Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Perencanaan (planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise
E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may be defined as the proses by
which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to
accomplish these objective.Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa :
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran
dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak
terlibat dalam fungsi ini.
1. Batasan Perencanaan
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done.
Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to
achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When)
dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi
seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan
dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang
dilakukan.
2. Unsur Perencanaan
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut

6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.


3. Proses Pembuatan Rencana
1. Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu
rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas
dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu
suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam
pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan
analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan
perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana
kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya
penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain
sebagainya.
4. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinankemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan
tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
4. Siapa Saja Yang Membuat Rencana
1. Panitia Perencanaan Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa
pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana,
dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas
khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu
bagian dalam organisasi.

3. Tenaga Staf Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional
yaitu : Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung
menangani pekerjaan Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung
menghasilkan barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk
kemudian merencanakan sesuatu guna.
5. Bentuk-bentuk Perencanaan
1. Recana Global (Global Plan) Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang
bersangkutan. Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh
organisasi Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi 2.
Rencana Stategik (Strategic Plan) Bagian dari rencana global yang lebih
terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam
pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai
terlebih dahulu. Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an
penggunaan perencanaan strategic ini yaitu : 1. Memberikan kerangka dasar bagi
perencanaan lainnya yang akan dilakukan 2. Mempermudah pemahaman bentukbentuk perencanaan lainnya. 3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian
kegiatan manajer dan organisasi. 3. Rencana Operasional ( Operational Plan )
Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan
bersifat jangka pendek. Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan
yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih
terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin
komputer dalam suatu perusahaan. Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa
pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat
diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan Ditinjau Dari Aspek Pengawasan

Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan


Ditinjau Dari Aspek Pengawasan
Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader
atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungs-fungsi dasar
manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam
organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang
kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah provinsi merupakan tugas dan
tanggung jawab gubernur sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan tugas
dan tanggung jawab bupati dan walikota. Namun karena katerbatasan kemampuan
seseorang, mengikuti prinsip-prinsip, organisasi maka tugas dan tanggung jawab
pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya yang mengikuti alur distribution of
power sebagaimana yang diajarkan dalam teori-teori organisasi modern.
Maksud pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk memahami
dan menemukan apa yang salah demi perbaikan di masa mendatang. Hal itu sebetulnya
sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun pihak yang diawasi
termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah untuk
meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih
(good and clean government)
Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan dorongan arus reformasi ditambah lagi
dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan yang
sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar
memperbaiki atau mengoreksi kesalahan untuk perbaikan dimasa datang, melainkan
terhadap kesalahan, kekeliruan apalagi penyelewengan yang telah terjadi tidak hanya
sekedar dikoreksi dan diperbaiki akan tetapi harus diminta pertanggungjawaban kepada
yang bersalah. Kesalahan harus ditebus dengan sanksi/hukuman, dan bila memenuhi
unsur tindak pidana harus diproses oleh aparat penegak hukum, sehingga membuat efek
jera bagi pelaku dan orang lain berpikir seribu kali untuk melakukan hal yang sama,
sehingga praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi berkurang dan

akhirnya hilang. Hal seperti itulah yang menjadi cita-cita dan semangat bangsa Indonesia
yang tercermin dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Salah satu tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah. Sehingga
masyarakat bertanya dimana dan kemana lembaga itu, sementara korupsi merajalela.
Masyarakat sudah gerah melihat prilaku birokrasi korup, yang semakin hari bukannya
kian berkurang tetapi semakin unjuk gigi dengan perbuatannya itu. Bahkan masyarakat
memberi label perbuatan korupsi itu sebagai kejahatan yang luar biasa, dan biadab,
karena diyakini hal itu akan menyengsarakan generasi dibelakang hari. Sampai-sampai
masyarakat berfikir untuk membubarkan institusi pengawas daerah tersebut karena dinilai
tidak ada gunanya, bahkan ikut menyengsarakan rakyat dengan menggunakan uang
rakyat dalam jumlah yang relatif tidak sedikit.
Secara naluri kegerahan masyarakat itu sebetulnya dapat dipahami, namun
berbicara tentang pengawasan sebenarnya bukanlah tanggung jawab institusi pengawas
semata melainkan tanggung jawab semua aparatur pemerintah dan masyarakat pada
semua elemen. Karena sebetulnya institusi pengawas seperti Inspektorat Daerah,
bukannya berdiam diri, tidak berbuat, tidak inovatif, adem dan sebagainya. Tetapi jauh
dari anggapan itu, insan-insan pengawas di daerah telah bertindak sejalan dengan apa
yang dipikirkan masyarakat itu sendiri. Langkah pro aktif menuju pengawasan yang
efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan itu telah dilakukan seperti melakukan
reorganisasi, perbaikan sistem, membuatan pedoman dan sebagainya, namun kondisinya
sedang berproses dan hasilnya belum signifikan dan terwujud seperti yang diinginkan
oleh masyarakat tersebut.
Guna mewujudkan keinginan tersebut diperlukan langkah-langkah pragmatis yang
lebih realistis dan sistematis dalam penempatan sumberdaya manusia pada lembaga
pengawas daerah, mulai dari pimpinannya sampai kepada staf/pejabat yang membantu
dan memberikan dukungan untuk kesuksesan seorang pimpinan lembaga pengawas
tersebut. Seorang pimpinan organisasi akan memberikan pewarnaan terhadap organisasi
tersebut, dan ia akan berfungsi sebagai katalisator dalam organisasinya, sehingga untuk
itu ia harus punya integritas, moralitas dan kapabilitas serta kompetensi yang tinggi

dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga dengan demikian, tugas pengawasan yang


dilaksanakan merupakan bagian dari solusi, dan bukan bagian dari masalah.
Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Inspektorat Daerah Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Sesuai dengan Perda tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi menyatakan bahwa Inspektorat Provinsi merupakan
unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang dipimpin oleh seorang
Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada gubernur dan
secara teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah. Adapun tugas
pokoknya adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan,
pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan provinsi. Sedangkan fungsi
Inspektorat Provinsi, meliputi :
1.

Perencanaan program pengawasan

2.

Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

3.

Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.


Sedangkan Inspektorat kabupaten/kota mempunyai kedudukan, tugas pokok dan
fungsi yang hampir sama tapi dalam konteks kabupaten/kota masing-masing, yang diatur
dan ditetapkan dengan Perda masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Masalah Sumber Daya Manusia
Meskipun Inspektorat Daerah merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menunjang tugas kepala daerah di bidang pengawasan, namun ada satu hal
yang perlu dilihat sebagai sesuatu yang khas, menyangkut dengan penempatan
sumberdaya manusia (SDM) atau pegawai yang ditugaskan untuk melakukan tugas-tugas
pengawasan. SDM pengawasan harus memiliki kemampuan lebih baik secara teknis
maupun operasional. Standar kompetensi bagi SDM pengawasan mestinya ditentukan,
guna menghasilkan SDM yang berkualitas. Hal itu perlu dirumuskan semenjak dari
sistem perekrutan, sampai kepada pembinaan dan penempatannya. Program pendidikan
dan pelatihan di bidang pengawasan dan bidang-bidang teknis lainnya harus disusun
secara terpadu dan berkesinambungan, yang selama ini masih parsial, sehingga ilmu dan
keterampilan yang dimilikinya selalu seiring dengan perkembangan waktu.

Demikian pula dengan pola perekrutan seorang pimpinan Inspektorat Daerah,


mestinya sama seperti SDM lainnya perlu dikembangkan sistem yang menciptakan
ketersediaan tenaga yang handal dan kredibel.
Menurut Prof. Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya SISTEM PENGAWASAN
MANAJEMEN, mengemukakan bahwa dalam sistem manajemen pengawasan, unsur
manusia sangat penting karena manusialah yang melakukan pengawasan dan yang
diawasi. Oleh karena itu unsur manusia harus mendapat prioritas utama yang harus
diperhatikan. Manusia yang pada hakekatnya mempunyai potensi untuk melakukan
kebaikan dan sebaliknya pada saat yang sama ada potensi melakukan kejahatan. Potensi
kebaikan harus dibina dan dipupuk sehingga memiliki pribadi yang beretika dan bermoral
yang tinggi.
Oleh sebab itu, orang-orang yang akan ditempatkan pada lembaga-lembaga
pengawasan perlu dipersiapkan secara matang melalui pola pembinaan terpadu dan
berkesinambungan.
Peran Inspektorat Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah memiliki
peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen
maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi
fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi
perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan
program-program pemerintah, Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai
pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Menurut Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi, Antasari Azhar : jika lembaga pengawas internal lemah, pencegahan korupsi
tidak efektif. Untuk itu pengawas internal pemerintah harus efektif dalam mencegah
tindak pidana korupsi, karena simpul dalam manajemen pemerintah itu adalah aparat
pengawasan (Media Indonesia, 28 Maret 2008)
Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi
pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak (Kepala Daerah) telah
dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya

pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur


dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan
keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan Kerja sebagai bagian
yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan itu dapat dikatakan
bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik yang
spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah :
1.

Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality assurance.

2.

Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala Daerah) dalam
organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

3.

Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat menggunakan


prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang jelas.

4.

Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses kegiatan


berlangsung.

5.

Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan dalam
praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, ia tidak
berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.
Berdasarkan argumen di atas sangatlah jelas dan nyata bahwa Inspektorat Daerah
sebagai pengawas internal memiliki peran yang sangat strategis, sebagai katalisator dan
dinamisator dalam menyukseskan pembangunan daerah. Ia dibutuhkan orang Kepala
Daerah untuk membantunya dalam segala hal yang berkaitan dengan kelancaran jalannya
pemerintahan daerah, kesuksesan pembangunan, pembinaan aparatur daerah, dan
sebagainya. Amatlah naif jika dikatakan ia tidak perlu atau harus dibubarkan
pengorganisasian dalam manajemen pemerintahan
Organisasi adalah berkumpulnya sekelompok orang yang mempunyai kegiatan dan arah
tujuan sama demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Jadi dalam hal ini baik
organisasi formal maupun informal pengertiannya sama saja, cuma ada perbedaan dari
segi hukumnya saja.
Organisasi ada dua yaitu :
- Formal
- Informal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari
Manajemen adalah metode pengaturan atau pengelolaan dengan baik sumber daya.

Pendekatan organisasi pemerintahan


a. Pendekatan klasik yaitu setiap pekerjaan dalam organisasi pemerintahan selalu
dianalisis secara ilmiah. Agar tujuan dan sasaran mudah dicapai.
Pendekatan Neo Klasik
Organisasi pemerintahan adalah suatu system sosial
Interaksi menyebarkan munculnya kelompok
1) Pendekatan Moderen
a. Memandang suatu organisasi sebagai suatu system terbuka
b. Demikian pula sitem tersebut terbuka untuk lingkunganya dan merupakan bagian dari
lingkunganya.
c. Ketergantungan dan keterbukaan organisasi pemerintah dengan lingkungannya.
Manajemen sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi untuk :
Untuk mencapai tujuan sasaran organisasi
Untuk mecapai titik keseimbangan dengan tujuan dan sasaran serta kepentingan
organisasi
Terciptanya efesiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Tujuan Organisasi Pemerintahan
Adapun tujuan organisasi pemerintahan adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, memuaskan masyarakata, dan terjadi secara eksternala. Sehingga member
legitimasi terhadap organisasi pemerintahan ( Baik Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif )
Jika masyarakat tidak puas kepada pemerintah ( Organisasi ) dalam artian masyarakat
tidak member legitimasi , maka muncul etidak percayaan akhirnya munculketerancaman
organisasi.
Fungsi Dan Tujuan Organisasi Pemerintahan
Tujuan organisasi pemerintahan mempunyai beberapa fungsi yang menurut waktu dan
keadaan :
1. Pedoman bagikegiatan ; Melalui pengamatan hasil hasil waktu yang akandatang .
Tujuan dan fungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha dari
para anggota anggota organisasi
2. Sumber Legitimasi ; Tujuan organisasi merupakan sumber legitimasi bagi
suatuorganisasi pemerintahan dalam melakukan pembenaran kegiatan pengakuan atas
kegiatan ini dapat meningkatkan organisasi pemerintahan untuk mendapatkan berbagai
sumberdaya dan dukungan disekitatnya.
3. Standar pelaksanaan ; Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan difahami hal ini akan
memberikan standar langsung bagi penilaiaan standar pelaksanaan organisasi
pemerintahan.
4. Sumber Motifasi ; Tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai sumber motifasi dan
indentifikasi bagi para anggotanya untukmeningkatkan dorongan kerja dan prestasi kerja
bagi anggota organisasi.
5. Dasar nasional pengorganisasian ; Dinyatakan secara sederhana tujuan organisasi
pemerintahan sebagai dasar perancangan pemerintahan itu sendiri berinteraksi dengan
struktur organisasi dalam kegiatan kegiatan ang dilakuakan.
Beberapa Fungsi dalam Organisasi Pemerintahan
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Pengorganisasian
3. Fungsi Personalia

4. Fungsi Pengarahan
5. Fungsi Pengawasan
Organisasi dan manajemen termaksut dalam rumpun ilmu sosial
Ilmu sosiala adalah ilmu tidak pasti, sala satunya ilmu sosial adalah ketidak pastian.
Tetapi sala satu hasil terbesar dalam sejara dari karya karya ilmu sosial adalah
NEGARA

. Pengertian Perencanaan
Perencanaan
perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan
bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan,
tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Para manajer
mungkin membuat :
Rencana untuk stabilitas (plan for stability),
rencana untuk mampu beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin
juga membuat
rencana untuk situasi yang berbeda (plan for contingency)
Proses perencanaan, terdiri dari :
Menentukan tujuan perencanaan
Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
W. H. Newman
Planning is desiding in advance what is to be done (perencanaan adalah penentuan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan)
Louis A. Allen
Planning is the determination of a course of action to achieve a desired result
(perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan).
H. Koontz dan ODonnel
Planning is the function of a manager which involves the selection from among
alternatives of objective, policies, procedures, and programs (perencanaan adalah fungsi
seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan berbagai alternatif tujuan,
kebijakan, prosedur, dan program).
Sondan P. Siagian
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Dikenal:

1. Administrative planning (seluruh unit)


2. Managerial planning (departemental dan operasional)
George R. Terry
Planning is the selecting and relating of fack and the making and using of assumption
regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed
necessary to achieve desired results (perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan
datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki).
Kesimpulan:
Perencanaan adalah pola perbuatan yang menggambarkan dimuka hal-hal yang akan
dikerjakan kemudian.
2.2. Unsur-Unsur Perencanaan
1. Rasional (dibuat dengan pemikiran yang rasional; tidak secara khayalan/angan-angan;
harus dapat dilaksanakan);
2. Estimasi (dibuat berdasarkan analisa fakta dan perkiraan yang mendekati/estimate;
untuk pelaksanaan yang akan segera dikerjakan);
3. Preparasi (dibuat sebagai persiapan/pre-parasi; pedoman/patokan tindakan yang akan
dilakukan/bukan untuk yang telah lalu);
4. Operasional (dibuat untuk dilaksanakan; untuk keperluan tindakan-tindakan kemudian
dan seterusnya; bukan yang telah lalu).
2.3. Sifat Perencanaan
1. Faktual (dibuat berdasarkan fakta/data; memperkirakan kejadian yang akan datang
dalam tindakan pelaksanaan kelak);
2. Rasional (masuk akal, ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan, bukan angan-angan),
3. Fleksibel (dapat mengikuti perkembangan kemajuan masyarakat, perubahan situasi dan
kondisi; dapat diubah /disempurnakan sesuai keadaan/tidak merubah tujuan),
4. Kontiniu/berkesinambungan (dipersiapkan untuk tindakan yang terus menerus dan
berkelanjutan; tidak untuk sekali tetapi untuk selamanya),
5. Dialektis (memperkirakan peningkatan dan perbaikan untuk kesempurnaan masa yang
akan datang).
2.4. Fungsi Perencanaan

1. Interpretasi (dapat menjelasan, menguraikan dan menjabarkan kebijakan umum


(general policy)dari bentuk kerjasama (manajemen);
2. Forcasting (dapat memperhitungkan keadaan dan situasi dimasa yang akan datang);
3. Koordinasi (sebagai alat koordinasi seluruh kegiatan manajemen);
4. Ekonomis (mengandung prinsif ekonomis/hemat, agar kegiatan manajemen efisien);
5. Pedoman (jadi pedoman, patokan atau pegangan pelaksanaan perencanaan dimaksud);
6. Kepastian (menetapkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian secara pasti
tidak coba-caba);
7. Preventive control (alat pengontrol dan penilaian agar terhindar dari penyelewengan
dan pemborosan, baik waktu, tenaga, biaya maupun fasilitas manajemen).
2.5. Prinsif/Asas Perencanaan
1. Contributeir (membantu tercapainya tujuan manajemen);
2. Primary activity (kegiatan pertama dari seluruh kegiatan manajemen);
3. Pervasivitas (mencakupi seluruh kegiatan manajemen, menyeluruh dalam setiap level);
4. Alternative (adanya alternatif/pilihan bahan, waktu, tenaga, biaya, dsb);
5. Efficiency (nilai efisiensi penghematan dan kerapian);
6. Limiting factor (factor yang urgen, terang, jelas, tegas dan tidak bertele-tele);
7. Pleksibilitas (mudah disempurnakan, diperbaiki disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berubah-ubah);
8. Strategis (punya siasat/strategi agar diterima atasan, masyarakat maupun anggota untuk
dilaksanakan);
Tingkat-tingkat kebijaksanaan
Basic policy; kebijaksanaan pokok di buat oleh manager puncak atau oleh pemilik
perusahaan
General policy kebijaksanaan umum yg di buat oleh manager madya
Departemental policy kebijaksanaan bagian yg di buat oleh manager lini
pertama/supervisior atau mandor
Syarat-syarat kebijaksanaan
clearty atau kejelasan artinya kebijaksanaan yg di ambil harus jelas maksud arah dan
tujuanya
flexibility atau luwes artinya kebijakan itu juga jangan kaku

consistency atau konsisten artinya harus tetap dalam pendirian dan tujuanya
individuality artinya khas, tersendiri
Rule adalah peraturan2 yg telah ditetapkan dan harus di taati
Program adalaah suatu rencana yg pada dasarnya telah menggaambarkan rencana yg
kongkret
Budget adalah anggaran suatu rencana yg menggambarkan penerimaan dan
pengeluaraan yg akan dilakukan dalam setiap bidang
Strategi siasat perang
Strategi2 dalam bidang perencanaan
1. Camel head in the tent(artinya hendaknya pengajuan rencana dilakukan bertahap,
karena bila diajukan secara menyeluruh kemungkina besar rencana itu akan di tolak
2. Sowing seed on fertile ground strategi inimemberikan petunjuk bahwa untuk
mengajukan suatu rencana pilihlah orang2 yg kiranya dapat menerima rencana itu.
3. Mass concerted offensive strategi ini di maksudkan apabila rencana itu telah dapat di
terima pelaksananya jangan di tangguhkan kemungkinan rencana itu tidak dapat
dilaksanakan secepatnya.
4. Confuse the isuue strategi ini dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dngan jalan
menggunakan pendekatan yg tidak langsung menyinggung pokok persoalan
5. Use strong tacties only when necessary strategi ini hanya digunakan apabila diperlukan
sekali
6. Pass the buck berarti melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain sehingga yg
bersangkutan terlepas dari segala akibat perbuatnya
Ramalan2 perencanaan perusahaan
1. Economic forecasting
2. Governmental control and fiscal action atau pengawasan pemerintah dan tindakan
pajak
3. Industry demand atau permintaan akan hasil2 industry
4. Consumer behavior
5. Individual firms sales
6. Social and ethical considerations
Syarat2 perencanan dan rencana
1. Merumuskan dahulu masalah yng akan direncanakan
2. Perencaanaan harus di dasarkan padaa informasi data dan fakta
3. Menetapkan beberapa alternative dan premsnya
4. Putuskanlah suatu keputusan yg menjadi rencana
Syarat-syarat rencana yang baik
1. Tujuan harus jellas , rasional, obyektif dan cukup menantang untuk dierjungkan
2. Rencana harus mudah dipahami dan penafsiranya hanya Satu
3. rencana harus dapat di pakai sebagai pedoman untuk pengendalian semua tindakan
4. Rencana harus bias dikerjakan oleh sekelompok orang
5. Rencana harus dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis
6. Rencana harus flekible
7. Rencan harus menunjukan urutan2 dan waktu pekerjaan
8. Rencana harus berkesinambungan
9. Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan

10. Rencana harus berimbang


11. Dalaam rencana tidak boleh ada pertentangan antar departemen hendaknya saling
mendukung
12. Rencana harus sensitive terhadaap situasi sehingga terbuk kemungkina untuk
mengubah teknik pelaksanaanya tanpa mengalami perubahan pada tujuanya
2.6. Macam Perencanaan
1. Penggunaan
a. single use plans (sekali pakai)
b. repeats plan/standing plan (berulang/tetap).
2. Proses
1. policy planning
2. program planning
3. operasional planning
3. Jangka Waktu
1. long range planning (5 - 25 th),
2. intermediate planning (1 5 th),
3. short range planning ( 1 th)
4. Wilayah/tempat Pelaksanaan
1. Rural planning
2. city planning
3. regional planning
4. national planning
5. Materi/objek
1. personnel planning,
2. financial planning,
3. industrial planning,
4. educational planning,
5. sosio economic planning,
6. Segi umum dan khusus
1. general plans (rencana umum)
2. special plans (rencana khusus)
3. over all planning (perencanaan pola kerja umum)
4. network planning (perencanaan jaringan kerja)
2.7. Sumber Perencanaan
1. Kebijakan pucuk pimpinan;
2. Hasil pengawasan;
3. Kebutuhan masa depan;
4. Penemuan-penemuan baru;
5. Prakarsa dari dalam;
6. Prakarsa dari luar.
2.8. Pembuat Perencanaan

1. Perorangan (tenaga staf);


2. Unit staff (bagian perencanaan);
3. Panitia (badan perencanaan);
4. Kontraktkor (konsultan).
2.9. Tindakan/langkah-langkah Pokok Perencanaan
1. Menentukan masalah, tugas, tujuan dan kebutuhan secara jelas;
2. Mencari informasi secara lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan;
3. Mengorbservasi, meneliti, menganalisis dan mengklasifikasi informasi yang sudah
terkumpul;
4. Melaksanakan metode perencanaan yang telah dibuat dengan menetapkan pelaksanaan
rencana (memilih rencana yang diajukan/memantapkan perencanaan dan
mempertimbangkan hambatan-hambatan dengan berbagai kegiatan;
5. Menetapkan planning alternatif;
6. Memilih dan memeriksa rencana yang diajukan;
7. Membuat sintesis (metode/alternatif penyelesaian);
8. Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci;
9. Mengadakan evaluasi (penilaian).
2.10. Perencanaan Yang Baik
A. Mengetahui sifat/ciri/prinsip rencana yang baik, sbb:
1. Mempermudah tercapainya tujuan,
2. Dibuat oleh orang yang memahami tujuan organisasi,
3. Dibuat oleh orang yang mendalami teknik perencanaan,
4. Disertai perincian yang teliti,
5. Tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan,
6. Bersifat sederhana,
7. Luwes,
8. Dalam perencanaan terdapat tempat pengambilan resiko,
9. Bersifat praktis/pragmatis,
10. Merupakan forcasting.
B. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus
dijawab, sbb:

1. What (apa) = tujuan (tindakan apa yang perlu dilakukan)


2. When (kapan) = waktu (kapan hal tersebut perlu dilakukan)
3. How (bagaimana) = cara mengerjakannya (bagaimana cara melakukan pekerjaan
tersebut)
4. Who (siapa) = tenaga kerja (siapa yang melakukan pekerjaan tersebut)
5. Where (dimana) = tempat (dimana pekerjaan itu harus dilakukan)
6. Why (mengapa) = keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus dilakukan).
C. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan
mempergunakan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem solving), melalui
langkah:
1. Mengetahui sifat hakikat masalah yang dihadapi (know the nature of the problem).
2. Mengumpulkan data (collect data),
3. Menganalisa data-data (analisis of the data),
4. Menentukan beberapa alternatif (determination of several alternatives),
5. Memilih cara yang terbaik (selection of the seeminingly best way from among
alternatives),
6. Pelaksanaan (execution)
7. Penilaian hasil (evaluation of results)
pengertian pengorganisasian
Istilah Organizing berasal dari perkataan organism yangmempunyai arti menciptakan
suatu struktur dengan bagian-bagianyang terintegrasi sehingga mempunyai hubungan
yang salingmempengaruhi satu dengan lainnya Adapun beberapa definisi dari
pengorganisasian yangdiungkapkan oleh para ahli manajemen, yang antara lain adalah:a)
Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentukhubungan-hubungan kerja
antara orang-orang sehingga terwujudsuatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telahditetapkan. b) Menurut George R. Terry, pengorganisasian sebagai
kegiatanmengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antarakelompok
kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta tanggungjawab masing-masing yang
bertanggung jawab untuk setiapkomponen dan menyediakan lingkungan kerja yang
sesuai dantepat.c) Menurut Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian
merupakankeseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat,
tugastugas,tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehinggatercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatukesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwapengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan orang-orang
dengan tugas dan fungsinya masing-masing yangkesemuanya saling berhubungan dan
saling mempengaruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian
Pengorganisasian sendiri merupakan suatu proses yang harusdilakukan terus menerus
secara berkesinambungan, untuk itu perludiperhatikan beberapa faktor di bawah ini:59a)

Struktur organisasi harus merefleksikan tujuan-tujuan danrancangan sebab aktivitasaktivitas organisasi justru bersumberdari kedua aspek tersebutb) Struktur juga hendaknya
memberikan gambaran garis kekuasaanpara manajer organisasi. Hal ini bergantung pada
tipe dan jenisorganisasic) Struktur organsasi harus merefleksikan lingkungannya baik
yangmenyangkut ekonomi, teknologi, politik, sosial maupun etiksehingga tidak akan
bertentangan dengan kesemua faktor tersebut.Selain itu, struktur organisasi juga harus
dapat membantukelompok/individu mencapai tujuan secara efisien di dalam
situasimendatang yang berubah-ubah.d) Organisasi harus diisi dengan tenaga manusia.
Tanpa adanyamanusia yang dapat melaksanakan segala fungsi keorganisasianmustahil
organisasi tersebut dapat berjalan. Karena kunci pokok dari organisasi adalah sumber
daya manusia yang handal danmemiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2185237-pengertianpengorganisasian/#ixzz380NIJKvJ
Definisi dan Pengertian Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai
proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumbersumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut

diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan


spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan
pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai secara efisien
mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan konsekuensi
pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan memperbesar hasil kerja
dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut Y.Warella, pengorganisasian
mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut struktur organisasi, yaitu:
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan kegiatan sehingga pekerjaan yang serupa
dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya bertanggung
jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit
organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar fungsi
b. Pengelompokan atas dasar proses
c. Pengelompokan atas dasar langganan
d. Pengelompokan atas dasar produk
e. Pengelompokan atas dasar daerah (area, territorial)

Anda mungkin juga menyukai