Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad pertengahan (abad ke 13-18 M.) perkembangan Ilmu
pengetahuan Umum mengalami penurunan amat drastis. Pada masa ini
perhatian umat Islam banyak difokuskan pada pengembangan Ilmu-ilmu
agama Islam. Itupun terbatas hanya pada pemberian syarah, komentar dan
keterangan terhadap karya para ulama di abad klasik. Karya-karya orisinal
baik dalam bidang Ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum nyaris tidak
dijumpai. Kebangkitan dalam bidang ilmu pengetahuan di kalangan ummat
Islam baru muncul kembali di abad modern (1800-sekarang). Kebangkitan ini
antara lain dipengaruhi kemajuan yang dicapai masyarakat Barat dan Eropa
dalam bidang ilmu pengetahuan, serta mulai timbulnya kesadaran bahwa
untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, umat Islam harus memiliki
kekuatan dalam bidang mental, ilmu pengetahuan dan teknologi.1
Pada surat At-Taubah ayat 122 tentang pembagian tugas. Seluruh
orang yang beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang
menurut kesanggupan masing-masing baik secara ringan ataupun secara berat.
Maka dengan ayat ini, tuhan pun menuntun hendaklah jihad itu dibagi kepada
jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan pegertian
tentang agama. Jika yang pergi ke medan perang itu bertarung nyawa dengan
musuh, maka yang tinggal di garis belakang memperdalam pengertian (fiqh)
tentang agama, sebab tidaklah pula kurang penting jihad yang mereka hadapi.
Ada pahlawan di medan perang, dengan pedang di tangan dan ada pula
pahlawan di garis belakang menerung kitab, keduanya penting dan keduanya
saling mengisi.2

1
H. Abuddin Nata, Tafsir ayat-ayat pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy), hal. 162
2
Hamka, tafsir Al-Azhar, juz XI, hal.87

1
2

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kewajiban pembelajaran menurut Q.s At-Taubah ayat 122 ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Untuk mengetahui cara pembelajaran menurut Q.s At-Taubah ayat 122
3

BAB II
PEMBAHASAN
Q.S AT-TAUBAH : 122

‫وما كان المؤمنون لينفزوا كافة قلى فلوال نفر من كل فرقة منهم طا‬
‫ئفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذارجعوا اليهم لعلهم‬
}{ ‫يحذرون ع‬
Artinya : “dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
Medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya.”

A. Terjemahan Kosa Kata

Dan tidak sepatutnya ‫وماكان‬


Orang-orang yang beriman ‫المؤمنون‬
Untuk pergi (berangkat perang) ‫لينفروا‬
Seluruhnya ‫كافة‬
Maka mengapa tidak pergi ‫فلوال نفر‬
Dari tiap-tiap golongan ‫من كل فرقة‬
Dan diantara mereka ‫ومنهم‬
Satu golongan ‫طائفة‬
Agar mereka memperdalam pengetahuan ‫ليتفقهوا‬
Dalam Agama ‫فى الدين‬

3
4

Agar mereka memberi peringatan ‫ولينذرو‬


Terhadap kaum mereka ‫قومهم‬
Apabila mereka kembali ‫اذارجعو‬
Kepada kaum mereka ‫اليهم‬
Agar mereka ‫لعلهم‬
Menjaga diri ‫يحذرون‬

B. Tafsir Mufrodat

Dengan susunan kalimat )‫ ( فلوال‬falaula yang berarti diangkat naiknya,maka


tuhan telah menganjurkan pembahagian tugas, seluruh orang yang berjihad dan
diawajibkan pergi berperang menurut kesanggupannya masing-masing.3

Menurut al-Biqa’i, kata (‫ )طائفة‬thaifah dapat berarti satu atau dua orang,
ada juga yang tidak menentukan jumlah tertentu. Namun yang jelas ia lebih kecil

dari (‫ )فرقة‬firqoh yang bermakna sekelompok manusia yang berbeda dengan


kelompok yang lain. Karena itu satu suku atau bangsa, masing-masing dapat
dinamai firqoh.4

Kata (‫)ليتفقهوا‬ liyatafaqqahu terambil dari kata (‫)فقه‬ fiqh yakni

pengetahuan yang mendalam menyangkut hal-hal yang sulit dan tersembunyi

bukan sekedar pengetahuan, penambahan hurut (‫)ت‬ ta’ pada kata tersebut

mengandunng makna kesungguhan upaya yang dengan keberhasilan upaya itu


para pelaku menjadi pakar dalam bidangnya. Ayat ini menggari bawahi
pentingnya memperdalam ilmu dan menyebar luaskan informasi yang benar.

3
Hamka, tafsir Al-Azhar, Juz XI, hal. 87
4
M. Quraisy Sihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 5, hal. 289
5

Terbaca diatas bahwa yang dimaksud dengan orang yang memperdalam


pengetahuan. Demikian juga yang memberi peringatan adalah mereka yang
tinggal bersama Rasulullah SAW. dan tidak mendapat tugas sebagai pasukan.
Sedang mereka yang diberi peringatan adalah anggota pasukan yang keluar
melaksanakan tugas yang dibebankan Rasul ini mendapat mayoritas ulama.5

C. Analisis Nahwu Sorof

)‫)وما كان( فعل مضلى (المؤمنون) جمع مذكرسلم (لينفزوا‬


)‫(كافة ) مصدر(نفر) فعل مضى(من كل فرقة‬ ‫فعل مضرى‬
‫(منهم) جر مجرور(طائفة) فاعل (ليتفقهوا) فعل‬ ‫ايضفة‬
‫فاعل(فى الدين) جر مجرور(ولينذرو) فعل مضرى(قومهم ) جر‬
)‫مجرور(اذارجعوا) فعل مضى(اليهم) جر مجرور(لعلهم‬
‫اضفة(يحذرون) فعل فاعل‬
D. Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Ikrimah bahwa ketika turun surat At-
Taubah ayat 39 tentang kewajiban berperang. “ jika kalian tidak berangkat untuk
berperang, niscaya Allah akan menghukum kalian dengan adzab yang pedih.” (Q.s
At-Taubah :39). Pada sat itu ada beberapa orang di padang Pasir yang tidak
berangkat karena sedang mengajar Agam kepada kaum mereka. Lalu orang-orang
munafik berkata :” ada beberapa orang di Padang Pasir yang tertinggal, celaka
orang-orang di Padang Pasir itu.” Maka turunlah ayat ini (Q.s At-Taubah :122 )
yang menyatakan “tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya
(ke medan perang).”6
Dalam suatu riwayat yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim yang bersumber
dari Abdullah bin Ubaid bin Umair dikemukakan, bahwa mengingat keinginan
kaum mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila
rasulullah SAW. mengirimkan pasukan perang, maka mereka semuanya

5
M. Quraisy Sihab, tafsir Al-Misbah, Volume 5, hal. 290
6
Abdul Aziz Ahmad, dkk, Al-Quran per kata, Tajwid Warna robbani, Q.s At-taubah, Juz 11, hal.
207
6

berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi SAW. di Madinah bersama orang-


orang yang lemah, maka turunlah firman Allah swt. Q.s At-Taubah : 122 tersebut.

E. Penjelasan Ayat

‫وما كان المؤمنون لينفزوا كافة‬


Tidaklah patut bagi orang-orang mukmin, dan juga tidak dituntut supaya
mereka seluruhnya berangkat menyertai setiap utusan perang yang keluar menuju
medan perjuangan. Karena perang itu sebenarnya fardu kipayah, yang apabila
telah dilaksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain, bukan fardu A’in, yang
wajib dilakukan setiap orang. Perang barulah menjadi wajib, apabila Rasul sendiri
keluar dan mengarahkan kaum mukmin menuju medan perang.7

‫فلوال نفر من كل فرقة منهم طا ئفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا‬


‫ع‬
‫قومهم اذارجعوا اليهم لعلهم يحذرون‬
Mengapa tidak segolongan saja, atau sekelompok kecil saja yang
berangkat ke medan tempur dari tiap-tiap golongan besar kaum mu’min, seperti
penduduk suatu negeri atau suatu suku, dengan maksud supaya orang-orang
mu’min seluruhnya dapat mendalami agama mereka. Yaitu, dengan cara orang
yang tidak berangkat dan tinggal di kota (Madinah), berusaha keras untuk
memahami agama, yang wahyu-Nya turun kepada Rasulullah saw. yang
menerangkan ayat-ayat tersebut, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dengan
demikian maka diketahuilah hukum beserta hikmahnya, dan menjadi jelas hal
yang masih mujmal dengan adanya perbuatan Nabi tersebut. Di samping itu orang
yang mendalami Agama memberi peringatan kepada kaumnya yang pergi perang
menghadapi musuh, apabila mereka telah kembali ke dalam kota.
Artinya agar tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama itu karena
ingin membimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan kepada
mereka tentang akibat kebodohan dan tidak mengamalkan apa yang mereka
ketahui, dengan harapan supaya mereka takut kepada Allah dan berhati-hati

7
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Jilid X, hal. 85
7

terhadap akibat kemaksiatan, di samping agar seluruh kaum mu’minin mengetahui


agama mereka, mampu menyebarkan dakwahnya dan membelanya, serta
menerangkan rahasia-rahasianya kepada seluruh umat manusia.
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan
bersedia mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman, serta memahamkan orang
lain kepada agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga,
mereka tak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib
diketahui oleh setiap mu’min.
Orang-orang yang beruntung, dirinya memperoleh kesempatan untuk
mendalami agama, mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allahh, dan
tidak kalah tingginya dari kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa
dalam meninggalkan kalimat Allah, membela agama dan ajaran-Nya. Bahkan
mereka boleh jadi lebih utama dari pejuang pada situasi lain ketika
mempertahankan Agama menjadi wajib ‘ain bagi setiap orang.8

F. Kandungan Ayat
1. Bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua
mengerjakan satu jenis pekerjaan saja
2. Pentingnya memperdalam Ilmu dan menyebarluaskannya
3. Jihad itu tidak hanya difahami dengan mengangkat senjata, tetapi
memperdalam Ilmu pengetahuan dan menyebar luaskannya juga termasuk
dalam jihad
4. Kewajiban menuntut Ilmu9

G. Hadist yang berhubungan dengan surat At-Taubah 122

8
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Jilid X, hal. 86
9
https://googleweblight.com/?lite_url=https://sholihfikr.blogspot.com/2017/11/isi-kandungan-qs-
at-taubah-ayat-122.html?m (diakses pada: 12 Februari 2018, Pukul 08.00 WIB)
8

‫عن انس بن ما لك قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم طلب‬
)‫العلم فريضة على كل مسلم (رواه ابن ما جه‬
Dari Anas bin Malik berkata Rasulullah saw. bersabda, “ menuntut ilmu
adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

‫ بلغوا‬: ‫عن عبدهللا بن عمروان النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫عنى ولو اية وحدثوا عن بنى اسرائيل وال حرج ومن كذب علي‬
)‫متعمدا فليتبوا مقعده من النار (رواه البخا رى‬
Artinya: Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi saw. bersabda : sampaikan
dariku walaupun satu ayat dan ceritakan tentang kaum Bani Israil karena yang
demikian itu tiada dosa, barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja
maka bersiaplah tempatnya di Neraka (HR. Bukhori no. 3202)10

H. Pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Taubah ayat 122

‫عن انس ابن مالك قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم طلب‬
‫العلم قريضة على كل مسلم ووضع العلم عند غير اهله كمقلد‬
‫الخنا زيرلجوهر وللؤلؤ والدهب‬
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw. bersabda : mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada yang bukan ahlinya
seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara,atau emas.”
(HR. Ibnu Majah)

Dari hadist tersebut mengandung pengertian bahwa mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan,
anak-anak maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu.
Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan tatacara beribadah kepada allah SWT. sedangkan ibadah tanpa ilmu akan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak akan dapat
diterima oleh Allah, sedangkan orang yang mengajarkan ilmu kepada orang yang
tidak mengetahui atau tidak faham maka akan sia-sia, maksudnya ilmu itu harus
disampaikan seseorang sesuai dengan taraf berfikir penerima Ilmu, memberikan

10
Modul hikmah Quran Hadist kelas 12 semester genap hadist tentang menuntut Ilmu.
9

ilmu secara tidak tepat ibaratkan mengalungkan perhiasan kepada babi. Meskipun
babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikan.11
Dalam sabda Rasul yang artinya barang siapa menempuh jalan untuk
mencari Ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga. Sesungguhnya
para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
karena senang terhadap apa yang diperbuat, Rasulullah memberikan motivasi
kepada umat Islam agar tertarik pada ilmu dan berusaha untuk dimilikinya. Hadist
di atas mengandung syarat dan jawab, syaratnya kalau mau dimudahkan jalannya
ke Surga maka harus berusaha untuk selalu menuntut Ilmu, sedangkan jawabnya
bahwa Allah pasti memudahkan jalannya masuk ke Surga kalu sudah
melaksanakan apa yang telah diperintahkan.

11
http://www.ilmusaudara.com/2015/10/dalil-al-quran-dan-hadist-tentang.html, diakses pada
tangggal 13 februari 2018 pukul 23.28
10

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kewajban pembelajaran menurut Q.s At-Taubah ayat 122 yaitu sama
dengan berjihad di lapangan tidak menngenal muda atau tua, itu artinya mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim baik laki-laki ataupun perempuan, dewasa
ataupun anak-anak. Menacari ilmu itu tidak hanya sampai SMA atau perguruan
tinggi saja, menuntut ilmu itu kapan saja dan bisa dimana saja. Selain itu
menuntut ilmu juga merupakan salah satu bentuk jihad dijalan Allah SWT. Tujuan
dari menuntut ilmu agama adalah untuk memberikan peringatan kepada sesama
muslim agar selalu berhati-hati dan tidak menyimpang dari ajaran agama.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari
bagaimana kewajiban pembelajaran menurut Q.s At-Taubah ayat 122, dan
bagaimana penafsiran jihad itu. Dan diharapkan pula makalah ini dapat
memotivasi Mahasiswa ataupun pembaca agar meningkatkan kesungguhannya
dalam menuntut Ilmu dan dalam menyebarluaskannya.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Quran
Ahmad, Abdul Aziz, Dkk. Al-Quran per kata, Tajwid warna Robbani. Jakarta
: PT. Surya Prisma Sinergi.

B. Buku Sumber
Al-Maragi, Ahmad Mustofa.1992. terjemah tafsir Al-Maragi. Semarang: CV.
Toba Putra Semarang
Nata, Abuddin.2014. Tafsir ayat-ayat pendidikan (tafsir Al-Ayat Al-
Tarbawiy). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan, dan keserasian Al-
Quran Volume 5. Jakarta: Lentera Hati
Hamka. 1984. Tafsir Al-Azhar Juz XI. Jakarta: Pustaka Panjimas

C. Internet
http://www.ilmusaudara.com/2015/10/dalil-al-quran-dan-hadist-tentang.html
https://googleweblight.com/?lite_url=https://sholihfikr.blogspot.com/2017/11/
isi-kandungan-qs-at-taubah-ayat-122.html?m

11
12

KEWAJIBAN PEMBELAJARAN MENURUT Q.S AT-TAUBAH


AYAT 122

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Tafsir ”
Dosen Pengampu :
H. Dede Suryana, S.Ag., M.SI

Oleh :
Leni Siti Nur’apiah (17.0152.1)
Rani Anggraeni (17.0155.1)
PAI. I D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2018
13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang maha
kuasa, karena berkat inayah dan taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir
zaman, Muhammad SAW. Keluarga, parabsahabatnya dan seluruh pengikutnya
sampai akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang kewajiban pembelajaran menurut Q.s At-
Taubah ayat 122. Isi makalah ini terbagi atas tiga bab. Bab I Pendahuluan, berisi
uraian tentang latar belakang masalah, permasalahan dan tujuan. Bab II berisi
pembahasan ; terjemah kosa kata, tafsir mufrodat, asbabun nuzul, analisis nahwu
sorof, hadist yang berhubungan dengan kewajiban pembelajaran menurut Q.s At-
Taubah ayat 122 dan pelajaran yang dapat diambil. Bab III penutup menyajikan
simpulan dari penulisan makalah.
Upaya yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penulisan ini
rasanya sudah optimal, meskipun demikian sudah pasti masih banyak kekurangan
dan kelemahan. Dengan segala kerendahan hati, penulis ajukan makalah
sederhana ini kepada Bapak Dosen untuk kiranya memperoleh masukan
penyempurnaan dan penilaian.
Semoga hasil karya sederhana ini dengan segala keterbatasan dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan. Amiin.

Sariwangi, Februari 2018

Penulis

i
14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Terjemahan Kosa Kata .................................................................... 3
B. Tafsir Mufrodat ............................................................................... 4
C. Analisis Nahwu Sorof ..................................................................... 5
D. Asbabun Nuzul ............................................................................... 5
E. Penjelasan Ayat ............................................................................... 6
F. Kandungan Ayat.............................................................................. 7
G. Hadist yang berhubungan dengan surat At-Taubah 122 ................. 8
H. Pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Taubah ayat 122 ......... 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

ii

Anda mungkin juga menyukai