FIQIH
Disusun Oleh:
Kelompok V
1. Dhanang ardi saputra
2. Sairullah
3. Tri putra angkasa
Tingkat I Ekstensi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul fiqih Ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah AGAMA di jurusan Keperawatan Tanjung Karang.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Nurdin selaku dosen mata kuliah AGAMA yang telah member bimbingan
dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umunya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan pembaca.
Penyusun
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jubair tentang ayat
ini, ia berkata, Sesungguhnya Allah taala telah memerintahkan Nabi
Muhammad
dan kaum mukminn yang di makkah agar bertauhid,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta agar menahan tangan
mereka dari peperangan. Setelah hijrah ke negeri madinah, maka
turunlah semua kewajiban dan diizinkan bagi mereka untuk berperang.
Maka turunlah ayat ini.
Menurut Ibnu Abbas, Ketika Allah telah mewajibkan jihad pada
kaum muslimin, hati mereka sesak karena benci karena kewajiban ini.
Maka turunlah ayat ini.
Allah taala telah berfirman,
yaitu telah diwajibkan pada kalian.
berarti
berarti benci pada dirinya. Dan bisa dengan fathah berarti benci
pada orang lain. Benci di sini, karena kaum muslimin benci akan apa
yang terjadi atas jiwanya, bukan benci atas perintah Allah taala.
Lalu Allah
mengingatkan,
Sahabat Terlarang
Imam ath-Thabari menyampaikan, ayat ini turun bertaut dengan
adanya sekelompok kaum muslimin yang bergaul, berkumpul, bahkan
berkawan akrab dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik yang
dahulu pernah mengikat sumpah untuk saling setia di masa jahiliah.
Dengan ayat ini, Allah melarang mereka berlaku demikian. Selain itu,
Allah juga tudak mengizinkan mereka meminta nasehat orang-orang
Yahudi dan munafik itu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
mereka temui. Penjelasan ini juga ditulis oleh Imam Abul Hsan alWahidy dalam kitabnya, Asbabu Nuzulil Quran.
Imam ath- Thabari kemudian mencatat beberapa riwayat yang
beliau jadikan landasan. Diantaranya sebuah riwayat dari Ibnu
Abbas
yang mengatakan, Ada sekelompok kaum muslimin yang
tetap mempertahankan hubungan harmonis
dengan beberapa orang Yahudi karena mereka
saling bertetangga, dan dahulu, di zaman
zahiliyah, pernah mengikat sumpahsetia.
Bithanah
Firman Allah
ketetapan risalah yang dibawa nabi mereka dari Allah, janganlah kalian
mengambil bhitanah dari luar golongan kalian. Lebih mantap lagi beliau
memberi keterangan, Dari selain ahli dien atau millah kalian; selain
orang mukmin. Di dalam kitab itu dijelaskan pula bahwa arti bkitanah
adalah auliya ( teman dekat).
Dari sini jelas bahwa Allah taala melarang kaum mukminin
menjadikan orang-orang kafir sebagai sahabat karib. Lalu, Dia
memberitahukan betapa mereka tak henti-hentinya menabur dan
menyebarkan kecurangan, pengkhianatan serta permusuhan yang
disesaki kedengkian kepada orang-orang mukmin. Allah juga
memberikan sinyal agar orang-orang mukmin waspada terhadap
mereka. Maka Allah menyatakan di ayat ini, Mereka tidak hentihentinya (menimbulkan) kemudharata baginu.
Ibnu Jahir ath- Thabari menegaskan lagi, Sesungguhnya
bhitanah itu (yang diambil dari kalangan kuffar) tidak pernah absen
mengerahkan segal kemampuannya untuk menciptakan kerusakan pada
diri kalian.
Beliau mengatakan demikian karena arti kata al-khablu
dan al-khabal
adalah al-fasad
; kerusakan. Imam alQurthubiy menerangkan bahwa khabal disini,
yang bermakna kerusakan, bisa dalam bentuk
rusak fisik, kelakuan, atau akal pikiran.
Kerjasama
Firman-nya,
menurut IBnu Jarir maknanya,
telah nyata kebenciannya dari lisan mereka. Bukti kuatnya yaitu,
kukuhnya mereka dalam kekufuran, dan kebencian terhadap orangorang yang berseberangan dengan kesesatan mereka. Ini adalah
permusuhan yang didasari oleh factor dien. Maka, konflik ini tidak akan
pernah usai sebelum salah satu dari kedua belah pihak beralih
mengikuti keyakinan lawannya.
Adapun firman-nya yang berbunyi,
Imam athThabari menulis, maksudnya hati orang-orang yang Allah larang untuk
dijadikan sebagai bhitanah itu menyimpan kebencian yang lebih besar
dari yang telah mereka tampakkan lewat lisan.
Dalam menafsirkan penggalan terakhir ayat ini,
Syahadah
Imam al-Qurthubiy menyebutkan satu hokum fikih tenteng
persaksian, yang di tarik berdasarkan ayat ini. Beliau katakan, Dalam
ayat ini terdapat petunjuk bahwa syahadah (kesaksian) seseorang atas
musuhnya tidak tidak diperkenankan. Aklu Madinah dan hijaz
berpendapat demikian. Namun diriwayatkan dari Abu Hanifah tentang
kebolehannya.
Tafsiran Ayat
Allah
berfirman,
Ulama lain berpendapat, mereka adalah ahlul bidah dari umat ini,
yaitu yang mengikuti sesuatu yang mutasyabih dalam al-Quran tanpa
mengikuti yang muhkam, ini adalah pendapat Abu Hurairah.
Ibnu Katsir berpendapat, Ayat ini umum secara dhahir, untuk setiap
orang yang memecah belah din Allah
Allah
berfirman,
bahwa Rasulullah
bersabda pada
tidak ada pintu taubat bagi mereka. Wahai Aisyah, orang yang
berdosa baginya pintu taubat, kecuali Ahlul Bidah, tidak ada bagi
mereka.
Saya berlepas diri bagi mereka, dan mereka berlepas diri dariku.
(Ruhul Maany: 68)
Allah
berfirman,
tidak
memerangi
orang
musryik
sebelum
, sebagai perintah
turun
perintah
pada
pelaku bidah.
berfirman,
yang baik akan yang diberi pahala karena kebaikannya, dan orang yangt
buruk akan diberi balasan karena keburukannya. Kemudian Allah
berfirman, Barangsiapa membawa amal yang baik mka baginya
( pahala) sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang membawa
dengan
kejahatannya,
sedang
mereka
sedikitpun
tidak
Dan berkenaan ayat ini Abu Said al khudri juga berkata, ancaman
ini hanya belaku bagi para ahli bdaar, karena pada saat itu karena pada
saat itu tidak ada pasukan muslim lagi kecuali pasukan musrikin. Dan
masih banyak lagi riwayat yang menyebutkan bahwa ayat tersebut
hanya untuk ahli badar.
Ada juga yang berpendpat bahwa ayat ini umum berlaku bagi seluruh
mukmin yang mundur lari kebelakang (mundur) ketika bertemu musuh.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata dosa yang paling besar
adalah dosa syirik. MenYkutukan Allah dan lari dar peperangan.
siasat
perang
dengan
oasukan
lain
lebih
dua
kali
lipat
dari
jumlah
kaum
banyak
riwayat
berkenaan
sebab
turunnya
ayat
ini.
olehmu?
membunuhku
atau
Nabi
menjawab
mengusirku
Abu
Mereka
thalib
ingin
enihirku
dan
berkata
Siapa
yang
paman
beliau
yang
selalu
menjaganya,
menolong
dan
golongan
pembesar
quraisy
dari
setiap
Qakibah
dan
ini?,
(jiak
kalian
mengerajkan)
sungguh
tuhannya
akan
Abu Jahl bekata aku punya pendapat yang mana kalian tidak akan
berselisih setelah mendengar pendapatku. Merek berkata apa itu? dia
berkata kita akan mengambl setiap kabilah seorang oemuda yang
gagah perkasa. Setiap pemuda itu diberi pedang, kemudian mereka
harus menebasnya (Muhammad). Maka dengan begitu garah akan
menyebar disetiap kabilah. Sehingga Bani Hasyim tidak mampu untuk
memerangi semua orang-orang quraisy, (untuk menuntut balas). Jika
mereka menyaksikan hal itu tentu mereka akan menerima dengan
lapang dada dan beristirahat dan terlepas dari gangguannya. Saikh dari
Najd berkata Demi Allah, sungguh ini pendapat yang baik sekali. Tidak
ada pendapat lain tyang lebh bagus daari pendapat ini, kemudian
mereka setuju dengan pendapat ini dan pulang kerumah masingmasing. Kemudian Jibril mendatangi nabi, dan melarang agar tidak
tidur di kasur tempat biassa beliau tidur. Jibril mengabarkan makar
(tipu daya) yang dilakukan kaumnya. Maka malam harinya Nabi tidak
tidur dan Allah mengizinkan Nabi untuk keluar (dar makkah). Setelah
Nabi sampai Madinah, Allah menurunkan surat Al
Anfal ayat 30 tersebut.
terhadapmu
untuk
menagkap
dan
memenjarakanmu
tau
Ibnu jarir Ath Thabari menjelaskan, Allah menjelaskan kepada NabiNya, Muhammad untuk mengingatkan beliau tentang nikmat yang
beliau dapat: dan ingatlah wahai Muhammad ketika orang-orang kafir
dan masyarakat musrikin membuat tipu daya untuk mengkap dan
memenjarakanmu.
Para
ahli
tafsir
berbeda
pendapat
tentang
maknanya.
Sebagian
memenjarakan
sehingga
perbedaan
ini
tiadk
saling
bertentangan.
ari
kalangan
orang-orang
musrik.
Dan
bergesrlah
untuk
jejak
kaki
Muhammad
hingga
seperti
membalasnya.
Karena
sesungguhnya
Allah
sebaik-baiknya
hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia
akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu, (Muhammad:7)
walahualam bis hawwab.
Jangan kamu mengira nahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup disisi Rabbnya dengan mendapat rezeki.
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang
diberikannya kepada mereka, dan mereka bergirang hati kepada mereka
orang yang masih dibelakang yang belum menyusul mereka, bahwa ia
ada kekhawatiran terhadap nereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
(Ali imran:169-170)
burung
hijau
yang
minum
disungai-sungai
surga
dan
Berkenaan ayat ini Abu baker jabir al jazairi berkata, jangan kamu kira
orang-orang yang syahid dari kalangan mukminin
dan yang lainnya itu mati, tidak merasakan sesuatu tidak merasakan
rizki dan enaknya hidup. Bahkan mereka hidup disisi Rabbnya, arwaharwah mereka diberi rizki dan didalam tembolok burung hijau yang
makan buah-buahan dari surga dan berlindung dibawah lampu yang
bergantung di Arsy. Sesungguhnya mereka hidup bahagia dengan
penghormatan yang diberikan Allah kepada mereka. Nereka ingin
memberi kabar gembira kepada saudara-saudara mereka dari kalangan
kaum mukminin yang berada dobelakang mereka di dunia yang beriman
dan berjihad, bahwa sesungguhnya mereka
menyusul mereka tidak akan pernah takud dan
tidak pula bersedih hati.
mereka dan akan ditambah lagi nikmat tersebut. Allah tidak akan
menyia-nyiakan kaum mukminin baik yang syahid maupun yang tidak.
Bahkan mereka akan diberi kenikmatan lebih serta pahala dengan
karunia Allah.
Ayat ini senada dengan surat Al Baqarah ayat:154m dalam ayat tersebut
Allah berfirman:
Jadi menurut ayat ini orang-orang yang hidup dan syahid dalam alam
yang lain dan bukan alam kita ini. Dimana mereka mendapat
kenikmatan-kenikmaatan
disisi
Allah,
dan
Allah
sajalah
yang
masih
tinggal
dibelakang
yang
belum
menyusul
mereka.
Allah
mengetahui
dan
Rasul-Nya.
Karena
jika
saudara-saudaranya
Mati dijalan Allah menghapus dari segala sesuatu dosa selain hutang
(HR. Muslim dan At Tirmidzi)
dari
Ibnu
Majah,
orang
yang
mati
syahid
juga
akan
terdapat Arsy arahman dari situ pula sungaisungai surga mengalir. (HR. Bukhari, At
Tarmidzi dan Ahmad)
Beliau
meriwayatkan
dari
Ibnu
Zaid
berkenaan
firman
Sedangkan menurut riwayat dari Rabi bin Anas maksud dari Ini
jalanku (sabiliy) adalah ini dakwahku. (Ibnu Jarir Ath Thabari, Jamiul
Bayan fie Tawilil Quran juz 16 hal 291-292).
Mengenai
ayat
ini
Ibnu
Jarir
Ath
Thabari
berkata,
Alloh
Katsir
brkata:
alloh
berfirman
kepda
Rasul-Nya
(agar
sampaikan
itu,
maka
sampaikanlah kepda
mereka
bahwa
Alloh
dari
doa
orang
mazhlum
(teraniaaaaaaaaya),
karena
manusia
untuk
mentauhidkan
Alloh.
Apalagi
saat
ini
Firman Alloh:
Imam
Asy
Syaukani
berkata,
Bashirah
adalah
ilmu
yang
Syaikh
Muhammad
bin
Shalih
Al
Utsaimin,
yang
tujuan dari dakwah tersebut. Inilah yang disebut hikmah. Maka hendak
nya (dai) paham terhadap hukum, paham keadaan madu dan paham
terhadap cara atau jalan yang dapat mengantarkan kepada keberhasilan
dakwah tersebut.
(Al Qaul Al Mufid ala Kitab At Tauhid, hal 82)
Alloh berfirman:
Orang
yang
mencari
kebenaran
dan
mencintainya
serta
pernah
dari
[pada
kebenaran
maka
orang
ini
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada Alloh. Dan tak ada sauatupun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbihmereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(Al Isra:44).
Demikianlah diantara jalan yang ditempuh rasulullah dan orangorang yang mengikuti beliau, yaitu berdakwah kepada tauhid dengan
bashirah. Sehingga agama di muka bumi ini hanya untuk Alloh. Dan
tidak ada sekutu bagi-Nya baik dalam peribadatan, kekuasaan maupun
tasyri dan hokum. Semoga kita dapat meniti jalan Rasulullah ini dan
istiqamah di atasnya. Amiin. (Yazid).
Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selamalamanya, selagi kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu
berdua, Sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja . Berkata
Musa : Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan
saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang
yang fasik itu Allah berfirman:
Kota yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mereka dan mereka
diperintahkan untuk memasukinya. ( Ibnu Jarir Ath Thabrani, Jaminul
Baya fi Takwilil Quran, IV / 520-521 )
Ibnu katsir berkata. Ini adalah bentuk ketakutan Mereka ( Bani Israil
pent ) dari jihat dan perselisihan mereka kepada Rasul untuk
memerangi musuh.
Beliau
takut dari jihat dan hendak mundur dan kembali kemesir, Musa dan
Harun
bersujud.
Maka
para
pembesar
dari
Bani
Israiil
maju
hingga terrjadi perkara dan bahaya yang sangat besar.( Ibnu Katsir,
Tafsir, Al Quran Al Adzam, juz II/37 )
Firman Allah:
Berbeda
dagang
Qurais
).
Mereka
bermaksud
menghadang
rombongan yang dipimpin Abu Sufyan. Ketika rombongan itu lolos maka
datanglah pasukan perang, yang berjumlah sembilan ratus hingga
seribu pasukan. Maka Abu Bakar berbicara dengan perkataan yang
sangat bagus ( siap menghadapi- pent ). Dan sahabat dari kalangan
muhajirin juga menyatakan demikian. Rasulullah bersabda, Tunjukan
kepadaku ( Semangat kalian ), wahai kaum musliam, dan beliau
berkata demikian untuk megetahui beliau berkata demikian untuk
mengetahui siapa orang-orang Anshar, karena pada hari itu mereka
mayoritas. Maka Saad bin Muadz berkata, sepertinya kami yang
engkau maksud wahai Raulullah .
membencinya
dengan
musuh
kami
besok,
gembira
dengan
perkataa
Muadz
tersebut
dan
tambah
semangat,.
Namun
pelaksanaan
jihad
membutuhkan
Dan secara khusus Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz memuat sub
bab , tidak ada yang menghalangi jihad
kecuali Al Ajzu ( kelemahan) . ( Al Umdah fi
Idadil Uddaah hal 471 ). Namun bukan berarti kaum
muslimin
persiapan
maadiy
yaitu
mempersiapkan
persiapan
dan
mana istilah
pencelaan
buku-buku
tokoh
teras
jamaah
b. At-Tahdziru min Fitnati Takfir dan daihatu Nazir, oleh ali bin
Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi AL-ATsari, fatwah no,
21517, tanggal: 14/6/1421H.
Padahal
dalam
buku
al-Bidayah
tidak
terdapat
menghatkan bahwamenganti
dari
kalangan
Muhajirin
Yaitu
mereka
yang
berhijrah
Ubay menjawab, benar namun ayat itu senada dengan ayat yang
terdapa pada awal surat Al Jumah yaitu dan ( juga ) kepada kaum yang
lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka . dan dialah
yang maha perkasa lagi maha bijaksana ( Al jumaah 3). Tengah dari
surat Al Hasyr , Yaitu, dan orang-orang yang datang sesudah mereka
( muhajirin dan anshar), mereka berada ya Rob kami, beri ampun kami
dan saudra-saudara kami yang beriman lebih dulu dari kami( Ah Hasr:
10 ). Dan akhir surat Al Anfal, yaitu, dan Orang-orang yang beriman
sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihat bersama mu maka orangorang
itu
termasuk
golonganmu
juga
Ibnu
Jarir
Ath
Thabrani,Xiv/437-438).
Ayat ini menunjukan tentang kewajiban mengikuti para salafus shalih.
Karena Allah karena meridhai para sahabat dan ornag-orang
yang
mengikuti mereka dengan baik. Denga ayat lain dengan secara tegas
Allah mengancam dengan keras orang-orang yang tidak mengikuti jalan
para sahabat.
Allah berfirman:
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaranm
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
kami biarkan mereka leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasai itu
dan kami masukan ia kedalam jahanam, dan jahanam itu seburuk-buruk
tempat kembali . ( An Nisa : 115 ).
Yang dimaksud Sabilul Mukmin ( jalan orang-orang mukmin ) dalam
ayat ini adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat. Karena ketika
ayat ini turun , Orang-orang mukmin pada saat itu adalah para sahabat
Rasulullah.
Firman Allah:
Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
dibawah sungai-sungai didalamnya selama-lamanya. Mereka kekal
didalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Ibnu Jarir berkata, dan Allah menyiapkan bagi mereka sungai-sungai
yang mengalir dibawahnyan sungai-sungai Kekal didalamnya mereka
menetap didalamnya selamanya tidak mati dan tidak keluar darinya .
Friman Allah:
itulah kemenangan yang besar . Abu Bakar Jabir Al Jazairi berkata
Yaitu semua yang disebutkan yang berupa keridhaan-Nya Kepada
mereka, Keridhaan mereka kepada Allah dan surga yang dipersiapkan
untuk mereka adalah kemenangnan yang besar. Kemenangan adalah
selamat dari hal yang menakutkan, mendapat sesuatu yang disukai,
selamat dari neraka dan masuk Surga, ini kemenangan yang besar .
( Alsarut Tafaasir, II/ 120).
Demikianlah diantara keutamaan para sahabat dan orang-orang yang
mengikuti mereka. Allah meridhai mereka dan mereka pun ridah kepada
Allah. Dan Allah juga menjadikan surga bagi mereka. Semoga kita dapat
memenuhi jalan yang oleh para sahabat. Tidak penting kita menamakan
diri sebagai salafi ( Pengikut salaf ), namun yang lebih penting adalah
bagaimana kita berpemahaman dan beramal? Sesudah pemahaman kita
sesuai dengan salaf? Sudah kah kita mengikuti para salaf dalam
beriman, berhijrah, dan berjihad? Mari kita menjadi salaf sejati bukan
salaf imitasi. Wallahualam bish ahawwab( Yazid).