Anda di halaman 1dari 5

Artikel ini berisi tentang penjelasan mengenai instruksi Timer (TIM) dan Counter (CNT) pada

software cx-programmer untuk pemrograman PLC Omron.


Kita ketahui, bahwa instruksi timer maupun counter ini adalah instruksi penting dalam
pemrograman PLC yang umumnya digunakan dalam otomasi industri.
Sebenarnya, untuk instruksi timer dan counter, ada macam-macam jenisnya, misalnya reversible
counter (RCNT), interval timer (STIM) , long timer (TIML), high-speed timer (TIMH). Namun
pada artikel ini saya hanya akan menjelaskan tentang yang mendasar dulu yaitu timer (TIM) dan
counter (CNT).

TIMER
Timer, adalah instruksi yang jika instruksi ini diberikan input ON kepadanya, maka setelah
selang waktu yang ditentukan, output timer ini akan berubah dari keadaan awal OFF menjadi ON
sampai dengan input timer dimatikan (ON->OFF).
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar dibawah ini:

Gambar di atas adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu lampu
menggunakan timer. Dari ladder di atas, maka jika saklar 0.00 dihidupkan, maka timer akan
mulai bekerja, dan lampu belum hidup. Setelah selang waktu 2 sekon (20 x 100 ms) maka
TIM000 akan ON dan membuat lampu 10.00 HIDUP. Lampu akan langsung mati jika saklar
dimatikan.

COUNTER
Counter, adalah instruksi yang jika diberikan input ON setelah beberapa kali seperti yang
diinginkan oleh programmer, maka output counter akan berubah dari keadaan awal OFF menjadi
ON sampai dengan kita memberikan input ON pada bagian reset counter.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini:

Gambar di atas adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu lampu
menggunakan counter. Dari ladder di atas, jika kita menekan tombol 1 (0.00) sebanyak 3 kali

maka CNT000 akan ON dan membuat lampu 10.00 HIDUP. Jika kita terus menekan tombol 1
sampai beberapa kali, misalnya sepuluh kali. maka tetap saja CNT000 akan terus ON. Yang bisa
mematikan CNT000 atau dengan kata lain mematikan lampu adalah tombol 2. Cukup menekan
tombol 2 sekali, maka lampu akan OFF. Jadi pada program diatas, lampu akan menyala setelah
kita menekan tombol 1 sebanyak 3 kali dan lampu akan mati jika kita menekan tombol 2. Jika
kita sudah menekan tombol 1 sebanyak 2 kali, namun setelah itu kita menekan tombol 2, maka
jika ingin menghidupkan lampu, harus mulai dari awal lagi, yaitu dengan menekan tombol 1
sebanyak 3 kali, karena yang 2 kali tadi sudah direset oleh tombol 2.
Dalam pemrograman PLC Omron menggunakan software CX-Programmer, terdapat instruksiinstruksi dasar yang perlu kita ketahui. Pentingnya instruksi-instruksi ini membuat mereka
hampir selalu ada dalam setiap pembuatan program pada PLC Omron, dalam hal ini adalah PLC
Omron C-series.
Instruksi-instuksi yang dimaksudkan dan yang sekaligus akan dibahas pada postingan kali ini
adalah instruksi KEEP, SET, dan RSET yang mana ketiga instuksi tersebut termasuk pada jenis
ladder instructions, lebih spesifiknya lagi bit control instructions.
Seperti namanya, instruksi KEEP ini berfungsi untuk menjaga/menahan. Sedangkan SET dan
RSET ini hampir tidak bisa dipisahkan, dan jika keduanya digabungkan, bisa berfungsi sebagai
keep juga.
Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan contoh-contoh ladder dibawah ini.
Dalam kontrol elektronik sederhana konvensional, kita mengenal istilah pengunci. Jika
digambarkan dalam diagram ladder, sederhananya kurang lebih seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Pengunci
Dari diagram ladder pada Gambar 1, memori 1 akan hidup jika input tombol ON di tekan.
Setelah tombol ON dilepas, memori 1 tetap akan terus hidup, dan baru akan mati jika input
Tombol OFF ditekan. Instruksi KEEP bisa mengganti contoh pengunci di atas, dengan lebih
sederhana, dan dengan prinsip yang sama. Diagram ladder dari pengunci sederhana
menggunakan instruksi KEEP ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengunci menggunakan KEEP


Sedangkan jika diprogram dengan menggunakan instruksi SET dan RSET, akan seperti pada
Gambar 3.

Gambar 3. Pengunci menggunakan SET dan RSET


Dari ketiga jenis pengunci di atas, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
penggunaan pengunci, sepenuhnya tergantung dari program yang akan kita buat, bagaimana
baiknya.
Untuk pengunci dengan instruksi KEEP ini, program akan lebih sederhana. Namun dalam
kondisi-kondisi tertentu misalnya program dengan jumlah input output banyak yang terlibat
dalam sistem penguncian, menggunakan instuksi SET dan RSET akan lebih disarankan.
Pada kesempatan kali ini, akan dibahas instruksi-instruksi dasar pada CX-Programmer yaitu
instruksi DIFU (differentiate up) dan DIFD (differentiate down). Kedua instruksi ini sangat
sering sekali digunakan dalam pemrograman PLC. Kedua instruksi ini masuk ke dalam
jenis ladder instructions, pada sub kategori bit control instructions.
Untuk penjelasan mengenai instruksi DIFU dan DIFD lihat gambar berikut:

Jadi seperti terlihat pada gambar di atas, baik instruksi DIFU maupun instruksi DIFD output ON
nya (warna hitam pada gambar) hanya sekali dan dalam waktu yang singkat saja, atau biasa
disebut one scan only. sedangkan perbedaan dari instruksi DIFU dan DIFD, bahwa instruksi
DIFU ini akan ON (tentunya dalam waktu singkat saja) saat input baru saja mengalami
perubahan dari OFF ke ON. Sedangkan pada instruksi DIFD, akan ON (dalam waktu singkat
saja) saat input baru saja mengalami perubahan dari ON ke OFF.
Untuk lebih memahami instruksi DIFU dan DIFD, perhatikan gambar dibawah.

Diagram ladder di atas adalah untuk program penutupan garasi mobil otomatis. Algoritma
programnya seperti ini:
1. Segera setelah "tombol buka" (alamat 00.00) mulai di pencet maka "motor buka" (alamat
10.00) akan HIDUP yang akan membuat garasi mobil akan membuka
2. Ketika pintu garasi telah membuka sepenuhnya, limit switch LS1 (00.01) akan ON dan
membuat "motor buka" MATI.
3. Mobil akan masuk ke garasi, dan selama mobil ini tengah lewat pada pintu garasi,
"sensor mobil" (00.02) akan ON.
4. Setelah mobil melewati pintu garasi dan berada sepenuhnya masuk ke garasi, maka
"sensor mobil" akan OFF dan "motor tutup" (10.01) akan HIDUP dan pintu garasi akan
mulai bergerak menutup.
5. Setelah pintu garasi sepenuhnya tertutup, limit switch LS2 akan ON dan akan membuat
"motor tutup" MATI.

Jadi untuk algoritma program seperti di atas, perlu digunakan instruksi DIFU pada input "tombol
buka". Dengan begitu jika kita memencet tombol misalnya selama 3 detik baru kemudian
melepas tombol, maka pintu akan tetap mulai bergerak membuka pada saat tombol dipencet
(pada detik-detik awal pemencetan tombol) bukan pada saat kita selesai memencet. Sedangkan
instruksi DIFD perannya sangat vital sekali pada program di atas, yaitu ketika mobil mulai
melintasi pintu garasi, "sensor mobil" mulai ON dan ketika mobil sudah baru saja melintasi
pintu, yang artinya mobil sudah berada sepenuhnya di dalam garasi, maka "sensor mobil" akan
berubah dari ON ke OFF yang artinya DIFD akan ON dan membuat "motor tutup" HIDUP dan
pada akhirnya membuat pintu garasi tertutup.

Anda mungkin juga menyukai