Anda di halaman 1dari 9

RECONDISI SYSTEM

KONTROL PANEL
SINGKRONE GENSET MTU
UPGRADE SYSTEM CONTROL DAN SAFETY DARI
PROTEKSI ANALOG DAN KONTROL MANUAL
MENJADI PROTEKSI DAN KONTROL MODUL DSE
8610 MKII

Perubahan sistem kontrol genset MTU silent series dari sisitem kontrol manual dengan proteksi
terpisah menjadi sistem kontrol modul DSE yang memiliki sistem proteksi Interkoneksi.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Zaman maka system kontrol Genset untuk pembakit listrik pun
sudah mulai berkembang dimana dari sistem kontrol Full manual sudah menjadi sistem kontrol
digital.

System kontrol manual memiliki banyak kekurangan dimana sistem kontrol tersebut harus exstra
monitor dan apabila terjadi human error maka akan fatal bagi genset yang sedang beroperasi. Hal
tersebut dikarenakan perubahan beban yang terjadi di sistem distribusi listrik PLN sering terjadi
dan tidak mungkin di hindari.

Proteksi analog yang masih dianut oleh panel singkrone sistem manual rentan terjadi Error
dikarenakaan sistem analog tersebut bekerja terpisah dan tidak ada tampilan untuk di monitor.
Sistem kerja proteksi analog menggunakan sistem gerbang logika yaitu I-0 atau On-Off tanpa
ada warning/peringatan terlebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah

Sitem kontrol Genset secara manual masih cocok digunakan pada engine dengan Low Speed
atau Medium Speed, Akan Tetapi untuk Genset Higth Speed sudah tidak cocok lagi apabila
dioperasikan menggunakan Sistem kontrol Manual dan Sistem Proteksi Analog.

Genset Higth Speed Butuh kontrol yang Intens dikarekanan saat operasi normal putaran engine
dan genarator 1500 RPM dan apabila saat terjadi gangguan dan beban dilepas secara tiba-tiba
maka putaran speed engine dan generator akan naik secara tiba tiba diatas 1500 RPM.

Dengan sistem kontrol manual maka Speed akan kembali ke 1500 RPM apabila cepat diketahui
operator segera menurunkannya. Apabila engine diluar monitor operator pada situasi tertentu
maka engine akan beresiko Break Douwn. Hal yang paling sering terjadi pada engine over Speed
adalah Main Bearing Upper akan bermasalah.

1.3 Maksud dan Tujuan

A. Maksud

1) Menawarkan untuk perubahan Sistem Kontrol Panel Singkrone Unit Pembangkit PLN
yang saat ini menggunakan Sistem Manual kontrol Menjadi Sistem Module Kontrol
2) Upgrade Sistem Proteksi dari Sistem Protekssi Analog Menjadi Sistem Proteksi Berbasis
PLC Mengunakan Module Kontrol Singkrone Deep Sea 8610 MKII CC

B. Tujuan.

1) Engine yang beroperasi Bisa Terkontrol dengan maksimal


2) Seluruh kejadian Error di sistem saat unit beroperasi bisa Tercatat dalam Evenlog
Sehingga bisa menjadi bahan Referensi Eveluasi untuk perbaikan
3) Dapat memperkecil Terjadinya Human Error saat Unit di operasiakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Modul DEEP SEA


A. Mengapa harus mengunakan Modul DEEP SEA
Sistem Proteksi Menggunakan Modul kontrol DEEP SEA dapat dikatakan Lebih aman
dari sistem proteksi Analog dikarenakan hal-hal sebaagai berikut:

NO Proteksi Module Proteksi Relay ANALOG


I. Sistem proteksi Modul Sudah Sistem Proteksi Relay ANALOG belum
terinterkoneksi dengan sistem terinterkoneksi dan terpisah Antara
pembacaan jadi apabila terjadi error di Proteksi Curent ,Voltage, KW dan Referse
sisi Trafo PT maupun CT akan cepat Power. Kegagalan CT atau PT sebagai
terditeksi sehingga faktor Error inputan Relay tidak bisa terditeksi dengan
kegagalan Proteksi saat unit cepat karena hanya terditeksi apabila
beroperasi dapat diminimalisir. dilakukan pengujuan.
II. Sistem proteksi modul sudah Sistem Proteksi Relay ANALOG tidak
memiliki fiture Warning sebelum memiliki fiture Warning saat awal terjadi
Eksekusi sehingga apabila terjadi kesalahan sistem kerena sistem proteksi
kesalahan dalam sistem dapat segera tersebut hanya dirancang dengan 1 sistem
diketahui dan unit bisa segera di Eksekusi.
kontrol untuk menghindari terjadinya
BO / padam sistem.

III. Seluruh kejadian kesalahan dalam Seluruh kejadian kesalahan sistem operasi
sistem operasi terekam dan tersimpan tidak bisa terekam untuk di arsipkan
dalam Modul Even Log dan bisa di karena hanya memiliki fitur
Download untuk kebutuhan Arsip pemberitahuan saat kejadian menggunakan
sebagai bahan referensi untuk lampu Pilot Lamp.
melakukan perbaikan.

IV. Saat terjadi kesalahan sistem actions Saat terjadi kesalahan sistem actions yang
pertama yang akan dilakukan adalah dilakukaan hanya melepas Breaker untuk
melepas breaker dan tegangan serta voltage dan frequency tetap tinggi sampai
frequency langsung diturunkan ke operator datang untuk menurunkan ke nilai
nilai nominal awal sehingga potensi nominal kembali.
terjadi over voltage dan over
frequensi bisa diminimalisir.
B. Mengapa Harus Menggunakan Modul DSE 8610 MKII

Seiring Dengan Berkembangnya Teknologi Maka Rancangan Produksi modul Deep Sea pun
semakin berkembang. Pada awal modul Deep Sea yang memiliki fitrure singkrone hanya Series
DSE 7510. Akan tetapi produksi modul DSE series 7510 tersebut telah dihentikan dikarenakan
dalam penggunaan dilapangan banyak mengalami kesulitan di sisi koneksi dari PC ke Modul
dalam proses penyetingan komfigurasi harus menggunakan kabel intervice khusus sehingga
apabilaa kabel tersebut tidak ada maka untuk penyetingan maupun penarikan Histori Evenlog
untuk kebutuhan Arsip tidak bisa dilakukan.

Pada generasi selanjutnya Deep Sea melakukan pengembangan module Singkrone dengan
menerbitkan Modul DSE 8610 MKI. Module DSE 8610 MKI memiliki kemudahan di sisi
koneksi antara Modul dengan PC untuk keperluan Penyetingan dan penarikan data untuk
kebutuhan Arsip cukup menggunakan kabel USB Printer sehingga mudah didapat di lapangan.

Selain itu Modul Seri DSE 8610 MKI juga memiliki fiture tambahan dimana fiture tersebut tidak
ada pada modul DSE 7510. Akan tetapi Modul DSE 8610 MKI Masih fiture kontrol nya masih
sama seperti yang dimiliki oleh modul DSE 7510 generasi sebelumnya.

Module DSE 8610 MKII dari sistem Proteksi sudah memiliki beberapa pengembangan dimana
saat proteksi bekerja maka dapat di aktifkan hanya ELECTRICAL TRIP/ melepas breker saja
dan unit tetap Runing sehingga dapat segeera di singkronekan kembali tanpa harus Start dari
awal.

Inilah salah satu alasan mengapa arus menggunakan Module DSE 8610 MKII CC di
sistem pembangkit PLN. Dengan fiture tersebut saat gangguan jaringan terjadi maka
untuk pemulihan bisa dilakukan lebih cepat karena unit tidak Shutdown jadi tidak
memerlukan Start ulang.

2.2 Perubahan WIRING

Perubahan wiring dilakukan dikarenakan perubahan penggunanan Module agar Fasilitas yang
tersedia pada Module DSE 8610 MKII CC ini dapat digunakan secara maksimal dalam sistem
kontrol genset saat di operasikan.

2.3 Target

Dengan menggunakan sistem kontrol Modul dan wiring kontrol panel yang sudah di UPGRADE
maka target yang ingin di capai pada sistem pembangkit adalah:

1) Sistem kontrol unit yang beroperasi dapat lebih handal


2) Safety unit yang beroperasi lebih maksimal dengan adanya warning sebelum eksekusi
shutdown.
3) Pelayanan pembangkit listrik lebih maksimal
4) Pemulihan paska BO lebih cepat
5) Analisa kerusakan unit akibat kesalahan sistem operasi bisa lebih akurat sehingga
penanganan perbaikan lebih cepat.
6) Seluruh kesalahan sistem pada unit beroperasi dapat di arsipkan dan dapat digunakan
sebagai bahan Evaluasi untuk perbaikan pelayaanan listrik yang lebih maksimal.
BAB III
PENAWARAN PERUSAHANAN

Perusahaan kami bergerak di bidang perakitan dan penjualan berbagai macam panel kontrol.
Untuk Panel Kontrol Genset ATS maupun SINGKRONE, kami lebih mengutamakan
penggunanan Module DSE karena Sesuai Pengalaman dilapangan yang kami dapat Untuk
Module DSE lebih familiar dan mudah digunakan baik dalam pengoperasian,Trouble Shooting
Maupun Pengambilan data Evenlog.hal tersebut bisa dilakukan langsung oleh pengguna tanpa
harus memanggil teknisi Khusus.

Perusahaan kami Tidak hanya melakukan penjualan panel akan tetapi juga menyediakan jasa
perakitan panel serta pelatihan pengoperasian dilapangan. Hal tersebut kami lakukan agar
pengguna panel Rakitan kami bisa mengoperasikan panel secara maksimal termasuk alarm
indikasi yang keluar pada module bisa langsung dianalisa oleh pihak operator lapangan.

Wiring Panel Rakitan Kami untuk saat ini sudah terupgrade sehingga seluruh Fiture yang
dimiliki Oleh Module DSE Sudah bisa di gunakan.

Untuk panel singkrone dengan Module DSE 8610 MKII saat ini memiliki Fiture Sebagai
Berikut:
A. Sistem Start

1) Auto Start
Fiture Auto Start Untuk Panel Singkrone memiliki dua jalur yaitu sistem Switch Selector dan
sistem Management Power.

Sistem Auto Start menggunakan Switch Selector bisa dioperasiakan dalam Manual Load,
Sharing Load, ataupun Base Load.Sistem Auto Star ini dlam proses pengoperasian Unit
Genset memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan

 Mudah dalam Pengoperasian,Hanya dengan memutar Switch Selector Engine sudah Start
dan langsung singkrone dengan cepat (cocok digunakan untuk Proses pemulihan Paska
BO)
 Mudah dalam proses Stop, Hanya dengan memutar Switch Selector Engine langsung
menurunkan beban secara perlahan, melepas Breaker,serta Cooling Down lalu stop
Secara otomatis.

Kekurangan

 Saat engine di start hanya beberapa saat langsung masuk proses pengambilan
beban/singkrone sehingga engine berbeban saat temprature belum mencapai 50 ͦ C. Hal
tersebut dapat berefek bagi Engine..

2) Manual Start
Fiture Manual Start Pada Modul DSE dapat di lakukan dengan menekan tombol Manual
(tombol Gambar Telapak Tangan) lalu menekan tombol On/Start (tombol warna hijau).

Setelah Engine Start maka untuk Proses Pembebanan harus menekan tombol Close
Breaker (tombol lambag sinusiada) dan untuk melepas beban harus dengan menekan
Open Breaker (Tombol Lambang pabrik)
Kelebihan

 Proses Pembebanan Bisa di tunda sementara karena Module hanya melakukan Actions
Start dan tidak langsung lanjut ke proses pembebanan sehingga proses pembebanan dapat
di lakukan setelah Temprature engine di atas 60 ͦ C dan engine lebih aman.

Kekurangan

 Proses singkrone agak sedikit lama dibandingkan dengan sistem Auto Start karena saat
proses singkrone berlangsung tegangan dan frequency baru di lakukan pengaturan.

B. Sistem Load

Fiture Sistem Load dan Sitem Start yang terdapat pad panel Sigkrone kita buat terpisah
sehingga saat pengoperasian dapat dilakukan kombinasi sesuai kebutuhan di lapangan. Ada 3
sistem load yang kita sediakan dan dapat digunakan sesuai keinginan dan kepentingan.

1) Manual Load

Sistem Load Manual / Manual Load adalah sistem pembebanan engine setelah singkrone
hanya bisa dilakukan dengan cara menggunakan Switch Selector/Potensio Adjust Speed
untuk menaikkan/menurunkan beban dan Potensio Adjust Voltage untuk pengaturan Cos Phi

Kelebihan

 Proses Pembebanan Lebih Modah karena Sistem pembebanannya masih sama seperti
sistem pembebanan pada panel singkrone manual yang belum menggunakan Modul
kontrol
 Operator lapangan lebih mudah melakukan pengoperasian untuk menaikkan dan
menurunkan beban .

Kekurangan

 Pengaturan beban dan Cos Phi agak sedikit merepotkan karena saat satu unit beban di
naikkan maka unit lain harus di turunkan
 Harus Ekstra monitor karena beban akan bertambah secara tiba tiba saat terjadi genjotan
beban dari luar.

2) Sharing Load

Sistem Shering Load adalh fiture pembebanan dimana modul akan melakukan penarikan
beban sesuai dengan beban yang ada dan sesui dengan setingan yang terseting pada
Module.

Proses pembebanan pada sistem ini modul akan menjaga Frequency di 50 HZ dan
Tegangan di nominal Voltage yang terseting. Apabila terjadi lonjakan beban tiba tiba
maka modul akan mengadjust speed dan voltage untuk naik kembali ke nilai nominal dan
apabila beban turun secara tiba-tiba maka modul juga akan mengadjust speed dan voltage
turun ke nilai nominal.
Untuk beban setiap engine Opersi bisa jadi tidak sama karna modul akan merujuk kepada
setingan kapasitas engine yang terseting dan seluruh module akan saling berkomunikasi
dengan jalur MSC.

Kelebihan

 Sistem Pembangkit saat proses penyaluran beban listrik tetap terjaga pada 50 HZ dan
tegangan nominal.
 Saat beban naik dan turun secara tiba-tiba maka engine bisa cepat merespon untuk
menaikkan atau menurunkan Speed dan tegangan Tegangan sehingga dapat mengurangi
resiko BO

Kekurangan

 Beban engine tidak bisa diatur sehingga beban beban setiap unit yang beroperasi
berkemungkinan gantung karena mengikuti beban yang ada ( apabila seeluruh unit
dioperasikan dengan pola Load Share

3) Base Load

Sistem Base Load adalah sistem pembebanan dengan mengatur beban Unit engine yang
beroperasi melalui konfigurasi yang ada pada module DSE.

Pada sistem pembebanan Base Load beban engine akan terkunci sesuan dengan konfigurasi
yang sudah ditetapkan oleh operator saat mengoperasikan unit. Apabila beban naik secara
tiba-tiba dan turun secara tiba –tiba maka engine yang di operasikan dengan pola
pembebanan Base Load akan tetap menjaga beban dan Cos Phi sesuai dengan konfigurasi
yang telah di atur operator saat pengoperasian.

Kelebihan

 Beban Unit Bisa dikunci pada beban yang diinginkan seehingga dapat dipastikan beban
unit tidak akan naik melebihi nilai yang sudah ditentukan.( pola operasi Base Load sangat
cocok diterapkan pada unit yang sudah pada masa kritis tapi tetap harus dioperasikan
dengan beban dibawah nilai daya terpasang)

Kekurangan

 Cenderung beresiko terjadi BO karena saat penambahan beban tiba-tiba maka unit tetap
akan menurunkan beban pada nominal yang sudah ditentukan dan mengakibatkan unit
Trip akibat Under Frequency dan Under Voltage.

NOTE:

Pada Panel Singkrone rakitan kami Khusus untuk Genset Higth Speed dengan generator 400
Volt) tidak menggunakan Trafo PT untuk referensi pembacaan tegangan generator maupun Bus
Tegangan hanya diamankan menggunakan Varistor dan Fuse.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN

Penawaran Update Safety dan kontrol panel Singkrone Genset Pembangkit PLN yang kami
tawarkan sesuia dengan uraian di atas maka dapat dilihat dari poin kesimpulan sebagai berikut:

Ketiga Pola Pembebanan di atas dapat di operasikan baik dengan cara Manual Start
maupun Auto Start.
Ketiga Pola Pembebanan di atas bisa di lakukan manufer Pola dalam keadaan Engine
sedan berbeban ( kecuali untuk engine tertentu)
Pada Panel Singkrone rakitan kami (Khusus untuk Genset Higth Speed dengan generator
400 Volt) tidak menggunakan Trafo PT untuk referensi pembacaan tegangan generator
maupun Bus dikarenakan sesuai pengalaman dilapangan sering terjadinya Selisih
pembacaan tegangan di trafo PT sehingga Referensi inputan Modul disisi Teganagan
akan salah dan mengakibatkan kesalah saat modul melakukan Actions dalam
pengontrolan.
Untuk Genset yang yang sudah memiliki panel singkrone Manual kami Menawarkan
untuk dilakukan Update module saja Untuk Komponent Breaker dan Box panel tetap
menggunkan yang lama ( hal tersebut dapat membantu User untuk meminimalisir gudang
penumpukan Aset yang tidak terpakai)

REKOMENDASI

Pengoperasian panel singkrone yang sudah terupgrade dengan menggunakan Modul kontrol DSE
8610 MKII agar sistem pembangkit dapat handal maka kami merekomendasikan beberapa hal
sebagai berikut:

I. Proses manufer Engine

Engine Standbay saat di start untuk pengoperasian menggantikan unit yang masih
beroperasi maka dapat di Start dengan Mode Auto Start dan pola pembebanan base Load
pada setingan beban awal paling rendah (hal tersebut dapat membantu engine beroperasi
dengan proses singkrone cepat akan tetapi tetap Aman dikarenakan beban awal sudah
terkunci pada nilai nominal terkecil)
Setelah temprature Engine Naik diatas 60 ͦ C maka Switch dari mode Base Load ke posisi
Manual atau Load Share. ( hal tersebut dapat membantu mempercepat manufer beban
dari engine lain yang ingin di Stanbaykan ke unit yang baru dioperasikan.)
II. Proses Pemulihan paska BO

Seluruh Engine yang beroperasi Switch mode pola pembebanan ke posisi Load Share (
hal tersebut bertujuan saat beban penyulang dimasukkan maka seluruh engine dapat
menampung beban secara bersamaan sesuai dengan kapasitas masing masing)
Setelah seluruh beban penyulang keluar di pulihkan maka maka engine yang pada posisi
Kritis dan harus beroperasi di nominal beban dibawah daya terpasang dapat di kuncipada
nilai beban yang diinginkan dengan melakukan Switch pola operasi dari Mode Load
Share ke Mode Base Load. ( sebelum di Switch harus dilakukan pengaturan nilai beban
dan Cos phi yang diinginkan pada menu konfigurasi Module).

III. Penyempurnaan Sistem Monitoring

Pemasangan Panel Monitor Alarm Center di ruang kontrol Room dan di tengah Area
engine (hal tersebut bertujuan agar saat ada unit engine yang alarm yang mungkin
dikarenakn Higth Temp atau Hal yang lainnya maka petugas operator bisa langsung
mengetahui dan bisa langsung ke unit yang sedang mengalami Alarm)
Saat Engine operasi operator bisa lebih leluasa memonitor kondisi fisik Engine tanpa
harus selalu memonitor panel kontrol untuk menaikkan dan menurunkan beban dan
tegangan Engine.

Anda mungkin juga menyukai