkan lamaran
hanya dalam body email saja. Justru untuk mengisi body email jangan terlalu panjang. Cukup
sertakan perkenalan singkat, lalu sertakan attachment yang sesuai kebutuhan. Umumnya, CV
(Curriculum Vitae) selalu disertakan sebagai attachment.

Jangan hanya mengirim lamaran kerja yang berisi tulisan Saya ingin melamar kerja jadi
programmer. Tau nggak, saya lulusan kampus-yang-katanya-keren di Malang loh. Bales ya.
Gaes, nantang nih? Ayo kalau berani sini!

Meskipun subject, nama, dan body email sudah benar, alamat masih alay dan attachment terlalu
besar (semua dizip).
Saran saya, untuk mengirim attachment(s) dalam email lamaran kerja, adalah:
a. Kelengkapan Attachment
Lengkapi seluruh berkas yang diminta oleh perusahaan sesuai ketentuan. Ada perusahaan yang
mengharuskan scan ijazah, surat keterangan kelakuan baik, portfolio, dan sebagainya. Perhatikan
dengan baik seperti apa syarat-syaratnya. Sesuaikan dengan posisi yang Anda butuhkan. Anda
tidak perlu melampirkan sertifikat pemenang lomba nyanyi zaman TK di lamaran pekerjaan
Anda. Lucu.
b. Kompresi / Paket Attachment
Apabila jumlah attachment cukup banyak (lebih dari 10), maka sebaiknya attachment dikompres
dalam file kompresi. Gunakan format kompresi ZIP, yang mana umumnya bisa dibuka di
berbagai OS. Sebaiknya jangan gunakan format kompresi lain (misal: RAR), karena akan
mempersulit pemberi kerja untuk membuka dokumen Anda.
Namun apabila jumlah file tidak terlalu banyak, maka ada baiknya untuk tidak dikompresi
menjadi 1 file. Saya termasuk orang yang malas membuka dokumen terkompres. Mengapa?

Karena sekarang sudah zamannya membuka file attachment langsung di browser (baik desktop
maupun mobile).
Kalau dokumen tersebut dikompres, maka akan membutuhkan proses setidaknya 2 langkah
untuk membuka file. Kalau tidak dikompres, saya bisa langsung klik attachment untuk melihat
secara singkat terlebih dahulu bagaimana profil Anda. Anda ingin menjadi kandidat pertama
yang dilihat oleh tempat kerja Anda, kan?
c. Ukuran Attachment
Ukuran attachment juga berpengaruh terhadap kesuksesan Anda mengirim email lamaran kerja.
Sebaiknya attachment tidak lebih dari 2MB. Mengapa? Karena tidak semua perusahaan
mempunyai mailserver yang kuat menampung data bergiga-giga dari ratusan pelamar.
Bisa jadi email Anda akan ter-bounce balik, karena server tidak mau menerima. Dan juga, kalau
saya harus membuka attachment berukuran beberapa MB melalui HP, jelas sayang paket data
donk.
Apabila Anda terpaksa harus mengirim file berukuran besar, bisa Anda upload dahulu ke
penyedia jasa upload, atau ke cloud storage seperti Dropbox, Copy, Google Drive, dan
sebagainya. Setelah itu, sertakan share URL-nya di dalam body email Anda, serta pesan ke
penyedia kerja untuk mendownload attachment melalui link tersebut.
Ingin tahu caranya? Tanya ke www.bisakomputer.com.

d. Format File
Mengirim attachment juga harus disertai dengan format file yang benar. Saya kurang suka
pelamar yang mengirimkan file docx (MS Word) langsung. Sebaiknya, simpan dokumen
(khususnya CV) salam format file PDF. Selain lebih ringan, PDF lebih mudah dibuka di mana
saja, serta tidak mengubah format layout dan font dokumen.
Alangkah sia-sianya kalau format CV sudah diatur sedemikian rupa, tapi rusak di komputer
penyedia kerja. Khusus untuk CV, sebaiknya tidak dimasukkan jadi satu dalam file kompresi. CV
inilah yang pertama kali dilihat oleh si penyedia kerja.
5. Stay in Tune di Email Anda
Gaes, Anda melamar kerja melalui email. Ya jelaslah kalau balasan lamaran Anda juga akan
melalui email. Tidak jarang pelamar kerja yang mengirim lamaran, setelah saya balas untuk
mengikuti tes tahap pertama, baru seminggu membalas emailnya lagi.
Gaes, ini zaman teknologi yang serba cepat. Kalau ngirimnya pakai surat dan pos sih, wajar balas
seminggu kemudian. Kalau email, ekspektasi zaman sekarang, paling tidak ya dibalas hari itu

juga. Bahkan beberapa klien saya (khususnya yang dari luar negeri), kalau tidak dibalas beberapa
jam saja sudah marah-marah.
Saran saya, kalau punya smartphone (misal: Android), ya sinkronkan email Anda di HP. Kalau
tidak punya, selalu cek email minimal sehari 2 kali selama Anda masih menunggu kabar dari
perusahaan. Menurut saya perusahaan yang memang bonafit dan tertarik pada kalian, gak akan
lama kok membalas email Anda.
Penutup
Jadi itulah sekilas tips saya untuk Anda sekalian yang mau mengirim lamaran kerja melalui
email. Sekali lagi, tips di atas berdasarkan pengalaman saya sebagai orang yang akun emailnya
sering menerima lamaran pekerjaan dengan berbagai macam gaya. Silakan menerapkan tips di
atas, atau justru memberikan tips yang lebih baik.
Di bawah ini adalah salah satu contoh lamaran yang cukup singkat, padat, namun menarik dan
mudah untuk dibaca.

Salah satu contoh dari lamaran kerja via email yang baik, disertai dengan attachment yang
komprehensif.
Sumber : http://blog.haqqi.net/2015/01/5-tips-singkat-melamar-kerja-melalui-email/#comment605897

Anda mungkin juga menyukai