Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PEMBAHASAN

A. Penjelasan Asbabun Nuzul Surat Al-Mujadalah ayat 11 juz 28Ibnu Jarir


dari Qatadah, berkata : Adalah para sahabat jika melihat ada orang datang
kepada mereka, mereka berdesakan tempat duduk di sisi Nabi SAW. Atas
kebiasaan itu diturunkan ayat berikut :
       
       
      
       
 
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

Ibnu Abi Hatimdari Maqatil berkata (S.58:11) tururn hari Jum’at


saat para prajurit dan Nabi baru pulang dari perang Badar, berada disuatu
tempat yang sempit , mereka tidak mau mencari tempat yang luas,
sehingga mereka berdiri dan Nabi memerintahkan agar sekelompok orang
pindah tempat, kemudian tempat itu diganti diduduki orang lain. Hal ini
menimbulkan rasa benci , bagi mereka yang pindah. Atas peristiwa ini
diturunkan (S.58:11)
B. Penjelasan Asbabun Nuzul Surat At-Taubah ayat 122 juz 11
        
      
     


4
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Ada sementara yang tak pergi karena memberi pelajaran pada


orang-orang Badui. Orang munafik berkata : Ada di antara sahabat yang
tidaak pergi perang dan berada di pekampungan Badui, celakalah
penduduk Badui. Maka turunlah (S.9:122). Abdullah bin Ubaid bin Umar
berkata : Ketika terjadi kegandrungan perang di kjalangan orang Islam,
saat Raulullah memberangkatkan pasukan , mereka pergi semua hanya
sebagian kecil yang tinggal bersama Nabi SAW, maka turunlah (S.9:122).

C. Penjelasan Tafsir Al-Maraghi, surat Al-Mujadalah ayat 11, Juz 28 :


       
       
      
       
 
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pengertian Secara Ijmal


Sesudah Allah melarang hamba berbisik-bisk mengenai dosa dan
pelanggaran yang menyebakan permusuhan; Allah memerintahkan kepada
mereka sebab kecintaan dan kerukunan di antara orang-orng mukmin. Dan
di antara sebab kerukunan dan kecintaan itu adalah melapangkan tempat di

5
dalam majlis (pertemuan) ketika ada oran yang datang dan bubar apabila
diminta dari kalian untuk bubae.
Apabaila kalian melakukan yang demikian itu, maka Allah akan
meninggikan tempat-tempat kalian di dalam surga-surgaNya dan
menjadikan kalian termasuk orang-orang yang berbakti tanpa
kekhawatiran dan kesedihan.

Penjelasan :
Para sahabat berlomba berdekatan dengan tenpat duduk Rasulullah
SAW. Telah dikeluarkan oleh Ibnu Hatim dri Muqatil dia berkata : Adalah
Rasulullah SAW pada hari Jum’at berada di Shuffa, sedang tempat itu
sangat sempit . Beliau menghormati orang-orang yang ikut perang Badar,
baik iru mereka Muhajirin maupun Anshar. Maka datanglah beberapa
orang di antara mereka, di antaranya Tsabit Ibnu Qais. Mereka telah
didahului orang dalam hal tempat duduk. Lalu mereka berdiri di hadapan
Rasulullah SAW, kemudian mereka mengucapkan Assalamu'alaika, wahai
nabi, warahmatullahi wabarokatuh. Beliau menjawab salam mereka ,
kemudian mereka menyalami orang-orang dan orang-orangpun menjawab
salam mereka. Mereka berdiri mwnunggu untuk diberi kelapangan tetapi
mereka tidak diberi kelapangan. Hal itu tampak berat oleh mereka dan
ketidak enakan beliau tampak oleh mereka. Orang-orang munafik
mengetahui yang demikian itu mengecam dengan mengatakan : “Demi
Allah dia tidak adil kepada mereka . Orang-orang itu telah mengambil
tempat duduk mereka dan ingin berdekatan dengannya. Tetapi dia
menyuruh mereka berdiri dan menyuruh duduk orang-orang yang datang
terlambat”. Maka turunlah ayat itu.
Berkata Al-Hasan : Adalah para sahabat berdesak-desakan dalam majlis
peperangan, apa lagi berbaris untuk berperang, sehingga sebagian mereka

6
tidak memberi kelapangan kepada sebagian yang lain karena kenginan
mereka untuk mati syahid. Dan dari ayat ini kita mengetahui :
1. Para sahabat berlomba-lomba untuk berekatan dengan tempat
duduk Rasulullah SAW untuk mendengarkan pembicaraan beliau,
karena pembicaraan beliau mengandung banyak kebaikan dan
keutamaan yang besar. Oleh karena itu beliau mengatakan
“Hendaklah duduk berdekatan denganku orang-orang dewasa dan
berakal di antara kamu”.
2. Perintah untuk memberikan kelonggaran dalam majlis dan tidak
mendapatkannya apabila hal itu mungkin; sebab yang demikian
akan menimbulkan rasa cinta di dalam hati dan kebersamaan dalam
mendengarkan hokum-hukum agama.
3. Orang yang melapangkan kepada hamba-hamba Allah pintu-pintu
kebaikan dan kesenangan akan dilapangkan baginya kebaikan-
kebaikan di dunia dan di akherat.
Ringkasnya : Sesungguhnya wahai oang mukmin, apabila salah seorang di
antara kamu memberikan kelapangan kepada saudaramu ketika saudaramu
datang atau jika ia disuruh keluar lalu keluar, maka hendaklah ia ia tidak
menyangka bahwa hal itu mengurangi haknya. Bahwa yang demikian
merupakan pengingkatan danpenambahan kedekatannya di sisi Tuhannya.
Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan yang demikian itu, tetapi dia akan
membalasnya di dunia dan di akherat sebab barang siapa yang tawaddu’
kepada perintah Allah, maka Allah akan mengangkat derajat dan
menyiarkan namanya.

D. Penhjelsan tafsir Al-Maraghi surat At-Taubah ayat122 juz 11


        
      
     


7
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Pengertian secara Ijmal


Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hokum-hukum yang
menyangkut perjuangan, yakni hokum mencari ilmu dan mendalami
agama, artinya bahwa mendalami ilmu agama itu merupakan cara berjuang
dengan menggunakan hujjah dan penyampaian bukti-bukti, dan juga
merupakan rukun terpenting dalam menyeru krpada iman dan menegakkan
sendi-sendi Islam karena perjuangan menggunakan pedang itu sendiri
tidak di syariatkan kecuali untk jadi benteng dan pagar dari dakwah
tersebut agar jangan dipermainkan oleh tangan-tangan ceroboh dari orang-
orang kafir dan munafik.
Menurut riwayat Al-Kalabi dari Ibnu Abbas bahwa dia mengayakan
“Setalh Allah mengecam keras orang-orang yang tidak menyertai
Rasulullah SAW dalam peperangan , maka tidak seorangpun di antara
kami yang tinggal untuk tidak menyertai bala tentara ata utusan perang
buat selama-lamanya. Hal itu benar-benar mereka lakukan , sehingga
tinggallah Rasulullah SAW sendirian, maka turunlah wahyu (S.11:122).

Penjelasan

Tidak patut bagi orang-orang mukmin dan juga tidak dituntut


supaya mereka seluruhnya berangkat menyertai setiap utusan perang yang

8
keluar menuju medan perjuangan, karena perang itu Fardu Kifayah, yang
apabia telah dilaksanakan oleh sebagian, maka gugrlah yang lain, bukan
fardu ‘ain yang wajib dilaksanakan setiap orang. perang barulan menjadi
wajib apabila Rasul sendiri kelar dan mengerhkan kaum mukmin menuju
medan perang.
Kewajiban mendalami agama dan kewajiban untuk
mengajarkannya. Mengapa tidak segolongan saja atau sekelompok kecil
saja yang betangkat ke medan perang dari tiap-tiap golongan besar kaum
mukmin seperti penduduk suatu negeri atau suku dengan supaya orang-
orang mukmin seleuruhnya dapat mendalami agama mereka yaitu dengan
cara orang yang tidak berangkat dan tinggal di kota (Madinah) berusaha
keras untuk memahami agama yang wahyunya turun kepada Rasulullah
SAW, hari demi hari berupa ayat-ayat maupun yang beupa hadits-hadits
dari beliau SAW yang menerangkan ayat-ayat tersebut baik dengan cara
perkataan ataupun perbuatan dan mejadi jelas hal yang masih mujmal
dengan adanya perbuati Nabi SAW tersebut. Di samping itu orang yang
mempelajari agama memberi peringatan kepada kaumnya yang pergi
perang apabila nanti kembali ke kota.
Artinya, agar tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama
karenaingin membimbing kaumnya, mengajari dan memberi peringati
kepada mereka tentang akibat kebodohan dan tidak mengamalkan apa
yang mereka ketahui, dengan harapan supaya mereka takut kepada Allah
dan berhati-hati terhadap akibat kemaksiatan di samping agar seluruh kaun
Mukminin mengetahi agama mereka , mampu ,emyebarkan dakwahnya
dan membelanya serta menerangkan rahasia-rahasianya kepada seluruh
ummat manusia. Jadi bukan bertujuan supaya memperoleh kepemimpinan
dan kedudukan yang tinggi, serta mengungguli kebanyakan orang-orang
lain atau bertujuan memperoleh harta dan meniru orang zhalim dan para
penindas dlam berpakaian, berkendaraan maupun dalam persaingan di
antara sesame mereka.

9
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendlaman
agama, dan bersedia mengajarkannya di temapt-tempat pemukiman serta
memahamkan kepada orang lain kepada agama sebanyak yang dapat
memperbaiki keadaan mereka sehingga mereka tidak bodoh lagi tentang
hokum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap
mukmin.
Orang-orang yang beruntung dirinya memperoleh kesempatan
untuk mendalami agama yang tinggi di sisi Allah dan tiak kalah tingginya
dari kalangan pejuang yang mengkorbankan harta dan jiwa dalam
meninggikan kalimat Allah, membela agama dan ajarannya. Bahkan
mereka boleh jadi lebih utama dari para pejuang pada selain situasi
mempertahankan agama menjai wajib ‘ain bagi setiap orang.

Pengertian secara Ijmal


Setelah Allah menyuruh kaum mukminin pada ayat yang lalu
supaya memerangi orang-orang musyrikin, maka pada ayat ini Allah
membimbing mereka supaya menutup rapat-rapat pintu ini, yakni supaya
mereka memulai perang terhadap orang-orang kafir di sekitar mereka,
sesudah itu supaya mereka memerangi orang-orang kafir berikutnya yang
lebih jauh dan berikutnya lagi dan seterusnya. Dalam hal ini Nabi SAW
bersama para sahabatnya benar-benar telah melakukannya. Artinya beliau
telah memerangi kaumnya, sesudah itu beralih memerangi seluruh bangsa
Aeab, kemudian memerangi negeri Syam, kemudian mereka masuklah ke
tanah Iraq.

E. Penjelasan tafsir Ibnu Kasir surat Mujadalah ayat 11 juz 28


       
       

10
      
       
 
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

Allah Ta’ala berfirman guna mendidik hamba-hambaNya yang


beriman dan memerintahkan kepada mereka agar satu sama lain saling
bersikap baik di majlis. “Hai orang-orang yang beriman , apabila
dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka
lapangkanlah, niscaya Allah memberikan kelapangan untukmu”, karena
siapa yang menanam dia akan menuai.

Para ahli fiqih berselisih pendapat mengenai boleh tidaknya berdiri


untuk menyambut orang yang datang. Perselisihan mereka terbagi kepada
beberapa pendapat. Di anatara ulama ada yang membolehkan dengan
berlandaskan kepada sebuah hadits.
Telah diriwayathakan oleh dari Ibnu Abbas dan yang lain bahwa
mereka menafsirkan firman Allah SWT “Apabila dikatakan kepadamu
Berlapang-lapanglah di dalam majelis. Maka lapankanlah. Niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu” dengan majelis di peperangan. Dan
mereka mengartikan lagi firman Allah :”Dan apabila dikatakan
Berdirilah, yaitu bangkultah untuk perang. Ini ringkasan dari latar
belakang adanya suruhan Nabi SAW tersebut.
Di sini makin jelas perbedaan ungkapan al qiyam alal qaadim yang
berarti berjalan menuju orang yang datang untuk menyambutnya atau
menolongnya. Dan makna ninlah yang dimaksud oleh Rasulullah SAW di

11
dalam sabdanya: Quumu ila sayyidikum dan al-qiyam lil qaadim yang
artinya berdiri untuk menghormati dan mengungkapkannya. Mereka tidak
pantas duduk di tempatnya masing-masing, sehingga orang yang datang
itu duduk terlebih dahulu.atau mereka berdiri. Sedangkan orang yang
dihormati itu duduk sebagaimana yang menjadi kebiasaan orang-orang
asing terhadap raja-raja mereka.
Adapun orang-orang yang berhujjah dengan sabda Rasulullah
SAW “Berdirilah untuk menyambut pemimpin kamu lalu duduklah dia”
merka menghilangkan kalimat “lalu dudukkanlah dia “ dalam hadits
tersebut agar mereka dapat menyembunyikan alasan yang melatar
belakangi kaum Sa’ad berdiri untuk menyambut Sa’ad. Kemudia mereka
tidak merasa cukup dengan pembuangan kalimat ini bahkan mereka
merubah lafadz ilaa sayyidikum menjadi li sayyidikum, sehingga artinya
menjadi “berdiri menyambut kedatangan orang yang datang dengan
maksud memberikan penghormatan dan pengagungan kepadanya. Ini
merupakan penyimpangan dan pendustaan secara sengaja kepada
Rasulullah SAW dalam hal itu. Sehingga mereka tetap meninggikan
kedudukan mereka di hadapan rakyat biasa dengan memperlihatkan
kemewahan mereka agar mereka dapat memikat hati khalayak ramai
dengan keagungan yang gemerlap. Rasulullah SAW telah bersabda
“Barang siapa yang menyukai bila orang-orang berdiri menyambut
kedatangannya , maka bersiaplah dia menduduki temaptnya di dalam
neraka.”
Telah dikukuhkan pula bahwa para sahabau Nabi SAW tidak pernah
berdiri untuk menyambut kedatangan beliau, sebab mereka tahu bahwa
beliau sangat tidak menyukai hal itu. Mereka bukan Rasulullah SAW yang
mereka contoh, mengapa bukan para sahabatnya yang mulia yang mereka
jadikan teladan, Ya Allah tunjukilah mereka kepada jalanMu yang lurus,
selesaikanlah urusan mereka dan kembalikanlah mereka pada akhlak
Rasulullah SAW.

12
Qatadah mengatakan, “Bila kamu dipanggil kepada kebaikan maka
sambutlah”. Abdurrahman bin Zaid bin Aslan mengatakan “Bila mereka
diperintahkan untuk pergi hendaklah mereka pergi. Hal ini seperti
firmanNya Bila dikatakan kepada kamu pulanglah, maka kamu pulanglah”
. Selanjutnya Allah SWT berfirman “Niscaya akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa-apa yang
kamu kerjakan.”yaitu janganlah kamu mengira bila kamu memberikan
kelapangan kepada saudaramu yang datang atau bila dia diperintahkan
untuk keluar, lalu dia keluar akan mengurangi haknya. Bahkan itu
merupakan ketinggian dari perolehan martabat di sisi Allah, sedangkan
Allah tidak akan menyia-nyiakan hal itu bahkan Dia akan memberikan
balasan kepadanya di dunia dan akherat, karena orang yang merendahkan
diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dan akan
mempopulerkan namanya. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan, yaitu maha mengetahui orang yang berhak untuk mendapatkan
hal itu dari otang yang tidak berhak mendapatkannya.

F. Penjelasan tafsir Ibnu Kasir surat At-Taubah ayat 122 Juz 11.
        
      
     

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Ayat ini merupakan penjelasan dari Allah Ta’ala bagi berbagai


golongan. Penduduk Arab yang hendak berangkat bersama Rasulullah
SAW ke perang Tabuk. Sesunguhnya ada segolongan ulam’ salaf yang

13
berpendapat bahwa setiap muslim wajib berangkat ubtuk berangkat ubtuk
berperang, apabila Rasulullah SAW berangkat. Oleh karena itu Allah
Ta’ala berfirman ,”Maka pergilah kamu semua dengan ringan maupun
berat. (At-Taubah : 41)
Surat At-Taubah ayat 41 di atas di nasakh oleh firman Allah SWT
“Tidak sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badui yang
berdiam di sekitar mereka tidak turut menyertai Rasulullah SAW (At-
Taubah : 120).
Pendapat lain mengatakan : Semua golongan penduduk Arab yang
muslim wajib berangkat perang . Kemudian dari sekian golongan itu harus
ada orang-orang yang menyertai Rasulullah SAW guna memahami agama
lewat wahyu yang diturunkan kepada mereka . Kemudian mereka dapat
memperingatkan kaumnya apabila mereka telah kembali, yaitu ihwal
persoalan musuh. Jasi dalam pasukan itu ada dua kelompok, kelompok
yang berjihad dan kelompok yang memperdalam agama melalui Rasul.
Sehubungan dengan ayt ini Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas
dia berkata :Dari setiap penduduk Arab ada sekelompok orang yang
menemui Nabi SAW. Mereka menanyakan kepada beliau berbagai
persoalan agama yang mereka kehendaki dan mendalaminya. Merke
berkata “Wahai Rasululllah, apa yang engkau perintahkan kepada kami
yang harus kami lakukan dan beritahukan kepada keluarga kami bila kami
kembali?”Ibnu Abbas berkata : Maka nabi menyuruh mereka mentaati
Allah, mentaati Rasulullah, menyampaikan berita kepada kaumnya ihwal
mendirikan sholat dan zakat. Jika golongan ini telah sampai pada
kaumnya, mereka berkata : “Barang siapa masuk Islam, maka dia
termasuk golongan kami” mereka memberi peringatan sehingga ada
seseorang yang berpisah dengan adan ibunya. Nabi SAW memberitahukan
kepada setiap delegasi agar memperingatkan kaumnya jika mereka telah
kembali ke kampung halamannya; memperingatkan dengan neraka dan
menggembirakan dengan surga.

14
BAB II
PENUTUP

Dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang tyelah


memberikan akal dan tenaga juga fikiran, sehingga dapat menyelesaikan
makalah Tafsir Tarbawi ini meskipun belum sempurna.
Dengan tidak kesempurnaan itu penulis mengharap saran dan keritik yang
sifatnya membangun dami kesempurnaannya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bai penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.

Amin, Ya Mujibassailin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asbabun Nuzul

Tafsir Al – Maraghi

Tafsir Ibnu Kasir

16
ILMU PENGETAHUAN

Tafsi Tarbawi Ini Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pembimbing
BAMBANG IRAWAN, M. Ed.

Disusun Oleh :

Muwaddatur NIM :
Rohmah 084094016
Misbakhul Munir NIM :
084094017
Moc. Ali Dardiri NIM :
084094018
Moh. Mahrus NIM :
084094019
Mohammad Munie NIM :
084094020

1
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISALAM S1 MANDIRI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya


rohmat, barokah dan hidayah Nya, serta karunia Nya maka makalah yang
berjudul Ilmu Pengetahuan ini dapat terslsaikan.
Maka ini di susun untuk memberikan paparan dan wawasan mengenai
Ilmu Pengetahuan.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat menambah
pengetahuan gaki kami, serta harapan kami makalah ini akan menambah
spirit kami untuk senantiasa berusaha meningkatkan mencari ilmu.
Makalah ini kami susun sangat sederhana, masukan serta saran-saran
akan sangat membantu untuk perbaikan ke depan.

Jember, Juli 2010


Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. 1

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................. 3

BAB I PEMBAHASAN ............................................................................ 4

A. Penjelasan Asbabun Nuzul surat Al-Mujadalah ayat 11 Juz 28 .......... 4

B. Penjelasan Asbabun Nuzul surat At Taubah ayat 122 Juz 11 ............. 5

C. Penjelasan Tafsir Al Maraghi surat Al-Mujadalah ayat 11 Juz 28 ...... 5

D. Penjelasan Tafsir Al Maraghi surat At Taubah ayat 122 Juz 11 ......... 8

E. Penjelasan Tafsir Ibnu Kasir surat Al-Mujadalah ayat 11 Juz 28 ........ 11

F. Penjelasan Tafsir Al Maraghi surat At Taubah ayat 122 Juz 11 ......... 13

BAB II PENUTUP .................................................................................. 16

DAFTAR PURTAKA ............................................................................... 17

Anda mungkin juga menyukai