Anda di halaman 1dari 14

10.

Merkuri
Definisi
Merkuri merupakan salah satu jenis logam yang berbentuk cairan dan memiliki
gaya berat spesifik 13,5 kg/liter pada tekanan penguapan 0,16 Pa pada suhu 20 o
C ( Seiler et.all 1994)

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Struktur dan Sifat


Dalam tabel periodik, unsur air raksa atau merkuri mempunyai nomor
atom (NA) 80 dan termasuk dalam unsur golongan II B. Air raksa terletakdi ujung
kanan dalam deretan logam-logam transisi, termasuk kelompok logam berat
bersama-sama dengan Zn dan Cd ( Rai, et.al., 1981). Kebanyakan merkuri yang
berada di alam terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain dan jarang
dijumpai dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di
karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses fisika, kima, dan
biologi yang kompleks. Sifat kimia dan fisika merkuri membuat logam ini banyak
digunakan untuk keperluan kimia dan industri (Palar, 1994).
Merkuri merupakan salah satu jenis logam berat yang berbentuk cairan dan
memiliki gaya berat spesifik 13,5 kg/liter pada tekanan penguapan 0,16 Pa pada
suhu 20o C (Seiler et.all, 1994)
Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Berwujud cair pada suhu kamar (25 OC) dengan titik beku paling rendah sekitar
-39OC.
Masih berwujud cair pada suhu 396 OC.
Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logamlogam lain.
Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri
sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.
Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang
disebut amalgam.
Merupakan unsur yang sangat berguna bagi semua makhluk hidup, baik itu
dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk senyawa.
(Seiler et.all,1994)
Struktur kimia merkuri (II) sulfat dapat dilihat pada Gambar 10.1

Gambar 10.1 Struktur Kimia Mercury (II) Sulphate


sumber : Pubchem (2014)
Sumber dan Proses Pembentukan
Merkuri di alam berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu: merkuri metalik,
merkuri anorganik dan merkuri organik . Toksisitas Merkuri tergantung pada
bentuknya di alam. Merkuri yang masuk ke tubuh pada akhirnya akan
terakumulasi di dalam organ-organ tubuh dan mengakibatkan kerusakan bagi
organ tersebut. Merkuri metalik dapat larut dalam lemak dan didistribusikan
keseluruh tubuh.Merkuri metalik dapat menembus Blood-Brain Barier dan
Placental Barier. Setelah menembus Blood-Brain Barier, merkuri metalik akan

terakumulasi dalam otak. Sedangkan merkuri yang menembus Placental Barier


akan merusak pertumbuhan dan perkembangan janin (Wardhana, 1994; Noviani
dan Gusarizal, 2004).
Merkuri di sungai ataupun daerah perairan dapat mempengaruhi keadaan
biota yang ada di perairan tersebut (Budiono, 2008).Banyak biota yang
terganggu ekosistemnya, tapi ada jenis bakteri yang ditemukan resisten terhadap
merkuri, walaupun bakteri tersebut terpapar dengan merkuri dalam waktu yang
lama, bakteri ini disebut bakteri resisten merkuri, dimana bakteri ini memiliki gen
yang resisten.
Sumber merkuri yang berasal dari alam dan yang disebabkan oleh aktivitas
manusia ini akan masuk ke laut, danau dan sungai, akan diubah menjadi
metilmerkuri oleh bakteri tertentu dan kemudian akan terakumulasi pada ikan
dan hewan-hewan laut lainnya.
Tabel 10.1 Profil emisi (fraksi total) dari merkuri dari sumber antropogenik

Sumber : (Pirrone et al., 2001, dalam UNEP, 2002)


Tabel 10.2 Referensi Regulasi Standari Merkuri

European Community,1992
Pemanfaatan Zat
Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hamper mencakup seluruh
asek kehidupan manusia dan lingkungan. Selama beberapa tahun sudah merkuri
banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian dan industry. (zul alfian,
2006).
Pada umumnya merkuri berbentuk logam padat dan merupakan salah satu
elemen alami yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan. Siklus merkuri
secara luas terjadi pada lingkungan, ketika di udara, merkuri akan terangkut
semuanya, maupun daerah. Sumber utama merkuri di atmosfir adalah
penguapan dari tanah dan air, disamping itu pembakaran fossil fuels terutama
batubara. Kadar merkuri di udara akan naik dapat juga disebabkan oleh

pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, switch listrik, baterai, juga
pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran
limbah minyak. Sumber utama pada air adalah buangan limbah industri
(terutama industri tambang emas) dan proses pelapukan batuan karena
pengaruh iklim.
Merkuri banyak sekali digunakan dalam berbagai macam aktivitas manusia,
seperti pada industri klor dan soda tajam.Karena merkuri adalah sejenis logam,
merkuri dapat menghantarkan listrik, sehingga merkuri digunakan pada
perangkat elektronik. Sumber merkuri oleh aktivitas manusia yang berpotensi
mencemari udara dan air dapat berasal dari Industri khlor-alkali, Produksi energy,
Pemprosesan gas dan petroleum, Penambangan emas, Penambangan dan
penghasil metal, Pembuangan limbah dengan pembakaran, Sektor dental, Air
kotoran. Produk-produk yang menggunakan merkuri biasanya adalah, Baterai,
Kosmetik, Dental Amalgam (UNEP,2002). Sumber merkuri yang berasal dari alam
dan yang disebabkan oleh aktivitas manusia ini akan masuk ke laut, danau dan
sungai, akan diubah menjadi metilmerkuri oleh bakteri tertentu dan kemudian
akan terakumulasi pada ikan dan hewan-hewan laut lainnya.
Baku Mutu
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 batas baku mutu Merkuri
(Hg) dalam air sungai adalah <0,001 ppm. Maka dari itu penulis melakukan
analisis dampak dari zat Merkuri (Hg) terhadap lingkungan perairan dengan
metode studi literatur.
Dari beberapa kasus akibat merkuri, dilaporkan telah melebihi ambang
batas yang ditetapkan antara lain oleh Food and Dung Administration (FDA)
menetapkan ambang batas kandungan merkuri maksimum 0,0005 ppm untuk
air dan 0,5 ppm untuk makanan sedangkan World Healt Organisasion (WHO)
menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah yaitu 0,0001 ppm untuk air.
Jepang, Swiss, Swedia menetapkan ambang batas 1 ppm produk laut yang boleh
dikonsumsi. Sedangkan pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menetapkan
0,5 ppm (mg/kg). Pemerintah Indonesia member batas melalui baku mutu
ambient dan limbah yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indosia dengan
KEK-02/MENKLH/1/1998. Baku mutu air untuk golongan A dan B kandungan
merkuri maksimum yang dianjurkan 0,0005 ppm dan maksimum yang
diperbolehkan sebesar 0,0001 ppm. pada air golongan C kadar maksimum yang
diperbolehkan sebesar 0,0002 ppm sedangkan golongan D sebesar 0.0005 ppm.
Untuk baku mutu air limbah kandungan merkuri yang diijinkan untuk air
golongan 1 sebesar 0,001 ppm, golongan II sebesar 0,002 ppm, golongan III
sebesar 0,005 ppm sedangkan golongan IV sebesar 0,001 ppm.
Studi Kasus
Dampak Terhadap Lingkungan
Sejak tahun 2007, pertambangan tradisional sudah beroperasi di kawasan
tersebut. Peneliti
biologi
Susintowati
dari
Universitas
Tujuh
Belas
Agustus Banyuwangi menemukan tingginya angka pencemaran merkuri di Pantai
Lampon akibat
praktik
penambangan
tradisional.
Jumlah
akumulasi
merkuri yang ditemukan bahkan mencapai 634,19 ppm atau melebihi deposit
merkuri alamiah sebesar 0,1 ppm. Kawasan muara Lampon sempat menjadi
daerah pemilahan bijih emas tradisional tanpa izin sejak tahun 2007 hingga
Juni 2011. Sedikitnya ada 15 petambang yang mengoperasikan 60 mesin
penggilingan di muara Sungai Lampon. Akumulasi merkuri dalam sedimen
muara yang wajarnya hanya 0,1 ppm tercatat mencapai 0,45 ppm di mangrove
timur. Adapun di lokasi pengolahan emas mencapai 65,52 ppm. Di bibir
muara mencapai 1,17 ppm. Akumulasi merkuri paling tinggi terdapat di

timbunan limbah yang tersisa setelah tambang ditutup, yakni 634,19 ppm.
Kandungan merkuri yang tinggi tidak hanya terdapat di tanah dan muara sungai,
tetapi juga pada hewan lunak.
Dampak Terhadap Manusia
Menurut WHO (1991) rambut merupakan media indikator yang berguna
menggambarkan orang yang keracunan Hg. Indikator keracunan merkuri dapat
dilihat dengan membandingkan kadar merkuri pada rambut dengan ketetapan
dari WHO (1990), yang menyatakan bahwa kadar normal Hg dalam rambut
berkisar 1-2 mg/kg. Berdasarkan penelitian pada 10 pekerja penambangan emas
tanpa izin di Desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, diperoleh
kadar merkuri rata-rata 16,338 ppm.
Dampak Terhadap Hewan
Ikan tercemar merkuri telah dilaporkan terjadi di beberapa belahan dunia,
diantaranya di Luxembourg, kadar pencamaran merkuri pada level 10,3-534,5
ng/g berat basah ikan (Boscher et al., 2010); pencemaran merkuri Canadian
Arctic dan danau Caspia, mencapai 500-1000 ng per gram ikan basah dan > 840
ng/L sampel (Sari et al., 1981 dalam Azimi dan Sadeghi, 2013). Sedangkan
Standard maksimum toleransi metil merkuri dalam makanam hanya 1,6 ng per
minggu per kilo gram berat badan orang dewasa. Menurut WHO, the United
States Environmental Protection Agency (EPA) and National Research Council
(NRC) (FAO/WHO, 2003; NRDC, 2000).
Protective Equipment
Adalah alat yang digunakan untuk meminimalisasi tingkat paparan bahan
berbahaya atau beracun untuk menghindari kecelakaan kerja. Jenis alat
pelindung diri yang digunakan pada pertambanganemas, meliputi : sarung
tangan karet, kaca mata, sepatu boot, dan pakaian panjang (pada proses
amalgamasi), sedangkan pada proses penggarangan dibutuhkan masker sebagai
alat pelindungnya. Pada dasarnya alat pelindung diri tersebut dapat berfungsi
untuk mencegah masuknya merkuri ke dalam tubuh pekerja, baik melalui inhalasi
maupun melalui pori - pori kulit. Dengan memakai alat pelindung diri diharapkan
akan mengurangi risiko yang diakibatkan oleh paparan merkuri. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wardiyatun dan Hartini (2007) di Desa Rengas Tujuh
Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang diperoleh nilai p=0, 001 dengan
hasil uji koefisien korelasi = -0,0717 yang berarti semakin sering pekerja
tambang emas menggunakan alat pelindung diri, maka akan semakin rendah
kadar merkuri dalam urin pekerja tersebut. Semakin jarang menggunakan alat
pelindung diri maka akan semakin besar pula risiko pemaparan merkuri dalam
tubuh pekerja tambang emas.

11. Nikel
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan berat jenis 8,5 dan berat
atom 58,71 g/mol; nomor atom 28; titik lebur 1453 o C; titik didih 2732 o C;
kelarutan 8,902 g/L pada 25 o C, terdapat dalam keadaan oksidasi 0, 1, 2, 3.
Nikel merupakan logam yang resisten terhadap korosi dan oksidasi pada
temperatur tinggi sehingga bisa digunakan untuk memproduksi stainless steel
(Weast, 1982). Nikel sebagai paduan logam banyak digunakan di industri logam ,
berbagai macam baja, serta pelapisan logam. Nikel merupakan zat gizi esensial
untuk beberapa jenis hewan dan manusia. Nikel terdapat dalam DNA dan RNA,
berfungsi menstabilisasi struktur asam nukleat serta protein, mengatur kadar
lipid dalam jaringan dan sebagai kofaktor berbagai enzim.

Struktur dan Sifat


Karakteristik Logam Nikel (Ni)
Tabel 11.1 Karakteristik Logam Nikel (Ni)
Spesific Gravity
8,90 (Pada 200 C)
Titik Lebur
1452 0 C
Bentuk
Padatan Metal
Warna
Silver, Metalik
Titik didih
2900 0 C
Kalor Lebur
17,48 kJ/mol
Kalor uap
377,5 kJ/mol
Senyawa Ni memiliki warna yang kuning jika bersifat anhydrous, namun jika ada
di air, memiliki warna hijau. Nikel oksida (NiO) jika direaksikan dengan alumina
akan terlarut dan membentuj endapan biru nikel oksida alumina (NiO.Al 2O3). Jika
direaksikan dengan SnO2 akan membentuk NiO.SnO2. Larutan garam Ni jika
direaksikan dengan larutan alkali akan membentuk Ni (OH) 2 yang berwarna hijau
(Desiriana,2016)
Ni(NO3)2 (aq) + 2NaOH
Ni(OH) 2 (s) + 2NaNO3 (aq)
Contoh struktur kimia senyawa nikel ialah nikel hidroksida. Dapat dilihat pada
Gambar 11.1

Gambar 11.1 Struktur kimia nikel hidroksida (H2NiO2)


(sumber: Pubchem,2004)
Sumber dan Proses Pembentukan
Logam nikel murni tidak ditemukan di alam, tetapi dihasilkan dari proses
pemisahan yang cukup rumit di dalam industri (Parker, 1987). Nikel yang
terdapat dalam sistem akuatik berada alam bentuk garam terlarut, padatan
tersuspensi, dan membentuk kombinasi dengan bahan organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi. Nikel juga terdapat dalam sedimen dan biota perairan.
Kebanyakan dari garam nikel umumnya relatif mudah larut dan masuk ke dalam
badan air sebagai hasil pelindian alamiah dari bijih logam dan tanah.
Pembentukan nikel yang terlokalisasi dalam air mungkin juga akibat dari prosesproses industri seperti peleburan, pelapisan, dan manufaktur atau dari pembakar
dan penambangan minyak bumi. Dalam tubuh makhluk hidup perairan terutama
alga dan bakteri, logam nikel berperan penting dalam mengkatalisis reaksi
pembentukan urea dan hidrogen. Kadar nikel (Ni) pada kerak bumi sekitar 75
mg/kg (Moore, 1991). Pada proses pelapukan, nikel membentuk mineral hidrolisat
yang tidak larut. Di perairan nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam
nikel misalnya nikel amonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut
dalam air. Pada kondisi aerob dan pH < 9, nikel membentuk senyawa kompleks
dengan hidroksida, karbonat, dan sulfat. Pada pH > 9 nikel membentuk senyawa
kompleks dengan hidroksida dan karbonat, dan selanjutnya mengalami
presipitasi. Demikian juga pada kondisi anaerob, nikel bersifat tidak larut (Moore,
1991).
Secara umum nikel di perairan merupakan unsur yang bersifat
nonkonservatif, akan tetapi menunjukan sifat konservatif di muara sungai
(Chester, 1993). Sumber utama nikel berasal dari pengikisan batuan yang ada di
sungai (Bryan, 1976). Nikel di muara sungai menunjukan konsetrasi yang
semakin meningkat dengan peningkatan kekeruhan. Peningkatan konsentrasi
nikel terlarut pada tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorpsi

dari partikelpartikel yang ada di muara sungai dan proses resuspensi. Kadar nikel
di perairan tawar alami adalah 0,001 0,003 mg/liter (Effendi, 2003); sedangkan
pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter (McNeely et al., 1979).
Untuk melindungi kehidupan organisme di akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak
lebih melebihi 0,025 mg/liter (Effendi, 2003). Nikel termasuk unsur yang memiliki
toksisitas rendah. Nilai LC50 nikel terhadap beberapa jenis ikan air tawar dan
ikan air laut berkisar 1 100 mg/liter. Urutan toksisitas beberapa logam dari yang
sangat
rendah
sampai
yang
sangat
tinggi
berturut-turut
adalah
Sn<Ni<Pb<Cr<Co<Cd<Zn<Cu<Ag <Hg (Moore, 1991).
Efek Toksik
Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni
pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001
0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter. Untuk
melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi
0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L.
Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap
kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu :
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan
dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan)
2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut
3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi
dari konsentrasi logam dalam air
4. Mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali
logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber
pencemar potensial dalam skala waktu tertentu
Paparan akut Ni dosis tinggi melalui inhalasi bisa mengakibatkan kerusakan
berat pada paru-paru dan ginjal serta gangguan gastrointestinal berupa mual,
muntah dan diare. Paparan Ni lewat kulit secara kronis bisa menimbulkan gejala
antara lain dermatitis nikel berupa eksema ( kulit kemerahan, gatal ) pada jarijari, tangan, pergelangan tangan, serta lengan. Paparan kronis Ni , secara
inhalasi bisa mengakibatkan gangguan pada alat pernafasan, berupa asma,
penurunan fungsi paru-paru, serta bronchitis.
Tingginya kadar Ni dalam jaringan tubuh manusia bisa mengakibatkan
munculnya berbagai efek samping, yaitu akumulasi Ni pada kelenjar pituitari
yang bisa mengakibatkan depresi sehingga mengurangi sekresi hormon prolaktin
di bawah normal. Akumulasi Ni pada pankreas bisa menghambat sekresi hormon
insulin. Konsumsi makanan mengandung Ni 600 mg/hari sudah menunjukkan
toksisitas pada manusia (MDS Choice Inc, 2000).
Keracunan oleh nikel juga terdapat dalam tiga bentuk pertama, kontak dengan
larutan, larutan agram nikel, yang terjadi ditempat pengolahan bijih atau
galvanisasi, yang mengakibatkan dermatitis. Kedua, oleh karena menghirup
persenyawaan Ni carbonyl semacam gas yang sangat beracun dan dapat
mengakibatkan kematian oleh karena bronchopneumonia hemmoragik. Ketiga
penghirupan debu nikel yang menyebeabkan tumor ganas paru-paru. NAB untuk
Ni carbonyl adalah 0,001 ppm atau 0,007 mg/m3. Perlu diterangkan bahwa BDS
bagian dari sejuta kesehatan dan keselamatan kerja dan pencegahannya.
Pemberian Ni secara parenteral pada hewan uji menujukkan bahwa Ni secara
cepat didistribusikan ke ginjal, kelenjar pituitari,paru-paru,kelenjar adrenal
ovarium dan testis. Ikatan Ni yang bersifat ultrafiltrabel sehingga memungkinkan
transportasi Ni dalam serum, empedu, saluran kemih, antara lain ikatan sistensi,

histidin,dan asam aspartat yang membentuk kompleks dengan Ni, baik melalui
ikatan tunggal maupun ganda.Secara in vivo ,dibuktikan adanya ikatan Ni dan
metalotionin. Paparan Ni menyebabkan sintesis metalotionin dalam hati serta
ginjal. Ikatan Ni-metaloprotein bisa ditemukan dalam plasma dengan -1glikoprotein dan dalam serum berikatan dengan kompleks -1-makroglobulin.
Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung Ni mengakibatkan
meningkatkan sensifitas serta meningkatkanya kadar Ni dalam urin. Untuk
mengetahui adanya paparan Ni, bisa dilakukan analisis terhadap kadar Ni dalam
darah, urin, feses,dan rambut.
Paparan kontak Ni dengan kulit bisa mengakibatkan terjadinya dermatitis nikel,
gatal pada jari-jari, gatal pada tangan dan lengan, serta alergi kulit. Kadar Ni
dalam darah dipengaruhi oleh paparan Ni dan ditentukan oleh ada atau tidaknya
terapi chelate. Apabila tidak ada terapi, kadar Ni dalam darah tentu lebih tinggi.
Logam nikel dan senyawa nikel merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu
mengandung Ni-sulfida. Ni-subsulfida dapat mengakibatkan kanker paru-paru,
kanker rongga hidung, dan kanker pita suara, bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Nikel merupakan bahan karsinogenik alat respirasi, terutama bagi
pekerja di industri pemurnian nikel.
Baku Mutu
Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni
pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001
0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter. Untuk
melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi
0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L. Menurut US Departemen Of Health
and Human Service batas kadar logam nikel dalam tanah air dan tubuh manusia
adalah 4 80 ppm.
Studi Kasus
Nikel digunakan sebagai pelapis logam tahan karat, membuat aliasi logam
seperti monel, nikron dan alkino, dan serbuk nikel digunakan sebagai katalis
pada hidrogenasi lemak dalam pembuatan margarine. Berdasarkan sifatnya yang
fleksibel, tidak berubah bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan
kemampuannya untuk mempertahankan sifat- sifat aslinya pada suhu ekstrim,
nikel banyak digunakan dalam banyak aplikasi komersial dan industri. Sekitar
70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel, sementara
sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industry.
Nikel dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh, Nikel cukup berperan
bagi kesehatan tubuh sehingga tubuh dapat memproduksi sel darah
merah dan hemoglobin sintesis. Nikel merupakan zat gizi esensial yang
berfungsi menstabilisasi struktur asam nukleat dan protein dan sebagai kofaktor
berbagai enzim. Nikel juga berperan mengatur kadar lipid dalam jaringan dan
dalam sintesis fosfolipid juga merupakan nonspesifik aktifator enzim.
Tetapi bila terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi dapat berbahaya untuk
kesehatan manusia. Pada umumnya orang bisa terpapar Ni di tempat kerja dalam
produksi atau proses yang menggunakan bahan Ni atau bisa juga melalui kontak
dengan perhiasan yang mengandung Ni, stainless steel, serta peralatan masak
yang mengandung Ni atau bahan asam tembakau. Paparan nikel (Ni) bisa terjadi
melalui inhalasi, oral, dan kontak kulit. Manusia pada umumnya mengonsumsi
makanan sebesar 150

g/hari ,intake Ni asal makanan pada orang dewasa

rata-rata sebesar 100 300


pada

g/hari .

Logam-logam berat umumnya memiliki daya racun terhadap organisme


kondisi yang berbeda-beda. Proses pertama kali diawali dengan

penumpukan (akumulasi) dari logam berat pada tubuh kerang. Berdasarkan studi
kasus, kandungan logam berat Ni tertinggi pada kerang sebesar 3,8218 mg/kg.
Tidak ada ketetapan untuk nilai ambang batas logam berat Ni maksimum pada
makanan menurut BPOM (2009), Commision Regulation (European Commision)
No. 1881.2006 dan Mainland (GB 2762). Dari hasil analisis, kerang, yang berasal
dari peternakan kerang, pengasinan ikan maupun pelelangan ikan ditemukan
logam Ni. Hasil pengukuran kadar Ni di perairan peternakan kerang Muara Kamal
yaitu 0,0255 0,0089 mg/L. Nilai kandungan logam Ni pada perairan peternakan
kerang hijau Muara Kamal melebihi NAB yang ditetapkan oleh The Council Of the
European Union (1998), yaitu sebesar 0,02 mg/L.Hughes melaporkan toksisitas Ni
pada ikan salmon. Pada kadar 1,2 ppm logam Ni dapat mematikan 50 % embrio
dan larva kerang C. Virginica (LC50, 24 jam). Pada kadar 1,3 ppm dan 5,7 ppm
logam Ni dapat mematikan 50 % embrio dan kerang M. Marcenaria (Calabrese,
1973). Berdasarkan hasil penelitian, kadar logam Ni didalam perariran tidak
melampuai nilai yang dilaporkan Hughes, sehingga tidak ditemukan kematian
kerang. Dalam sistem perairan, sedimen seringkali terkontaminasi oleh logam
berat, sehingga sedimen merupakan sumner polusi didalam ekosistem.
Berdasarkan penelitian keempat logam, Pb>Cr>Ni>Cd. Kandungan logam Ni
pada sedimen peter nakan kerang hijau yaitu 17, 2292 mg/kg. Menurut ANZECC
ISQG-Low dan NOAA ERL kandungan logam berat pada sedimen Ni telah
melewati nilai yang ditetapkan. EC-TEL menetapkan batas 15,9 mg/kg. Rerata
kandungan logam Ni yaitu 17,2292 mg/kg. Maka sedimen diperairan peternakan
kerang hijau Muara Kamal terkontaminasi logam Ni.
Protective Equipmen
Kulit: Pakailah pakaian pelindung diri yang sesuai untuk mencegah kontak kulit.
Mata: Pakailah pelindung mata yang tepat untuk mencegah kontak mata.
Mencuci: Pekerja harus segera mencuci bagian kulit bila telah terkontaminasi.
Mengubah: Tidak ada rekomendasi yang dibuat menentukan kebutuhan pekerja
untuk mengubah pakaian setelah shift kerja.
Perlengkapan: pencuci mata air mancur harus disediakan di daerah di mana ada
kemungkinan bahwa para pekerja bisa terkena substansi; ini terlepas dari
rekomendasi yang melibatkan mengenakan pelindung mata. Fasilitas untuk cepat
membasahi tubuh harus disediakan dalam areal kerja untuk penggunaan darurat
di mana ada kemungkinan paparan. Catatan: Hal ini dimaksudkan bahwa fasilitas
ini memberikan jumlah yang cukup atau aliran air untuk cepat menghapus
substansi dari setiap area tubuh mungkin terkena. Penentuan sebenarnya apa
yang merupakan fasilitas membasahi cepat yang memadai tergantung pada
keadaan khusus. Dalam kasus tertentu, mandi banjir harus siap tersedia,
sedangkan pada orang lain, ketersediaan air dari wastafel atau selang bisa
dianggap memadai (NIOSH, 1994).

12. Molibdenum
Definisi

Molibdenum (Mo) adalah logam transisi, sehingga menempatkannya di


tengah-tengah tabel periodik, dengan nomor atom 42. Tabel periodik itu sendiri
adalah suatu bagan yang menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang
terkait antara satu dengan yang lain. Molibdenum bersifat keras, seperti logam
perak dengan titik leleh sangat tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk
menjadi campuran dengan logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat
berbeda dari unsur logam yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur
dengan baja untuk meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap
keausan dan korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja (IMOA,2016)

a.
b.
c.
d.
e.

Struktur dan Sifat


Molybdenum merupakan unsur yang solid, memiliki penampilan metalik putih
keperakan. Lebih sering terlihat seperti abu-abu gelap atau hitam bubuk. Titik
lelehnya sekitar 2.610 C (sekitar 4.700 F) dan titik didih adalah 4.800 untuk
5.560 C (8.600 hingga 10.000 F). Densitasnya adalah 10,28 gram per kubik
sentimeter.
Warna: Putih perak
Fasa
: Solid
Massa Atom Rata-rata
: 95,94
Koefisien lineal termal expansion/K-1: 5.43E-6
Konduktivitas
-Listrik
: 0,187 106/cm
-Thermal
: 1,38 W / cmK
-Kepadatan
: 10.22g/cc @ 300K
f. Modulus elastik
-Massal
: 261.2/Gpa
-Kekakuan
: 125.6/Gpa
-Youngs
: 324.8/Gpa
g. Entalpi atomisasi : 653 kJ / mol @ 25 C
-Entalpi Fusion : 27,61 kJ / mol
-Entalpi Penguapan
: 594,1 kJ / mol
h. Panas Penguapan : 598kJ/mol
i. Titik Leleh
: 2890K 2617 C 4743 F
j. Molar Volume : 9,41 cm3/mole
k. Bentuk (pada 20C & 1 atm) : Solid
l. Spesifik Panas
: 0.25J/gK
m. Tekanan Uap
: 3.47Pa @ 2617 C

Gambar 12.1 Molibdenum Trioxide


Sumber : Pubchem (2004)
Sumber dan Proses Pembentukan
Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun ia masih
menjadi bagian dari suatu senyawa.

Gambar 12.1 Proses pembentukan Molibdenum


Sumber : IMOA,2016
Efek Toksik
Molibdenum dianggap sebagai elemen penting jejak pada hewan dan
manusia. Batas aman dan tingkat asupan yang memadai yaitu 0,015-0,04 mg /
hari untuk bayi, 0,025-0,15 mg / hari untuk anak usia 1-10, dan 0,075-0,25 mg /
hari untuk semua individu di atas usia 10 (WHO,2003). Molybdenum relatif aman
bagi manusia dan hewan. Penelitian telah menunjukkan bahwa Moblydenum
merupakan zat yang tidak beracun. Bahkan, Moblydenum digunakan untuk
pertumbuhan tanaman sebagai nutrisi, walaupun intensitas kebutuhannya masih
sangat kecil.
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak
memadai pada orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan
molibdenum terjadi pada keadaan tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang
menderita penyakit Chron mendapatkan makanan parenteral dalam waktu yang
lama tanpa tambahan molibdenum. Gejalanya berupa denyut jantung yang
cepat, sesak nafas, mual, muntah, disorientasi, koma . Orang yang
mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat mengalami gejala yang
menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar asam urat dalam darah
dan nyeri sendi. Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami
gejala-gejala yang tidak spesifik.
Pemanfaatan Zat
Molibdenum terutama banyak digunakan di industri, diantaranya adalah:
o Baja,Pesawat, Rudal, Filamen di pemanas listrik,Pelumas,
o Lapisan pelindung pelat boiler,Pigmen,dan katalis.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis Molibdenum. Katalis
adalah zat yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi
kimia. Katalis tidak mengalami perubahan wujud selama reaksi. Katalis
Molibdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia, dalam industri minyak
bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik.

Baku Mutu
Baku mutu untuk Molibdemum dapat dilihat pada Tabel 12.1
Gambar 12.1 Regulasi Batasan Molibdenum

Sumber : Data assembled by IMOA Health and Safety Committee, 1999


Studi Kasus
Beberapa tanah mungkin memerlukan molibdenum tambahan. Ini termasuk
tanah rendah bahan organik, berat terkikis atau tanah berat cuaca, tanah rendah
total molibdenum, tanah berpasir, tanah tinggi zat besi, dan tanah asam (pH
<6,3). Molibdenum tidak mudah diserap oleh tanaman dari tanah asam dan
pengapuran atau penambahan molibdenum diperlukan untuk meningkatkan
konsentrasi molybdenum di padang rumput. Beberapa tanaman menunjukkan
gejala visual kekurangan molibdenum, misalnya, yang whiptail klasik dalam
kembang kol dan titik kuning di jeruk, tetapi gejala sering visual kekurangan
molibdenum yang tidak hadir atau muncul sebagai gejala defisiensi nitrogen.
Sebuah tambahan Selain molibdenum khas untuk kacang-kacangan adalah
sekitar 0,25 molibdenum kg per acre. Molibdenum dapat diterapkan dalam
pupuk, dengan perlakuan benih atau semprotan daun.
Beberapa padang rumput memiliki konsentrasi yang sangat tinggi dari
molibdenum (umumnya terkait dengan tanah basa) dan dapat menimbulkan
gejala keracunan molibdenum pada domba dan sapi. nilai-nilai pedoman hingga
50 mg / kg berat kering telah diperbaiki untuk konsentrasi molybdenum di tanah

pertanian [Hornick et al., 1977]. Sebuah insiden yang lebih tinggi dari diathesis
uratic dilaporkan dari sebuah wilayah di Armenia di mana tanah itu ditemukan
mengandung 77 mg / kg molibdenum dan 39 mg / kg tembaga. Total asupan
harian molibdenum dan tembaga di dewasa dari daerah ini diperkirakan 10 kali
dari orang dewasa di daerah kontrol [Kovalskij et al, 1961.; ILO Jenewa, 1980].
Konsentrasi molibdenum dalam darah utuh (229 sampel dari 19 situs koleksi
di Amerika Serikat) telah ditentukan [Roth, 1968]. Konsentrasi rata-rata berkisar
0,50-15,73 microg / 100 ml. Temuan serupa diperoleh oleh Morgan dan Holmes
dalam populasi normal di Inggris di mana molibdenum darah rentang konsentrasi
seluruh pada laki-laki adalah 0,8 0,3 dan pada wanita 1,2 0,5 ng / g, dan oleh
Nadkarni dan Morisson (1976) yang menemukan molibdenum serum konsentrasi
berkisar antara 0,012 dan 0,034 ng / g molibdenum [Cilingarajan 1965].
Tingkat jejak unsur pasien rumah sakit yang patah tulang telah menerima
pengobatan osteosynthetic atau telah diperlukan penggunaan sendi pengganti
buatan dilaporkan. Untuk molibdenum tingkat plasma darah segera pra operasi
dari Mo (0,7 microg / l) adalah di bawah tingkat normal (1.20 microg / l) dan
menurun pasca operasi (0,5 microg / l. Ini ditandai pengurangan isi Mo dari
plasma darah dikaitkan dengan pergeseran dari Mo ke dalam jaringan yang
terkena, karena enzim xantin oksidase dan sulfit oksidase, yang membutuhkan
Mo sebagai kofaktor, enzim penting dari tulang dan metabolisme jaringan ikat,
berfungsi sebagai bagian dari mekanisme detoksifikasi untuk puing-puing sel
akumulasi.
Protective Equipment
Kulit: Pakailah pakaian pelindung diri yang sesuai untuk mencegah kontak kulit.
Mata: Pakailah pelindung mata yang tepat untuk mencegah kontak mata.
Mencuci: Pekerja harus segera mencuci bagian kulit bila telah terkontaminasi.
Mengubah: Tidak ada rekomendasi yang dibuat menentukan kebutuhan pekerja
untuk mengubah pakaian setelah shift kerja.
Perlengkapan: pencuci mata air mancur harus disediakan di daerah di mana ada
kemungkinan bahwa para pekerja bisa terkena substansi; ini terlepas dari
rekomendasi yang melibatkan mengenakan pelindung mata. Fasilitas untuk cepat
membasahi tubuh harus disediakan dalam areal kerja untuk penggunaan darurat
di mana ada kemungkinan paparan. Catatan: Hal ini dimaksudkan bahwa fasilitas
ini memberikan jumlah yang cukup atau aliran air untuk cepat menghapus
substansi dari setiap area tubuh mungkin terkena. Penentuan sebenarnya apa
yang merupakan fasilitas membasahi cepat yang memadai tergantung pada
keadaan khusus. Dalam kasus tertentu, mandi banjir harus siap tersedia,
sedangkan pada orang lain, ketersediaan air dari wastafel atau selang bisa
dianggap memadai (NIOSH, 1994).

DAFTAR PUSTAKA
Alen Angenlina Narasiang, dkk. 2015. Akumulasi Merkuri (Hg) pada Ikan di Teluk
Manado. Jurnal Vol.1 No 1 Tahun 2015. Manado: Universitas Samratunlangi
ANZECC (Asutralian and New Zealand Environment and Conservation
Council).1997.ANZECC interim sediment qualoty guidelines. Report for the
Environment Research Institute of the Supervising Scientisit. Sydney,
Australia.
ATSDR (1993) Toxicological profile for Mercury. Update. Atlanta, GA, US
Department of Health and Human Services, Public Health Service, Agency for
Toxic Substances and Disease Registry.

BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan).2009. HK.00.06.1.52.4011:


Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan.
Jakarta: BPOM
Commission Regulation (EC) No 1881/2006 : Setting Maximum Levels for Certain
Contaminants in foodstuff
European Community. 1992. European Community Deskbook. Washington, D.C.:
Environmental Law Institute.
FAO/WHO. 2003. http://www.fao.org/fao-who-codexalimentarius/en/. Tanggal
akses 1 Desember 2016.
Garvin, J., Buick, R., Anbar, A. D., Arnold, G. L., and Kaufman, A. J., Isotopic
Evidence for an Aerobic Nitrogen Cycle in the Latest Archean, Science,
2009, 323, 1045-1048.
Gopinathan K.M and Amma R.S. Bioaccumulation of Toxic Heavy Metals in the
Edible Soft Tissues of Green Mussel (Perna Viridis L) of Mahe Region. Project
Report submitted to the Departemenr of Science, Technology and
Environment ( DSTE), Governmennt of Pondicherry.
Harun, F. 2008. Tinjauan Kadar Merkuri (Hg) pada air sungai di Kelurahan Komo
Luar. [Skripsi] Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan DepKes
Manado.
IMOA,2016.
http://www.imoa.info/molybdenum/molybdenumprocessing.php.diakses tanggal 1 November 2016
Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep inti. Noviandri Indra,
Wahyuningrum Deana, Achmad Hiskia, MauchsidinHidayat, Penerjemah.
Jakarta: Erlangga-The McGraw Hill Companies. Terjemah dari: General
Chemistry: The Essential Concepts.
Keller, T, Gehring, L, Grafe, S, Hetzel, G, Loser, T, Electrolyte and trace element status following osteosynthetic
Operations, Trace Elements And Electrolytes,1999,16, 4, 183-191.

Noviani, R. dan Gusrizal.2004. Bakteri Resisten Merkuri Spektrum Sempit dari


Daerah Bekas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Mandor, Kalimantan
Barat. [Skripsi] Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Tanjungpura.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). 1998. Occupational
Safety and Health Standards, Toxic and Hazardous Substances. Code of
Federal Regulations 29 CFR 1910.1000.
Palar, Heryando .2004 . Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, edisi ke-2. .
Jakarta : Rhineka Cipta.Hal : 10-62
Pearce, C. R., Cohen, A. S., Coe, A. L., and Burton, K. W., Molybdenum isotope
evidence for global ocean anoxia coupled with perturbations to the carbon cycle
during the early Jurassic, Geology, 2008, 36, 231-234.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/14802#section=Top
Rehder, D., Is vanadium a more versatile target in the activity of primordial life
forms than hitherto anticipated?, Organic & Biomolecular Chemistry, 2008,
6, 957-964.
Saputra, D. 2011. Analisis Logam Merkuri (Hg). Universitas Haluoleo. Kendari.
USEPA (United States Environmental Protection Agency). 1980. Ambient Water
Quality Criteria for Mercury. EPA 440/5-80-058. Washington, D.C.: Office of
Water Regulations and Standards
Wardhana,
W.A.
1994.
Dampak
Pencemaran
Lingkungan.
Penerbit
Andi.Yogjakarta.
WHO (World Health Organization). 1972. Evaluation of Certain Food Additives and
the Contaminants Mercury, Lead and Cadmium. 16th Report of the Joint

FAO/WHO Expert Committee on Food Additives. Technical Report Series 505.


Geneva.
Widowati, Wahyu, et.al. 2008. Efek Toksik Logam. Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai