Oleh
Nama : Nurwanto
NIM : 15.52.0737
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kemajuan pesat dibidang teknologi, menuntut perubahan total dalam orientasi
pimpinan organisasi terhadap peranan informasi dalam mengambil keputusan. Telah
diketahui bersama bahwa sebagai obyek studi dan penelitian ilmiah. Perkembangan yang
pesat dari teknologi informasi merupakan akibat dari banyak faktor, salah satu
diantaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan
informasi dalam berbagai kegiatan manusia baik kegiatan yang terorganisasi maupun
yang tidak terorganisasi menunjukkan adanya peningkatan. Berbagai kegiatan yang
dilaksanakan sangat ditunjang oleh adanya informasi yang terus menerus, mulai dari
persiapan kegiatan sampai pada berakhirnya kegiatan tersebut.
Dewasa ini pemanfatan teknologi informasi telah melingkupi segala bidang. Hal ini
tidak bisa dipungkiri lagi karena aspek aspek otomatisasi yang canggih mampu
membuat segala pekerjaan menjadi lebih praktis. Perkembangan suatu organisasi saat ini
sangat bergantung pada teknologi informasi yang diaplikasikan. Teknologi informasi
sudah menjadi pilihan utama dalam menciptakan sistem informasi suatu organisasi yang
tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang
semakin ketat dewasa ini. Investasi di bidang teknologi informasi dalam suatu organisasi
umumnya dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja individual
anggota organisasi dan institusi.
Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam sebuah organisasi sangatlah penting,
untuk menerapkan TI haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan
TI mampu meningkatkan efisiensi sebuah organisasi? Pemanfaatan IT untuk mendukung
kegiatan operasional suatu organisasi baik dalam skala kecil maupun besar, juga
mengalami perubahan. Jika awalnya cenderung ke masalah citra organisasi, maka saat ini
TI menjadi kebutuhan mendasar dalam menghadapi era global dan Good Governance.
Contoh aktual adalah pengembangan e-Government. Para pengambil keputusan menjadi
faktor yang paling dominan dalam kebijakan pengembangan TI di masing-masing
organisasi. Pemahaman terhadap visi organisasi dan pengetahuan dalam visi TI dari
pimpinan, saling terkait
dalam
yang tejadi dalam organisasi bukan hanya dari segi effisiensi kerja tetapi juga
mempengaruhi budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan
organisasi. Banyak contoh yang menunjukan kegagalan implementasi TI lebih
didominasi oleh faktor pengguna seperti : tidak cocok dengan budaya, etika, atau politis
yang selama ini telah berjalan di organisasi, keterbatasan keahlian, atau bahkan
penolakan atas perubahan. Oleh karena itu pemilihan jenis TI yang diterapkan benarbenar perlu disesuakan dengan kondisi organisasi yang bersangkutan.
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo khususnya program studi
Teknik Informatika merupakan salah satu program studi yang menjadi favorit mahasiswa
terbukti pada tahun 1.180 mahasiswa. (SIMTIK Fakultas Teknik). Peningkatan jumlah
mahasiswa yang siginifikan membuat pengelolaan data harus cepat dan tepat, seperti
pengelolaan data pembayaran, cetak kartu ujian dan ujian tengah semester maupun ujian
akhir semester.
Untuk pengelolaan data keuangan mahasiswa sudah terintegrasi dengan sistem
yang ada pada Universitas, sehingga tidak ada kendala yang berarti pada pengelolaan
data keuangan mahasiswa, akan tetapi ujian yang terdiri dari ujian tengah semster dan
ujian akhir semester menjadi masalah yang sangat serius. Ujian yang dilakukan 2 kali
dalam 1 semseter ini mempunyai beberapa masalah diantaranya adalah ruang kelas yang
tidak bisa menampung semua mahasiswa. Sehingga, pada tahun 2012, manajemen
program studi Teknik Informatika menerapkan ujian berbasis komputer (Computer
Based Test).
1.2.2. Misi
a.
b.
c.
membantu
1.2.3. Tujuan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Karyawan
Mahasiswa
Media
PT Lain
(Pesaing)
Industri
UMPO
Pemerintah
Alumni
Calon
Mahasiswa
Komunitas
Orang Tua
pemetaan
tersebut,
maka
penjelasan
mengenai
stakeholder
Calon mahasiswa, sebagai target publik dalam upaya memenuhi kebutuhan jumlah
mahasiswa dan kebutuhan finansial dari sebuah perguruan tinggi.
2.
3.
4.
Alumni, sebagai sumber penting dari dukungan sukarela kepada perguruan tinggi
dan menjaga keberlangsungan (sustainability) dari representasi perguruan tinggi di
dunia kerja
5.
Industri dan bisnis, menjadi mitra dalam pendukung finansial, praktek mahasiswa
atau pengguna (user)
6.
7.
Institusi Pendidikan Dalam dan Luar Negeri, dibutuhkan untuk berbagai macam
program pertukaran dosen atau mahasiswa,dan kerjasama dalam berbagai hal
termasuk penelitian
8.
9.
10. Masyarakat sekitar, sebagai bagian dari pola kehidupan bertetangga yang baik
John Dewey (dalam Cutlip 2001:209) menyatakan bahwa perlu dibangun
komunikasi yang strategis dengan stakeholder, yang kemudian diperluas oleh Grunig
dengan mengungkapkan tiga faktor agar stakeholder menjadi terarah pada kepentingankepentingan yang dikelola oleh institusi, yaitu: (1) perlunya pengenalan problem kepada
stakeholders sehingga dapat merepresentasikan sejauh mana orang menyadari bahwa ada
hal penting yang perlu diketahui, sehingga mereka butuh informasi; (2) Sejauh mana
mereka memandang bahwa mereka dapat berbuat sesuatu atau bisa mempengaruhi
situasi, sehingga mereka akan mencari informasi untuk merencanakan tindakan; (3)
bagaimana memposisikan agar orang memandang dirinya terlibat dan dipengaruhi oleh
situasi. Dengan kata lain, semakin mereka memandang diri terkait dengan situasi,
semakin mungkin mereka akan mengkomunikasikan tentang organisasi.
2.
Manfaat
1) Perubahan ujian secara konvensional menjadi Computer Based Test (CBT), hal
ini mengurangi beberapa biaya yang dikeluarkan seperti biaya untuk kertas dan
alat tulis.
2) Waktu evaluasi hasil ujian yang lebih cepat dengan adanya CBT. Sebab dengan
CBT ini akan memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1
minggu dengan CBT hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi
dikonversikan ke dalam biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian
rupiah.
3) Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan CBT maka data nilai
mahasiswa dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan
instansi menjadi lebih kompetitif.
3.
Developmental change adalah peningkatan terhadap sistem yang sudah ada. Jika karena
alasan tertentu sistem saat ini tidak sesuai dengan harapan, organisasi membuat
perubahan keselarasan supaya sesuai dengan harapan.
b.
Transitional change adalah implementasi suatu keadaan baru yang sudah diketahui
sebelumnya. Cara-cara dalam bekerja diganti dengan proses yang baru. Kuncinya di sini
adalah bahwa sistem lama digantikan dengan sistem baru dan sistem baru dikembangkan
sebelum implementasi. Jenis perubahan biasanya melibatkan beberapa langkah, seperti
desain, pengembangan, uji coba, dan pelaksanaan yang bertahap.
b.
Transformasional change adalah munculnya suatu keadaan baru. Ini adalah perubahan
radikal di mana Anda pada dasarnya membuang atau menghilangkan apa yang sudah ada
untuk diganti sesuatu yang baru, tetapi keadan yang baru ini sama sekali belum
diketahui. Keadaan yang baru nanti akan diketahui seiring dengan berjalannya waktu
ketika organisasi me-konsep ulang misi, budaya, faktor penentu keberhasilan, bentuk,
dan kepemimpinan.
Admisi
Pengawas
Mahasiswa
Menerima Soal
Ujian
Menerima Soal
Ujian
Menerima Soal
Ujian
Mencetak dan
Memperbanyak
Soal Ujian
Menditribusikan
Soal ke Mahasiswa
Mengerjakan Soal
Ujian
Menyerahkan Soal
ke Admisi
Mendistribusikan
Soal Ujian
Menerima Lembar
Jawaban
Menerima Lembar
Jawaban
Menerima Lembar
Jawaban
Menyerahkan
Lembar Jawaban
Menyerahkan
Lembar Jawaban
Menyerahkan
Lembar Jawaban
Koreksi Jawaban
Menyerahkan Hasil
Ujian/Nilai
Menerima Hasil
Ujian/Nilai
Phase
Input Nilai
Dari activity diagram di atas menunjukkan bahwa distribusi soal ujian harus melalui
proses yang panjang.
Pengawas
Mahasiswa
Login
Mengerjakan Soal
Ujian
Phase
bisa diterapkan secara menyeluruh dan dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Beberapa
hambatan tersebut adalah:
1.
2.
Hardware meliputi:
a.
Server
b.
Kendala dan hambatan juga ditemukan pada hardware, dengan komputer server yang
belum mumpuni membuat pengelola untuk kerja lebih karena komputer server tidak bisa
dinyalakan secara full time. Selain dari sisi server, akses point yang hanya ada 4 unit, hal
ini menyebabkan mahasiswa kesulitan mengakses ujian secara online.
Solusi dari masalah tersebut adalah pengadaan hardware yang sesuai dengan kebutuhan
agar pelaksanaan ujian berbasis CBT berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
3.
SDM
SDM yang belum mampu mengoperasikan aplikasi ujian berbasis CBT. Dengan adanya
peralihan atau transisi dari ujian secara konvensional ke ujian berbasis CBT diperlukan
adanya pelatihan-pelatihan kepada pihak yang terlibat. Hal ini membutuhkan waktu dan
biaya.
6.
berbasis Computer Based Test (CBT) dapat memperpendek rantaian birokrasi pada pelaksaan
ujian yang terdiri dari Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
sehingga dapat mempercepat jalannya ujian. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan
diterapkannya ujian berbasis CBT:
a.
Perubahan ujian secara konvensional menjadi Computer Based Test (CBT), hal ini
mengurangi beberapa biaya yang dikeluarkan seperti biaya untuk kertas dan alat tulis.
b.
Waktu evaluasi hasil ujian yang lebih cepat dengan adanya CBT. Sebab dengan CBT ini
akan memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan CBT
hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi dikonversikan ke dalam biaya maka akan
mendapatkan penghematan sekian rupiah.
c.
Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan CBT maka data nilai mahasiswa
dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan instansi menjadi lebih
kompetitif.
7.
konvensional menjadi ujian berbasis CBT peran penulis adalah sebagai pengguna atau user
dari aplikasi ujian berbasis CBT. Sebagai pengguna tentunya mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari aplikasi ujian berbasis CBT tersebut, sehinggan dapat memberikan saran
untuk pengembangan aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, Dean dan Linda Ackerman Andersen . 2001. Beyond Change Management.
Jossey- Bass/Pfeiffer A Wiley Company. United States of America.
https://communicationista.wordpress.com/2010/03/26/teknologi-komunikasi-dalamorganisasi/. Diakses 30 Desember 2016.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/20335manajemen-perubahan. Diakses 30 Desember 2016.
http://www.teknik.umpo.ac.id. Diakses 30 Desember 2016