Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MEKATRONIKA

SISTEM PENGUNCI PADA PLC

DISUSUN OLEH

NAMA
NIM
PRODI
JURUSAN

: NANIK SETIOWATI
: 031400408
: ELEKTROMEKANIK
: TEKNOFISIKA NUKLIR

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

Sistem Pengunci pada PLC


1. Pengunci Konvensional
Dalam kontrol elektronik sederhana konvensional, kita mengenal istilah pengunci.
Jika digambarkan dalam diagram ladder, sederhananya kurang lebih seperti pada
Gambar 1.

Gambar 1. Pengunci Konvensional

Dari diagram ladder pada Gambar 1, koil 2.00 akan hidup jika input tombol ON di
tekan. Setelah tombol ON dilepas, koil 2.00 tetap akan terus hidup karena sudah
dikunci saat start awal tombol ON ditekan, dan baru akan mati jika input Tombol OFF
ditekan. Kelebihan menggunakan pengunci ini yaitu lebih menghemat memori karena
tidak menggunakan function. Sedangkan kekurangannya mungkin lebih banyak
menggunakan I/O maupun sistem pengkabelannya. Biasanya penggunci konvensional
ini digunakan tidak hanya untuk lampu namun juga rangkaian sistem kontrol interlock
motor, aktuator, dan lain-lain.

2. Pengunci Keep
Diagram ladder dari pengunci sederhana menggunakan instruksi KEEP ditampilkan
pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengunci menggunakan KEEP

KEEP digunakan seperti Latch/ terkunci. Fungsi ini akan mempertahankan


status bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang meng-set atau me-reset
fungsi tersebut. Bila dipertahankan fungsi KEEP ini digunakan dengan HR Relay,
status dari output latch akan dipertahankan selama Prinsip kerja perintah ini hampir
sama dengan dua perintah sebelumnya dan lebih sederhana, Ketika tombol ON 0.00

aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan menyala. Kemudian, meskipun tombol
ON 0.00 nonaktif (tak ter-energizer) lampu 10.00 akan tetap menyala karena telah
dikunci oleh function KEEP (menahan). Ketika tombol OFF 0.01 aktif (ter-energizer)
maka lampu 10.00 akan mati karena function KEEP dimatikan. Pengunci KEEP
merupakan pengunci yang memiliki sistem paling baik diantara yang lainnya.
Namun, kerugiannya dapat menyebabkan lonjakan api. Pengaplikasian pengunci
KEEP tidak hanya pada lampu, bisa diterapkan pada motor, actuator, dan lain
sebagainya terjadi gangguan daya.

3. Pengunci Set and Rset

Gambar 3. Pengunci menggunakan SET dan RSET

Perintah Set-Resaet memiliki caara kerja yang hampir sama dengan perintah
Interlock, Ketika tombol ON 0.00 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan
menyala. Kemudian, meskipun tombol ON 0.00 nonaktif (tak ter-energizer) lampu
10.00 akan tetap menyala karena telah dikunci oleh function SET. Ketika tombol
OFF 0.01 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan mati karena mendapat
perintah RESET.
Instruksi set akan mengakibatkan relay mempertahankan keadanya, yaitu terkunci
atau latching. Relay selanjutnya akan tetap pada kondisi tersebut hingga instruksi
reset diterima. Perintah ini bisa diterapkan tidak hanya pada lampu, bisa diterapkan
pada motor, actuator, dan lain sebagainya.
Dari ketiga jenis pengunci di atas, masing-masing punya kelebihan dan
kekurangan. Pemilihan penggunaan pengunci, sepenuhnya tergantung dari program
yang akan kita buat, bagaimana baiknya.
Untuk pengunci dengan instruksi KEEP ini, program akan lebih sederhana. Namun
dalam kondisi-kondisi tertentu misalnya program dengan jumlah input output
banyak yang terlibat dalam sistem penguncian, menggunakan instuksi SET dan
RSET akan lebih disarankan.

Sumber:
Bolton, William. 2003. Programmable Logic Control (PLC) Sebuah Pengantar Edisi
Ketiga. Jakarta. Erlangga.
Putra, Agfianto Eko. 2004. PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi. Yogyakarta.
Gavamedia.

Yulianto. 2015. Modul Praktikum PLC. Politeknik Negeri Malang : Malang, Jawa
Timur.
http://bangkitbeniardi.blogspot.co.id/2014/03/tutorial-plc-omron-cxprogrammer.html

Anda mungkin juga menyukai