Anda di halaman 1dari 13

Diagram alir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Contoh diagram alir proses yang berhubungan dengan kerusakan lampu.

Contoh diagram alir untuk menghitung factorial N (N!)

Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang
menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan
dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut
menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk
penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut. [1]

Daftar isi

1 Simbol-Simbol

2 Jenis-Jenis Diagram Alir

3 Referensi

4 Pranala Luar

Simbol-Simbol
Gambar berikut adalah simbol flowchart yang umum digunakan.
Gambar

Simbol untuk

Keterangan

Proses /
Langkah

Menyatakan kegiatan yang akan ditampilkan dalam diagram


alir.

Titik
Keputusan

Proses / Langkah dimana perlu adanya keputusan atau


adanya kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada dua keluaran
untuk melanjutkan aliran kondisi yang berbeda.

Masukan /
Digunakan untuk mewakili data masuk, atau data keluar.
Keluaran Data
Terminasi

Menunjukkan awal atau akhir sebuah proses.

Garis alir

Menunjukkan arah aliran proses atau algoritma.

Kontrol /
Inspeksi

Menunjukkan proses / langkah dimana ada inspeksi atau


pengontrolan.

Jenis-Jenis Diagram Alir


Sterneckert (2003) menyarankan untuk membuat model diagram alir yang berbeda sesuai dengan
perspektif pemakai (managers, system analysts and clerks) sehingga dikenal ada 4 jenis diagram
alir secara umum: [2]

Diagram Alir Dokumen, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran dokumen.

Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran data.

Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran secara fisik.

Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah program dalam sebuah sistem.

Berdasarkan http://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_alir

Standar Simbol-Simbol Flowchart


dan Penggunaannya
By Eris Kusnadi

Proses di lingkungan industri pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan


yang berulang. Setiap siklus kegiatan tersebut biasanya dapat dipecahkan ke dalam beberapa
langkah kecil. Dari uraian langkah-langkah tersebut, kita dapat mencari langkah mana saja yang
bisa kita perbaiki (improve). Langkah-langkah tersebut akan lebih mudah dimengerti jika kita
menggambarkannya dalam suatu bagan yang dikenal dengan istilah: flowchart atau bagan alir.
Dr. Deming, orang yang ikut andil memajukan kualitas barang-barang Jepang, pernah berkata:
Draw a flowchart for whatever you do. Until you do, you do not know what you are doing, you
just have a job (Dr. W. Edwards Deming)
Pentingnya flowchart juga menjadi perhatian Dr. Kaoru Ishikawa, tokoh kualitas Jepang,
dengan menjadikan alat ini sebagai salah satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools)
yang harus dikuasai oleh para anggota gugus kendali kualitas (quality control circle). Dalam
dokumen standar internasional keluaran ISO, flowchart didefinisikan sebagai:
1. A graphical representation of a process or the step-by-step solution of a problem, using
suitably annotated geometric figures connected by flowlines for the purpose of designing

or documenting a process or program (ISO/IEC 2382-1:1993 Information technology


VocabularyPart 1: Fundamental terms, 01.05.06).
2. Graphical representation of the definition, analysis, or method of solution of a problem
in which symbols are
used to represent operations, data, flow, equipment, etc. (ISO 5807:1985 Information
processing Documentation symbols and conventions for data, program and system
flowcharts, program network charts and system resources charts, 3.3).
3. A control flow diagram in which suitably annotated geometrical figures are used to
represent operations, data, or equipment, and arrows are used to indicate the sequential
flow from one to another (ISO/IEC/IEEE 24765:2010 Systems and software engineering
Vocabulary).
Jadi, flowchart adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan
menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval, dan
sebagainya untuk merepresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan
menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah.

Awal Penggunaan Flowchart


Kalau anda pernah mempelajari teknik industri atau scientific management mungkin anda sudah
tidak asing dengan nama Frank Bunker Gilbreth, dia lah orang yang pertama kali
memperkenalkan sebuah metode terstruktur untuk mendokumentasikan aliran proses yang sering
disebut flow process chart di hadapan para anggota ASME (American Society of Mechanical
Engineers) pada tahun 1921 dengan presentasi berjudul Process ChartsFirst Steps in Finding
the One Best Way. Dalam presentasi Gilbreth tersebut terdapat puluhan simbol yang kemudian
pada tahun-tahun berikutnya disederhanakan menjadi empat macam simbol , yaitu:
untuk kegiatan operasi
untuk kegiatan pemindahan atau transportasi
untuk kegiatan pemeriksaan atau inspeksi
untuk penyimpanan
Kemudian pada tahun 1947, simbol-simbol dalam flow process chart milik Gilbreth
digunakan oleh ASME ketika mereka menerbitkan standar pertama untuk simbol-simbol
pemetaan proses, yang kemudian berkembang menjadi ANSI Y15.3M, yaitu sebuah standar yang
dibuat oleh American National Standard Institute (ANSI) untuk pemetaan operasi dan aliran
proses (operation and flow process charts standard).

Dalam standar ANSI Y15.3M ini terdapat lima macam simbol yang merupakan
modifikasi simbol Gilbreth, yang mana lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk
kegiatan transportasi dan menambah simbol baru untuk kejadian menunggu (delay). Berikut
standar simbol-simbol tersebut:
Lingkaran besar untuk kegiatan operasi (operation/handling), misalnya: memaku,
mengebor, mengetik, dll.
Blok panah untuk kegiatan pemindahan (transportation/move), misalnya: memindahkan
material dengan forklift, mengangkat barang dengan crane, memindahkan barang
dengan tangan, dll.
Segi empat untuk kegiatan pemeriksaan (inspection), misalnya: menguji kualitas
material, membaca skala pengukur tekanan, meneliti informasi tertulis, dll.
Segi tiga terbalik untuk penyimpanan (storage), misalnya: tumpukan raw material di
gudang, barang jadi di staging area, penyimpanan surat-surat, dll.
Huruf D besar untuk kejadian menunggu (delay), misalnya: material dalam trolley
menunggu diproses lebih lanjut, menunggu elevator, surat-surat menunggu untuk
diarsipkan, dll.

Simbol-Simbol Flowchart yang Umum Digunakan


Simbol-simbol flowchart yang digunakan Gilbreth kurang dikenal secara umum. Ini mungkin
karena meluasnya penggunaan Microsoft Office, yang mana Microsoft Office merujuk simbolsimbol dasar flowchart kepada simbol-simbol flowchart untuk pengolahan data (data
processing). Sejauh yang saya tahu simbol-simbol ini sama persis dengan template yang
digunakan IBM pada 1960-an untuk simbol flowchart pengolahan data. Berikut bentuk simbolsimbol tersebut:
Terminator, simbol untuk menunjukkan awal atau akhir dari aliran proses.
Umumnya, diberi kata-kata Start, End, Mulai, atau Selesai.
Process, simbol untuk menunjukkan sebuah langkah proses atau operasi. Umumnya,
menggunakan kata kerja dalam deskripsi yang singkat dan jelas.
Connector, tanda panah yang menunjukkan arah aliran dari satu proses ke proses
yang lain.
Decision, simbol untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan keputusan.
Umumnya, menggunakan bentuk pertanyaan, dan biasanya jawabannya terdiri dari
yes dan no atau ya dan tidak yang menentukan bagaimana alur dalam
flowchart berjalan selanjutnya berdasarkan kriteria atau pertanyaan tersebut.
Sub-process, simbol untuk menunjukkan bahwa dalam langkah yang dimaksud
terdapat flowchart lain yang menggambarkan langkah tersebut lebih rinci.

Document, simbol untuk menunjukkan proses atau keberadaan dokumen.


Input/Output, simbol untuk menunjukkan data yang menjadi input atau output
proses.
Connector (On-page), simbol untuk menunjukkan hubungan simbol dalam
flowchart sebagai pengganti garis untuk menyederhanakan bentuk saat simbol yang
akan dihubungkan jaraknya berjauhan dan rumit jika dihubungkan dengan garis.
Off-page Connector, fungsinya sama dengan Connector, akan tetapi digunakan
untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada halaman yang berbeda. Label
untuk Connector dapat menggunakan huruf dan Off-page Connector menggunakan
angka.
Simbol-simbol yang diperlihatkan di atas adalah sebagian standar simbol-simbol yang
disepakati dan banyak digunakan dibeberapa belahan dunia, mungkin saja organisasi atau
perusahaan tempat anda bekerja mempunyai standar simbol sendiri, hal yang terpenting kita
harus menyepakati simbol yang digunakan agar tidak terjadi konflik saat dikomunikasikan.

Menggambarkan Flowchart
Flowchart dalah alat pemetaan sederhana yang menunjukkan urutan tindakan dalam proses
dalam bentuk yang mudah dibaca dan dikomunikasikan. Menurut Tague (2005), tujuan
digunakannya flowchart antara lain:

Untuk mengembangkan pemahaman tentang bagaimana proses dilakukan.

Untuk mempelajari perbaikan proses.

Untuk berkomunikasi dengan orang lain bagaimana proses dilakukan.

Untuk keperluan komunikasi yang lebih baik di antara orang-orang yang terlibat dalam
proses yang sama.

Untuk mendokumentasikan proses.

Untuk merencanakan sebuah proyek.

Flowchart yang baik dibuat secara kelompok/team. Anggota kelompok perlu


mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan proses atau kegiatan yang akan dimasukkan ke
dalam flowchart. Pecahkan proses tersebut ke dalam langkah-langkah yang dapat dituliskan
dalam bentuk kata kerja yang singkat dan jelas. Masing-masing langkah tersebut di tulis di
dalam sebuah kotak, kemudian lakukan pemetaan dengan menghubungkan tiap kotak dengan
tanda panah sesuai urutan langkah-langkah proses (lihat Gambar 1). Gambar 1 juga

menunjukkan bahwa flowchart selalu didahului dan diakhiri simbol terminator, ini merupakan
batasan: Dimana atau kapan proses mulai? Di mana atau kapan proses berakhir?

Gambar 1. Unsur-Unsur Dasar Flowchart

Proses kian kompleks apabila terdapat keputusan yang harus dibuat/diambil, dalam
flowchart simbolkan dalam bentuk wajik yang berisi pertanyaan sederhana yang jawabannya
adalah ya atau tidak seperti dalam Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Pengambilan Keputusan dalam Flowchart

Idealnya sebuah flowchart ditempatkan dalam satu halaman karena dengan visual tunggal
akan memudahkan bagi kita untuk membuat maupun membacanya, tapi terkadang kita menemui
proses yang kompleks dan memiliki banyak langkah sehingga tidak cukup untuk ditampilkan
dalam satu halaman, dimana antar kotak tidak dapat langsung dihubungkan dengan tanda panah.
Simbol off-page connector perlu digunakan sebagai referensi penghubung flowchart antar
halaman sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Melanjutkan Flowchart antar Halaman

Pada proses yang kompleks dan besar mungkin terdapat satu langkah proses yang dapat
dipecahkan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil. Langkah proses tersebut perlu diberi
simbol sub-process yang menandakan secara hirarki terdapat flowchart lain yang menjelaskan
level proses yang lebih rinci, lihat contoh pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh Sub-process

Setelah kelompok selesai menggambarkan flowchart, hasilnya disampaikan dan ditinjau


kembali bersama orang-orang yang terlibat dalam proses untuk melihat apakah mereka setuju
bahwa proses telah dipetakan secara akurat.
Flowchart dimasukkan sebagai salah satu dari tujuh alat kualitas dasar karena dengan
flowchart kita dapat dengan mudah melakukan perbaikan (improvement). Hal-hal yang perlu
dianalisis dalam flowchart untuk program perbaikan antara lain:

Berapa lama waktu (cycle time) yang diperlukan untuk setiap langkah proses? Apakah
lamanya siklus proses dapat dikurangi?

Apakah terjadi pengulangan proses/rework?

Apakah terdapat langkah-langkah yang tidak perlu/tidak bernilai tambah?

Flowchart merupakan alat yang berlaku untuk umum, yang dapat disesuaikan untuk
berbagai tujuan. Istilah flowchart bisa saja menggambarkan lebih banyak jenis diagram selain
yang ditampilkan dalam tulisan ini, beberapa di antaranya menunjukkan hubungan dan aliran
input/output ketimbang langkah-langkah proses yang berurutan. Flow diagrams, cross
functional flowchart, process flowcharts, interrelationship diagram, dan sebagainya dapat juga
dikategorikan sebagai flowchart.
Pembuatan flowchart bukanlah akhir dari proses. Alat ini perlu dimanfaatkan sepenuhnya
untuk lebih memahami proses dan mengungkap peluang-peluang untuk perbaikan.
Berdasarkan http://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/22/standar-simbol-simbolflowchart-dan-penggunaannya/

Contoh Penggunaan Flowchart


Pemimpin sebuah perusahaan otomotif perlu menentukan besarnya bonus yang
akan diberikan kepada para pegawainya yang bekerja sebagai account executive.
Jika terdapat pegawai yang dalam bulan ini telah menjual mobil lebih dari dua unit,
maka akan mendapatkan bonus sebesar Rp 1.000.000,- kemudian pegawai yang
bisa menjual mobil tepat dua buah maka, akan mendapatkan bonus Rp 500.000,namun jika pegawai yang dalam bulan ini penjualannya kurang dari dua unit maka,
pegawai tersebut tidak mendapatkan bonus.
Jika kita gambarkan persoalan di atas menggunakan flowchart maka, akan
menjadi seperti berikut :

Berdasarkan http://rahmatraf.blogspot.com/2012/12/contoh-penggunaanflowchart_24.html

Penggunaan Flowchart
Posted by lembarremaja November 20, 2011 Leave a comment
Filed Under Tutorial
Pada awal kuliah saya bertemu yang namanya program Flowchart. Pada awalnya saya belum
begitu faham akan program ini, dan setelah di pelajari teryata flowchart itu mudah. Langsung
saja ke pembahasan .Flowchart adalah Sekumpulan bentuk-bentuk geometri yang
menggambarkan aliran instruksi di dalam program secara visual atau biasa disebut dengan
waterfall.
Contoh Flow chart sebagai berikut :

Dari setiap bentuk geometri pada flowchart memiliki fungsi masing-masing, sehingga tinggal
menggunakan bentuk tersebut sesuai dengan keinginan. Pada pembuatan Flowchart harus
diawali dengan Start dan di akhiri dengan End, karena dengan begitu program akan mengetahui
dimana harus di mulai dan diakhiri.
Secara umum, gambar Fungsi setiap bentuk geometri dapat di lihat di bawah ini.

Berdasarkan http://lembarremaja.wordpress.com/2011/11/20/penggunaanflowchart/

Flowchart atau bagan alur merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap


penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol standar
yang mudah dipahami. Dalam kehidupan sehari-hari, flowchart banyak digunakan di
pusat-pusat layanan seperti kantor pemerintahan, bank, rumah sakit, organisasi
masyarakat, dan perusahaan.

Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian


proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap
informasi tersebut. Oleh karena itu, design sebuah flowchart harus ringkas, jelas,
dan logis.
Berikut ini adalah contoh sebuah flowchart yang benar mengenai peminjaman buku
perpustakaan:
Siswa datang ke perpustakaan. Setelah memilih buku yang hendak dipinjam, siswa
membawa buku tersebut ke petugas administrasi sambil menunjukkan kartu siswa.
Jika syarat dipenuhi, siswa langsung menandatangani kartu (peminjaman) buku dan
buku diserahkan kepada siswa tersebut. Namun jika persyaratan tidak dipenuhi
(misal tidak membawa kartu siswa), maka ia tidak diperbolehkan meminjam buku.
Untuk memudahkan narasi tersebut, kita dapat meringkasnya dalam bentuk poinpoin sebagau berikut
:
Siswa membawa buku yang akan dipinjam ke petugas administrasi sambil
menunjukkan kartu siswa
Jika segala persyaratan dipenuhi, maka siswa menandatangani kartu buku. Jika
persyaratan tidak dipenuhi, siswa tersebut tidak boleh meminjam buku.
Semua ketentuan diatas dapat dikonversi dalam bentuk flowchart yang jauh lebih
sederhana dan mudah dipahami seperti contoh berikut:

http://carapedia.com/flowchart_benar_info747.html

Anda mungkin juga menyukai