Anda di halaman 1dari 76

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA REMAJA

DALAM PERAWATAN BAYI DI BPS ARI SAPTUTI


TAHUN 2014

Karta Tulis Ilmiah

Oleh :
ESTI EFRIANI
NIM : 154012011015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN 2014
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA REMAJA
DALAM PERAWATAN BAYI DI BPS ARI SAPTUTI
TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam


Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh :
ESTI EFRIANI
NIM : 154012011015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2014

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA REMAJA


DALAM PERAWATAN BAYI DI BPS ARI SAPTUTI TAHUN 2014

Nama : Esti Efriani


49 halaman + 7 lampiran + 3 tabel + 2 skema
ABSTRAK
Derajat kesehatan dan sosial suatu bangsa dapat dinilai dari beberapa
indikator antara lain angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI) dan
umur harapan hidup. Kematian pada bayi di minggu pertama kehidupannya
dipengaruhi oleh kondisi selama kehamilan, komplikasi pada ibu dan bayi baru
lahir serta pertolongan persalinan, disamping itu kondisi yang berkaitan dengan
perawatan bayi baru lahir pada masa perinatal. Berbagai daerah dan wilayah,
banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual. Setiap tahunnya di dunia 16
juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan atau 11% dari semua kelahiran di
seluruh dunia. Pernikahan pada usia remaja dan mampunyai anak sangat
mempengaruhi pengetahuan ibu remaja dalam merawat bayi, seperti perawatan
tali pusat yang benar, dan tanda bahaya pada bayi. Kematian bayi tidak dapat
dipisahkan dari baik buruknya kesehatan ibu, salah satunya pengetahuan tentang
perawatan bayi. Di BPS Ari Saptuti terdapat sebanyak 32 ibu melahirkan pada
usia remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan
Ibu Usia Remaja Dalam Perawatan Bayi di BPS Ari Saptuti Tahun 2014.
Metode penelitian Deskriptif, sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 ibu
usia remaja, teknik pengabilan sampel menggunakan total sampling. Hasil
penelitian menunjukkan responden yang tingkat pengetahuanya baik sebanyak 8
(25,0%), tingkat pengetahuanya cukup sebanyak 14 (43,8%) dan yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 (31,3%).

Diharapkan, bagi ibu usia remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuanya


melalui, informasi yang ada terkait perawatan bayi.
Kata kunci

Pengetahuan, Perawatan bayi, Remaja

Referensi

22 (2003-2013)

PERSETUJUAN HASIL PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah


Tlah diperiksa dan disetujui untuk di uji di hadapan TIM Penguji KTI

Judul KTI

: Gambaran tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam


Perawatan Bayi di BPS Ari Saptuti Tahun 2014

Nama Mahasiswa

: Esti Efriani

NIM

: 154012011015

MENYETUJUI

Pembimbing I

Sumi Anggraeni, M.Keb


NBM.

Pembimbing II

Desi Arimadiyanti, M.Kep


NBM.

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA REMAJA DALAM


PERAWATAN BAYI DI BPS ARI SAPTUTI TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah oleh Esti Efriani ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim penguji KTI dan dinyatakan lulus pada tanggal2014

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :
Ketua/Moderator : Sumi Anggraeni, M.Keb
NBM. 1168283
Penguji I

: Desi Arimadiyanti, M.Kep


NBM.

Penguji II

: Ika Fitri Elmeida, S.SiT, M.Keb


NBM.

Ketua Program Studi

Sumi Anggraeni, M.Keb


NBM.1168283

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Asri Rahmawati, M.Kes


NBM. 909724
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Esti Efriani

NIM

: 154012011015

Pogram Studi : D III Kebidanan


Jenis Karya

: KTI

Judul

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam


Perawatan Bayi Di BPS Ari Saptuti Tahun 2014

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam Perawatan Bayi Di BPS
Ari Saptuti Tahun 2014
Dengan pernyataan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak
menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di

Pada tanggal

:
9

Yang menyatakan

(Esti Efriani)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Ya Allah.
Segala puji hanya pada-Mu yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan juga
petunjuk-Mu sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
baik.
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Mahsus Efendi dan Ibu Juhairiyah)
yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan nasehat untuk
keberhasilanku.
2. Kakak dan adik-adikku tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi untuk keberhasilanku.
3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
4. Teman-teman satu bimbingan (Indah Pamungkas Sari, Ganda Andriani,
dan Henny Retno Gumilar) yang selalu

menguatkan dan saling

memberikan motivasi dalam menyelesikan Karya Tulis Ilmiah ini.


5. Seluruh dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu, terimakasih atas
bimbingan dan nasehat-nasehatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
10

6. Teman-teman satu almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang


telah memberikan warna dan persahabatan, semoga kita semua selalu
sukses dan menjadi bidan dan perawat yang berkompeten dan profesional,
aamiin.
7. Orang-orang yang telah berdoa untuk keberhasilanku

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Esti Efriani dilahirkan di Desa Sugihwaras pada tanggal 28 September 1993,


merupakan anak kedua dari 6 bersaudara pasangan Bapak Mahsus Efendi dan Ibu
Juhairiyah.

Jenjang pendidikan yang ditempuh :


Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Sukamulya dan lulus
pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan Menengah Pertama di MTs

11

Negeri Sukoharjo, penulis aktif dalam kegiatan organisasi OSIS dan lulus pada
tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan Menengah Atas di SMAN 1
Pringsewu, penulis aktif dibidang organisasi Bahasa Jepang dan lulus pada tahun
2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung Program Studi D III Kebidanan sampai dengan penyusunan
karya tulis ilmiah ini.

12

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam Perawatan Bayi Di BPS
Ari Saptuti Tahun 2014
Karya Tulis Ilmiah ini diselesaikan guna menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Selama penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemui berbagai hambatan dan kesulitan, namun
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1

Ibu Ns. Asri Rahmawati, M.Kes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah


Pringsewu Lampung.

Ibu Sumi Anggraeni, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Ibu Sumi Anggraeni, M.Keb selaku Pembimbing I yang telah memberikian


pengarahan dan masukan sera motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Ibu Ns Desi Arimadiyanti, M.Kep selaku Pembimbing II yang telah


memberikan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Ika Fitria elmeida, S.SiT, M.Keb selaku penguji KTI yang telah berkenan
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan KTI ini.

Seluruh dosen staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan
materil serta doa sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

13

Teman-teman satu angkatan STIKes Muhammadiyah Program Studi DIII


Kebidanan Pringsewu Lampung yang senantiasa memberi semangat dan
masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Imiah ini penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga bantuan, bimbingan dan perhatian
yang telah diberikan mendapatkan ridha dari Allah SWT
Pringsewu,

Maret 2014

Penulis

14

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN............................................................................i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI...................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN......................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN.......................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI..........................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS...............................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang.........................................................................1
Rumusan Masalah ..................................................................5
Tujuan Penelitian.....................................................................5
Ruang Lingkup Penelitian.......................................................6
Manfaat Penelitian...................................................................6

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian Pengetahuan ..........................................................8


Perawatan bayi ........................................................................12
Remaja ....................................................................................24
kerangka teori..........................................................................34
kerangka konsep......................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Desain Penelitian ....................................................................36


Variabel Penelitian...................................................................36
Definisi Operasional ...............................................................36
Populasi dan Sampel................................................................37
Tempat dan Waktu Penelitian..................................................38
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data............................40
Metode Pengolahan dan Analisis Data....................................42

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian................................................................45
B. Hasil Penelitian....................................................................................46
C. Pmebahasan.........................................................................................47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..........................................................................................51
B. Saran....................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

11

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel......................................................37

12

13

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................34


Bagan 2.2 Kerangka Konsep........................................................................35

14

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Permohonan Persetujuan Responden


Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Kuesioner
Koding
Hasil Olah Data
Lembar Konsultasi
POA

15

16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan dan sosial suatu bangsa dapat dinilai dari beberapa
indikator antara lain angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI)
dan umur harapan hidup. Kematian bayi tidak dapat dipisahkan dari baik
buruknya kesehatan ibu. Rawannya derajat kesehatan ibu juga sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang dikandungnya. Kematian pada
bayi di minggu pertama kehidupannya dipengaruhi oleh kondisi selama
kehamilan, komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir serta pertolongan
persalinan, disamping itu kondisi yang berkaitan dengan perawatan bayi baru
lahir pada masa perinatal (Depkes RI, 2007)
Berbagai daerah dan wilayah, banyak sekali remaja yang sudah aktif secara
seksual. Ada sebagian dari mereka sudah menikah dan melahirkan dimasa
remaja. Setiap tahunnya di dunia 16 juta remaja berusia 15-19 tahun
melahirkan atau 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia. 95% kelahiran
ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan angka
kelahiran 2 kali lebih tinggi dibandingkan negara-negara berpenghasilan
tinggi (WHO, 2013)
Permasalahan kesehatan pada perempuan berawal dari masih tingginya usia
perkawinan pertama dibawah 20 tahun (4,8% pada usia 10-14 tahun, 41,9%
pada usia 15-19 tahun). Umur pertama menikah pada usia sangat muda (10-14
1
tahun) cenderung lebih tinggi di perdesaan (6,2%), kelompok perempuan yang
tidak sekolah (9,5%), kelompok petani/nelayan/buruh (6,3%), serta status
ekonomi terendah/kuintil 1 (6,0%). Pada perempuan dengan umur pertama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

17

haid yang masih muda, dan perkawinan dibawah umur, membuat panjang
rentang usia reproduksi perempuan dan berdampak pada banyaknya anak yang
dilahirkan (RISKESDAS, 2013).

Kehamilan pada masa remaja menimbulkan tantangan tersendiri bagi remaja


itu sendiri dan bagi janin yang dikandungnya yang berhubungan dengan
meningkatnya risiko terhadap komplikasi kehamilan dan perinatal yang buruk
seperti preeklamsi, berat bayi lahir rendah dan prematuritas. Sekitar 65%
kehamilan pada usia remaja mengalami berbagai masalah obstetrik yang
berbahaya. Kehamilan pada usia remaja berdampak pada pertumbuhan yang
kurang optimal karena kebutuhan zat gizi pada masa tumbuh kembang remaja
sangat dibutuhkan oleh tubuhnya sendiri, selain itu perkembangan fisik juga
belum sempurna termasuk organ reproduksi. Pertumbuhan linier pada
umumnya baru selesai pada usia 1618 tahun dan dilanjutkan dengan
pematangan pertumbuhan (Manuaba, 2003)
Pada masa ini terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun
emosional, yang di awali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi basah
pertama (laki-laki). Menentukan titik awal masa remaja tidak mudah. Remaja
(adolensence) berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh kearah
kematangan (Muss, 2003). Kematangan ini bukan hanya dari segi fisik, tetapi
juga sosial dan emosional (psikologis) (Irianti , 2011).
Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas

perkembangan

ini

mengantarkannya ke dalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam


keseluruhan hidupnya. Namun apabila gagal, maka dia akan mengalami
ketidak bahagiaan atau kesulitan dalam kehidupannya di masa dewasa, seperti
ketidak bahagiaan dalam pernikahan, kurang mampu bergaul dengan orang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

18

lain, bersifat kekanak-kanakan, dan melakukan dominasi secara sewenangsewenang, seperti halnya remaja yang sudah mempunyai anak atau sudah
berumah tangga tidak bisa memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuai
dengan usianya (Retnowati, 2003)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarigan, 2007 tentang
Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi Di Rumah Di
RSKIA Kota Bandung hasil penelitianya menunjukan bahwa dalam
mempertahankan suhu dan kehangatan (75,56%) memiliki pengetahuan
kurang, memberikan ASI (42,22%) memiliki pengetahuan cukup dan
mencegah infeksi (44,45%) memiliki pengetahuan kurang.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang diliakukan oleh
Raditya, 2012 tentang gambaran pengetahuan ibu remaja dalam perawatan
bayi di BPS Suratini S.ST Surakarta penelitianya menunjukan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak
18 responden (66,7%), dimana terdapat kasus 5 bayi (25%) mengalami infeksi
kulit

Hasil survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Maret 2014 di Desa
Sukamulya dari 6 ibu remaja yang diwawancarai terdapat 4 ibu tidak
mengetahui secara baik tentang perawatan bayi seperti perawatan tali pusat
dan tanda bahaya pada bayi mereka dan 2 ibu cukup mengetahui cara
perawatan bayi.

Salah satu upaya pemerintah dalam menekan ledakan penduduk adalah dengan
menahan laju pertumbuhan penduduk dan undang-undang pernikahan. Namun
karena masih adanya budaya dalam pola pikir masyarakat Indonesia yang
ingin cepat menikahkan anaknya meskipun usia anak tersebut dapat di katakan
belum pantas untuk membentuk satu hubungan keluarga, sehingga alasan
inilah yang memicu angka kelahiran menjadi sangat tinggi (Andi, 2004)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam Perawatan
Bayi Di BPS Ari Saptuti Tahun 2014.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

19

B. RUMUSAN MASALAH
Melihat tingginya angka kehamilan pada ibu usia 10-54 tahun sebanyak 2,8%,
yang terdiri dari 0,01% pada usia 10-14 tahun, 1,9% pada usia 15-19 tahun,
dengan persenan tertinggi pada perempuan usia 20-24 tahun dan 25-29 tahun
yang mencapai 6%. Kondisi ini sangat berpengaruhnya pada angka fertilitas.
Secara nasional, dapat dilihat ada 8,4% perempuan 10-59 tahun melahirkan 56 anak, pernikahan pada usia remaja dan mampunyai anak sangat
mempengaruhi pengetahuan ibu remaja dalam merawat bayi, seperti
perawatan tali pusat yang benar, dan tanda bahaya pada bayi (RISKESDAS,
2013). Dari uraian latar belakang diatas maka penulis ingin meneliti
Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam
Perawatan Bayi Di BPS Ari Saptuti Tahun 2014.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia remaja dalam
Perawatan Bayi Di BPS Ari Saptuti Tahun 2014
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu usia remaja di BPS Ari
Saptuti Tahun 2014.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

20

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendidikan ibu usia remaja di


BPS Ari Saptuti Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia remaja dalam


pencegahan infeksi, tanda bahaya pada bayi dan gizi pada bayi di BPS
Ari Saptuti Tahun 2014.
D. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Mengingat luasnya masalah dilihat dari berbagai aspek maka penulis ingin
membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Jenis penelitian

: Deskriptif

2. Subjek Penelitian

: Ibu usia remaja yang bersalin di BPS Ari Saptuti


Tahun 2013

3. Objek Penelitian

: Gambaran pengetahuan dalam perawatan bayi

4. Lokasi Penelitian

: Di BPS Ari Saptuti

5. Waktu Penelitian

: Bulan Mei - Juni 2014.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Dapat mengaplikasikan Ilmu yang telah di peroleh selama perkuliahan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

21

tentang Perawatan Bayi.

2. Bagi responden
Dapat mengetahui perawatan bayi yang perlu diketahui oleh ibu usia
remaja dalam merawat bayi untuk perekembangan bayi yang optimal,
mencegah adanya infeksi, gizi pada bayi dan tanda bahaya pada bayi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber
kepustakaan yang ingin melanjutkan penelitian ini. khususnya bagi
mahasiswa kebidanan untuk meningkatan asuhan kebidanan khusunya
yang terkait dengan ibu dan bayi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

22

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

PENGETAHUAN
1.

Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. (Notoadmodjo, 2010).
Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan
terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi,
persentuhan dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah
dan pikiran-pikiran (Mohammad Adlany, 2007)

2.

Tingkat pengetahuan
Menurut HL Bloom yang dikutip oleh Notoadmodjo (2010) pengetahuan
mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a.

Tahu (know)
Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b.

Memahami (comprehention)
8

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

23

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,


tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
c.

Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d.

Analisis (Analysis)
Adalah

suatu

kemampuan

untuk

menjabarkan

dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
e.

Sintesis (Synthesis)
Sintesis

menunjukkan

suatu

kemampuan

seseorang

untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari


kompenen-komponen pengetahuan yang dimiliki .
f.

Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

g.

jastifikasi atau penilaian terhadap sesuatu objek tertentu


Create (cipta)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

24

Kemampuan memadukan unsur - unsur menjadi sesuatu bentuk


baru yang utuh dan koheren.

3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut Notoadmodjo (2010) antara lain :
a.

Faktor internal
1)

Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberiakan seseorang
terhadap perkembangan-perkembangan orang lain manuju
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

2)

Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannyadan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.

3)

Umur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

25

Usia adalah umur individu yang terhitung saat dilahirkan


sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang
belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwanya.

b.

Faktor Eksternal
1)

Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan prilaku orang atau kelompok.

2)

Sosial Budaya
System sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

B. PERAWATAN BAYI
1. Macam- Macam Perawatan Bayi
a. Perawatan Bayi Baru Lahir 0-2 Hari
Penelitian menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

26

periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya


penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabakan kelainanakelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian
(Muslihatun, 2010)
Periode neonatal merupakan periode paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi, oleh karena itu kita harus
memahami adaptasi fisiologi pada bayi baru lahir (Lia Dewi, 2010)
diantaranya :
1) Sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir. usaha bayi pertama kali mempertahankan
takanan alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya
tarikan napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di
dalam.
2) Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena
umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke
serambi kiri jantung, kumudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri
darah dipompa melalui aorta ke sluruh tubuh, sedangkan yang dari
bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui
duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
yang akan mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun
yang akan diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan.
Kondisi ini mengakibatkan tekanan jantung kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

27

yang membuat foramen ovale secara fungsional menutup. hal ini


terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.
1)

Suhu tubuh
Mekanisme yang menyebabkan bayi baru lahir kehilangan
panas tubuh :
a.

Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi, Contoh : menimbang
bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
dingin,

dan

menggunakan

stetoskop

dingin

pada

pemeriksaan BBL.
b.

Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang
sedang bergerak.Contoh : membiarkan atau menempatkan
BBL dekat jendela.

c.

Radiasi
Panas

dipancarkan

dari

BBL keluar

tubuhnya

ke

lingkungan yang lebih.Contoh : membiarkan BBL dalam


keadaan telanjang,atau menidurkan BBL berdekatan dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

28

ruangan yang dingin.


d.

Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung
pada kecepatan dan kelembapan udara.

2)

Metabolisme
Pada jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu,sekitar di hari
keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang
masing-masing sebesar 60 dan 40%.

3)

Keseimbangan air dan fungsi ginjal


Tubuh BBL mengandung banyak air, kadar natriun juga
relative lebih besar dibandingkan dengan kalium karena
ruangan ekstraseluler yang luas.

4)

Imunoglobulin
Bayi baru lahir tidak memilii sel plasma pada sumsum tulang
juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks.

5)

Traktus digestivus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

29

Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat berwarna


hitam kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida atau
disebut juga meconium.
6)

Hati
Segera setelah lahir,hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak serta glikogen.

7)

Keseimbangan asam basa


Tingkat keasaman (pH) darah pada watu lahir umumnya
rendah karena glikolisis anaerobic. Namun,dalam waktu 24
jam, neonates telah pengompensasi asidosis ini.

b. Pencegahan Infeksi
1) Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di
sebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali
pusat dengan air bersih yang mengalir dengan menggunakan
sabun, segera keringkan dengan kasa kering dan dibungkus
dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan
atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka
tali pusat. sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang akan
berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusat
yang harus diwaspadai antara lain : kulit sekitar luka tali pusat
berwarna kemerahan, ada pus/nanah yang berbau busuk
2) Pencegahan infeksi pada kulit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

30

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada


kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah dengan
meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu
dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi
mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen, serta
adanya zat antibody bayi yang sudah terbentuk dan terkandung
dalam air susu ibu.
3) Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata
bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu,
membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas
atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan
air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan
salep/obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum.
4) Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberculosis, imunisasi BCG
harus diberikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis
pertama tetesan polio dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau
pada umur 2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara
dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal. Imunisasi
hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Pada daerah resiko
tinggi, pemberian imunisasi hepatitis B dianjurkan pada bayi
segera setelah lahir (Muslihatun, 2010)
c.

Perawatan bayi baru lahir 2-6 hari (Lia Dewi, 2010)


1)

Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan
keinginan bayi (jika payudara sudah penuh) atau sesuai dengan
kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam, bergantian antara
payudara kiri dan kanan. Barikan ASI saja (ASI eksklusif)
sampai bayi berusia 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI
diberika hingga anak berusia 2 tahun,dengan penambahan
makanan lunak atau padat yang disebut Makanan Pendamping

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

31

ASI (MPASI).
2)

Buang Air Besar (BAB)


Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum
adalah ekskresi gastro intestinal bayi baru lahir yang
diakumulasikan dalam usus sejak masa janin, yaitu pada
kehamilan 16 minggu. Warna mekoneum adalah hijau
kehitaman, lembut, terdiri atas : mucus, sel epitel, cairan
amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.

3) Buang Air Kecil (BAK)


Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun
pertama kehidupannya. Biasanya terdapat urine dalam jumlah
yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selam 12-24
jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan
frekuensi 6-10 kali/hari dengan warna urine yang pucat.
Kondisi ini menunjukkan masukan air yang cukup. Umumnya
bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari.
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, maka
setelah BAK harus diganti popoknya.
4) Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam
hari pada usia 3 bulan.
5) Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun
mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan
setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali
pusat perlu dibersihkan secara teratur.
6) Keamanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

32

meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga


perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain
ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat
penghangat buatan di tempat tidur bayi.
7) Tanda-tanda bahaya
a) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit
b) Terlalu hangat (>80 C) atau terlalu dingin (<36 C)
c) Kulit bayi kering (terutama pada 24 pertama), biru, pucat atau memar
d) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk
berlebihan
e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah
f) Terdapat tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh meningkat, merah,
bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernapasan sulit.
g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam
h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bis tenang, menangis
terus-menerus.
8)

Perawatan tali pusat


Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan bisa terjadi
infeksi local. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif
kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat
harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain
bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok
dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses,
maka tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air bersih,
kemudian dikeringkan (Muslihatun : 2010)

d. Perawatan bayi baru lahir 6 minggu pertama


1) Pemilihan tempat tidur yang tepat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

33

Tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan didekat tempat tidur ibu
2) Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang
bertujuan untuk mempertahankan verniks kaseosa dalam tubuh
bayi guna menjaga stabilitas suhu tubuh. Bayi harus tetap dijaga
kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan
memperhatikan lipatan kulitnya

3) Mengenakan pakaian bayi


Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap
hangat. Baju bayi seharusnya tidak membuat bayi berkeringat.
Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain
yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan gesekan yang
mengganggu.
4) Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar pada bayi adalah dengan tidak
membubuhkan apapun pada tali pusat bayi. Menjaga tali pusat
agar tetap kering. Tali pusat akan lepas dengan sendirinya pada
minggu pertama.
5) Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit
bernapas, hindari memasukan gumlalan kapas ke dalam hidung
bayi.
6) Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi jangan
membiasakan menuangkan minyak hangat ke dalam kanal/lubang
telinga karena akan menambah kotoran dalam telinga.
7) Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

34

empat hari sekali. Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka


pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
8) Kapan membawa bayi keluar rumah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama satu atau dua jam
sehari (bila udara baik). Pada saat bayi dibawa keluar rumah,
gunakan pakaian secukupnya tidak perlu terlalu tebal atau tipis.
Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari pancaran
langsung sinar matahari di pandangan matanya.
9) Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa
imunisasi dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi
berusia dua bulan. Imunisasi Hepatitis B1 harus diberikan segera
setelah lahir, imunisasi Hepatitis B2 diberikan dengan interval
minimal 4 minggu setelah imunisasi B1 yaitu pada usia 1 bulan.
Imunisasi polio oral dosis awal harus diberikan segera setelah lahir.
Imunisasi polio oral yang ke 2 diberikan dengan interval minimal 4
minggu setelah pemberian imunisasi polio oral yang pertama, yaitu
usia 1 bulan (Muslihatun : 2010)
Ada beberapa perkara yang penting yang harus diperhatiakan
begitu bayi lahir. begitu bayi itu lahir, wajah sang bayi harus
dibersihkan dengan kapas yang steril. Mata sang bayi harus dilap
mulai dari hidung tanpa membuka kelopak matanya. Perlu
diperhatikan agar mulut dan hidungnya dibersihkan dari lendir.

1. Mandi Bayi Yang Pertama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

35

zat yang mirip keju menutupi kulit bayi yang baru lahir lebih
mudah disingkirkan jika kulit itu lebih dulu diminyaki.
Beberapa dokter lebih suka bayi itu diminyaki

setiap hari

selama beberapa hari sebelum dimandikan dengan sabun dan


air. Kulit bayi harus dibasuh hingga bersih namun secara halus
dengan menggunakan kain penggosok yang halus.
2. Membuang hajat yang pertama
hajat pertama bayi berwarna hijau gelap, lama kelamaan
menjadi kecoklatan kemuduan menjadi kuning. Selama minggu
yang pertama bayi akan kehilangan sedikit berat badanya,
biasanya berkisar Kg. ini disebabkan mula-mula dalam susu
ibu mengandung zat-zat makanan. gantinya zat-zat makanan,
ada cairan yang disebut kolostrum.
3. Pusar
Tali pusar sang bayi biasanya rontok pada hari yang kelima,
meski kadang-kadang memakan waktu beberapa hari. sampai
luka sembuh, kasa penutup harus tetap pada tempatnya.

C . REMAJA
1. Pengertian Remaja
Remaja (adolescence) yang berarti tumbuh ke arah kematanngan.
Kematangan yang di maksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

36

tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa
remaja yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa .
Menurut Widyastuti (2009) Masa Remaja ada tiga tahap yaitu :
a. Masa Remaja Awal

: 10-12 tahun

b. Masa Remaja Tengah

: 13-15 tahun

c. Masa Remaja Akhir

: 16-19 tahun

Masa remaja/adolesen merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak


ke masa dewasa muda. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses
tumbuh kembang yang berkesinambungan sejak saat konsepsi sampai
mencapai dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan besar dan
cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial//tingkah
laku serta hormonal. Masa ini merupakan masa yang paling indah dan
penuh kenangan yang tidak mungkinterlupakan, juga sering disertai oleh
gejolak dan permasalahan, baik masalah medis maupun psikososial.
Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda akan mempunyai
peran yang sangat besar dan menentukan masa depan bangsa. Remaja
sering dianggap sebagai suatu periode yang paling sehat dalam siklus
kehidupan. Akan tetapi pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat
akan sangat mempengaruhi pola tingkah laku dan jenis penyakit pada
golongan usia remaja ini, senang semuanya akan menentukan kehidupan
pribadi dan akan merupakan masalah, baik bagi keluarga seperti
kecelakaan, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akibat hubungan
sesksual, penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang yang semuanya akan
menentukan kehidupan pribadi dan akan merupakan masalah, baik bagi
keluarga maupun bangsa dan negara dimasa yang akan datang
(Moersintowarti B, 2002)
Individu dikatakan sudah memasuki massa remaja antara usia 16 sampai
17 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun. Seseorang disebut remaja
apabila dia telah berkembang kearah kematangan seksual dan
memantapkan identitasnya sebagai individu terpisah dari keluarga,
persiapan diri menghadapi tugas, menentukan masa depannya, dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

37

berakhir saat mencapai usia matang secara hukum (Herri, 2010)


2. Dinamika Masa Remaja
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa.
Selama periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara
fisik, psikologis, ataupun sosial. Untuk memudahkannya, maka kita
membagikan masa remaja menjadi tiga bagian yaitu :
a. Remaja awal
Ciri-ciri dinamika remaja awal
1) Mulai menerima kondisi dirinya
2) Berkembangnya cara berfikir
3) Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi
4) Bersikap overestimate, seperti meremehkan segala masalah,
meremehkan kemampuan orang lain dan terkesan sombong
5) Akibat sombong menjadikan dia gegabah dan kurang waspada
6) Proporsi tubuh semakin proporsional
7) Tindakan masih kanak-kanak, akibat ketidakstabilan emosi
8) Sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris
9) Banyak perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

38

10) Selalu merasa kebingungan dalam status


11) Periode yang sulit dan krisis
b. Remaja tengah
Ciri-ciri dinamika remaja tengah :
1) Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa
2) Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna
3) Semakin berkembang keinginan untuk mendapatkan status
4) Ingin mendpatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat
5) Keinginan untuk menolong dan ditolong orang lain
6) Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual
7) Belajabertanggung jawab
8) Apatis akibat selalu ditentang sehingga malas mengulanginya
9) Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak-kanak
c. Remaja akhir
Ciri-ciri dinamika remaja akhir
1) Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

39

2) Berlatih mandiri dalam membuat keputusan


3) Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi
4) Dapat berfikir objektif sehingga mampu bersikap sesuai situasi
5) Belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku
6) Membina hubungan sosial secara heteroseksual.
d. Batasan Usia Remaja
1) Menurut WHO batasan usia remaja adalah usia 10 sampai 24 tahun
yang terbagi dalam tiga tahapan, antara lain : remaja awal usia 1014 tahun, remaja 15-19 tahun, dan remaja akhir usia 20-24 tahun.
2) Departemen kesehatan RI membatasi usia remaja adalah mereka
yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah.
3. Ciri-ciri masa remaja
a. Sebagai periode peralihan
Peralihan berarti terpupus atau berubah dari apa yang pernah terjadi
sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan dan satu tahap ke
tahap berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan
memberikan dampak dimasa akan dating
b. Periode mencari identitas
Kini remaja merasa tidak puas lagi untuk sama dengan temannya.
Remaja selalu mencari identitas diri guna menjelaskan dirinya dan apa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

40

peranannya. Tugas penting yang dihadapi remaja ialah sense of


individual indentity, yaitu mencari jawaban dari petanyaan mengenai
dirinya, mencangkup keputusan dan standar-standar tindakan. Mencari
identitas dan mengangkat harga diri akan membyat remaja memakai
simbol status harga diri.
Manakala pandangan orang tua berbeda dengan pandangan teman
sebaya atau figur tokoh ideal, memungkinkan timbulnya konflik.
Konflik membuat bingung peran (role confusion). Namun, dia
mencoba mereduksi konflik peran secara bergantian, terutama
menghadapi kesulitan dan mensintesiskan berbagai peran menjadi satu
identitas diri. Oleh dasar ini, remaja suka bereksperimen dalam
menjalankan peran sesuai waktu dan situasi untuk mendapatkan rasa
bahagia.
c. Usia bermasalah
Dikatakan periode remaja sebagai usia banyak masalah karena
tindakan-tindakan remaja selalu mengarah kepada :
1) Keinginan untuk menyendiri (desire of isolation)
2) Berkurangnya keinginan bekerja (disindination to work)
3) Kurangnya koordinasi fungsi-fungsi tubuh (incoordination)
4) Kejemuan (boredom)
5) Kegelisahan (restlessness)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

41

6) Penantangan sosial (social antagonism)


7) Penantangan terhadap kekuasaan (resistence to authority)
8) Kepekaan terhadap perasaan (heightened emotionality)
9) Kurang percaya diri (lack of self-confidence)
10) Timbulnya minat seks (preoccuotion with sex)
11) Kepekan terhadap susila (execessive modesty)
12) Kekuasaan berkhayal (day dreaming)
d. Usia menakutkan
Dikatakan sebagai usia yang menakutkan karena adanya stereotip yang
berdampak buruk dalam perkembangan remaja, seperti kurang
tanggung jawab, kurang simpatik dan tidak mampu kerjasama dengan
orang tua atau orang dewasa, tidak rapi, tidak dapat di percayai, dan
berprilaku merusak.
e. Masa tidak realistik
Remaja selalu melihat kehidupan ini menurut pandangan dan penilaian
pribadinya, bukan melihat menurut fakta, terutama pemilihan cita-cita.

f. Merupakan ambang batas dengan masa dewasa


Semakin mendekatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

42

meninggalkan stereotip yang dibawa dari tahun-tahun sebelumnya.


Sementara untuk melakukan tindakan seperti orang dewasa belum
cukup. Oleh karena itu, remaja memusatkan perilakunya yang selaras
dengan status orang dewasa, seperti dian mulai merokok, minimminuman keras, narkoba, dan perilaku seks bebas.
g. Periode meningginya emosi
Meningginya intensitas emosi sangat tergantung kepada dampak
perubahan fisik dan kehidupan psikologis remaja. Artiny, jika semakin
banyak terjadi perubahannya dan tidak terkendali oleh remaj, maka
semakin meninggi pula emosinya.
h. Perubahan sikap dan perilaku
Selama masa remaja akan banyak mengalami perubahan sikap dan
prilaku. Faktor penyebabnya yaitu perubahan nilai-nilai. Apa yang
pernah terjadi masa kanak-kanak akan terjadi pula pada masa remaja.
Yang membedakannya yaitu pola hubungan sosial dan tidak hanya
mencari popularitas, namun pada kualitas
i. Periode ambivalen
Dikatakan sebagai periode ambivalen karena di satu sisi remaja
menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain masih takut bertanggung
jawab dan ragu atas kemampuannya. Selama masa ambivalen remaja
menjadi frudtrasi dan mengalami konflik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

43

4. Perubahan fisik remaja


a. Perubahan eksternal
Tinggi dan berat badan. Penambahan tinggi badan remaja putri ratarata pada usia 17-18 tahun. Perubahan berat badan remaja mengikuti
jadwal yang sama dengan tinggi tinggi dan terjai pada bagian-bagian
tubuh yang mengandung lemak sedikit atau tidak sama sekali.
1) Organ seks dan ciri-ciri seks sekunder. Perkembangan organ-organ
seksual akan mencapai ukuran yang matang pada masa remaja
akhir. Namun, fungsinya belumlah matang hingga beberapa tahun.
Adapun perkembangan ciri-ciri seks sekunder akan sempurna
matang padaremaja akhir.
2) Proporsi tubyh. Beberapa dari bagian anggota tubuh lambat laun
akan mencapai perbandingan proporsi tubuh yang lebih seimbang,
misal badan yang melebar dan memanjang sehingga tidak kelihatan
panjang.
b. Perubahan internal
1) Sistem percenaan. Bentuk perut lebih panjang dan tidak lagi
berbentuk pipa. Usus bertambah panjang dan besar, otot-otot perut
dan dinding usus menjadi lebih kuat dan tebal. Berat hati akan
bertambah dan keringkongan semakin memanjang.
2) Sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Ketika usia 17-18

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

44

tahun jantung tumbuh pesat. Panjang dan tebal dinding pembulu


darah menungkat dan mencapai kematangan seiring bertambah
matang kekuatan jantung. Kapasitas paru-paru remaja perempuan
akan meningkat ketika usia 17 tahun dan lebih cepat matang dari
pada remaj pria.
3) Sistem endokrin dan jaringan tubuh. Ketika masa remaja kegiatan
dari

gonad

yang

meningkat

menyebabkan

terjadinya

ketidakseimbangan sementara dalam seluruh sistem endokrin.


Kelenjar-kelenjar seksual berkembang pesat dan semakin berfungsi
hingga tahap remaja akhir dan awal dewasa. Sementara, jaringan
otot dan tulang terus berkembang pesat dan akan berhenti ketika
usia 18 tahun.
5. Perubahan psikologi masa remaja
a. Perubahan kemampuan intelektual
Pesatnya perkembangan kemampuan intelektual remaja terjadi saat
usia 11-15 tahun. Mereka mendorong memahami dunia luar,
mengembangkan dan mengorganisasi idenya.
b. Perubahan emosi
Dampak perubahan emosi yang labil akan mengakibatkan minimnya
kemampuan remaja untuk menguasai dan mengontrol emosi. Kondisi
ini membuat remaja selalu mengalami storm and stress.
c. Perubahan perilaku sosial
Pada kurun waktu singkat remaja mengadakan perubahan sosial

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

45

radikal, yaitu perubahan perilaku sosial dari tidak menyukai lawan


jenis menjadi menyukai lawan jenis.
d. Perubahan minat
Meskipun banyak minat selama priode remaja, namun tidak semua
minat harus dimiliki oleh remaja, karena hal ini sangat tergantung
dengan karakteristik dan kebutuhan remaja.
6. Tugas-tugas perkembangan masa remaja
a. Menerima keadaan jasmani yang sebenarnya dan memanfaatkan
b. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman teman
sebaya antara dua jenis kelamin
c. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
d. Mendapatkan perangkat nilai hidup dan falsafah hidup
e. Memiliki citra diri yang realistis
Remaja diharapkan memiliki gambaran diri realistis, tidak lagi
berdasarkan khayal (fantasi) tentang gambaran yang muluk-muluk
seperti apa yang sering kali mereka pikirkan dan alami pada masa
pubertas atau masa kanak-kanak. (Herri, 2010). BKKBN (Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) membatasi usia remaja
adalah usia 10-21 tahun.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

46

D. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang di gunakan untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan
dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menggabungkan
kerangka konsep penelitian. (Notoatmodjo, 2010)
Bagan 2.1
Kerangka teori
Ramaja
Pengetahuan
-Remaja awal 10-12 th
-Remaja tengah 13-15 th
- Remaja akhir 16-19 th

- Tingkat pengetahuan
- Faktor- factor yang
mempengaruhi

Tugas-tugas
perkembangan remaja
a.
pengetahuan

melahirkan

Menerima
jasmani

keadaan

b.

(Notoatmodjo S (2010), Widyastuti (2009),


Perawatan bayi

Memperoleh
hubungan baru teman
antara
dua
jenis
willykelamin
(2003))

- Pencehgahan hipoteri pada bayi


- Tanda bahaya pada bayi

E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu dengan konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya dari masalah yang ingin diteliti. (Notoatmodjo, 2010),
kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengetahuan ibu usia remaja dalam


-

Pencegahan infeksi pada bayi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

47

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena
yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia remaja dalam
perawatan bayi.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang konsep penelitian
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
yang diteliti yaitu tingkat pengetahuan ibu usia remaja dalam perawatan bayi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

48

didefinisikan. Definisi Operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada


pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrumen.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No

Variabel

1.

Tingkat
pengetahu
an ibu usia
remaja
dalam
merawat
bayi

Definisi
Operasional

Alat ukur

Cara
ukur

pengetahuan
ibu usia remaja
yang termasuk
dalam
usia
remaja tengah
(15-16 tahun)
dan
remaja
akhir
(16-19
tahun) tentang
perawatan bayi
sperti perwatan
tali
pusat,
pemberian gizi
dan pencegahan
infeksi

Kuesioner

Kuesioner

Hasil Ukur

Kategori :
1.

Baik bila
menjawab
pertanyaan
benar 76%100%

2.

Cukup bila
menjawab
pertanyaan
benar 5675%

3.

Kurang bila
menjawab
pertanyaan
benar <56%

Skala
Ukur

Ordinal

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek yang akan diteliti (Notoadmodjo 2002).
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua ibu usia remaja
yang bersalin di BPS Ari Saptuti tahun 2013 berjumlah 32 orang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

49

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan dari populasi yang ingin di teliti,


dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan
populasi itu sendiri (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik total sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009)

E. Waktu
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014
F. Tempat
Tempat dalam penelitian ini adalah BPS Ari Saptuti
G. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), Etika adalah ilmu atau pengetahuan yang
membahas manusia, terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau
sesama manusia. Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang
berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (subyek penelliti) dan masyarakat yang akan memperoleh
dampak hasil penelitian tersebut.
Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada beberapa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

50

prinsip yang harus dipegang teguh, yakni:


1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak hak subyek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
(inform concent) yang mencakup:

a. Penjelasan manfaat penelitian


b. Penjelasan

kemungkinan

resiko

dan

ketidaknyamanan

yang

ditimbulkan
c. Penjelasan manfaat yang didapatkan
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur penelitian
e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian
kapan saja
f. Jaminan anonimitas dan kerahasian terhadap identitas dan informasi
yang diberikan oleh responden
2. Menghormati privasi dan kerahasian subyek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh karena itu peneliti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

51

tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasian


identitas subyek. Cukup dengan menggunakan coding sebagai pengganti
identitas responden.
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justicean inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan
menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa
semua subyek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang
sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin
bagi masyarakat pada umumnya, dan subyek penelitian pada khususnya.
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan
subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau
paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian
subyek penelitian. Mengacu pada prinsip dasar penelitian tersebut, maka
setiap penelitian yang dilakukan oleh siapa saja, termasuk para peneliti
kesehatan hendaknya:
a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,
moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

52

b. Merupakan

upaya

untuk

mewujudkan

ilmu

pengetahuan,

kesejahteraan, martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar dari


segala sesuatu yang menimbulkan kerugian atau membahayakan
subyek penelitian atau masyarakat pada umumnya.

H. Instrumen Penelitian
dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa tingkat pengetahuan
melalui kuisioner yang diberikan langsung oleh peneliti. Kemudian untuk
mengetahui baik tidaknya instrumen yang dibuat maka peneliti akan
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan di BPS Suratmi
Pringkumpul. Data sekunder diperoleh BPS Ari Saptuti Tahun 2014 Meliputi
data ibu remaja yang mempunyai bayi.

I. Pengumpulan Data
1.

Sumber data
Sebelum data diberikan, responden terlebih dahulu mengisi lembar inform
consent atau lembar persetujuan dan dijelaskan cara pengisian lembar
inform consent. Jika responden bersedia, responden dipersilakan mengisi
lembar persetujuan dan kuesioner yang diberikan. Penelitian ini
menggunakan 1 orang peneliti pembantu (enumerator) yaitu bidan di Desa
Sukamulya yang sebelumnya telah dilakukan persamaan persepsi dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

53

pengisian kuesioner
1) Uji validitas
Uji validitas dalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang di ukur (Notoadmodjo, 2010).
Uji validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi product moment. Dengan rumus sebagai berikut:

R
X
Y
XY
1)

: Koefisien korelasi antara X danY


: Pertanyaan nomor 1
: Skor total
: Skor pertanyaan nomor 1 dikali skor total

Uji reliabilitas
Uji reabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmodjo,
2010). Menurut Arikunto Uji reabilitas dapat dilakukan dengan
rumus K-R 20 sebagai berikut:

r11 =
)(
keterangan:
r11 = reabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
P = proporsi subyek yang menjawab butir dengan betul (skor 1)
q = proporsi subyek yang mendapat skor 0 (q= 1-p)
J. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

54

1. Editing
Merupakan kegiatan untuk pengecekan isian formulir atau kuisioner
apakah jawaban yang ada di kuisioner sudah lengkap.
2. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Kegunaannya untuk mempermudah pada
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat mengolah data.
Pada penelitian ini coding 0 : baik, 1 : cukup baik, 2 : kurang baik
3. Proccesing (pemrossesan data)
Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar dan juga telah
melewati pengkodingan maka langkah selanjutnya adalah memproses data
agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry
data dari kuisioner ke paket program komputer.
4. Cleanning ( Pembersihan data)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah
ada kesalahan atau tidak dengan melakukan list untuk setiap variabel yang
ada.
5. Tabulating
Yaitu mengelompokkan data sesuai Variabel yang diteliti guna
memudahkan dalam menganalisis data.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

55

K. Analisis Data
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat
yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari sub variabel yang diteliti,
sehingga dapat diketahui gambaran dari sub variabel. Distribusi frekuensi
presentase menggunakan rumus :

P= :
Keterangan
P : presentase angka kehadiran variabel penelitisn
F : jumlah variabel yang diteliti
N : jumlah seluruh sampel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
BPS Ari Saptuti terletak di Desa Sukamulya Kec. Banyumas Kabupaten
Pringsewu, berdiri tahun 1999 yang terletak di daerah pedesaan dengan luas
tanah 750 m2 yang terdiri dari : 1 ruang pemeriksaan dan ruang obat, 1
kamar bersalin yang terdiri dari 2 bed, 3 kamar perawatan (nifas), 4 toilet, 1
ruang penyimpanan alat dan sterilisator dan 1 mushola. Jumlah ibu usia
remaja yang melahirkan di BPS Ari Saptuti pada tahun 2013- April 2014
sebanyak 32 orang dengan lokasi yang ada di pedesaan dengan jumlah
penduduk sebanyak 1034 KK.
Batas Wilayah :
Sebelah timur berbatasan dengan
Sebelah barat Berbatasan dengan
Sebelah utara berbatasan dengan
Sebelah selatan berbatasan dengan

: Rumah Bpk. Darji


: Rumah Bpk. Khoirul Rizal
: Perkebunan warga
: Jalan raya Banyumas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

56

B. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Responden berdasarkan Umur di BPS Ari Saptuti
tahun 2014

No

Umur

Frekuensi

Persentase (%)

1. Remaja tengah ( 13-15)

12

37,5

2. Remaja akhir ( 16-19)

20

62,5

32

100,0

Jumlah

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berada


pada usia remaja akhir (16-19 tahun) yaitu sebanyak 20 (62,5%) dan
yang remaja tengah (13-15 tahun) sebanyak 12 (37,5%).
b. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
di BPS Ari Saptuti tahun 2014

No

Tingkat Pendidikan

Frekuensi

Persentase (%)

1. Menengah (SMA, SMP)

14

43,8

2. Dasar (SD, tidak sekolah)

18

56,3

32

100,0

Jumlah

Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang berpendidikan


menengah (SMA, SMP) sebanyak 14 (43,8%) dan responden yang
berpendidikan dasar (SD, Tidak Sekolah) sebanyak 18 (56%)
responden.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

57

c. Distribusi

Frekuensi

Responden

Berdasarkan

Tingkat

Pengetahuan
Tabel 4.3
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
di BPS Ari Saptuti tahun 2014.

No

Tingkat pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah

Frekuensi

Persentase (%)

25,0

14

43,8

10

31,3

32

100,0

Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang memiliki tingkat


pengetahuan baik sebanyak 8 (25,0%) responden, yang memiliki
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 (43,8%) responden dan
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10
(31,3%) responden.
C. PEMBAHASAN
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Dalam Perawatan
Bayi di BPS Ari Saptuti Tahun 2014.
Masa remaja adalah suatu bagian dari proses tumbuh kembang yang
berkesinambungan sejak saat konsepsi sampai mencapai dewasa. Pada masa
ini terjadi perubahan-perubahan besar dan cepat dalam proses pertumbuhan
fisik, kognitif, dan psikososial, tingkah laku serta hormonal. Masa ini
merupakan masa yang paling indah dan penuh kenangan yang tidak mungkin
terlupakan, juga sering disertai oleh gejolak dan permasalahan, baik masalah
medis maupun psikososial.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang tingkat
pengetahuanya baik sebanyak 8 (25,0%) responden, yang memiliki tingkat
pengetahuanya cukup sebanyak 14 (43,8%) responden dan yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 (31,3%) responden. Dari hasil

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

58

penelitian menunjukan sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu


sebanyak 14 (43,8%), hal ini disebabkan karena seharusnya tugas remaja
adalah menerima keadaan jasmani yang sebenarnya dan memanfaatkanya,
memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman teman sebaya
antara dua jenis kelamin, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua,
mendapatkan perangkat nilai hidup dan falsafah hidup, serta memiliki citra
diri yang realistis. Namun tugas dan perkembangan ini tidak sesuai dengan
yang seharusnya dikarenakan remaja harus mengurus bayinya (Herri, 2010).
Menurut Widiasih, 2012 Pengetahuan perawatan bayi adalah pengetahuan
individu mengenai semua cara perawatan bayi seperti pencegahan infeksi,
menjaga suhu tubuh bayi, tanda bahaya pada bayi dan pemberian gizi pada
bayi . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ermiati, 2012.
Tentang

gambaran

tingkat

pengetahuan

ibu

usia

remaja

tentang

penatalaksanaan perawatan bayi di kota bandung. Hasil penelitianya


menunjukan bahwa
(51,11%)

sebagian

besar

responden

yaitu

23

responden

berpengetahuan kurang tentang perawatan bayi.

Dalam

penelitianya responden yang berpengetahuan kurang dikarenakan rata-rata


remaja masih berusia 16 tahun. Dimana usia sepeti itu merupakan usia yang
seharusnya asik bermain dengan teman sebaya, perlu pengawaan orang tua
dan mencari jati diri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sherry, 2012
tentang Canadian adolescent mothers perceptions of influences on
breasfeeding and infants care : a qualitative descriptive study. Hasil
penelitianya menunjukan dari 20 responden didapatkan data sebanyak 12
responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi pada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

59

ibu usia remaja. Ibu remaja yang didorong dan didukung oleh anggota
keluarga mereka lebih positif dan paham tentang pengalaman perawatan bayi
mereka.
Menurut peneliti ibu usia remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang
baik dikarenakan sudah mengetahui cara tentang perawatan bayi melalui
informasi dari media masa, dari keluarga dan dari teman dan petugas
kesehatan terkait perawatan bayi, sedangkan remaja yang memiliki tingkat
pengetahun kurang dikarenakan remaja belum mendapatkan pengalaman
mengenai perawatan bayi, karena usia mereka yang masih muda. Dan belum
menuntaskan masa remaja mereka. dan tugas perkembangan remaja sebagai
mana mestinya.
Pengetahuan tentang perawatan bayi bisa juga dipengaruhi oleh
pendidikan ibu, pendidikan ibu yang rendah akan berpengaruh dengan tingkat
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena faktor tingkat pendidikan yang
rendah akan menyebabkan rendahnya pengetahuan tentang perawatan bayi
sehingga

akan

berpengaruh

terhadap pengetahuan ibu saat merawat

bayinya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan responden yang
sebagian besar responden memiliki pendidikan yang rendah yaitu sebanyak
18 (56,3%).
Selain tingkat pendidikan pengetahuan juga dipengaruhi oleh umur,
dimana umur <16 tahun merupakan tahap remaja muda yang masih belajar
menerima informasi tetapi belum bisa menerapkan informasi tersebut secara
maksimal

dan

sering

kali

mencoba-coba

tanpa

memperhitungkan

konsekuensinya, sedangkan umur 17-18 tahun merupakan remaja akhir


dimana mulai memahami dirinya dan menerima informasi sehingga
mempengaruhi pengetahuan mereka, terutama tentang perawatan bayi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

60

(Bobak, 2006).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Karakteristik Berdasarkan Umur Remaja sebagian besar responden berada
pada usia remaja akhir ( 16-19 Tahun) yaitu sebanyak 20 orang (62,5 %)
2. Karakteristik Berdasarkan tingkat pendidikan Remaja sebagian besar
responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 18 orang (56,3%)
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu usia remaja di BPS Ari Saptuti di
Desa sukamulya tahun 2014 responden tentang perawatan bayi mayoritas
memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 14 (43,8%) responden
B. Saran
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk terus
mengembangkan

khusunya

tentang

pentingnya

pengetahuan

perawatan bayi pada ibu usia remaja. Dan untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variable yang lebih
banyak lagi.
2. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran tentang pentingnya
perawatan pada bayi, dalam mencegah infeksi dan tanda bahaya pada
bayi.
62
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumber bacaan
mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian ini. khususnya bagi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

61

mahasiswa kebidanan untuk meningkatan asuhan kebidanan khusunya


yang terkait dengan ibu dan bayi.
4. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan
pendekatan kepada ibu usia remaja agar mereka tidak malu untuk
menanyakan

informasi

terkait

tentang

perawatan

bayi.

Dan

memberikan infiormasi sebanyak-banykanyatentang perawatan bayi


kepada ibu usia remaja

DAFTAR PUSTAKA
Andi.2004. Sosiologi dan Perubahan Sosial, Jakarta, Predana
Bobak, IM.2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta
Depkes RI, 2007. Pembangunan Sosial dan Budaya
.www.bappenas.go.id/index.php/download di akses tanggal 26 februari
2014

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

62

Ermiati, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia Remaja Tentang


Penatalaksanaan Perawatan Bayi Di Kota Bandung. Diakses tanggal 2
maret 2014. Http://Www.Stikesayani /Publikasi/E-Journal/Pdf/Jurnal%
Herry. 2010. Psikologi Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Irianti I., H.N., 2011. Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC:
Jakarta
Lia D, 2010. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja . Edisi Pertama. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Manuaba, 2003 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk
Manuaba, 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta
Mohammad A, 2007. Resiko Pada Remaja Akibat Pernikahan Dini,
http://modalyakin.blogspot.com.Diakses : 29 februari
Muslihatun, 2010. Panduan Lengkap: Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta :
Arcan.
Moersintowarti B, 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Aspek Sosial,
http://www.idai.or.id.Diakses : 17 februari.
Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Raditya, 2012 gambaran pengetahuan ibu remaja dalam perawatan bayi di BPS
Suratini S.ST Surakarta // http://www.riady.in/2013/09. diakses tanggal
27 februari 2014
Retnowati, 2003. Tugas dan perkembangan remaja. EGC: Jakarta
RISKESDAS, 2013 Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS), laporan nasional
Sugiyono, 2009. Metodologi Penelitian bisnis. Bandung : Alfabeta

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

63

Tarigan 2007. Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi Di


Rumah Di RSKIA Kota Bandung.
http://portalgaruda.org/download_article. diakses tanggal 28 februri
2013
WHO, 2013. Adolescent Pregnancy:issues in adolescent health and development.
Jenewa . 2013. http://www.who.int/maternal_child_adolescent.
Widyastuti Y.. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Widiasih.2012. Tata Cara Perawatan Bayi. Sari pediatrik
Sherry A. 2012. Canadian adolescent mothers perceptions of influences on
breastfeeding decisions: a qualitative descriptive study. Diakses tanggal
04 Juli 2014. http// ncbi.nih.gov// 2393.

1. Bagaimanakah cara merawat tali pusat yang baik?


a. Dibungkus dengan kasa yang diberi betadine
b. Dibungkus dengan kain bersih dan lembut
c. Dibungkus dengan kasa kering dan steril
d. Dibungkus dengan kasa basah
2. Apakah tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai?
a. Tali pusat berwarna merah
b. Tali pusat kering
c. Tali pusat berwaran pucat
d. Tali pusat kering dan lepas dengan sendirinya
3. Pada usia berapakah bayi mendapatkan imunisasi campak?
a. 0 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 9 bulan
4. Bagian tubuh bayi manakah yang tidak boleh diberi bedak?

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

64

a. selangkangan dan kelamin


b. perut dan leher
c. wajah dan punggung
d. kaki dan dada
5. Apakah tujuan utama bayi dibawa ke posyandu?
a. hanya menimbang
b. hanya member vitamin
c. untuk mendapatkan makanan tambahan
d. untuk memantau tumbuh kembang dan mendapatkan kekebalan dari
imunisasi
6. Apakah apakah dampak imunisasi DPT pada bayi?
a. demam
b. flu
c. batuk
d. kejang
7. Di bawah ini merupakan tujuan utama dari pemberian imunisasi pada
yaitu :

bayi

a. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi


b. Agar bayi tidak rewel
c. Agar BB bayi meningkat
d. Agar bayi cepat tumbuh
8. Di bawah ini bukan merupakan pencegahan infeksi pada bayi adalah :
a. Pencegahan infeksi pada tali pusat
b. Pencegahan infeksi pada kulit
c. Imunisasi
d. Memberi makan pada bayi
9. Sampai usia berapa bayi diberikan asi eksklusif?
a. 2 bulan
b. 4 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

65

c. 6 bulan
d. 8 bulan
10.Apakah makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan?
a. Susu formula
b. Sayuran
c. ASI
d. daging
11.Makanan tambahan apa yang boleh diberikan ibu ketika bayi berumur 8 bulan
a. Nasi
b. Sari buah
c. Bubur tim
d. Makanan keras
12.ASI yang pertama keluar yang berwarna putih kekuningan (kolosrtum)
sebaiknya
a. Dibuang lalu diberikan pada bayi
b. Dibersihkan dengan kain lembut
c. Langsung diberikan pada bayi
d. Dibiarkan sampai kolostrum habis
13.Sejak usia berapa bayi diberikan susu formula?
a. 6 bulan
b. 7 bulan
c. sejak lahir
d. 1 tahun
14.Di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri bayi sehat yaitu
a. Berat badan bayi meningkat setiap bulan
b. Grafik di KMS selalu naik
c. Gafik di KMS di bawah garis merah
d. Perkembangan bayi aktif sesuai usianya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

66

15.Makan apa yang terbaik untuk bayi baru lahir?


a. Pisang yang dilumatkan
b. ASI (kolostrum)
c. Madu
d. Susu formula
16.Apakah manfaat penggunaan gurita pada bayi?
a. Agar tulang bayi yang masih lunak tidak bergeser
b. Agar perut bayi tidak besar
c. Untuk mencegah hipotermi (kedinginan) dan mencegah agar tali pusat tidak
terkontaminasi oleh bakteri dari luar
d. Agar bayi tidak rewel
17.Menjemur bayi pada pagi hari sebaiknya dilakukan selama 10-15 menit pada
jam :
a. 05.00-07.00 WIB
b. 07.00-08.00 WIB
c. 08.00-10.00 WIB
d. 10.00-11.00 WIB
18.Di bawah ini yang termasuk tanda bahaya pada bayi adalah
a. Bayi malas menyusu
b. Bayi sering menyusu
c. Bayi BAK lebih dari 4 kali dalam sehari
d. Bayi merespon saat dikagetkan
19.Kenapa tali pusat harus tetap kering dan bersih?
a. Agar tidak terjadi infeksi
b. Agar menjadi tempat bakteri
c. Agar kuman mudah masuk
d. Agar bayi tidak rewel
20.Bagaimanakah keadaan yang benar pada saat bayi dijemur pada pagi hari?
a. hanya memakai celana saja

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

67

b. tidak memakai pakaian


c. hanya dipakaikan topi
d. hanya memakai gurita saja
21. Pijat bayi sangat dianjurkan kecuali memijat bagian perut, apakah manfaat
pijat bayi?
a. Agar bayi cepat besar
b. Untuk relaksasi dan melancarkan peredaran darah
c. Untuk menghaluskan kulit bayi
d. Agar bayi tidak rewel
22. Di bawah ini yang bukan merupakan menjaga keamanan pada bayi adalah :
a. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian
b. Jagan memasukan apapun kemulut bayi selain asi
c. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi
d. Biarkan bayi sendirian

KODING
Pengetahuan
78
68
80
45
60
86
45
87
68
90
40
95
67
46
58
76
88
35
67
45

Pengetahuan

Usia

1
2
1
3
2
1
3
1
2
1
3
1
2
3
2
1
1
3
2
3

16
15
14
16
15
15
15
18
15
14
19
13
15
15
18
14
15
19
15
15

Usia

Pendidikan

Pendidikan

2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2

SMA
SD
SMP
SD
SD
SMP
SD
SMA
SMA
SD
SD
SMP
SD
SD
SMP
SD
SMP
SMP
SD
SMA

1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

68

78
84
38
40
45
60
66
48
35
68
43
79

14
19
18
15
18
15
19
15
19
19
18
15

2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2

SMP
SD
SD
SMP
SD
SD
SMP
SD
SMA
SD
SMA
SMP

1
2
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2

1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1

OLAH DATA
Statistics
Pengetahuan

pendidikan

32

32

32

Mean

2.06

1.38

1.56

Median

2.00

1.00

2.00

Std. Deviation

.759

.492

.504

66

44

50

Valid

Usia

Missing

Sum

Frequency Table
Pengetahuan
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

baik
Valid

25.0

25.0

25.0

cukup

14

43.8

43.8

68.8

kurang

10

31.3

31.3

100.0

Total

32

100.0

100.0

Usia
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

69

Valid

remaja akhir

20

62.5

62.5

62.5

remaja tengah

12

37.5

37.5

100.0

Total

32

100.0

100.0

Pendidikan
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

menengah

14

43.8

43.8

43.8

dasar

18

56.3

56.3

100.0

Total

32

100.0

100.0

Histogram

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

70

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

71

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai